Anda di halaman 1dari 3

SITI HOFIFAH

183506030

ILMU PEMERINTAHAN

1. Apa yang dimaksud dengan pilkada?

Pemilukada adalah Pemilihan Umum untuk memilih pasangan calon Kepala Daerah yang
diusulkan oleh Partai Politik (Parpol) atau gabungan parpol dan perseorangan. Pilkada
(Pemilihan Kepala Daerah) merupakan sebuah pemilihan yang dilakukan secara langsung oleh
para penduduk daerah administratif setempat yang telah memenuhi persyaratan. Sedangkan
pengertian pilkada menurut para ahli, yaitu :

 Ali Moertopo

Ali Moertopo juga mencetuskan pengertian pilkada, menurutnya pilkada pada hakekatnya adalah
sarana yang disediakan bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatannya. Hal ini sesuai dengan azas
dalam Pembukaan UUD 1945. Pada dasarnya pilkada merupakan suatu Lembaga Demokrasi
yang dipakai untuk memilih anggota-anggota perwakilan rakyat. Seperti memilih anggota MPR,
DPR, maupun DPRD yang akan bertugas bersama-sama dengan pemerintah serta menetapkan
politik dan jalannya pemerintahan negara.

 Suryo Untoro

Selain Ali Moertopo, Suryo Untoro juga mencetuskan pengertian pilkada. Menurut Suryo Untoro
pilkada merupakan suatu pemilihan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia. Terutama rakyat yang
telah memiliki hak pilihnya. Hak ini digunakan untuk memilih wakil-wakilnya di MPR, DPR,
dan DPRD.

Makna Pilkada. Makna pilkada terbagi menjadi 3 makna, yakni :

 Perspektif Tujuan. Pilkada dimaksudkan sebagai pemindahan konflik. Pemindahan dari


masyarakat kepada perwakilan politik dengan tujuan menjamin integrasi masyarakat.

 Perspektif Tingkat Perkembangan Negara. Pilkada diadakan sebagai alat untuk


membenarkan rezim yang berkuasa.
 Perspektif Demokrasi Liberal. Pilkada merupakan upaya meyakinkan serta melibatkan
individu dalam setiap proses politik.

2. Apa fungsi KPU dalam pilkada?

Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga penyelenggara
pemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai
penyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam penyelenggaraan
Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang. Tugas, wewenang dan
kewajiban KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, hingga KPPS tercantum pada
Bab IV UU No. 1 Tahun 2015 dan UU No. 8 Tahun 2015. Fungsi dari KPU adalah
mengoordinasikan, menyelenggarakan, mengendalikan, dan memantau semua tahapan Pemilu.
Berkaitan perkara sengketa, KPU hanya berperan melaksanakan putusan Bawaslu mengenai
sanksi atas pelanggaran administratif dan sengketa proses Pemilu, melaksanakan putusan DKPP
serta menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi. Bahkan KPU adalah salah satu subjek
dalam pelanggaran Pemilu, sengketa Pemilu, atau tindak pidana Pemilu.

3. Apa fungsi bawaslu dalam pilkada?

Bawaslu adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi


penyelenggaraan pemilihan umum di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai penyelenggara
pemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenang dalam pengawasan penyelenggaraan
Pemilihan berdasarkan ketentuan yang diatur  dalam Undang-Undang. Tugas, wewenang dan
kewajiban Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwas Kab/Kota, Panwascam, PPL, hingga Pengawas
TPS dapat dilihat pada Bab IV UU No. 1 Tahun 2015 dan UU No. 8 Tahun 2015.

Bawaslu berwenang melakukan pencegahan dan penindakan sekaligus terhadap pelanggaran


Pemilu ataupun sengketa proses Pemilu. Bawaslu pula yang bertugas memproses hingga
memutus pelanggaran administrasi Pemilu atau penyelesaian sengketa proses Pemilu. Bawaslu
menjadi tempat melakukan upaya administratif sebelum pelanggaran atau sengketa Pemilu
dibawa ke forum Pengadilan Tata Usaha Negara Lembaga ini pula yang berwenang melakukan
mediasi antarpihak yang bersengketa atau melakukan proses adjudikasi sengketa proses Pemilu.
Bawaslu pun bagian dari pusat aktivitas penegakan hukum tindak pidana Pemilu yang terdiri atas
unsur Bawaslu, kepolisian, dan kejaksaan.

4. Apa yang memicu terjadinya konflik dalam pilkada?

Konflik dalam pilkada dapat terjadi adanya unsur-unsur kelompok yang ingin membuat kubu-
kubu dalam pendukung partai politik menjadi terpecah belah. Konflik ini di dasari karena ingin
menguasai kedudukan, konflik ini terjadi juga karena kemungkinan tersebarnya berita hoax antar
golongan suku, atau agama, atau yang berkaitan dengan politik identitas

Anda mungkin juga menyukai