Anda di halaman 1dari 3

Keefektifan Pembelajaran Jarak Jauh bagi Generasi

Penerus bangsa
Oleh : Shaka Arisya dan Muhammad Wildan Yoga Pamungkas
Siswa SMA NEGERI 2 Kabupaten Brebes

Munculnya wabah penyakit Covid-19 yang melanda seluruh negeri di belahan dunia
termasuk negara Indonesia telah menggangu aktivitas manusia diberbagai sektor
kehidupan. Mungkin bagi sebagian orang hal ini merupakan masa-masa terberat yang harus
mereka lewati. Banyak hal yang harus dikorbankan untuk tetap bisa bertahan. Namun
dengan keterbatasan kita harus tetap bangkit. Terobosan demi terbosan terus diupayakan
seperti contoh dalam bidang pendidikan yang mengharuskan seorang pelajar harus tetap
belajar walaupun tidak diajar secara langsung oleh pengajar. Memanfaatkan teknologi yang
sekarang menjadi pilihan yang mungkin harus kita pilih walaupun banyak kekurangan ketika
dijalankan dan tidak efektif. pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah
meminta siswanya untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di rumah masing-masing
atau biasa disebut sistem daring (dalam jaringan). Pemerintah memutuskan menerapkan
metode belajar dengan sistem daring sejak 16 maret 2020 yang diberlakukan di beberapa
wilayah provinsi.
Pembelajaran Jarak Jauh atau biasa kita kenal dengan (PJJ) berdampak bagi seorang
pelajar mungkin lebih cenderung mengarah ke negatif atau masih banyak kekurangal. Yang
sering dikeluhkan adalah tentang pemahaman materi,jaringan internet yang tidak stabil,
fasilitas yang tidak mendukung dan masih banyak lainnya. Namun adapula sisi positifnya
yaitu kita akan lebih kreatif, dan juga lebih bersabar dalam menghadapi permasalahan.
Walaupun ditengah keterbatasan ide-ide kreatif akan muncul dengan sendirinya. Siswa atau
pelajar dapat lebih luas dalam mengembangkan bakat-bakat yang mereka miliki. Atau
bahkan muncul bakat baru yang selama ini belum disadari.
Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka
secara langsung antara guru dan siswa yang dilakukan melalui online yang menggunakan
jaringan internet. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer
(PC), Laptop atau handphone yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat
melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial
seperti WhatsApp, telegram, Aplikasi Zoom Cloud Meeting ataupun media lainnya. Dengan
demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang
bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda. Tentunya guru harus memastikan kegiatan
belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah dan guru dituntut dapat
mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring atau
online. Hal tersebut sesuai dengan himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia melalui surat edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijaksanaan
Pendidikan Dalam masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Perubahan yang sangat cepat ini tanpa diiringi persiapan yang memadai sebelumnya
mengakibatkan banyak kegagapan dalam menghadapinya. Hal ini pun diakui oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, "kita harus jujur proses adaptasi ke online
learning juga sangat sulit. Paling tidak masih ada pembelajaran terjadi daripada sama sekali
tidak ada pembelajaran” Tentunya pembelajaran dengan metode sistem daring tersebut
dapat menimbulkan dampak yang signifikan bagi lapisan masyarakat khususnya para pelajar
yang mengalami kesulitan dalam perekonomian. Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang
terjadi, masih banyak siswa yang tidak memiliki handphone yang memadai untuk
menunjang kegiatan pembelajaran daring (online). Permasalahan yang terjadi bukan hanya
terdapat pada media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan
biaya cukup tinggi bagi siswa sehingga tidak jarang siswa yang memilih tidak mengikuti
pembelajaran daring. Ditambah kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi
melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran
dalam menyediakan jaringan internet.
Kita melihat di pelosok daerah ataupun di desa-desa. Pelajar yang ingin tetap
memperoleh ilmu tidaklah semudah kita yang berada di kota. Kita yang berada di kota
dengan mudahnya bangun tidur lalu mengecek handphone kemudian mendapat pesan
berupa pembelajaran jarak jauh atau via daring dari guru kita sehingga kita masih bisa
mendapatkan ilmunya dengan tidak perlu memikirkan permasalahan jaringan atau lainnya.
Namun kasusn yang terjadi adalah mereka yang mempunyai fasilitas yang memadai justru
mengabaikannya. Mungkin bisa jadi kasus bolos pelajaran meningkat saat pembelajaran
online seperti ini dibandingkan saat tatap muka. Biasanya siswa hanya absen kemudian
mereka lanjut tidur.Bahkan yang terparah lagi ada juga yang sama sekali tidak pernah
mengikuti pembelajaran online ataupun mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh
bapak guru kita. Alasannya yang saya ketahui dari mereka saat saya menanyakan adalah
mereka menganggap ketika mereka mengikuti pembelajaran online pun percuma karena
mereka tidak bisa memahaminya, menurut mereka lebih baik tidak usah ikut saja.
Sementara itu mereka yang tidak memilki fasilitas justru mempunyai semangat yang lebih
tinggi dari kita. Mereka harus pergi ke daerah yang terdapat fasilitas untuk daring seperti
balaidesa ataupun di rumah warga yang sukarelawan menyediakan tempatnya untuk para
pelajar melakukan pembelajaran online. Perbedaan tersebutlah yang menjadi permasalahan
di mana fasilitas sebenarnya bukan menjadi alasan mengapa pembelajaran jarak jauh tidak
efektif
Pada dasaranya memang fasilitas adalah salah satu penunjang dari pembelajaran
jarak jauh ini. Namun ketika kita melihat kasus diatas hal tersebut berbanding terbalik
dengan kenyataan yang ada. Kita bisa mengambil faktor lain yang bisa menghambat
pembelajaran jarak jauh ini. Yaitu mereka yang tidak percaya dengan pembelajaran jarak
jauh itu belum tentu ketika saat pembelajaran normal atau tatap muka bisa mengikuti
pembelajaran dengan maksimal.Rasa malas mungkin menjadi salah satu penyebabnya tapi
selain itu juga masih ada yang lainnya. Mereka yang hanya bisa protes tentang
pembelajaran online ini harusnya diberikan penalaran,bimbingan konseling mungkin
menjadi salah satu solusinya. Pemikiran mereka seharusnya dirubah bahwa kita semua
mengalami dampak dari pandemic corona ini.Namun tidak seharusnya kita tidak bisa
melakukan apa apa untuk saat ini. Kita harus tetap berjuang demi masa depan yang kita
inginkan. Mereka juga harus tau kita disini sama –sama berjuang jadi kita juga harus sama-
sama memberikan bantuan atau pertolongan saat ada yang memerlukan. Hidup yang baik
adalah hidup yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Jadi dari semua yang terjadi selama Pandemi kita harus tetap bersabar dan tetap
jalani semua ini walaupun mungkin berat dilakukan.Dibalik keterbatasan bukan menjadi
penghambat kita untuk bisa tetap berjuang. Percayalah akan ada hikmah dari semua ini.
Dan semua akan indah pada waktunya

Anda mungkin juga menyukai