Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Lansia

1. Pengertian Lansia

Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami

perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial,perubahan ini akan

memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk

kesehatanya, olehkarena itu kesehatan lansia perlu mendapat perhatian

khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkanagar selama mungkin

dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga

dapat ikut sertaberperan aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).

Menurut Setianto (2004), seseorang dikatakan lanjut usia

(lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia menurut Pudjiastuti

(2003), lansia bukan penyakit namun merupakan tahap lanjut dari

suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan

tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia menurut

Hawari (2001), adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan

seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi

stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya

kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara

individual. Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya

antara usia 65 dan 75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat

5
6

drastic dan ahli demografi memperhitungkan peningkatan

populasi lansia sehat terus menigkat sampai abad selanjutnya (Potter

& Perry, 2005).

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.

Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu

dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial.

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang

mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai

dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya

terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal

ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel,

jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia

lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya.

Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi

memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan

bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif

sebagai beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004)

2. Batasan –Batasan Lansia

A. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :

1) Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun,

2) Usia tua (old) :75-90 tahun, dan

3) Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun.


7

B. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi

menjadi tiga katagori, yaitu:

1) Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun,

2) Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas,

3) Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60

tahun ke atas dengan masalah kesehatan.

3. Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia

Beberapa pendapat ahli dalam Efendi (2009) (dalam Sunaryo, et.al,.

2016) tentang  perubahan yang terjadi pada lansia yaitu :

a. Sel

b. Perubahan-perubhan fisik

c. Sistem pernafasan

d. Sistem Pendengaran

e. Sistem penglihatan Spingter

f. Sistem kardiovaskuler

g. Sistem pengaturan temperatur tubuh

h. Sistem Respirasi

i. Sistem gastrointestinal

j. Sistem Genitourinaria

k. Sistem Endokrin Sistem kulit

l. Sistem muskoloskeletal
8

B. Konsep Lansia Di Tatanan Masyarakat

1. Lansia Di Tatanan Masyrakat

Pada masyarakat konsep yang dapat diberikan yaitu pengetahuan

tentang promotif, preventif, kuratif dan asuhan keperawatan yang harus

dilakukan oleh masyarakat, agar masyarakat dapat meningkatkan

harapan dan kualitas hidup bagi lansia. Keperawatan komunitas

merupakan sintesis praktik keperawatan dan praktik kesehatan

komunitas yang diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan masyarakat. Asuhan Keperawatan pada lansia di tatanan

komunitas pada masyarakat khususnya pada lansia, selain mencakup

perawatan kesehatan keluarga/pelaku rawat, juga memerhatikan

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat

mengidentifikasi masalah kesehatan sendiri, serta memecahkan masalah

kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada lansia

sebelum mereka meminta bantuan pada orang lain. Menurut World

Health Organisation (WHO).

Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena

perbedaan fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia

bervariasi pada tingkat kemampuan fungsional. Mayoritas merupakan

anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan produktif. Hanya sedikit

yang telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung

atau merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang berkaitan

dengan kebutuhan mereka.


9

a. Asuhan keperawatan lansia ditatanan Masyarakat

Menitik beratkan pada dukungan dan peran serta masyarakat

secara aktif dengan mengutamakan pelayanan promotif dan

preventif secara berkesinambungan, tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif.

b. Intervensi ditujukan pada individu lanjut usia

keluarga/pemberi asuhan/ karyawan panti, kelompok, dan

masyarakat sebagai kesatuan yang utuh melalui proses

keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia

secara optimal sehingga mandiri selama mungkin dalam upaya

kesehatannya

c. Tujuan Akep Lansia di Tatanan Komunitas

1) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam upaya

mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

2) Sasarannya adalah individu dan kelompok lansia, diutamakan

yang tinggal di berbagai tipe hunian lanjut usia (seperti di

PSTW, Panti Rawat Werdha, atau yang tinggal di nonpanti

seperti pusaka ataupun home care)

d. Tahap Lingkup Intervensi

1) Pencegahan primer à tahap pencegahan pertama yang

dilakukan sebelum timbul masalah, yang terdiri atas


10

peningkatan derajat kesehatan (health promotion) dan

perlindungan khusus (specific protection)

2) Pencegahan sekunder à tahapan pencegahan kedua yang

dilakukan, baik pada awal timbul masalah maupun pada saat

masalah berlangsung, yang terdiri atas diagnosis dini dan

pengobatan yang cepat dan tepat

3) Pencegahan tersier à tahap ketiga yang dilakukan pada saat

masalah kesehatan telah selesai, yang terdiri atas memperbaiki

keterbatasan dan pemulihan

e. Sikap Pemberi Asuhan Keperawatan

1) Berpenampilan sederhana dan tepat

2) Dapat diandalkan

3) Menghormati agama yang dianut lansia

4) Mengendalikan diri dari kebiasaan yang membahayakan

5) Menolak terhadap pemberian hadiah

6) Mutlak bebas dari hal yang terkait kecuarangan uang

7) Berespon terhadap klien yang meminta bantuan keuangan

8) Menghindari turut menandatangani/memberi jaminan atas

nama klien

9) Memberi bantuan dalam pemberian obat-obatan

10) Menyiapkan diri, menghindari, dan berespon terhadap

kecelakaan dan kegawat daruratan

11) Merespon kejadian klien lansia yang hilang


11

C. Masalah-Masalah Pada Lansia Yang Sering Terjadi Di Tatanan

Komunitas.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan sebuah riset

kesehatan berskala nasional yang dilakukan setiap lima sampai enam tahun

sekali. Riset ini memaparkan sejumlah kondisi kesehatan pada berbagai

kalangan di Indonesia, termasuk pada lansia. Berikut ini merupakan

penyakit yang paling banyak menyerang lansia terutama di tatanan

komunitas, menurut Riskesdas 2013:

1. Hipertensi

Hipertensi atau darah tinggi menjadi penyakit yang paling

banyak diderita lansia di tatanan komunitas, menurut Riskesdas 2013.

Semakin tua usia, tekanan darah cenderung meningkat. Ini merupakan

sebuah proses alami yang terjadi di tubuh saat usia sudah mulai

menua. Namun begitu, tekanan darah tinggi tetap berbahaya bagi

lansia karena ini dapat menyebabkan penyakit jantung hingga stroke.

Tekanan darah yang tergolong tinggi adalah jika sudah mencapai

140/90 mmHg atau lebih. Jika sudah mencapai angka ini, lansia

sebaiknya diberikan pengobatan dan perawatan untuk hipertensi agar

tidak memburuk. Mengurangi asupan garam, berolahraga, kontrol

berat badan, jauhi stres, dan tidak merokok merupakan beberapa cara

untuk mengontrol hipertensi.

2. Artritis (radang sendi)


12

penyakit yang banyak menyerang lansia di Indonesia terutama

di tatanan komunitas. Artritis merupakan peradangan pada salah satu

atau lebih sendi. Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri, kekakuan,

dan bengkak pada sendi. Sehingga, dapat menyebabkan ruang gerak

Anda menjadi terbatas. Semakin tua usia, gejala penyakit ini bisa

semakin bertambah buruk. Untuk itu, perlu melakukan olahraga

teratur dan menjaga berat badan Anda agar artritis tidak memburuk.

Jika merasa sakit, sebaiknya istirahat dan jangan memaksa untuk

melakukan banyak aktivitas.

3. Stroke

Stroke merupakan keadaan yang sangat berbahaya dan butuh

pertolongan cepat untuk meminimalkan kerusakan otak. Stroke terjadi

saat suplai darah ke bagian otak tidak terpenuhi, sehingga jaringan

otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi cukup untuk melakukan

fungsinya. Lansia merupakan golongan yang sering mengalami stroke.

Beberapa gejala dari stroke adalah mati rasa pada wajah, lengan, atau

kaki di salah satu sisi tubuh, penurunan penglihatan di salah satu atau

kedua mata, kesulitan bicara atau memahami perkataan orang lain,

sakit kepala tiba-tiba tanpa tahu penyebabnya, dan kehilangan

keseimbangan saat berjalan.

4. Immobility (kurang bergerak)

Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih.

Penyebab utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah,


13

kekakuan otot, ketidak seimbangan,masalah psikologis, depresi atau

demensia. Komplikasi yang timbul adalah luka di bagian yang

mengalami penekanan terus menerus timbul lecet bahkan infeksi,

kelemahan otot, kontraktur/kekakuan otot dan sendi, infeksi paru-paru

dan saluran kemih, konstipasi dan lain-lain.

Penanganan : latihan fisik, perubahan posisi secara teratur,

menggunakan kasur anti dekubitus, monitor asupan cairan dan

makanan yang berserat.

5. Instability (Instabilitas dan Jatuh)

a. Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset,

sinkop/kehilangan kesadaran mendadak, dizzines/vertigo,

hipotensi orthostatik, proses penyakit dan lain-lain.

b. Dipengaruhi oleh faktor intrinsik (faktor risiko yang ada pada

pasien misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot, gangguan

pendengaran,penglihatan, gangguan keseimbangan, penyakit

misalnya hipertensi, DM, jantung,dll ) dan faktor risiko ekstrinsik

(faktor yang terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak

sesuai, lantai licin, jalan tidak rata, penerangan kurang, benda-

benda dilantai yang membuat terpeleset dll).

c. Akibat yang ditimbulkan akibat jatuh berupa cedera kepala,

cedera jaringan lunak, sampai patah tulang yang bisa

menimbulkan imobilisasi.
14

d. Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas

dan riwayat jatuh adalah: mengobati berbagai kondisi yang

mendasari instabilitas dan jatuh, memberikan terapi fisik dan

penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan otot, alat

bantu, sepatu atau sandal yang sesuai, serta mengubah lingkungan

agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup, pegangan,

lantai yang tidak licin.

6. Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia

dan Delirium)

Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori

didapat yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan

dengan gangguan tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi aktifitas

kerja dan sosial secara bermakna. Demensia tidak hanya masalah pada

memori. Demensia mencakup berkurangnya kemampuan untuk

mengenal, berpikir, menyimpan atau mengingat pengalaman yang lalu

dan juga kehilangan pola sentuh, pasien menjadi perasa, dan

terganggunya aktivitas.

Sindroma derilium akut adalah sindroma mental organik yang

ditandai dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan

kognitif atau gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek dan

berfluktuasi. Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan

memori jangka pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi),

gangguan proses pikir (diorientasi waktu, tempat, orang), komunikasi


15

tidak relevan, pasien mengomel, ide pembicaraan melompat-lompat,

gangguan siklus tidur.

7. Insomnia(Sulit tidur)

a. Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang

menyebabkan seorang lansia menjadi depresi. Selain itu beberapa

penyakit juga dapat menyebabkan insomnia seperti diabetes

melitus dan gangguan kelenjar thyroid, gangguan di otak juga dapat

menyebabkan insomnia. Jam tidur yang sudah berubah juga dapat

menjadi penyebabnya.

b. Berbagai keluhan gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh

lansia yaitu sulit untuk masuk kedalam proses tidur, tidurnya tidak

dalam dan mudah terbangun, jika terbangun sulit untuk tidur

kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun di pagi hari.

c. Agar bisa tidur :  hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai

mendekati waktu tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum

minuman berkafein saat sore hari, batasi asupan cairan setelah jam

makan malam ada nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau kurang,

hindari menggunakan tempat tidur untuk menonton tv, menulis

tagihan dan membaca.

8. Isolation (Depression)

Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada

lanjut usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup,

anak, bahkan binatang peliharaan. Selain itu kecenderungan untuk


16

menarik diri dari lingkungan, menyebabkan dirinya terisolasi dan

menjadi depresi. Keluarga yang mulai mengacuhkan karena merasa

direpotkan menyebabkan pasien akan merasa hidup sendiri dan menjadi

depresi. Beberapa orang dapat melakukan usaha bunuh diri akibat

depresi yang berkepajangan.

9. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

penyakit ini menempati urutan keempat penyakit yang banyak

terjadi pada lansia. PPOK adalah istilah yang mengacu pada

sekelompok penyakit paru yang menghalangi aliran udara sehingga

membuat penderitanya sulit bernapas. Emfisema dan bronkitis

kronis merupakan dua kondisi paling umum yang menyebabkan PPOK.

Jika seorang perokok atau pernah merokok, harus hati-hati. Merokok

merupakan faktor risiko dari PPOK.

10. Diabetes mellitus

Diabetes dalam penyakit pada lansia yang paling banyak

terjadi di tatanan komunitas. Usia yang semakin tua membuat tubuh

banyak berubah, termasuk perubahan dalam cara tubuh menggunakan

gula darah. Akibatnya, banyak lansia yang menderita diabetes karena

tubuhnya tidak bisa menggunakan gula darah dengan efisien.

Diabetes merupakan penyakit yang dijuluki sebagai “ibu dari segala

penyakit”, sehingga perawatan perlu dilakukan jika lansia mempunyai

diabetes. Mengontrol asupan makanan dan olahraga teratur merupakan

dua cara yang penting dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah
17

yaitu dengan mengurangi mengkonsumsi yang manis dan berolahraga

rutin.

11. Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)

a. Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak

dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga

menimbulkan masalah sosial dan atau kesehatan.

b. Inkontinensia urin akut terjadi secara mendadak dapat diobati bila

penyakit yang mendasarinya diatasi misalnya infeksisaluran kemih,

gangguan kesadaran, obat-obatan, masalah psikologik dan skibala.

c. Inkontinesia urin yang menetap di bedakan atas: tipe urgensi yaitu

keinginan berkemih yang tidak bisa ditahan penyebanya 

overaktifitas/kerja otot detrusor karena hilangnya kontrol

neurologis, terapi dengan obat-obatan antimuskarinik prognosis

baik, tipe stres kerena kegagalan mekanisme sfingter/katup saluran

kencing untuk menutup ketika ada peningkatan tekanan intra

abdomen mendadak seperti bersin, batuk, tertawa terapi dengan

latihan otot dasar panggul prognosis baik, tipe overflow yaitu

menggelembungnya kandung kemih melebihi volume normal, post

void residu > 100 cc terapi tergantung penyebab misalnya atasi

sumbatan/retensi urin..

d. Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau

ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan feses melalui


18

anus, penyebab cedera panggul, operasi anus/rektum, prolaps

rektum, tumor dll.

e. Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol

pasien sering mengurangi minum yang menyebabkan terjadi

dehidrasi.

D. Penanganan Atau Solusi Yang Dapat Di berikan Pada Lansia.

1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar

dari penyakit atau gangguan/kesehatan.

2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai

kemampuan dan aktivitas mental yang mendukung.

3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.

4. Melakukan pengobatan yang tepat.

5. Melibatkan keluarga dalam hal apapun serta mendukung

6. Memberikan kualitas hidup yang baik

7. Menjaga pola makanan yang sehat

8. Memelihara kemandirian secara maksimal.

9. Memberikan motivasi untuk lansia agar dapat sembuh dan tetap

semangat

10. Menyarankan lansia untuk berobat ke fasilitas puskesmas atau klinik

terdekat

11. Melakukan olah raga secara rutin/gerakan gerakan kecil

12. Melakukan spritual tetap memberikan bantuan moril dan perhatian

sampai akhir hayatnya agar kematiannya berlangsung dengan tenang.


19

Masyarakat sehat 2010 telah menetapkan suatu tujuan yaitu

meningkatkan kualitas dan kelangsungan hidup sehat bagi seluruh warga

Amerika ( USDHHS, 1998 ). Dokumen ini mengindikasikan bahwa aspek

terpenting dalam promosi kesehatan lansia adalah mempertahankan

kesehatan dan kemandirian fungsional. Banyak tujuan yang ditetapkan

untuk masyarakat sehat 2000 ( USDHHS, 1991 ) yang dicakupkan ke

dalam tujuan Masyarakat sehat 2010.

Ketika merencanakan program promosi kesehatan untuk

komunitas lansia perawat komunitas harus memasukkan area prioritas dan

tujuan spesifik yang terdapat dalam masyarakat sehat 2010. Salah satu

tujuan masyarakat sehat 2010 yang dapat diarahkan pada lansia adalah

meningkatkan setidaknya 90 % proporsi individu berusia 65 tahun atau

lebih yang telah berpartisipasi pada tahun sebelumnya pada setidaknya

satu program promosi kesehatan terorganisasi. Promosi kesehatan

menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah gaya hidup

mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan

fokus proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan

cedera.

kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya

merencanakan intervensi promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 )

mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia untuk hidup

dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta untuk menumbuhkan


20

rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum, tidak hanya

terbebas dari penyakit.

Anda mungkin juga menyukai