Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Manusia Sebagai Hamba Allah dan Khalifah di


Bumi

Madrasah Aliyah Negeri 21 Jakarta Utara

Disusun oleh:
1.Padli Almuhtadebillah
2.Muhammad Abyaz Dampang
3.Sarah Nurul Amelia
4.Mutiara Putri Puspa Wardani
5.Eva Mayshita
6.Aliyah Ananda Yaqub
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini . Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya
di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dengan judul
“Manusia Sebagai Hamba Allah dan Khalifah diBumi”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada guru Alquran-Hadist kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


DAFTAR ISI

Judul............................................................................................................. 1
Kata Pengantar............................................................................................ 2
Daftar Isi....................................................................................................... 3
BAB 1 Pendahuluan..................................................................................... 4
1. Latar Belakang................................................................................. 4
2. Tujuan............................................................................................... 4
3. Rumusan Masalah............................................................................ 4

BAB 2 Isi....................................................................................................... 5
1. Pengertian......................................................................................... 5
2. Peranan manusia sebagai hamba................................................... 6
3. Peranan manusia sebagai khalifah................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pada hakikatnya, manusia bukanlah sebuah kebetulan untuk diciptakan, dan


bukan pula hanya sebagai benda hidup yang kemudian mati tanpa
pertanggungjawaban. Al-Quran telah menjelaskan bahwa manusia memiliki
tiga macam istilah yaitu, insan, basar, dan bani adam. Insan dan basar yang
berarti pelupa dan memiliki perasaan. Sedangkan bani adam yang berarti
menunjukkan asal-usul,manusia,yaitu,adam.
Dalam alqur’an juga telah dijelaskan tentang manusia mengemban fungsi dan
tugas hidup yang berkaitan dengan tanggung jawab. Jadi manusia itu
diciptakan dengan fungsi dan tugas yang pada akhirnya akan
dipertanggungjawabkan.

B.    Rumusan Masalah

1.    Bagaimana peranan manusia sebagai hamba?

2.    Bagaimana peranan manusia sebagai khalifah?

C.    Tujuan 

1.    Menjelaskan Definisi maksud manusia sebagai hamba dan khalifah

2.    Menjelaskan macam macam ibadah


BAB II
ISI

MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH DAN KHALIFAH DI


BUMI

A. Pengertian
Kebenaran (Hakikat) dari kehambaan Allah adalah ketaatan, kepatuhan, dan
ketundukan. Hamba Allah adalah manusia yang taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Jadi,
sebagai hamba Allah manusia harus beribadah kepada Allah menjauhi yang dilarang dan
menjalankan apa yang diperintahkan (Taqwa). Pengabdian manusia harus dilakukan dengan
sukarela, tanpa paksaan dan Allahpun tidak akan rela apabila mahkluknya tidak mau
menyembah kepada-Nya. 

B. Peranan Manusia Sebagai Hamba Allah


 Dasar Hukum
Surat Adz Dzariyat ayat 56
Artinya: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah
kepadaku.” (QS Adz Zariyat : 56)

Surat Adz dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua makhluk Allah, termasuk jin
dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka mau mengabdikan diri, taat, tunduk,
serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi selain fungsi manusia sebagai khalifah di
muka bumi (fungsi horizontal), manusia juga mempunya fungsi sebagai hamba yaitu
menyembah penciptanya (fungsi vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Allah karena
sesungguhnya Allah lah yang menciptakan semua alam semesta ini.
Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai
terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun. Beribadah berarti menyadari dan mengaku
bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya.Dalam
Islam, ibadah tersebut hanya patut dilakukan kepada Allah SWT dan sifatnya absolut atau
mutlak
1. Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdhah atau ibadah khusus ialah ibadah yang apa saja yang telah ditetpkan Allah
akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah,
adalah :
 
Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip:
a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun
al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika
keberadaannya. Haram kita melakukan ibadah ini selama tidak ada perintah.
 
b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul
oleh Allah adalah untuk memberi contoh yang sesuai dengan perintah allah
c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran
logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi
memahami rahasia di baliknya yang disebuthikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran,
dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak,
melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at. 
d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah
kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah
kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah.
2. Ibadah Ghairu Mahdah
Ibadah ghairu mahdhah atau umum ialah segala amalan yang diizinkan oleh Allah. misalnya
ibadah ghairu mahdhah ialah belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan lain sebagainya. 
Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada 4:
 
a. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan
Rasul-Nya tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan. Selama tidak
diharamkan oleh Allah, maka boleh melakukan ibadah ini.
 
b. Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya dalam ibadah
bentuk ini tidak dikenal istilah “bid’ah” , atau jika ada yang menyebut nya, segala hal yang
tidak dikerjakan rasul bid’ah, maka bid’ahnya disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam
ibadahmahdhah disebut bid’ah dhalalah.
 
c. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat
atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika
sehat, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.

d. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan
C. PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH
 Dasar Hukum
Surah Al-Baqarah ayat 50
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah : 30)

Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat menjadi kalifah di muka
bumi tersebut. Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk
menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya,
dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk
kemaslahatannya.

Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting
yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan
bumi (al ‘imarah). Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari
pihak manapun (ar ri’ayah).

1. Memakmurkan Bumi

Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah SWT. Manusia harus
mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka
sepatutnyalah hasil eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap
menjaga kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan
eksplorasi itu.

2. Memelihara Bumi

Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya
sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak
dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak
akan sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.

Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan manusia mempunyai tujuan
yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya,
manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan
petunjukNya. Petunjuk yang dimaksud adalah agama (Islam).

Anda mungkin juga menyukai