Anda di halaman 1dari 4

Kation Golongan V

K (Ar: 39,098).

Kalium merupakan logam putih-perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5 oC.
Merupakan kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia
golongan sebelumnya, serta merupakan golongan kation yang terakhir. tidak berubah dalam
udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan
suatu lapisan biru. Logam ini sangat menguraikan air, sambal melepaskan hidrogen dan
terbakar dengan nyala lembayung:

2K+ + 2H2O → 2K+ + 2OH- + H2

Kalium biasanya disimpan pada pelarut nafta. Garam-garam kalium mengandung kation
monovalen K+. Garam-garam ini biasanya larut dan membentuk larutan yang tak berwarna,
kecuali bila anionnya berwarna.

Pengolahan Filtrat

Filtrat dari Golongan IV yang mungkin mengandung garam-garam Mg, Na, K, dan
ammonium diuapkan sampai kering kemudian dipanaskan sampai semua garam ammonium
telah menguap. Adanya residu menunjukkan adanya satu atau lebih dari logam ini. Residunya
diuji terhadap terhadap Mg dan filtratnya untuk menguji adanya Na dan K.

KALIUM

Pada filtrat bagian kedua digunakan untuk mengidentifikasi adanya ion K+:

1. Bagian kedua tambahkan dengan larutan Na3Co(NO2)6 dan beberapa tetes asam asetat,
encerkan → apabila endapan kuning, berarti reaksi K positif.
3K+ + [Co(NO2)6]3- → K3[Co(NO2)6]

Endapannya tidak larut dalam asam asetat encer dan akan menghasilkan endapan
berwarna kuning. Jika ada natrium dalam jumlah yang lebih banyak (atau jika
reagensia ditambahkan secara berlebih) akan terbentuk suatu garam campuran, yaitu
garam K2Ag[Co[NO2]6. Endapan terbentuk dengan segera dalam larutan-larutan
pekat, dan dapat juga dengan pemanasan sedangkat terbentuk dengan lambat dalam
larutan encer. Dalam larutan yang basa, kita memperoleh endapan coklat atau hitam,
yaitu kobalt (III) hidroksida Co(OH)3. Iodida dan zat pereduksi yang lain
mengganggu, maka harus dihilangkan sebelum menguji.

Uji ini dapat ditegaskan dengan uji nyala api, terindikasi positif jika nyala api
berwarna ungu.

2. Larutan asam tartarat (larutan natrium hidrogen tartrat): endapan kristalin putih
kalium hidrogen tartrat:
(a) K+ + H2C4H4O6 ⇌ KHC4H4O6 + H+
Dan
(b) K+ + HC4H4O6- ⇌ KHC4H4O6
Jika asam tartarat yang dipakai, larutan harus dibufferkan dengan natrium asetat,
karena asam kuat yang terbentuk dalam reaksi (a), melarutkan endapan. Basa-basa
(alkali) kuat juga melarutkan endapan.
Endapan larut sedikit dalam air, tetapi sangat tidak larut dalam etanol 50
persen. Pengendapan dipercepat dengan mengaduk keras-keras, dengan menggosok-
gosok dinding dalam bejana dengan sebatang kaca, dan dengan menambahkan
alkohol.
3. Larutan asam perklorat (HClO4): endapan kristalin putih kalium perklorat KCLO4 dari
larutan yang tak begitu encer.
K+ + ClO4- → KClO4
Endapan larut sedikit dalam air dan praktis tak larut dalam alkohol mutlak. Larutan
dalam alkohol tidak boleh dipanaskan karena bisa menimbulkan ledakan yang
berbahaya. Reaksi tak dipengaruhi oleh adanya garam-garam ammonium.
4. Reagensia asam heksakloroplatinat (IV) (H2(PtCl6)): endapan kuning kalium
heksakloroplatinat (IV):
2K+ + [PtCl6]2- → K2[PtCl6]
Pengendapan terjadi seketika dari larutan yang pekat; dalam larutan encer,
pengendapan berlangsung perlahan-lahan jiak didiamkan, tetapi dapat dipercepat
dengan mendinginkan dan dengan menggosok-gosok dinding dalam bejana memakai
sebatang kaca. Endapan larut sedikit dalam air, tetapi hampir tak larut dalam alkohol
75 persen. Garam-garam ammonium memberi endapan yang serupa, dan tidak boleh
ada.

Reagensia dibuat dengan melarutkan 2,6 g asam kloroplatinat terhidratasi,


H2[PtCl]6.6H2O, dalam 10 ml air.

5. Uji natrium heksanitritokobaltat (III)-perak nitrat merupakan suatu modifikasi dari


reaksi 1 dan dapat dipakai untuk larutan yang bebas halogen. Pengendapan garam-
garam kalium dengan larutan natrium heksanitritokobaltat (III) dan larutan perak
nitrat, menghasilkan sneyawa K2Ag[Co(NO2)6], yang kurang larut dibanding senyawa
natrium padanannya K2Na[Co(NO2)6], maka uji ini adalah lebih peka. Garam-garam
litium, talium, dan ammonium tidak boleh ada, karena mereka memberi endapan
dengan larutan heksanitritokobaltat (III).
Taruh setetes larutan uji yang netral atau asam dengan asam asetat, di atas lempeng
bercak hitam, dan tambahkan setetes larutan perak nitrat 0,1 M dan sejumlah kecil
sekali natrium heksanitrikobaltat (III) yang berbentuk bubuk halus. Muncul endapan
atau kekeruhan yang berwarna kuning.
6. Reagensia dipikrilamina atau heksanitrodifenilamina
Atom hidrogen dari gugus NH dapat diganti dengan logam, garam natriumnya larut
dalam air dengan menghasilkan larutan yang kuning. Dengan larutan garam-garam
kalium, garam-garam ini menghasilkan endapan kristalin dari turunan kaliumnya yang
merah jingga. Uji ini dapat dipakai dengan hadirnya natrium sebanyak 80 kali dan
litium sebanyak 130 kali lipat kalium. Garam-garam ammonium harus dihilangkan
sebelum menguji.
7. Uji natirum tetrafenilboron kalium membentuk endapan putih dalam larutan netral
atau dengan adanya asam asetat:
K+ + [B(C6H5)4]- → K[B(C6H5)4]
Endapan hampir tak terlarut dalam air, kalium mengendap secara kuantitatif jika
dipakai reagensia yang sedikit berlebihan. Endapan larut dalam asam kuat dan alkali-
alkali, dan juga dalam aseton. Ion-ion rubidium, caesium, talium, dan ammonium
mengganggu
8. Uji kering (pewarnaan nyala) sneyawa-senyawa kalium, mengubah warna nyala api
Bunsen menjadi warna lembayung. Nyala kuning yang dihasilkan natrium dalam
jumlah sedikit menganggu warna lembayung itu, tetapi dengan memandang nyala
melaui dua lapisan kaca kobalt yang biru, sinar natrium yang kuning akan diserap
sehingga nyala kalim yang lembayung kemerahan jadi terlihat.

9. Pada uji coba kation golongan V, ada juga zat yang direaksikan adalah Analit +
NH4OH + (NH4)2CO3 dan dipanaskan selama beberapa menit.

2KCl + (NH4)2CO3 → K2CO3 + 2NH4Cl

Kalium (K+) diuji dengan menambahkan NH4OH dan (NH4)2CO3 ke dalam tabung
reaksi. Tahapan ini dilakukan jika pada identifikasi golongan I-III tidak mengalami
pengendapan. Yang dibutuhkan dalam tahap ini yaitu tabung reaksi, pipet, pembakar
spiritus, serta analit berupa Ca2+, Ba2+ , Sr2+, dan K+. adapun reagen yang digunakan
yaitu NH4OH dan (NH4)2CO3. Kemudian setiap analit ditambahkan reagen NH 4OH
dan (NH4)2CO3 lalu panaskan. Berdasarkan hasil pengamatan terdapat analit yang
mengendap dan tidak mengendap. Zat yang mengendap digolongkan dalam kation
golongan IV sedangkan yg larut atau filtrate termasuk dalam kation golongan V.
Hasilnya Kalium (K+) tidak terbentuk endapan dan hanya terbentuk filtratnya. Kalium
(K+) tidak terbentuk endapan karena merupakan golongan sisa yang tidak bereaksi
dengan reagensia golongan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai