Anda di halaman 1dari 21

GEREJA

Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh


Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu
peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri? 1 Korintus 6 : 19
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................... 02

1. Pengertian Gereja ................................................................................... 03


2. Gereja mula-mula ................................................................................... 04
3. Tantangan Jemaat mula-mula ................................................................ 06
4. Gereja masa kini ..................................................................................... 09
5. Perkembangan gereja di Indonesia ........................................................ 13
6. Jenis-jenis gereja di Indonesia ................................................................ 15
7. Tujuan Gereja .........................................................................................
8. Peran Gereja ...........................................................................................
9. Ciri-ciri gereja .........................................................................................
10. Sakramen dalam gereja ..........................................................................
11. Tri Tugas Gereja ......................................................................................

Kesimpulan .........................................................................................................

Penutup ..............................................................................................................

Sumber Referensi ...............................................................................................

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


KATA PENGANTAR

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


PENGERTIAN GEREJA

G ereja dalam berasal dari kata "igreja" dalam bahasa Portugis dan bahasa
Yunani berasal dari kata "εκκλησία / ekklesia" dari kata kaleo yang berarti
dipanggil keluar. Dalam perjanjian lama, gereja dapat didefinisikan sebagai
persekutuan orang-orang yang telah dipanggil atau dikumpulkan. Dan dalam
perjanjian baru gereja memiliki arti perkumpulan orang Kristen sebagai jemaat
untuk menyembah dan memuliakan Tuhan Yesus. Secara etimologi Gereja dapat
diartikan :
1. "Umat", atau lebih tepatnya persekutuan orang kristen. Arti ini diterima
sebagai arti pertama orang kristen. Jadi, pada awalnya gereja bukanlah
sebuah gedung, melainkan orang itu sendiri. Itulah yang disebut sebagai
gereja tidak nampak.
2. "Ibadah", pertemuan/perhimpunan ibadah umat kristen. Hal ini bisa
dilakukan dimana saja, dirumah, dihotel, dilapangan maupun ditempat
rekreasi.
3. "Rumah ibadah", inilah pengertian umum dari gereja itu sendiri. Gereja
merupakan sebuah rumah ibadah bagi umat kristen untuk berdoa dan
bersembahyang. Gereja yang berbentuk bangunan ini disebut gereja
nampak.
Pada awalnya gereja memang berasal dari amanat agung yang diberikan
oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya. Hal ini dijelaskan dalam Kis. 1 : 1 – 11,
yang menceritakan sebelum Tuhan Yesus naik ke surga, Tuhan Yesus
memperintahkan kepada murid-muridNya untuk pergi ke Yerusalem dan
menunggu disana sampai Roh Kudus dicurahkan kepada mereka. Dengan kuasa
Roh Kudus itu Tuhan memperlengkapi murid-muridNya untuk menjadi saksi-saksi
Kristus, bukan hanya di Yerusalem saja, tetapi hingga ke ujung bumi. Dari situlah
murid-murid Yesus mulai berani bergerak untuk menyaksikan tentang Tuhan
Yesus kepada orang-orang. Pada Kisah Para Rasul 11:26, di kota Antiokhia itulah
orang percaya disebut sebagai orang kristen. Dari Antiokhia berkembang ke Asia
kecil, Yunani, Italia (Roma) dan dari kota Roma gereja berkembang ke Eropa dan
keseluruh muka bumi.
Unsur-unsur penting yang mencirikan gereja adalah

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


1. Pemberitaan Injil tentang Yesus Kristus sesuai dengan kesaksian
Alkitab, baik ke dalam maupun keluar
2. Dilayankan sakramen-sakramen
3. Ada doa dan syafaat
4. Pekerjaan sosial (diakonia) yang mencerminkan belas kasih Allah
terhadap dunia ini
5. Penggembalaan terhadap anggota-anggota gereja untuk menuntun
jemaat pada pemberitaan firman Allah
a) Gereja sebagai umat Allah
Gereja sebagai umat Allah berada dalam lingkup sejarah yang luas
karena menghubungkan masa lalu dengan masa sekarang, bahkan dengan
masa yang akan datang. Gereja dikatakan terhubung dengan masa lalu
karena gereja lahir sejak masa jemaat mula-mula. Sementara, gereja
dihubungkan dengan masa depan karena umat Allah adalah umat peziarah,
umat dalam perjalanan, dan akhirnya berorientasi pada akhir zaman.
b) Gereja pada zaman Israel
Kekhususan Israel sebagai bangsa adalah kesatuannya dengan Tuhan.
Selain itu, Israel juga memandang dirinya sebagai keturunan Abraham. Bagi
bangsa Israel, dasar bangsa adalah kehidupan agama yang berdasar pada
perjanjian Tuhan dengan leluhur di Gunung Sinai. Dari perjanjian itu, YHWH
menjadi "Allah Israel" dan bangsa tersebut diterima menjadi "umat YHWH".
Hal yang akhirnya menjadi ikatan kesatuan bangsa bukanlah sekadar
kekerabatan berdasarkan darah ataupun keturunan, melainkan hukum
Taurat. Dari situlah lahir Yudaisme.
c) Gereja dalam perjanjian baru
1. Gereja didirikan oleh karya Allah Bapa yang dilaksanakan dalam
kehidupan Yesus, khususnya saat wafat, bangkit, dan turunnya Roh
Kudus.
2. Gereja didirikan oleh Yesus Kristus melalui seluruh kehidupan-Nya.
Gereja merupakan hasil sabda dan karya Yesus.
Dengan kebangkitan Yesus, gereja mula-mula mulai menyadari bahwa Allah
berkarya dalam bentuk yang sungguh-sungguh berbeda dari perkiraan
mereka. Gereja bertugas menghadirkan "tanda" kerajaan Allah. Menurut
perjanjian baru, percaya pada Allah dan gereja artinya gereja adalah
persekutuan orang beriman

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


GEREJA MULA-MULA

Gereja dimulai 50 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30-34


Masehi). Gereja (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Gereja
pada masa itu biasa disebut sebagai Gereja abad pertama. Pentobat-pentobat
pertama kepada kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau penganut-
penganut Yudaisme, dan gereja, yaitu persekutuan orang-orang yang mengaku
Yesus sebagaiTuhan itu, berpusat di Yerusalem.
Kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti
orang-orang Farisi, Saduki, atau Eseni. Namun, apa yang dikhotbahkan para
rasul berbeda secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok
Yahudi lainnya. Yesus diberitakan sebagai "Mesias" atau Juruselamat orang
Yahudi, yaitu Raja yang Diurapi, yang telah dinubuatkan kedatangannya untuk
menggenapi Hukum Taurat dan mendirikan Perjanjian Baru yang berdasarkan
pada kematianNya. Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh
Mesias mereka sendiri, membuat banyak pemuka Yahudi menjadi marah, dan
beberapa orang, seperti Saul, yang kemudian dikenal sebagai Paulus, dari Tarsus,
mengambil tindakan untuk memusnahkan “Jalan” itu sebelum ia sendiri akhirnya
menjadi penganut Kristus yang sangat gigih.
Periode gereja mula-mula dimulai sejak dimulainya pelayanan
rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus hingga
bertobatnya Kaisar Konstantinus I, kurang lebih tahun 33 hingga 325. Pada
periode ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama
penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan
Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan
diatasi.
Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja terbuka kepada orang-orang
bukan Yahudi. Penginjil Filipus berkhotbah kepada orang-orang Samaria, dan
banyak dari mereka yang percaya kepada Kristus. Rasul Petrus berkhotbah kepada
rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi dan mereka juga
menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan
Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma sendiri dan bahkan mungkin
sampai ke Spanyol.

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


Pada tahun 70, tahun di mana Yerusalem dihancurkan, kitab-
kitab Perjanjian Baru telah lengkap dan beredar di antara gereja-gereja. Untuk
240 tahun berikutnya, orang-orang Kristen dianiaya oleh Roma, kadang secara
acak, kadang atas perintah pemerintah.
Pada abad kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi makin hierakis
seiring dengan peningkatan jumlah. Beberapa ajaran sesat diungkapkan dan
ditolak pada zaman ini, dan kanon Perjanjian Baru disepakati. Penganiayaan terus
meningkat.
Gaya hidup jemaat mula-mula :
1. Mereka banyak berdoa memuji dan menyembah Tuhan dalam Bahasa
Roh (Kisah Rasul 2:4)
2. Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul (Kisah Rasul 2:42) –seorang
saksi Kristus akan selalu lapar & haus akan Firman Tuhan –Mazmur 1:1-3
3. Mereka banyak berkumpul dengan sehati/unity (Ibrani 10:25) –ada kuasa
yang dahsyat dalam kesatuan hati sehingga berkat Tuhan mengalir
berlimpah dalam kehidupan kita
4. Mereka saling menolong sehingga tidak ada yang berkekurangan (Kisah
Rasul 2:44-45, Amsal 19:17)
5. Mereka disukai semua orang (Kisah Rasul 2:47) –orang Kristen yang
semakin bertumbuh dalam kedewasaan rohani pasti akan semakin memiliki
kepribadian yang baik (memiliki kebenaran, damai sejahtera & sukacita)
sehingga menarik orang lain untuk mengenal mereka
6. Mereka melakukan banyak tanda dan mujizat (Kisah Rasul 2:43)
Gaya hidup jemaat mula-mula itulah yang membuat mereka tetap teguh
dalam menghadapi berbagai pencobaan dan penganiayaan yang mengiringi
pertumbuhan mereka.

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


TANTANGAN JEMAAT MULA-MULA

Gereja / jemaat yang baru berdiri mengalami pertumbuhan yang luar biasa
tetapi dalam pertumbuhan mereka terdapat juga berbagai tantangan dan
kesulitan yang menghalangi pertumbuhan mereka. Walaupun dalam kesulitan
mereka, gereja Tuhan terus berkembang dan hal itu tidak terlepas dari
pemeliharaan Tuhan yang selalu menyertai mereka.
1. Perintah menyembah kepada Kaisar
Kaisar Agustus memiliki kekuasaan yang sangat besar. Salah satu
peraturan yang muncul pada masa pemerintahannya adalah menyembah
kepada Kaisar sebagai dewa, walaupun rakyat masih diperbolehkan
menyembah dewa kepercayaan mereka sendiri.
Namun demikian terdapat pengecualian bagi orang Yahudi yang
mempunyai agama Yudaisme yang menjunjung tinggi monotheisme,
mereka tidak diharuskan menyembah kepada Kaisar. Hal ini karena Kaisar
khawatir jika para orang Yahudi malah akan memberontak.
Awalnya agama Kristen dianggap sebagai salah satu sekte dari agama
Yudaisme, sehingga mereka tidak diwajibkan menyembah kepada Kaisar.
Tetapi setelah orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen,
agama Kristen dianggap sebagai agama baru. Oleh karena itu, mereka
dikenai kewajiban menyembah Kaisar sebagai dewa. Bagi mereka yang
tidak patuh pada perintah ini, mendapat hukuman dan penganiayaan yang
sangat berat.
2. Ajaran Montanus / Montanisme
Montanisme adalah sebuh gerakan sektarian Kristen perdana pada
pertengahan abad ke-2 Masehi, yang dinamai seturut
pendirinya Montanus. Gerakan ini berkembang umumnya di
daerah Frigia dan sekitarnya; di sini sebelumnya pengikutnya
disebut Katafrigia. Namun gerakan ini merebak cepat ke wilayah-wilayah
lain di Kekaisaran Romawi, dan pada suatu masa sebelum agama Kristen
ditolerir atau dianggap legal. Meskipun Gereja Kristen arus utama menang
atas Montanisme dalam beberapa generasi, dan mencapnya sebagai
sebuah ajaran sesat, sekte ini bertahan di beberapa tempat terisolir
hingga abad ke-8. Sebagian orang membuat paralel antara Montanisme

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


dan Pentakostalisme (yang disebut sebagian orang Neo-Montanisme).
Montanis yang paling terkenal jelas adalah Tertulianus, yang merupakan
penulis gereja Latin paling terkemuka sebelum ia beralih ke Montanisme.
Penganut paham Montanisme disebut dengan Montanis
3. Ajaran Marsion / Marsionisme
Marsionisme adalah ajaran yang dianggap sesat oleh Gereja-gereja
resmi di Abad kedua, didirikan oleh seseorang yang bernama
Marsion atau Marcion. Ajarannya yang paling ditentang oleh banyak tokoh
pada waktu itu adalah mengenai pemisahan Allah Perjanjian Lama dan
Allah Perjanjian Baru. Allah Perjanjian Lama, menurutnya Allah yang adil,
kurang sempurna, kejam dan tidak berpengasihan, gemar menghukum
dengan Hukum Taurat yang diturunkan kepada Musa. Ajarannya lebih mirip
pada Teologi Kristen tentang Gnostisisme.
Baginya, hukum-hukum yang terdapat dalam Perjanjian Lama terlalu
berat untuk dilaksanakan manusia. Dialah Allah yang berkata, "Kasihilah
sesamamu manusia dan bencilah musuhmu; gigi ganti gigi, mata ganti
mata, darah ganti darah.". Sedangkan Allah Perjanjian Baru adalah Allah
yang baik, mahamurah, penyayang yang tampak dalam diri Yesus. Allah
Perjanjian Baru ini diperkenalkan oleh Yesus Kristus, yang mengutus-Nya
untuk menyelamatkan manusia dan menebus dosa-dosanya dengan
membawa Injil tentang cinta kasih kepada manusia.
4. Ajaran Gnostik / Gnostisisme
Gnostisisme (bahasa Yunani: γνῶσις gnōsis, pengetahuan) merujuk pada
bermacam-macam gerakan keagamaan yang beraliran sinkretismepada
zaman dahulu kala. Gerakan ini mencampurkan pelbagai ajaran agama,
yang biasanya pada intinya mengajarkan bahwa manusia pada dasarnya
adalah jiwa yang terperangkap di dalam alam semesta yang diciptakan oleh
tuhan yang tidak sempurna. Secara umum dapat dikatakan Gnostisisme
adalah agama dualistik, yang dipengaruhi dan memengaruhi filosofi
Yunani, Yudaisme, dan Kekristenan.
Istilah gnōsis merujuk pada suatu pengetahuan esoteris yang telah
dipaparkan. Dari sana manusia melalui unsur-unsur rohaninya diingatkan
kembali akan asal-muasal mereka dari Tuhan yang superior. Yesus

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


Kristus dipandang oleh sebagian sekte Gnostis sebagai perwujudan dari
makhluk ilahi yang menjadi manusia untuk membawa gnōsis ke bumi.
Pada mulanya Gnostisisme dianggap sebagai cabang aliran sesat dari
Kekristenan, namun sekte Gnostis telah ada sejak sebelum kelahiran Yesus.
Keberadaan kaum Gnostik sejak Abad Pertengahan semakin berkurang
dikarenakan akibat dari Perang Salib Albigensian (1209–1229). Gagasan
Gnostis kembali muncul seiring dengan bertumbuhnya
gerakan mistis esoteris pada akhir abad ke-19 dan abad ke-20
di Eropa dan Amerika Utara.
5. Penganiayaan terhadap orang Kristen
Salah satu bukti kesetiaan orang Kristen kepada Kristus ditunjukkan
dengan secara setia menjalankan pengajaran Alkitab dan menolak
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Alkitab. Karena sebab
itulah orang-orang Kristen sering harus membayar harga yang mahal demi
kepercayaan mereka kepada Kristus, antara lain adalah dengan
penganiayaan. 
Beberapa penyebab penganiayaan: 
 Karena orang Kristen menolak untuk menyembah Kaisar.
 Karena orang Kristen dituduh melakukan hal-hal yang menentang
kemanusiaan, mis. menolak menjadi tentara, mengajarkan tentang
kehancuran dunia, membiarkan perpecahan keluarga, dll. 
 Karena orang Kristen dituduh mempraktekkan immoralitas dan
kanibalisme, misalnya melakukan cium kudus, bermabuk-mabukan,
dosa inses, makan darah dan daging manusia. 
Tidak sedikit orang Kristen yang rela mati untuk mempertahankan iman
mereka kepada Tuhan Yesus. Seperti contohnya Stefanus yang harus mati martir
dengan dirajam batu karena memberitakan Injil yang dituduh sebagai ajaran
sesat. Tetapi setelah kematian Stefanus, orang-orang kristen menjadi menyebar
ke Yudea dan Samaria. (Kis 8 : 1)

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


GEREJA MASA KINI

Gereja masa kini memang lebih modern daripada gereja mula-mula,


dimana banyak sekali hal yang diperbarui sesuai perkembangan zaman. Gereja
masa kini terlihat memiliki bangunan yang lebih megah dan indah daripada gereja
mula-mula, pujian dan lagu yang lebih semangat dan mudah dinyanyikan, musik
iringan yang lebih modern dan komplit. Dilihat dari semua hal itu gereja sekarang
ini memang memiliki kemajuan yang luar biasa.
Namun melihat kondisi warga gereja masa kini mungkin mengalami
kemunduran dari gereja mula-mula. Beberapa warga gereja masa kini
menganggap datang ke gereja hanya sebuah rutinitas saja. Ke gereja yang
seharusnya dilakukan sebagai kesempatan memuji dan memuliakan Tuhan malah
dilalaikan. Lalu bagaimana sebenarnya anggapan warga gereja terhadap Gereja?
Mungkin ilustrasi dibawah ini lebih menjelaskannya :
1. Pertama, banyak warga gereja memandang Gereja sebagai super market.
Mereka memiliki daftar kebutuhan hidup dan rohani yang mereka harapkan
dapat mereka peroleh dari Gereja. Mereka mengharapkan bahwa Gereja
dapat memberikan layanan yang memuaskan: khotbah-khotbah yang cocok
dengan kebutuhan, penataan ibadah yang menarik, suasana yang enak,
dsb. Jika unsur-unsur ini tidak terpenuhi masuk akallah bila mereka
mengunjungi "super-market" lain yang lebih mampu menyediakan layanan
yang memuaskan.
2. Kedua, ada pula warga gereja yang menganggap Gereja sebagai gedung
pertunjukan, tempat mereka menonton berbagai pertunjukan seperti vocal
group atau paduan suara, sakramen, kemampuan bicara pengkhotbah dsb.
Tidak heran bahwa daftar kebaktian Minggu yang dimuat di sementara
surat kabar, diperlakukan mirip dengan daftar pertunjukan bioskop.
3. Ketiga, ada pula yang memperlakukan Gereja sebagai klub sosial tempat
para anggotanya memperluas pergaulan, mencari lubang-lubang
kesempatan untuk memperluas jaring-jaring bisnis. Sementara itu, tidak
kurang pula para pemimpin gereja yang menata kehidupan gereja seperti
seorang direktur menata suatu perusahaan. Decision-making di setir lebih
banyak oleh pertimbangan budgeting, program-oriented, efisiensi, dsb.

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


4. Terakhir, sebagian warga gereja menganggap Gereja seperti rumah sakit.
Mereka pergi ke gereja untuk mendapatkan perhatian, dikunjungi, dirawat,
didoakan, ditelateni, dsb. Maka gereja yang memiliki pendeta dan
pemimpin yang mampu bertindak seperti perawat dan dokter rohani akan
lebih disenangi warga gereja tipe ini.
Mungkin Anda merasa ilustrasi tentang kehidupan Gereja tadi terlalu sinis dan
pesimis. Tetapi kalau Anda amati dengan tajam, ternyata memang begitulah
sebagian besar penghayatan warga gereja kita masa kini. Dari semua gambaran
tadi, tak ada satu pun yang melihat Gereja sebagai "aku" atau "kita". Semua
melihat Gereja, entah sebagai tempat (tempat mendengarkan firman, tempat
beribadah, tempat beribadah, tempat dilayani) atau sebagai pihak yang melalui
siapa "kami" (para warga gereja) mendapatkan faedah rohani. Dengan kata lain,
ada kekeliruan konsep tentang arti Gereja dan ada kesenjangan yang lebar antara
awam dan pejabat Gereja.
Kalau tadi kita melihat kehidupan gereja dari sudut penghayatan para warga
gereja, mari kita tinjau keadaan gereja di Indonesia dari sudut penataan
kehidupan gereja.
1. Pertama, kita melihat kecenderungan sifat tradisionalisme yang sangat kuat
terutama di kalangan gereja-gereja yang mapan. Yang saya maksudkan
tradisionalisme di sini ialah sikap puas akan tradisi dan sikap kaku
mempertahankan tradisi sampai-sampai mengorbankan penghayatan segar
yang harus ada dalam kehidupan gereja dan tradisi yang sebetulnya baik
dan perlu itu menjadi sesuatu yang mati dan menghambat kehidupan
gereja. Dalam sikap ini kita jumpai keengganan untuk menyesuaikan
bentuk-bentuk ibadah, tata ibadah dan pengajaran agar sesuai dengan
kebutuhan, kondisi dan ciri manusia masa kini. Kita jumpai pula sikap Farisi
yaitu mati-matian mempertahankan bentuk-bentuk ibadah walaupun tanpa
isi dan semangat, ibadah yang hidup. Tradisi yang baik memang harus
dipertahankan tetapi di dalamnya harus hadir kuasa kehadiran Allah yang
memperbarui dan menyegarkan itu. Tradisi bagaimana pun baiknya, tetap
dipengaruhi oleh bentuk-bentuk pergumulan budaya di suatu konteks
tempat dan kurun waktu tertentu. Karena kita hidup dalam zaman yang
sedang berubah cepat, kekakuan tradisi akan membuat kita menjadi agama
yang tidak relevan dan tidak kontekstual.

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


2. Kedua, kecenderungan mengartikan gereja sebagai institusi. Tidak salah
dan tidak dapat disangkal bahwa ada aspek kelembagaan dalam kehidupan
gereja. Namun demikian segi kelembagaan ini dilihat sebagai unsur sarana
dan bukan unsur hakiki. Sedangkan pada masa kini, sepertinya terdapat
penyamarataan antara kegiatan dengan kehidupan gereja, antara gedung
dengan Gereja. Khususnya di kota-kota besar terdapat kecenderungan
untuk mengidentikkan gereja dengan gedung dan bahkan untuk berlomba-
lomba membangun gedung yang megah, mewah dan harga yang wah. Bila
demikian gedung gereja justru mengikat kita kepada beberapa kelemahan:
immobilitas, karena semakin besar dan megah semakin menyedot program
ke dalam gereja sendiri, bukan ke luar; kekakuan, karena penataan ruang
mengharuskan bentuk komunikasi yang satu arah dan pasif; ketiadaan
persekutuan; kesombongan dan kesenjangan antar kelas ekonomi.
3. Ketiga, kecenderungan menata gereja secara birokratis. Dalam bukunya:
"Teologia Kaum Awam", Hendrik Kraemer menelanjangi bentuk keuskupan
baru yang menjangkiti gereja-gereja Reformasi, yaitu adanya dualisme
antara kaum cleros atau para pejabat gereja, pemimpin gereja, atau
mereka yang expert dalam bidang teologia dan kepemimpinan kerohanian
dan kaum awam yang menganggap atau dianggap buta teologia, buta
Alkitab dan tidak mampu melayani. Secara fakta gereja-gereja reformasi
masa kini sebenarnya sudah mundur balik ke keadaan kepausan Roma
Katolik yang tadinya ditentang para pendahulu kita, hanya saja sekarang
dalam bentuk dan warna lain. Disadari atau tidak, kenyataan ini adalah
salah satu penyebab utama kelumpuhan Gereja masa kini. Sebenarnya
Gereja adalah kita semua, yaitu semua umat tebusan Allah. Jika para warga
gereja yang justru merupakan ujung tombak Kekristenan di tengah dunia ini
diperlakukan sebagai awam yang bodoh dan tak mampu, maka praktis
gereja tak mungkin lagi membawa dampak dalam dunia ini.
4. Keempat, adanya kesenjangan yang cukup parah antar generasi dan kelas
para warga gereja. Misalnya, program-program gereja kebanyakan disusun
menurut usia dan jenis kelamin. Kelas-kelas Sekolah Minggu yang terbatas
hanya pada usia anak sampai pemuda, terpisah dari konteks keluarga yang
sebenarnya justru lebih diutamakan Alkitab sebagai iklim paling tepat untuk
pendidikan rohani. Juga ada kelompok-kelompok kegiatan yang
memperkuat kesenjangan antar generasi. Misalnya: kegiatan komisi wanita,
komisi pemuda, dlsb. Memang pembagian kegiatan menurut kategori tadi

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


membuat pelayanan mungkin lebih efektif, namun harus dipikirkan wadah-
wadah ibadah dan pelayanan yang aktif menghayati sifat heterogen dari
gereja. Bila tidak, sukar sekali gereja bersangkutan menghayati hakekat
keumatannya.
5. Terakhir, adanya kecenderungan mengutamakan para profesional dalam
kepemimpinan gereja dan menjalankan semangat profesionalisme dalam
pelayanan gereja. Memang kita patut mensyukuri potensi yang ada di
tengah warga gereja, juga memetik manfaat dari keahlian mereka. Namun
kriteria kepemimpinan Alkitabiah tetap mendahulukan dan mensyaratkan
kwalitas rohani mengatasi kwalitas pengetahuan, pendidikan, keterampilan
atau pun kedudukan dalam masyarakat. Bahaya dari kepemimpinan para
profesional yang tidak rohani ialah menerapkan semua prinsip yang mereka
pandang berhasil dari dunia mereka ke dunia gerejawi. Padahal sifat gereja
sebagai organisme rohani dan bukan terutama organisasi menuntut adanya
pendekatan kepemimpinan, penataan dan pemrograman yang khas.
Sementara itu menjalankan pelayanan semata-mata karena keahlian akan
menghasilkan suatu kegiatan yang mungkin berhasil secara manusiawi
tetapi tidak disertai dan diberkati Tuhan.
Hal-hal diatas bisa dianggap sebagai problem serius dan hambatan bagi
perkembangan Gereja. Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita harus mengubah
bagaimana pandangan dan anggapan kita terhadap gereja, jangan menganggap
pergi ke gereja hanya sebagai sebuah rutinitas, tetapi anggaplah sebagai sebuah
'kebutuhan'. Jadi milikilah hati yang haus dan lapar akan kebenaran firman Tuhan.
Dan jangan ragu untuk mengambil pelayanan di gereja, jangan mempunyai pikiran
bahwa anda tidak pantas untuk mengambil bagian pelayanan gereja. Setiap kita
diperlengkapi Tuhan untuk menjadi pemuji, penyembah, dan pelayan-Nya yang
luar biasa. Dan jangan lupa untuk memberikan persembahan dan persepuluhan
yang terbaik buat Tuhan, hal itu bukan hanya sebagai wujud ucapan syukur, tetapi
juga dukungan bagi perkembangan gereja Tuhan.

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


PERKEMBANGAN GEREJA DI INDONESIA

Perkembangan gereja di Indonesia tidak lepas dari sejarah Indonesia


dimana Indonesia (dulu Nusantara) didatangi oleh pedagang-pedagang Eropa dan
adanya hubungan perdagangan antara rakyat Indonesia dengan bangsa Eropa.
Tidak hanya itu, Indonesia pun sempat memiliki pengalaman pahit dibawah
penjajahan bangsa Eropa. Hal itu memberikan kesempatan bagi Bangsa Eropa
untuk memperkenalkan kekristenan di Indonesia.
Zaman Kekuasaaan Portugis
 Agama Kristen disebarkan oleh para pencari rempah-rempah dari Eropa
 Agama Kristen juga disebarluaskan didorong oleh negara, ordo-ordo, dan
gerakan "misi"
 Fransiskus Xaverius adalah seorang pionir misionaris
kristen dan salah satu pendiri serikat Yesus (ordo
Yesuit)
 Pada zaman Portugis, Injil disebarluaskan di Maluku,
Sulawesi Utara, NTT, Jawa Timur, dan Kalimantan
Selatan
 Portugis datang ke Indonesia dengan tujuan, God, Gold Fransiskus
Xverius
and Glory. Jadi, bangsa Portugis datang bukan hanya
untuk mencari kekayaan maupun kejayaan tetapi juga untuk pekabaran
Injil.
 Sekitar tahun 1600, pekabaran Injil beralih pada orang-orang Belanda
Zaman Kekuasaan Belanda
 Agama Kristen disebarluaskan oleh VOC yang memiliki kuasa penuh atas
daerah jajahannya
 Tahun 1612, datang pendeta pertama tiba di Ambon. Namun daerah
pedalaman masih kurang mendapat perhatian
 Pada tahun 1700-an jumlah jemaat menjadi 33.000 jiwa dari 16.000 jiwa
pada zaman Portugis
 Strategi yang terpenting adalah menerjemahkan Alkitab ke bahasa
Melayu, dengan kitab pertama yaitu "Matius"
 Hasil pekabaran Injil melahirkan banyak gereja, seperti GPI, HKPB, GBKP,
GMI, GKE, GKP, GKJW, dan beberapa gereja pentakostal lainnya

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


Mengapa ada begitu banyak gereja?
 Ketika pekabaran Injil masuk Indonesia terjadi percampuran dengan
budaya barat
 Lembaga zending di Indonesia sangat beragam :
 Belanda : Lembaga Pekabar-pekabar Injil Belanda,
Perserikatan Pekabar Injil Belanda, dll.
 Jerman & Swiss : Perserikatan Pekabaran Injil di Rhein,
Perserikatan Pekabaran Injil di Basel
 Amerika : Para pekerja Gereja Metodis, Perhimpunan
Kristen untuk Mengabarkan Injil
 Ketika zaman kemerdekaan beberapa gereja baru terbentuk dari
pecahan beberapa gereja besar
Gerakan Menjaga Keesaan Gereja
 Semangat menjaga keesaan gereja ini muncul dalam konferensi yang
dihadiri perwakilan gereja-gereja dunia
 Tahun 1910, konferensi misi pertama di Edinburgh membentuk dewan
misi se-dunia
 Tahun 1948, di Amsterdam sepakat membentuk Dewan Gereja-Gereja
Sedunia
 Semangat keesaan gereja di Indonesia terwujud dalam pembentukan
Dewan Gereja-Gereja di Indonesia
 Tujuannya, menciptakan GKYE untuk menjaga persatuan terus-menerus
dibangun hingga pada Sidang Raya X di Ambon
 Sidang Raya X menghasilkan Lima Dokumen Keesaan Gereja dan DGI
berubah menjadi PGI
 5 dokumen keesaan gereja :
1. Pokok-pokok tugas panggilan bersama
2. Pengakuan bersama iman Kristen
3. Piagam saling menerima dan mengakui
4. Tata dasar persekutuan gereja-gereja di Indonesia
5. Menuju kemandirian teologi, daya dan dana
 Selain PGI, sejumlah gereja di Indonesia juga mendirikan organisasi lain
yaitu Persekutuan Injili Indonesia, Persekutuan Baptis Indonesia, dan
Gereja Katolik membentuk suatu wadah yaitu Konferensi Wali gereja
Indonesia

JENIS-JENIS GEREJA DI INDONESIA


i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4
A.GEREJA KESUKUAN/KEDAERAHAN
Banyak jenis atau cabang gereja yang ada di Indonesia (di level provinsi)
merupakan gereja yang bersifat kesukuan atau kedaerahan tertentu. Hal ini
terjadi karena adanya politik gospel masa lalu oleh pihak Penjajah
(Portugal ataupun Belanda) yang memakai taktik pendekatan suku.
Gereja kesukuan/kedaerahan ini berciri kedaerahan atau kesukuan tertentu
menurut adat istiadat daerah setempat, yang mana merupakan tempat Gereja
tersebut pertama didirikan, namun Gereja-gereja ini tetap terbuka bagi suku lain
(adapula gereja yang tertutup untuk suku lain, namun kemungkinannya sangat
kecil)

Gereja tersebut antara lain:


 Gereja Kristen Jawa - GKJ (memakai adat Jawa)

Gereja Kristen Jawa atau Sinode


Gereja-gereja Kristen
Jawa (disingkat GKJ) didirikan pada
tanggal 17 Februari 1931 adalah
sebuah ikatan kebersamaan Gereja-
gereja Kristen Jawa yang seluruhnya
berjumlah 307 gereja yang terhimpun
dalam 32 klasis dan tersebar di
6 provinsi di pulau Jawa yaitu Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.

 Gereja Kristen di Sumatera Bagian Selatan - GKSBS (memakai


adat Jawa dan Melayu)

 Greja Kristen Jawi Wetan - GKJW (memakai adat Jawa)

 Gereja Masehi Injili di Minahasa - GMIM (memakai adat Minahasa)

 Huria Kristen Batak Protestan - HKBP (memakai adat suku Batak Toba)

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


 Gereja Toraja - GT (Memakai adat Toraja)

Gereja ini berbentuk Presbiterial Sinodal yang berarti


pengaturan tata hidup dan pelayana gereja yang
dilaksanakan oleh para presbiter(penatua, pendeta,
dan diaken) dalam suatu jemaat dengan keterikatan dan
ketaataan dalam lingkup yang lebih luas
(klasis dan sinode). Saat ini, kantor Pusat Gereja Toraja
terletak di Rantepao, Sulawesi Selatan. Gereja Toraja
kemudian tersebar di luar Toraja, seperti
Makassar, Surabaya, Jakarta, dan kota lainnya.

 Gereja Batak Karo Protestan - GBKP (memakai adat suku Batak Karo)

 Gereja Kristen Protestan Simalungun - GKPS (memakai adat suku Batak


Simalungun)

 Huria Kristen Indonesia – HKI

Huria Kristen Indonesia adalah sebuah


persekutuan gereja Lutheran di Indonesia yang berkantor
pusat di Jl. Melanthon Siregar No.
111, Pematangsiantar, Sumatera Utara. Gereja ini
termasuk kelompok gereja-
gereja Kristen Protestan di Indonesia dan merupakan
anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Dalam umurnya yang
ke 79 tahun ini, HKI sudah tersebar di persada Nusantara ini terutama di
Sumatera dan Jawa. Warga jemaatnya kurang lebih 300.000 jiwa dan tersebar
di 674 Jemaat, 103 Resort, dan 8 Distrik/ Daerah, dilayani oleh 130 orang
pendeta, 78 orang guru jemaat penuh waktu dan 596 orang guru jemaat
paruh waktu, 8 orang bibelvrow, 4 orang diakones. (Pdt.Hopol M.Sihombing)

 Banua Niha Keriso Protestan - BNKP (memakai adat Nias)

 Orahua Niha Keriso Protestan - ONKP (memakai adat Nias)

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


 Gereja Kristen Kalam Kudus - GKKK (Tionghoa)
Gereja Kristen Kalam Kudus (disingkat GKKK) adalah
suatuorganisasi gereja Kristen Protestan di Indonesia yang
dimulai oleh seorang misionari dari Shanghai, yaitu
Pdt. Andrew Gih. Ia pertama-tama memulai Seminari
Alkitab Asia Tenggara (SAAT) di Malang,Jawa Timur, yang
beberapa lulusannya bergabung dengan para perintis
"Gereja Kristen Kalam Kudus" di seluruh Indonesia. Dari gereja-gereja tersebut
berkembanglah sekolah-sekolah Kristen karena kebutuhan jemaat, maka
dibentuklah Sekolah Kristen Kalam Kudus dan keduanya (Gereja dan Sekolah)
berada di bawah Yayasan Kalam Kudus Indonesia (YKKI).

 Gereja Kebangunan Kalam Allah - GKKA (Tionghoa)


 Gereja Kristen Pasundan - GKP (memakai adat Sunda)
 Gereja Kristen Rejang - GKR (memakai adat Suku Rejang, tertutup bagi
suku-suku lainnya)
 Gereja Kristen Injili Indonesia - GKII (melayani suku Anak Dalam dan orang-
orang pribumi (bumi putera) seperti Rejang dan Lembak di sebagian besar
Bengkulu dan sebagian Sumatera Selatan)
B.GEREJA REFORMASI ATAU CALVINIS

 Gereja Protestan di Indonesia - GPI dengan dua belas Gereja Bagian Mandiri (GBM)
dalam lingkup GPI:
o Gereja Masehi Injili di Minahasa - GMIM
o Gereja Masehi Injili di Sangihe Talaud - GMIST
o Gereja Protestan Maluku - GPM
o Gereja Masehi Injili di Timor
o Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat - GPIB
o Gereja Protestan Indonesia di Donggala - GPID
o Gereja Protestan Indonesia di Buol Toli-Toli - GPIBT
o Gereja Protestan Indonesia di Gorontalo - GPIG
o Gereja Kristen Luwuk Banggai - GKLB

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


o Gereja Protestan Indonesia di Papua - GPI Papua
o Gereja Protestan Indonesia Banggai Kepulauan GPIBK
o Indonesian Ecumenical Christianity Church - IECC
o Gereja Masehi Injili di Talaud - GERMITA
 Gereja Batak Karo Protestan - GBKP
 Gereja Kristen Indonesia - GKI
 Gereja Kristen Indonesia Sumatera Utara - GKI SUMUT
 Gereja Kristen di Sumatera Bagian Selatan - GKSBS
 Gereja Kristen Pasundan - GKP
 Gereja Kristen Jawa - GKJ
 Gereja Kristen Jawa Tengah Utara - GKJTU
 Gereja Kristen Jawi Wetan - GKJW
 Gereja Kristen Sulawesi Tengah - GKST
 Gereja Kristen Sulawesi Barat - GKSB
 Gereja Kristen Sulawesi Selatan - GKSS
 Gereja Protestan di Sulawesi Tenggara - GEPSULTRA
 Gereja Protestan Indonesia di Luwu - GPIL
 Gereja Kristen Sumba - GKS
 Gereja Kristen Injili di Tanah Papua - GKI di Tanah Papua
 Gereja Kristus
 Gereja Kristus Yesus - GKY
 Gereja Reformed Injili Indonesia - GRII

i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4


i I can do all things through Christ who strengthens me Page 4

Anda mungkin juga menyukai