Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“FILOLOGI STUDI ISLAM”

Dosen pengampu :
Zainul Fanani M.Ag.

Disusun Oleh:
Kelompok 10

1
Aminatuz Zuhria (204103020023)
.
2
Silviatul Maghfiroh (205103020007)
.
3
Taskiya Aurelia Fika Ramadhani (204103020022)
.
4 Siti Munadhiratul Hasanah (205103020024)
.

PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTINTUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

i
TAHUN AJARAN 2020/2021

ii
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“FILOLOGI STUDI ISLAM” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas bapak Zainul Fanani M. Ag., pada “PENGANTAR STUDI ISLAM”. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pendidikan
bagi para pembaca dan juga para penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Zainul Fanani M.Ag.,


selaku dosen “PENGANTAR STUDI ISLAM” yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang mnembangun akan kamin
nantikan demi kesempurnaan makalah ini

Jember, 09 Oktober 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Contents
Kata Pengantar................................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan Makalah...................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Pengertian Filologi...............................................................................................5
B. Macam-Macam Filologi.......................................................................................7
C. Ciri-ciri Filologi Dalam Studi Islam...................................................................7
D. Pendekatan Filologi Dalam Studi Islam..........................................................10
E. Objek Penelitian Filologi...................................................................................13
BAB III...........................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
A. Kesimpulan.........................................................................................................17
Macam-Macam Filologi...............................................................................................17
B. Saran...................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam yang mempengaruhi seperti kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Selain itu islam memiliki banyak dimensi diantaranya dimensi keimaman,
akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan teknologi, sampai pada
kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi.

Oleh karena itu untuk bisa memahami berbagai kajian islam dibutuhkan
pemahaman yang kritis. Pada abad ke-3 SM kata filologi sudah mulai dipakai
oleh para ilmuwan dari iskandariyah yang objeknya menggunakan
teks,naskah,dan kitab-kitab.

Selain itu untuk memahami berbagai kajian islam dibutuhkan suatu


pendekatan yang digali dari berbagai disiplin ilmu. Didalam al-quran yang
merupakan sumber ajaran Islam dijumpai beberapa ilmu yang di jelaskan
secara global dan hadits yang menjelaskan tentang spesifikasi ilmu tersebut.

Namun apa yang dipaparkan dalam makalah ini bukan sebuah uraian
yang utuh melainkan hanya sebagian dari macam pendekatan yang digunakan
dalam mengkaji Islam yaitu di tinjau dari pendekatan teks studi Islam.

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filologi?
2. Apa saja macam-macam filologi?
3. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri filologi dalam studi islam?
4. Bagaimana model pendekatan filologi dalam studi islam?
5. Bagaimana Objek Penelitian Filologi?

3
B. Tujuan Makalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini meliputi :

1. Untuk mengetahui pengertian filologi


2. Untuk mengetahui macam-macam filologi
3. Untuk mengetahui ciri-ciri filologi dalam studi islam
4. Untuk mengetahui model pendekatan filologi dalam studi islam
5. Untuk mengetahui Objek Penelitian Filologi dalam studi islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filologi
Filologi adalah pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti luas yang
mencakup bidang bahasa, sastra, dan kebudayaan. Penelitian Filologi
merupakan salah satu cara untuk meneliti bahasa melalui tiga bidang yaitu:

a. Linguistik, yang khusus mempelajari unsur-unsur yang membangun


bahasa seperti, ucapan, cara membuat kalimat, dan lain-lain yang tercakup
dalam pengertian “tata bahasa” atau “gramatika”.
b. Filologi berkepentingan dengan makna kata secara khusus, karena
tujuannya adalah kejelasan bahasa secara menyeluruh dan sesuai kata demi
kata, baik yang tertulis maupun yang lisan.
c. Ilmu sastra (Kesusasteraan) yang berkepentingan dengan penilaian atau
ungkapan bahasa jika dilihat dari sudut estetika.
Dalam pengertiannya filologi memiliki arti yang sangat luas dan
bermacam-macam. Pengertian filologi dapat dikelompokkan menjadi filologi
secara Etimologi, dan macam-macam pengertian filologi dalam sejarah
perkembangannya.

 Pengertian filologi secara Etimologi


Filologi dalam bahasa yunani dibagi menjadi dua kata yaitu “phillos”
yamg artinya cinta dan “logos” yang artinya pembicara. Dapat diartikan
menjadi cinta kata-kata atau senang bertutur. Dengan berkembangnya
zaman filologi dapat diartikan menjadi senang belajar, senang kepada
ilmu, dan sekarang disebut dengan senang kepada tulisan-tulisan yang
bernilai tinggi. Adapun Obyek kajian filologi adalah teks, sedang sasaran
kerjanya berupa naskah. Naskah merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan peninggalan tulisan masa lampau, dan teks merupakan
kandungan yang tersimpan dalam suatu naskah. ‘Naskah’ sering pula
disebut dengan ‘manuskrip’ atau ‘kodeks’ yang berarti tulisan tangan.

5
 Pengertian filologi dalam sejarah perkembangannya
Adapun macam-macam pengertian tentang pengetahuan dalam sejarah
perkembangannya antara lain:

1. Filologi sebagai ilmu tentang pengetahuan yang pernah ada.


Informasi mengenal masa lampu suatu masyarakat, yang meliputi
sebagai segi kehidupan yang dapat diketahui oleh masyarakat masa kini
melalui peninggalan-peninggalan baik yang berupa benda-benda
budaya maupun karya-karya tulisan. Karya tulisan pada umumnya
menyimpan kandungan berita masa lampau yang mampu memberikan
informasi secara lebih terurai.

2. Filologi sebagai ilmu bahasa


Sebagai hasil budaya masa lampau, peninggalan tulisan perlu
dipahami dalam konteks masyarakat yang melatarbelakangi
penciptaanya mempunyai peran yang besar bagi dari karya tulisan masa
lampau.

3. Filologi sebagai ilmu sastra Inggris


Dalam perkembangannya karya-karya tulisan masa lampau yang
didekati dengan filologi berupa karya-karya yang memiliki nilai yang
tinggi dalam masyarakat, karya-karya itu pada umumnya dipandang
sebagai karya-karya sastra “adhihulung” misalnya karya homerus.
Perkembangan sasaran kerja ini kemudian melahirkan pengertian
tentang istilah filologi sebagai studi sastra atau ilmu sastra.

4. Filologi sebagai studi teks


Filologi dipakai juga untuk menyambut ilmu yang berhubungan
dengan studi teks yaitu studi yang dilakukan dalam rangka
mengungkapkan hasil budaya masa lampau sebagaimana yang
terungkap dalam teks.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwasanya filologi adalah ilmu yang


mempelajari sumber-sumber sejarah yang ditulis dan dikombinasi dengan
kritik sastra, sejarah, dan linguistik.

6
B. Macam-Macam Filologi
Setiap ilmu mempunyai objek penelitian, tidak terkecuali Filologi yang
tertumpu pada kajian naskah dan teks klasik. Objek kajian filologi
mempunyai karakeristik bahwa terciptanya naskah dilatarbelakangi dari latar
sosial budaya masyarakat dan kondisinya sudah rusak. Bahan yang berupa
kertas dan tinta serta bentuk tulisan, dalam perjalanan waktu mengalami
kerusakan atau perubahan. Gejala ini yang memunculkan variasi bacaan
dalam karya tulisan.

Adapun macam-macam filologi dalam studi islam antara lain:

1. Filologi klasik
Lepas dari sentuhan mutakhir dalam perkembangan ilmu
filologi,pendekatan ilmiah yang memakai filologi sebagai alat analisis
dalam sejarah perkembangan kajian al-Qur’an dan ulumul al-Qur’an atau
dalam kajian islam secara umum sudah dilakukan sejak lama lantaran
materi materi al-qur’an dan hadist tertuang dalam bahasa Arab.
2. Filologi modern
Penelitian terhadap bidang kajian tafsir hadis melalui pendekatan filologi
dalam lingkup akademiknya secara modern dalam ilmu linguistic modern
menemukan arti pentingnya dalam mengkaji relasi transkripsi sebuah teks
dengan sumber-sumber aslinya.

C. Ciri-ciri Filologi Dalam Studi Islam


 Normatif/ keagamaan
a.) Pendekatan misionaris Tradisional

Pendekatan ini digunakan pada saat abad ke-19 marak dikalangan orang
kristen yang dimana pengajar agama ingin mengetahui islam dengan
begitu memudahkan mengkritenkan orang lain dan hal tersebut sangan
merugikan umat muslim.metode yang digunakan adalah koperatif antara
keyakinan islam dengan keyakinan kristen yang senantiasa merugikan
islam untuk mewujudkan hal tersebut para missionaris membangun dan
meciptakan hubungan yang erat pada masyarakat.

7
b.) Pendekatan apologetik

Pendekatan ini muncul pada abad ke-20 dan adanya pendekatan ini
sebagai respon umat islam terhadap situasi modern.Dihadapkan pada
situasi modern,islam tampil sebagai agam yang sesuai dengan modernitas
hal ini merupakan salah satu cara mempertemukan kebutuhan masyarakat
pada dunia modrn bahwa islam mampu membawa umat kemasa yang
lebih cerah.Adapula ciri dari pendekatan ini yaitu sering menampilkan
keberhasilan umat islam.

c.) Pendekatan ironik


Inti dari gerakan ini adalahmenghilangkan presepsi buruk islam kepada
golongan Barat-Kristen dengan menilai positif terhadap umat muslim dan
mengapresiasi terhadap nilai-nilai yang dianut oleh kaum muslim. Dan
dengan itu kemudian diupayakan adanya dialog dengan kalangan muslim
dengan harapan dapat membangun simpati dengan bangsa bangsa di
dunia.
 Deskriptif
a.) Pendekatan filologi dan sejarah (Philology and Historical Approach)
Perlu ditegaskan terlebih dahulu bahwa pendekatan Filologi dan Historis
meski sedikit berbeda namun dalam prakteknya berjalan beriringan.
pendekatan historis menelusuri hubungan karya satu dengan karya-karya
lainnya, sehingga kualitas unsur-unsur kesejarahannya dapat diketahui.
Pendekatan filologi dan sejarah dianggap sangat produktif dalam studi
Islam. Lebih dari 100 tahun sarjana membekali diri dengan prinsip-
prinsip bahasa orang Islam dan memperoleh pendidikan dalam bidang
metode filologi untuk memahami bahan-bahan tekstual yang menjadi
bagian dari keberagamaan Islam. Karya di bidang filologi sebenarnya
merupakan kesinambungan dari pendekatan serupa dalam kajian
perbandingan bahasa.

b.) Pendekatan Ilmu Sosial (Social Scientific Approach)

8
Dengan menggunakan pendekatan ilmu-ilmu sosial, maka agama akan
dijelaskan dengan beberapa teori, misalnya agama merupakan perluasan
dari nilai-nilai sosial, agama adalah mekanisme integrasi sosial, agama
itu berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui dan tidak
terkontrol, dan masih banyak lagi teori lainnya. Sekali lagi, pendekatan
ilmu-ilmu sosial menjelaskan aspek empiris orang beragama sebagai
pengaruh dari norma sosial, dorongan instinktif untuk stabilitas sosial,
dan sebagai bentuk ketidak berdayaan manusia dalam menghadapi
ketekutan. Tampak jelas bahwa pendekatan ilmu-ilmu sosial memberikan
penjelasan mengenai fenomena agama dalam kerangka seperti hukum
sebab-akibat, supply and demand, atau stimulus and respons.

c.) Pendekatan Fenomenologi ( phenomenological Approach)


Metode untuk memahami agama seseorang yang termasuk di dalamnya
usaha sebagian sarjana dalam mengkaji pilihan dan komitmen mereka
secara ‘netral’ sebagai persiapan untuk melakukan rekonstruksi
pengalaman orang lain. Kedua, konstruksi skema taksonomik untuk
mengklasifikasikan fenomena dibenturkan dengan batas-batas budaya
dan kelompok religius. Secara umum pendekatan ini hanya menangkap
sisi pengalaman keagamaan dan kesamaan reaksi keberagamaan semua
manusia secara sama tanpa memperhatikan dimensi ruang dan waktu
dan perbedaan budaya masyarakat. Pendekatan fenomenologi berusaha
untuk memperoleh gambaran yang lebih utuh dan lebih fundamental
(esensi) tentang fenomena keberagamaan manusia. Usaha pendekatan ini
agaknya mengarah ke arah balik, yakni untuk mengembalikan studi
agama yang bersifat historis-empiris ke pangkalnya agar tidak
melampaui kewenangannya.

9
D. Pendekatan Filologi Dalam Studi Islam
Apa yang dimaksud dengan pendekatan adalah sama dengan metodologi,
yaitu sudut pandang atau cara melihat dan memperlakukan sesuatu masalah
yang dikaji. Jadi pendekatan filologi yaitu sudut pandang suatu masalah yang
dikaji berupa teks atau tulisan. Tulisan tersebut menurut Az-Zamakhsyari,
sebagaimana dikutip Nabilah Lubis, mengungkapkan kegiatan filologi
sebagai tahqiq alkutub,yang berfungsi untuk memberikan koreksi akan suatu
teks tersebut, sehingga akan menghasilkan analisis yang dapat
dipertanggungjawabkan.

Secara bahasa, tahqiq berarti tashhih (membenarkan/mengkoreksi) dan


ihkam (meluruskan). Sedang secara istilah, tahqiq berarti menjadikan teks
yang ditahkik sesuai dengan harapan pengarangnya, baik bahasanya maupun
maknanya. Dari definisi ini, dapat dipahami bahwa tahqiq bertujuan untuk
menghadirkan kembali teks yang bebas dari kesalahan-kesalahan dan sesuai
dengan harapan penulisnya. Tahqiq sebuah teks atau nash adalah melihat
sejauh mana hakikat yang sesungguhnya terkandung dalam teks tersebut.

Bangsa Arab pra-Islam dikenal dengan karya-karya syair maupun sastra


prosanya. Karya yang paling terkenal adalah “Muallaqat” (berarti “yang
tergantung”), karya-karya yang berupa qasidah-qasidah panjang dan bagus
yang digantungkan pada dinding Ka‟bah dengan tujuan agar dibaca
masyarakat Arab pada hari-hari pasar dan keramaian lainnya.

Penelitian naskah Arab telah lama dimulai, terlebih pada masa


pemerintahan Khalifah Abu Bakar. Pada masa itu, nash al-Qur‟an mulai
dikumpulkan dalam satu mushaf. Hal ini membutuhkan ketelitian untuk
menyalin teks-teks al-Quran ke dalam mushaf tersebut. Ayat-ayat al-Quran
yang sebelumnya tertulis secara berserakan pada tulang belulang, kulit pohon,
batu, kulit binatang, dan sebagainya dipindah dan disalin pada sebuah mushaf
dan dijadikan satu. Pekerjaan menyalin ayat-ayat al-Quran ini dilaksanakan
dengan ketelitian menyangkut orisinalitas wahyu ilahy yang harus senantiasa
dijaga.

10
Setelah Islam tumbuh dan berkembang di Spanyol pada abad ke-8
Masehi sampai abad ke-15 Masehi, pada zaman Dinasti Bani Umayyah ilmu
pengetahuan Yunani yang telah diterima bangsa Arab kemudian kembali ke
Eropa dengan epistemologi Islam. Puncak kemajuan karya sastra Islam ini
mengalami kejayaannya pada masa Dinasti Abbasiyah. Karya tulis al-
Ghazali, Fariduddin Attar, dan lainnya yang bernuansa mistik berkembang
maju di wilayah Persia dan dunia Islam. Karya Ibnu Rusyd, Ibnu Sina dan
yang lain menjadi rujukan wajib mahasiswa dan merupakan lapangan
penelitian yang menarik pelajar di Eropa.

Dalam konteks keindonesiaan, manuskrip Islam terbagi ke dalam tiga


jenis. Pertama, manuskrip berbahasa dan tulisan Arab. Kedua, manuskrip
Jawi, yakni naskah yang ditulis dengan huruf Arab tapi berbahasa Melayu.
Ketiga, manuskrip Pegon, yakni naskah yang ditulis dengan huruf Arab tapi
menggunakan bahasa daerah seperti, bahasa Jawa, Sunda, Bugis, Buton,
Banjar, Aceh dan lainnya.

Manuskrip keislaman di Indonesia lebih banyak berkaitan dengan ajaran


tasawuf, seperti karya Hamzah Fansuri, Syeh Nuruddin ar-Raniri, Syeh Abdul
Rauf al-Singkili, dan Syeh Yusuf al-Makassari. Tidak sedikit pula yang
membahas tentang studi al-Quran, tafsir, qiraah dan hadis. Misalnya Syeh
Nawawi Banten dengan tafsir Marah Labib dan kitab Al-Adzkar. Ada pula
Syeh Mahfudz Termas dengan Ghunyah at-Thalabah fi Syarh ath-Thayyibah,
al-Badr al Munir fi Qiraah Ibn Katsir dan karya-karyanya yang lain. Sebagian
karya-karya tersebut sudah ditahqiq, dalam proses tahqiq, dan dicetak tanpa
tahqiq. Sementara sebagian besar lainnya masih berupa manuskrip. Padahal
umumnya, karya kedua tokoh ini juga menjadi rujukan dunia Islam, tidak
hanya di Indonesia.

Menilik dari sangat banyaknya khazanah klasik yang ada di Nusantara,


merupakan sebuah pekerjaan besar untuk mentahqiq kitab-kitab peninggalan
ulama klasik tersebut.

11
Meneliti agama memang tidak dapat di pisahkan dari aspek bahasa
(philology), karena manusia adalah makhluk berbahasa sedangkan doktrin
agama di pahami,di hayati dan di sosialisasikan melalui bahasa.

Penelitian agama dengan menggunakan pendekatan filologi dapat di bagi


dalam tiga pendekatan. Perlu di tekankan di sini bahwa ketiga pendekatan di
maksudkan tidak terpisah secara ekstrem, pendekatan bisa over lapping,
saling melengkapi atau bahkan dalam sudut pandang tertentu sama.ketiga
pendekatan tersebut adalah :

a. Pendekatan filologi terhadap al-qur‟an.


Pendekatan filologi terhadap al-qur‟an adalah metode tafsir yang
merupakan metode tertua dalam pengkajian agama. Sesuai dengan
namanya, tafsir berarti menjelaskan,pehaman,perincian atas kitab suci
sehinggan isi pesan kitab suci dapat di pahami sebagaimana yang di
kehendaki oleh tuhan. Adapun metode penafsiran yang berkembang dalam
tradisi intelektual Islam dan cukup popular adalah :
1) Metode Tafsir Tahlil
Yaitu metode mentafsirkan qur‟an dengan cara menguraikan secara
detail kata demi kata ,ayat demi ayat ,surat demi surat dari awal hingga
akhir.
2) Metode Tafsir Ijmali
Yaitu mentafsirkan ayat-ayat dalam kitab suci dengan cara
menunjukkan kandungan makna kitab suci secara global dan
penjelasannya pun biasanya secara global pula.
3) Metode Tafsir Muqaran
Yaitu dengan cara membandingkan ayat al- qur‟an dengan ayat lainnya
yang memiliki kemiripan redaksi baik dalam kasus yang sama maupun
yang beda atau bisa juga seperti qur‟an dengan hadis,hadis dengan
hadis atau dengan pendapat ulama‟tafsir.
4) Metode Tafsir Mawdzu
Yaitu di sebut juga tafsir tematik ,mentafsirkan dengan cara
menghimpun ayat al-qur‟an dari bebagai surat yang berkaitan dengan

12
persoalan atau topic yang di tetapkan sebelumnya atau dengan cara
mengangkat gagasan dasar al-qur‟an yang merespon tema-tema abadi
yang menjadi keprihatinan manusia sepanjang sejarah.
b. Pendekatan filologi terhadap hadis
Sebagaimana al-qur’an, hadis juga banyak di teliti oleh para ahli, bahkan
dapat di katakana penelitian terhadap hadis lebih banyak dilakukan di
bandingkan dengan al-qur‟an. Memahami suatu hadis sebagai salah satu
sumber terpenting ajaran islam setelah al-qur’an pasti memerlukan telaah
kritis ,utuh dan menyeluruh. Maka kajian akan terfokus pada matan, sanad,
dan perawi dari hadis tersebut.
c. Pendekatan filologi terhadap teks,naskah dan kitab-kitab (heurmeneutika)
Pada mulanya pendekatan ini hanya di pahami sebagai metode untuk
menafsiri teks-teks yang terdapat dalam karya sastra, kitab suci,tetapi
kemudian penggunaan heurmeneutika sebagai metode penafsiran semakin
luas dan berkembang ,baik dalam cara analisis nya maupun objek
kajiannya. Dalam usaha untuk mengkaji naskah- naskah lama dibutuhkan
pengetahuan dan kecukupan referensi yang memadai. Oleh karena itu,
diharapkan bagi pemerintah maupun instansi pendidikan pada khususnya
untuk lebih mengembangkan kajian ilmu filologi serta memperbanyak
sumber referensi yang terkait dengan ilmu filologi. Pendekatan ini
memang belum banyak digunakan, meskipun oleh pihakpihak pengguna
kitab-kitab klasik itu sendiri, seperti pesantren-pesantren di Indonesia.
Oleh karena itu perlu adanya sosialisasi dan penyadaran terhadap
pentingnya pendekatan filologi dalam studi Islam.

E. Objek Penelitian Filologi


Setiap kajian ilmu mempunyai objek penelitian. Kajian ilmu filologi juga
mempunyai objek sebagai sasaran untuk penelitiannya. Objek dari penelitian
filologi berupa naskah dan teks. Keduanya akan menjadi fokus utama dalam
kajian filologi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Naskah
Naskah adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan
pemikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa pada masa lampau.

13
Pendapat tersebut kemudian diperkuat dengan pendapat yang dinyatakan
oleh Suyami, yaitu naskah merupakan salah satu saksi dari suatu dunia
berbudaya dan tradisi peradaban yang menginformasikan budaya manusia
pada masanya.
Naskah juga didefinisikan sebagai karangan tulisan tangan baik asli
maupun salinannya, yang mengandung teks atau rangkaian kata-kata yang
merupakan bacaan dengan isi tertentu. Kemudian, Baroroh menyebut
naskah lama yang berupa tulisan tangan dengan istilah handschrift dan
manuskrip.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa naskah
dapat didefinisikan sebagai karangan tulisan tangan yang asli maupun
salinannya dan merupakan salah satu saksi dari dunia berbudaya serta
tradisi peradaban yang mengandung teks atau rangkaian kata-kata sebagai
hasil ungkapan pemikiran dan perasaan budaya masa lampau. Ungkapan
pemikiran dan perasaan tersebut dapat berupa ide-ide dan gagasan-gagasan
nenek moyang yang bernilai dan dapat digali untuk diterapkan dalam
kehidupan masa kini.
Naskah lama merupakan produk budaya masa lampau yang ditulis
dalam berbagai aksara yang berkembang pada saat itu. Aksara-aksara yang
digunakan untuk menulis naskah di antaranya adalah aksara Jawa, aksara
Arab Pegon, dan aksara Latin. Aksara Jawa masih dapat dibedakan
menjadi beberapa ragam sesuai dengan gaya penulisannya. Ismaun
menyatakan bahwa ragam aksara Jawa dapat dibedakan menjadi empat.
Keempat ragam aksara yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Mbata sarimbag
Bentuk aksaranya menyerupai rimbag, yaitu cetakan batu merah yang
berbentuk persegi mirip dengan batu bata merah.
2. Ngetumbar,
Cirinya adalah bentuk setengah bulat menyerupai biji ketumbar pada
sudut-sudutnya tidak lagi berupa sudut siku ataupun sudut lain.

3. Mucuk eri,

14
Bentuk aksara Jawa pada bagian tertentu berupa sudut lancip seperti
eri (duri).

4. Ragam kombinasi,
Aksaranya merupakan kombinasi dari ketiga ragam yang telah
disebutkan di atas. Kombinasi tidak hanya terjadi pada tiap-tiap
aksara, tetapi juga dapat terjadi pada tiap baris, alenia, bahkan pada
tiap halaman.
d.) Teks
Teks yaitu :
1) naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang,
2) kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan, bahan tertulis
untuk memberikan pelajaran, berpidato. Teks juga berarti kandungan
atau muatan naskah, sesuatu yang abstrak yang hanya dapat
dibayangkan saja.Onions mendefinisikan teks sebagai rangkaian kata-
kata yang merupakan bacaan dengan isi tertentu.
Pendapat lain diungkapkan oleh Istanti bahwa teks adalah informasi-
informasi yang terkandung di dalam naskah. Wahana penyampaian teks
dibagi menjadi 3 macam, yaitu:

1) teks lisan (tidak tertulis),


2) teks naskah atau tulisan tangan,
3) teks cetakan.Menurut de Han,
terjadinya teks diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu
1) aslinya hanya ada dalam ingatan pengarang,
2) aslinya adalah teks tertulis, yaitu berupa kerangka yang masih
memerlukan kebebasan seni,
3) aslinya merupakan teks yang tidak mengizinkan kebebasan dalam
pembawaannya karena pengarang telah menentukan pilihan kata, urut-
urutan kata, dan komposisi untuk memenuhi maksud tertentu yang
ketat dalam bentuk literer. Kemudian, untuk mengetahui kandungan
teks dan seluk beluk teks dapat dilakukan penelitian lebih mendalam
dengan tekstologi. Tekstologi, yaitu ilmu yang meneliti tentang

15
penjelmaan dan penurunan teks serta penafsiran dan pemahaman
tentang teks.
Oleh karena itu, teks menjadi bagian yang abstrak dari suatu
naskah. Teks hanya dapat dibayangkan saja dan dapat diketahui isinya
jika sudah dibaca. Isi dari teks adalah berupa ide-ide, informasi, pesan
atau amanat yang akan disampaikan oleh pengarang kepada pembaca,
sehingga pembaca bisa memahami makna yang terkandung dalam teks
tersebut kemudian dapat diaplikasikan.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Filologi adalah pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti luas yang
mencakup bidang bahasa, sastra, dan kebudayaan. Penelitian Filologi
merupakan salah satu cara untuk meneliti bahasa melalui tiga bidang yaitu:
a. Linguistik, yang khusus mempelajari unsur-unsur yang membangun
bahasa seperti, ucapan, cara membuat kalimat, dan lain-lain yang tercakup
dalam pengertian “tata bahasa” atau “gramatika”.
b. Filologi berkepentingan dengan makna kata secara khusus, karena
tujuannya adalah kejelasan bahasa secara menyeluruh dan sesuai kata demi
kata, baik yang tertulis maupun yang lisan.
c. Ilmu sastra (Kesusasteraan) yang berkepentingan dengan penilaian atau
ungkapan bahasa jika dilihat dari sudut estetika.
Filologi dalam bahasa yunani dibagi menjadi dua kata yaitu “phillos”
yamg artinya cinta dan “logos” yang artinya pembicara. Dapat diartikan
menjadi cinta kata-kata atau senang bertutur. Dengan berkembangnya zaman
filologi dapat diartikan menjadi senang belajar, senang kepada ilmu, dan
sekarang disebut dengan senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi.
Macam-Macam Filologi
Adapun macam-macam filologi dalam studi islam antara lain:

1. Filologi klasik
2. Filologi modern
Adapun ciri-ciri pendekatan filologi dalam studi islma, sebagai berikut:

1. Objek yang digunakan dalam penelitian filologi berupa manuskrip-


manuskrip, keislaman, yaitu berupa naskah-naskah islami, seperti kitab-
kitab, al-qur’an,dll.
2. Menggunakan pendekatan-pendektan yang berhubungan dengan agama
islam, seperti pendekatan ilmu al-qur’an, ilmu tafsir, dan hadist.

17
Pendekatan filologi

1. Pendekatan filologi terhadap al-qur‟an.


Adapun metode penafsiran yang berkembang dalam tradisi intelektual
Islam dan cukup popular adalah :
a. Metode Tafsir Tahlil
b. Metode Tafsir Ijmali
c. Metode Tafsir Muqaran
d. Metode Tafsir Mawdzu
2. Pendekatan filologi terhadap hadis
3. Pendekatan filologi terhadap teks,naskah dan kitab-kitab (heurmeneutika)

Adapun Objek dari penelitian filologi berupa naskah dan teks. Keduanya akan
menjadi fokus utama dalam kajian filologi yang dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Naskah
Naskah adalah tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan
pemikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa pada masa lampau.

2. Teks
Teks yaitu :
1) naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang,
2) kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan,
3) bahan tertulis untuk memberikan pelajaran, berpidato.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Fu’adi, 1993, Filologi Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Fakultas Adab UIN


Sunan Kalijaga.

digilib.uinsby.ac.id

http://ejournal.kopertais4.or.id

https://www.slideshare.net/mobile/rifianizemi/makalah-pendekatan-teks-studi-
islam

20

Anda mungkin juga menyukai