Anda di halaman 1dari 8

Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Deby Utami Siska Ariani

ANALISIS PERILAKU IBU TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE


PADA BALITA BERDASARKAN PENGETAHUAN

Deby Utami Siska Ariani

Program Studi DIII Kebidanan, STIK Bina Husada Palembang


usa.dbee@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama
kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan.
Pada tahun 2015 terjadi 18 kali Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare yang tersebar di 11 provinsi, 18
kabupaten/kota di Indonesia. Tujuan: untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku
pencegahan penyakit diare pada balita di TK. Dharma Wanita I Palembang. Metode: Rancangan
penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua ibu
yang mempunyai anak balita di TK. Dharma Wanita I Palembang. Sampel penelitian adalah semua ibu
yang mempunyai anak balita di TK. Dharma Wanita I Palembang berjumlah 45 responden melalui
total populasi. Variabel penelitian meliputi variabel independen yaitu pengetahuan ibu serta variabel
dependen yaitu perilaku pencegahan diare. Hasil: dari 45 responden dengan pengetahuan baik
memiliki perilaku mencegah yaitu sebanyak 22 (73,3 %) responden, sedangkan responden dengan
pengetahuan kurang memiliki perilaku tidak mencegah sebanyak 10 (66,7%) responden. Uji statistik
Chi-square nilai p value = 0,010 ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan
diare pada balita di TK. Dharma Wanita I Palembang. Saran: Diharapkan hasil penelitian ini dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit diare pada balita dan masyarakat dapat lebih
aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan dan banyak mencari informasi melalui media cetak atau
elektronik.

Kata Kunci: Pengetahuan, Perilaku Pencegahan Diare

ABSTRACT
Background: Diarrhea is still a major cause of infant mortality in Indonesia. The main cause of death
from diarrhea is improper management both at home and in health facilities. In 2015, there were 18
times of diarrhea outbreak that spreading in 11 provinces, 18 districts / cities in Indonesia. Aim: to
find out the relationship between mother's knowledge and diarrheal prevention behavior on toddlers in
kindergarten of Dharma Wanita I Palembang. Method: this study design was an analytic survey with
cross sectional approach. The population in this study all mothers who have toddler kindergarten of
Dharma Wanita I Palembang. The research sample is all mothers who have children under five in
kindergarten. Dharma Wanita I Palembang numbered 45 respondents through a total population. The
research variables includeed independent variables namely mother's knowledge and the dependent
variable namely diarrhea prevention behavior. Results: from 45 respondents with good knowledge had
preventive behavior, namely 22 (73.3%) respondents, while respondents with less knowledge had non-
preventive behavior as many as 10 (66.7%) respondents. Chi-square statistical test value of p value =
0.010 there is a relationship between mother's knowledge with diarrhea prevention behavior on
toddlers in kindergarten of Dharma Wanita I Palembang. Suggestion: It is hoped the results of this
study can increase public knowledge about diarrhea diseases in infants, and society can more actively
participate in counseling and looking more information through print or electronic media.

Keywords: Knowledge, Preventive Behavior Diarrhea

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 31


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Deby Utami Siska Ariani

PENDAHULUAN Diare merupakan penyebab kurang


Diare adalah penyebab kematian gizi yang penting terutama anak – anak.
kedua pada anak dibawah 5 tahun. Secara Diare menyababkan anoreksia (kurang
global terjadi peningkatan kejadian diare nafsu makan) sehingga megurangi asupan
dan kematian akibat diare pada balita dari gizi dan diare dapat megurangi daya serap
tahun 2015 -2017. Pada tahun 2015, diare usus terhadap sari makanan. Dalam
menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit keadaan infeksi, kebutuhan sari makanan
dan 499 kematian di seluruh duniaterjadi pada anak – anak yang mengalami diare
pada anak – anak dibawah 5 tahun. Data akan meningkat, sehingga setiap serangan
WHO (2017) menyatakan hampir 1,7 diare akan meyebabkan kekurangan gizi.
miliar kasus diare terjadi pada anak dengan Jika hal ini berlangsung – terus menerus
angka kematian sekitar 525.000 pada anak akan mengakibatkan gangguan
balita tiap tahunnya. Setiap episodenya pertumbuhan anak. Penyakit diare dapat
diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi ditanggulangi dengan penangan yang tepat
yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga tidak sampai menimbulkan
sehingga diare merupakan penyebab utama kematian terutama pada balita (Widoyono,
malnutrisi pada anak (WHO, 2017). 2012).
Penyakit diare merupakan penyakit Data yang diperoleh dari Dinas
endemis di Indonesia dan juga merupakan Kesehatan Sumatera Selatan tahun 2016
penyakit potensial KLB yang sering didapati jumlah kasus diare mencapai
disertai dengan kematian. Pada tahun 2015 217.412 kasus (Kemenkes RI, 2017). Data
terjadi 18 kali KLB Diare yang tersebar di dari Dinas Kesehatan Kota Palembang
11 provinsi, 18 kabupaten/kota, Survei tahun 2017. Diare termasuk dalam 10
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi penyakit tertinggi dengan jumlah penderita
Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari sebanyak 41.957 penderita. Pada tahun
tahun ke tahun diketahui bahwa diare 2013-2016 kejadian diare di Kota
masih menjadi penyebab utama kematian Palembang terus mengalami penurunan di
balita di Indonesia. Penyebab utama setiap tahunnya. Tetapi, pada tahun 2017
kematian akibat diare adalah tata laksana meningkat kembali, yang awalnya 37,896
yang tidak tepat baik di rumah maupun di kasus pada tahun 2016 terjadi peningkatan
sarana kesehatan. Untuk menurunkan sebanyak 4.061 kasus pada tahun 2017
kematian karena diare perlu tata laksana sehingga menjadi 41.957 kasus (Dinkes
yang cepat dan tepat (Kemenkes RI, 2016). Kota Palembang, 2017).

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 32


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Deby Utami Siska Ariani

Upaya pencegahan diare pada balita penyakit khususnya diare (Jannah, dkk.
bergantung terhadap perilaku ibu. Menurut 2016).
Notoatmodjo (2011) memaparkan bahwa Penyakit diare banyak dialami oleh
perilaku kesehatan (health behavior) anak balita terutama di usia sekolah.
adalah semua aktivitas atau kegiatan Kejadian diare juga dialami murid di TK.
seseorang, baik yang dapat diamati Dharma Wanita I Palembang dilihat dari
(observable) maupun yang tidak dapat absensi murid yang tidak hadir. Beberapa
diamati (unobservable), yang berkaitan anak tidak masuk dengan alasan bahwa
dengan pemeliharaan dan meningkatkan siswa mengalami diare sebanyak 10 orang
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini pada bulan Agustus 2018 dan meningkat
mencangkup mencegah atau melindungi jumlahnya pada bulan September 2018
diri dari penyakit dan masalah kesehatan sebanyak 18 orang (Data Kesehatan TK.
lainnya. Terdapat beberapa faktor yang Dharma Wanita I Palembang, 2017).
mempengaruhi upaya ibu dalam Berdasarkan wawancara singkat dengan
pencegahan diare antara lain pengetahuan orangtua bahwa anak anak masih kurang
dan sikap ibu (Lawrencee Green, 1980 kesadaran untuk mencuci tangan sebelum
dalam Notoatmodjo, 2011). makan dan sering membeli makanan yang
Pengetahuan merupakan salah satu tidak sehat dan tidak bersih sehingga
faktor yang mempengaruhi perilaku menyebabkan mereka terkena diare.
seseorang dan berpengaruh terhadap
praktek baik secara langsung atau tidak METODE PENELITIAN
langsung melalui perantara sikap. Praktek Penelitian ini menggunakan desain
seseorang dibentuk oleh interaksi individu penelitian survey analitik dengan
dengan lingkungan khususnya yang pendekatan cross sectional. Penelitian
menyangkut pengetahuan dan sikap dilakukan di TK. Dharma Wanita I
terhadap objek. Pengetahuan ibu mengenai Palembang. Waktu penelitian dilakukan
diare meliputi pengertian, penyebab, gejala pada bulan 5 Januari 2019 sampai dengan
klinis, pencegahan, dan cara penanganan 10 April 2019 dan selama bulan Februari
yang tepat dari penyakit diare pada balita, dan Maret 2019 untuk proses pengambilan
dan berperan penting dalam penurunan data. Populasi penelitian ini adalah semua
angka kematian dan pencegahan kejadian ibu yang mempunyai anak balita di TK.
diare serta malnutrisi pada anak. Dharma Wanita I Palembang berjumlah 45
Pengetahuan juga mempengaruhi tindakan orang. Sedangkan sampel penelitian adalah
ibu tentang pencegahan terhadap suatu total populasi yaitu semua ibu yang

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 33


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Deby Utami Siska Ariani

mempunyai anak balita di TK. Dharma diteliti. Dan dilanjutkan dengan analisis
Wanita I Palembang tahun 2019 berjumlah bivariat untuk mengetahui pengaruh antara
45 responden. variabel dependent dengan variabel
Instrumen penelitian menggunakan independent. Uji bivariat pada penelitian
data primer dan data sekunder. Data ini untuk mengetahui hubungan
diambil dengan menggunakan kuesioner pengetahuan ibu dengan perilaku
yang dibagikan kepada orang tua murid pencegahan penyakit diare pada balita.
dan data sekunder diperoleh dari Unit Untuk melihat adanya hubungan antara
Kesehatan Sekolah TK. Dharma Wanita I dua variabel tersebut digunakan uji
Palembang. Metode pengumpulan data statistik Chi Square dengan tingkat
dengan wawancara dan pengisian kesalahan terbesar (level significantcy)
kuesioner, dilanjutkan dengan pengolahan 0,05 atau 5% dan tingkat kepercayaan
data dengan menggunakan software (confidence level) 95%.
komputer dengan tahapan pengecekkan
data, pemberian kode data, pemrosesan HASIL PENELITIAN
data, pembersihan data dan keluaran hasil Pengetahuan Ibu dan Perilaku
data. Pencegahan Diare
Analisa ini dilakukan untuk
Analisa data meliputi analisis
mengetahui distribusi frekuensi persentase
univariat yang dilakukan pada setiap
pengetahuan ibu dan perilaku pencegahan
variabel penelitian untuk mengetahui
diare pada anak balita di TK. Dharma
distribusi frekuensi dan persentase tiap
Wanita I Palembang. Total sampel
variabel sehingga dapat menjelaskan
berjumlah 45 responden. Hasilnya dapat
karakteristik variabel-variabel yang
dilihat dari Table 1 berikut ini:

Table 1
Distribusi Frekuensi Responden menurut Pengetahuan Ibu
dan Perilaku Pencegahan Diare
No Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Pengetahuan Ibu
- Pengetahuan kurang 15 33,3%
- Pengetahuan baik 30 66,7%
2 Perilaku Pencegahan
- Tidak Mencegah 18 40%
- Mencegah 27 60 %
Jumlah 45 100%

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 34


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Deby Utami Siska Ariani

Berdasarkan Tabel 1 di atas, dari 45 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu


responden, variabel Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare
Pada penelitian ini dilakukan uji
tertinggi yaitu pengetahuan baik sebanyak
Chi-Square dengan batas kemaknaan α=
66,7 % dan variabel Perilaku Pencegahan
0,05 CI 95%. Dapat dilihat pada tabel
yang paling banyak yaitu Perilaku
berikut ini.
Mencegah sebesar 60%.

Tabel 2
Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare
Perilaku Pencegahan Diare
p
Tidak Total
No Pengetahuan Ibu Mencegah value
Mencegah
n % n % n %
1. Pengetahuan kurang 10 66,7 5 33,3 15 100
2. Pengetahuan baik 8 26,7 22 73,3 30 100 0,010
Total 18 40 27 60 45 100

Berdasarkan tabel 2 diatas dari 45 frekuensi lebih banyak dari biasanya.


responden, proporsi pengetahuan baik Balita dikatakan diare bila sudah lebih dari
memiliki perilaku mencegah yaitu 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus
sebanyak 22 (73,3 %) responden, dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali
sedangkan proporsi responden dengan bang air besar (Dewi, 2011).
pengetahuan kurang memiliki perilaku Upaya pencegahan diare pada balita
tidak mencegah sebanyak 10 (66,7%) bergantung terhadap perilaku ibu. Menurut
responden. Notoatmodjo (2011) memaparkan bahwa
Dari hasil uji statistik Chi-square perilaku kesehatan (health behavior)
diperoleh nilai p value = 0,000 kurang dari adalah semua aktivitas atau kegiatan
0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada seseorang, baik yang dapat diamati
hubungan antara pengetahuan ibu dengan (observable) maupun yang tidak dapat
perilaku pencegahan diare pada balita. diamati (unobservable), yang berkaitan
dengan pemeliharaan dan meningkatkan
PEMBAHASAN kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini
Perilaku Pencegahan Diare pada Balita mencangkup mencegah atau melindungi
Diare adalah pengeluaran feses yang diri dari penyakit dan masalah kesehatan
tidak normal dan cair. Bisa juga lainnya. Terdapat beberapa faktor yang
didefenisikan sebagai buang air besar yang mempengaruhi upaya ibu dalam
tidak normal dan berbentuk cair dengan pencegahan diare antara lain pengetahuan
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 35
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Deby Utami Siska Ariani

dan sikap ibu (Lawrencee Green, 1980 antara pengetahuan ibu dengan perilaku
dalam Notoatmodjo, 2011). pencegahan diare pada balita.
Pengetahuan merupakan salah satu Tingkat pengetahuan responden
faktor yang mempengaruhi perilaku tersebut terjadi karena adanya faktor-
seseorang dan berpengaruh terhadap faktor yang mempengaruhi pengetahuan
praktek baik secara langsung atau tidak responden baik secara internal maupun
langsung melalui perantara sikap. Praktek eksternal. Faktor internal merupakan
seseorang dibentuk oleh interaksi individu karakteristik orang yang bersangkutan,
dengan lingkungan khususnya yang yang bersifat bawaan, misalnya tingkat
menyangkut pengetahuan dan sikap kecerdasan, tingkat emosional, jenis
terhadap objek. Pengetahuan ibu mengenai kelamin, dan sebagainya. Sedangkan
diare meliputi pengertian, penyebab, faktor eksternal, yaitu lingkungan baik
gejala klinis, pencegahan, dan cara lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
penanganan yang tepat dari penyakit diare politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan
pada balita, dan berperan penting dalam ini sering merupakan faktor yang dominan
penurunan angka kematian dan yang mewarnai perilaku seseorang
pencegahan kejadian diare serta malnutrisi (Notoatmodjo, 2012).
pada anak. Pengetahuan juga Penelitian yang pernah dilakukan
mempengaruhi tindakan ibu tentang oleh Suryagustina, dkk (2016) yang
pencegahan terhadap suatu penyakit berjudul “Pengaruh pendidikan kesehatan
khususnya diare (Jannah, dkk. 2016). terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang
Hubungan Antara Pengetahuan Ibu diare pada balita di wilayah kerja UPTD
dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Puskesmas Pahandut Palangka Raya”,
Balita
didapatkan hasil Uji Wilcoxon yaitu p-
Hasil penelitian menunjukkan dari
value 0,000=0,05 yang artinya ada
45 responden dengan pengetahuan baik
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
memiliki perilaku mencegah yaitu
tingkat pengetahuan yang sangat
sebanyak 22 (73,3 %) responden,
signifikan pada ibu tentang Diare pada
sedangkan responden dengan pengetahuan
balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
kurang memiliki perilaku tidak mencegah
Pahandut Palangka Raya.
sebanyak 10 (66,7%) responden. Dari
Penelitian lain yang terkait pernah
hasil uji statistik Chi-square diperoleh
dilakukan oleh Nugraha (2014) berjudul
nilai p value = 0,010 kurang dari 0,05, hal
“Hubungan Perilaku ibu dalam
ini menunjukkan bahwa ada hubungan
Pencegahan Diare dengan Kejadian Diare

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 36


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Deby Utami Siska Ariani

pada Balita di Puskesmas Kalikajar I Hal tersebut juga dilatarbelakangi oleh


Kabupaten Wonosobo”, didapatkan hasil beberapa faktor diataranya, pendidikan
uji statistik yang telah dilakukan dengan ibu, umur ibu, lingkungan tempat tinggal
menggunakan Chi-Square didapatkan nilai dan lain-lain.
X2 9,914 dengan taraf signifikan 0,002 KESIMPULAN DAN SARAN
yang berarti ada hubungan yang signifikan Kesimpulan
antara perilaku ibu dalam pencegahan 1. Pengetahuan ibu baik sebesar 66,7 %,
diare dan kejadian diare pada balita. sedangkan pengetahuan ibu kurang
Sedangkan niali koefesiensi kontingensi sebesar 33,3%.
sebesar 0,340 yang berarti keeratan 2. Perilaku mencegah sebanyak 27 (60%)
hubungan antara perilaku ibu dalam dan perilaku tidak mencegah sebanyak
pencegahan diare dan kejadian diare pada 18 (40%) responden.
balita rendah. Faktor yang mempengaruhi 3. Ada hubungan antara pengetahuan ibu
kejadian diare selain perilaku adalah dengan pencegahan penyakit diare
pengetahuan ibu, hygiene ibu, pemberian pada balita.
ASI eksklusif, sosial ekonomi dan Saran
kebersihan lingkungan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
Peneliti berasumsi, bahwa perilaku meningkatkan pengetahuan masyarakat
ibu dalam pencegahan penyakit diare pada tentang penyakit diare pada balita dan
balita dapat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat dapat lebih aktif mengikuti
ibu yang belum memahami tentang penyuluhan – penyuluhan dan banyak
penyebab diare, tanda-tanda balita terkena mencari informasi melalui media cetak
diare, tindakan pencegahannya dan juga atau elektronik.
cara penanganan pertama penyakit diare.

DAFTAR PUSTAKA

Armanji. 2010. Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Di Wilayah Kerja
Puskesmas Bara-Baraya Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Azmi, Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Bambaira Kabupatan Pasangkayu, Jurnal Kolaboratif
Sains, Volume 2 Nomor 1 2018. (Hal. 313 – 322).
Dinas Kesehatan Sumatera Selatan. 2017. Kesehatan Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Selatan. Sumatera Selatan.
Fauziah, Ardillah. 2016. Studi Komparatif Determinan Kejadian Diare di Wilayah
Pesisir (Puskesmas Abeli) dan Perkotaan (Puskesmas Lepo-Lepo). Skripsi.
Universitas Halu Oleo.
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 37
Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Deby Utami Siska Ariani

Hastia, S. 2019. Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian
Diare Pada Balita di Kelurahan Sidorejo Puskemas Sering Kota Medan. Jurnal Prima
Medika Sains Vol. 01 No 1 (2019) (Hal. 12-17).
Kemenkes Ri. 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun. Jakarta: Balitbang.
Syah, Laskar Putra., dkk. 2017 Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare
Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Volume 2 Nomor 7 Agustus 2017 (Hal. 1-
11).
Lidiawati, Meri. 2016. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Angka Kejadian Diare pada
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Meuraxa Tahun 2016. Serambi Saintia, Volums 4
Nomor 2 Oktober 2016. (Hal. 1-9).
Miswan, Dkk. 2018. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Penyakit Diare pada
Masyarakat di Desa Tumpapa Indah Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong
Provinsi Sulawesi Tengah. UNM Environmental Journal Volume 1 Nomor 1 April 2018
(Hal. 33-38).
Octorina, Surya D. dan Irnawati M. 2012. Hubungan Kondisi Lingkungan Perumahan dengan
Kejadian Diare di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang
Bedagai Tahun 2012.
Primadani W. 2012. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare diduga Akibat
Infeksi di Desa Gondosuli Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Volume 1 Nomor 2. (Hal. 535 - 541).
Saleh, L. H. R. 2014. Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada
Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Baranti Kabupaten Sidrap. Jurnal Kesehatan
Volume 7 Nomor 1. (Hal. 221-233).
Samiyati, M, Dkk. 2019. Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Diare
Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (E-Journal) Volume 7, Nomor 1, Januari 2019 (Hal. 388-395).
Silvana, Dwi. 2016. Faktor-Faktor Resiko Kejadian Diare Akut pada Anak 0-35
Bulan (Batita) di Kabupaten Bantul. Sains Kesehatan. Volume 19 Nomor 3 Juli
2016 (Hal. 319-332).
Siregar, Y. 2011. Faktor-Faktor Predisposisi, Pendukung, dan Pendorong terhadap Perilaku
Buang Air Besar di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten
Humbahas Tahun 2011. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara.
Tambuwun, F. Dkk. 2015. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare pada
Anak Usia Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado, E-Journal Keperawatan
(E-Kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015. (Hal. 1-8).
Zubir, dkk. 2006. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Diare Akut pada Anak 0-35 Bulan (Batita)
di Kabupaten Bantul. Sains Kesehatan. Volume 19 Nomor 3. Juli 2006. (Hal. 319-
332).

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 38

Anda mungkin juga menyukai