Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap penyelenggara sekolah mendambakan agar siswa yang dibinanya menjadi


siswa yang pandai atau cerdas. Makna pandai terus berubah sejalan dengan perubahan
tantangan hidup. Dulu, dapat membaca, menulis dan berhitung telah cukup untuk menjadi
fondasi kepandaian. Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, pandai berarti menguasai
ilmu pengetahuan yang luas.

Kini  keterampilan itu menjadi tidak cukup, orang pandai itu harus berahlak, hidupnya
beretika, memiliki semangat kerja, dan terampil. Itu pun belum cukup, orang pandai itu harus
terampil bekerja sama, cerdas dalam menggunakan pikiran, inspiratif, dan cekatan dalam
mengintegrasikan otaknya dengan imajinasinya.

Para pakar  dari berbagai disiplin ilmu dan yang bekerja dalam berbagai bidang
kehidupan bersepakat bahwa penguasan materi akademik merupakan fondasi harus
diperkokoh dengan melek dan terampil teknologi, terampil mengelola informasi,  terampil
belajar, terampil berinovasi, terampil hidup, terampil berkarir, dan terampil meningkatkan
kesadaran global.

Siswa wajib memiliki kecakapan berkomunikasi dengan bahasa ibunya, bahasa


nasional, dan berbahasa asing. Kesadaran globalnya dikembangkan dengan kemampuannya
dalam berkomunikasi sehingga permukaan bumi ini menjadi tempatnya hidup
mengembangkan potensi dirinya, mengembangkan karsa dan karyanya untuk menunjang
daya ekonomi kreatifnya.

Bagi bangsa Indonesia  seluruh keterampilan itu belumlah cukup. Masih ada
keterampilan esensial yang mendasari semua keterampilan yang wajib siswa kuasai yaitu
terampil menjalankan kepatuhannya kepada Allah. Keterampilan utama dan terutama adalah
memilih mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Mengendalikan diri dalam
memilih kekuatan pikirannya sebagai sandaran dari tindakannya, dan menyerahkan sebagian
pengaturan hidupnya kepada Yang Maha Kuasa.
Para pakar yang mencoba merumuskan keterampilan yang siswa butuhkan pada abad  21,
mereka bersepakat menetapkan berbagai prestasi akademik berikut:

 Memiliki karakter sebagai pemikir, terampil berpikir inovatif yang ditandai dengan


kecepatan beradaptasi, mampu memecahkan masalah yang kompleks, dan dapat
mengarahkan diri sendiri. Cerdas, kreatif, dan berani ambil resiko. Memiliki
kecakapan berpikir tinggi dan cepat memahami situasi. Karakter yang relevan dengan
kerja otak ini meliputi prilaku berpikir yang selalu ingin tahu, berpikir terbuka, dan
bersikap reflektif.
 Memiliki etos kerja yang tinggi sehingga produktif. Memiliki kemampuan untuk
menentukan prioritas, mengembangkan perencanaan, dan memetakan hasil dicapai.
Terampil menggunakan perangkat kerja yang terus berubah sehingga selalu
meningkatkan keterampilan sejalan dengan perkembangan teknologi. Di samping itu,
terampil mengembangkan kecakapan yang relevan dengan kebutuhan hidup, dan
selalu menghasilkan mutu produk yang tinggi. Yang bertautan dengan ini adalah
perilaku  hidup yang bersih dan sehat, disiplin, sportif, tidak kenal menyerah,
tangguh, handal, berketetapan hati, kerja keras, dan kompetitif.

 Memiliki keterampilan berkomunikasi yang ditandai dengan kemampuan bekerja


dalam tim yang bervariasi, berkolaborasi, dan cakap mengembangkan hubungan
interpersonal sehingga selalu dapat menempatkan diri dalam interaksi yang harmonis.
Memiliki kecakapan komunikasi personal, sosial, dan terampil mengejawantahkan
tanggung jawab. Yang tidak kalah penting siswa terampil dalam komunikasi
interaktif  dengan cerdas dan rendah hati. Karakter yang relevan dengan keterampilan
ini adalah menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis,
kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum dan bangga terhadap produk bangsa
sendiri.

 Melek teknologi dan informasi sebagai pondasi pengembangan penguasaan ilmu


pengetahuan, kecakapan mengelola uang, memiliki jiwa kewirausahaan sebagai
landasan kecakapan bidang ekonomi dan melek teknologi. Kecakapan untuk
memvisualisasikan informasi merupakan keterampilan yang semakin penting. Dan,
yang tidak boleh diabaikan dengan dukungan teknologi siswa mengembangkan
keterampilan multikultural, bekerja sama dan berkomunikasi dalam ruang lintas
bangsa, serta terampil mengembangkan kesadaran global.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Kurikulum
2. Macam-Macam Permasalahan Pendidikan di Indonesia
3. Pengertian Kurikulum 2013
4. Problematika Kurikulum 2013
C. TUJUAN MASALAH
1. Agar mengetahui pengertian dari kurikulum.
2. Agar mengetahui macam-macam dari permasalahan pendidikan di Indonesia.
3. Agar mengetahui pengertian dari kurikulum 2013
4. Agar mengetahui problematika kurikulum 2013

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KURIKULUM

Secara umum, Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program


pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang
berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam
satu periode jenjang pendidikan.

Dalam Bahasa Arab, kurikulum disebut dengan manhaj yang berarti jalan
yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan, dalam pengertian
kurikulum pendidikan bahasa arab yang dikenal dengan istilah manhaj al-dirasah
yang artinya adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan sebagai
acuan lembaga pendidikan untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

Menurut definisi Kerr, J.F (1968) adalah semua pembelajaran yang


dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik disekolah
maupun diluar sekolah.

Menurut definisi Inlow (1966), mengemukakan pendapatnya bahwa


pengertian kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang khusus oleh pihak
sekolah guna membimbing murid untuk memperoleh hasil dari pembelajaran yang
sudah ditentukan.

Menurut definisi Neagley dan Evans (1967), pengertian kurikulum


adalah semua pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah.

Menurut pendapat Beauchamp (1968), pengertian kurikulum adalah


dokumen tertulis yang kandungannya berisi mata pelajaran yang akan diajarkan
kepada peserta didik dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin
ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut definisi Good V.Carter (1973), mengemukakan pendapatnya


bahwa pengertian kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan
pembelajaran yang sistematik.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pengertian kurikulum adalah


seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Menurut definisi Murray Print yang mengemukakan pendapatnya bahwa
pengertian kurikulum adalah sebuah ruang pembelajaran yang terencana, yang
diberikan secara langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga pendidikan dan
pengalaman yang dapat dinikmati oleh semua siswa pada saat kurikulum
diterapkan.

Dari pengertian kurikulum secara umum dan pengertian kurikulum


menurut definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa dari penjelasan diatas tentang
pengertian kurikulum sangatlah fundamental. Dalam perkembangannya, sejarah
indonesia mengenai kurikulum telah berganti-ganti antara lain sebagai berikut :
 Tahun 1947- Leer Plan (Rencana Pelajaran) 
 Tahun 1952 - Rencana Pelajaran Terurai 

 Tahun 1964 - Renthjana Pendidikan 


 Tahun 1968 - Kurikulum 1968
 Tahun 1975 - Kurikulum 1975
 Tahun 1984 - Kurikulum 1984
 Tahun 1994 - dan Kurikulum 1999 - Kurikulum 1994 dan Sublemen
Kurikulum 1999
 Tahun 2004- Kurikulum Berbasis Kompetensi 
 Tahun 2006- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 
 Tahun 2013- Kurikulum 2013.
B. MACAM-MACAM PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia


merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara
umum kualitas sumberdaya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, kita masih ketinggallan jauh, oleh
karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak
menjadi tamu terasing  di Negri sendiri terutama karena terjajah oleh budaya asing
dan terpaksa menari diatas irama gendang irang lain. Upaya untuk membangun
sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta
bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di
sebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal
yang cukup mendasar dan bersifat kompleks. Kita masih menghadapi sejumlah 
masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera
diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa
masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut :

1. Rendahnya pemerataan kesempatan belajar (equity) disertai banyaknya peserta


didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identik dengan ciri-ciri
kemiskinan.
2. Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam
(IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan
materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai dan mengembangkan
iptek.
3. Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu
standart yang sudah ditentukan.
4. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan
relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga
terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan
meningkatnya pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan
dunia usaha yang masih di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya
terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat
teknologi). Dengan demikian pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh
lebuh kecil dibandingkan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.
5. Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral yang menyebabkan
lunturnya tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial, seperti terjadinya
tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama
menjadi sangat penting menjadi landasan akhlak dan moral serta budi pekerti
yang luhur perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian,
hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika
setelah terjun ke masyarakat. Masalah-masalah diatas erat kaitanya dengan
kendala seperti keadaan geografis, demografis, serta sosio-ekonomi besarnya
jumlah penduduk yang tersebar diseluruh wilayah geografis Indinesia cukup
luas. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan
erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan
tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat
mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada
tingkat makro seperti rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem
pendidikan. Sistem dan dan tata kehidupan masyarakat tidak kondusif yang
turut menentukan rendahnya mutu sistem pendidikan disekolah yang ada
gilirannya menyebabkan rendahnya mutu peserta didik dan lulusannya.
Kebijaksanaan dan progran yang ditujukan untuk mengatasi berbagai
permasalahan di atas, harus di rumuskan secara spesifik karena fenomena dan
penyebab timbulnya masalah juga berbeda-beda di seluruh wilayah Indonesia.
C. PENGERTIAN KURIKULUM 2013

Perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak,


karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang
sangat strategi dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, yang akan menentukan
proses dan hasil pendidikan. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik kepala
sekolah, guru maupun peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena
dampaknya secara  langsung dari setiap perubahan kurikulum. Di samping itu,
orang tua, para pemakai lulusan, dan para birokrat, baik di pusat maupun di
daerah  akan terkena dampak perubahan kurikulum tersebut, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Sebagian besar dari kita, tidak asing lagi dengan Kurikulum 2013, sebuah
sistem kurikulum baru pengganti kurikulum lama (KTSP 2006). Saat ini dunia
pendidikan di Indonesia memang sedang berada dalam masa transisi dari
kurikulum lama KTSP 2006 untuk menjadi Kurikulum 2013 - artinya ada
sebagian siswa dari berbagai pelosok Indonesia yang masih menjalani kurikulum
lama (KTSP), dan ada juga sebagian yang sudah menjalani Kurikulum 2013. 
Pada intinya kurikulum 2013 adalah sistem pengajaran yang berpusat pada
peserta didik (student centered active learning) yang memberikan kesempatan
bagi siswa agar dapat mengembangkan segala potensi dalam aspek sikap (afektif),
kecerdasan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Jadi kurikulum 2013 ini
meninggalkan gaya belajar konvensional seperti guru memberikan penjelasan di
depan kelas, lalu murid menyerap ilmu yang guru berikan. Kurikulum 2013 ini
menginginkan siswa buat lebih aktif di kelas, mulai belajar sendiri, lalu diskusi
materi dalam kelompok,selanjutnya dipresentasikan hasilnya di depan kelas, guru
berperan sebagai mediator atau hosting atau juga penjawab pertanyaan.
Dari ide gagasan Kurikulum 2013 ini siswa dituntut agar lebih proaktif
dalam proses pembelajaran tidak hanya pasif menerima penjelasan guru di kelas,
tapi juga harus aktif belajar secara mandiri.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mulai di laksanakan mulai tahun
2013. Hal ini  adalah salah satu rencana pemerintah untuk terus melakukan
peningkatan sumber daya manusia untuk menyongsong perubahan zaman dan
perkembangan dunia informasi dan teknologi di masa yang akan datang. Karena
kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum – kurikulum yang
sebelumnya yang juga  baru mulai di sosialisasikan dan di laksanakan di tahun
2013. Maluku Utara sebagai salah satu Provinsi yang juga mulai menggunakan
kuikulum ini masih perlu banyak sosialisasi untuk lebih meningkatkan
pemahaman dan pengembangan dari masing – masing sekolah sasaran yang di
tunjuk sebagai sekolah pelaksana awal penggunaan kurikulum 2013. Adapun
kabupaten yang di tunjuk sebagai sekolah sasaran di tahun 2013 di Maluku Utara
Adalah Kabupaten Kota Ternate yang terdiri  dari 4 sekolah dan Kota Tidore yang
terdiri dari 3 sekolah.
Sejalan dengan penggunaan Kurikulum 2013, yang merupakan salah satu
upya pemerintah untuk terus meningkatkan sumber daya manusia Indonesia
kedepannya, dan ada berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka peningkatan
kualitas dan layanan pendidikan sebagaimana tertuang dalam tujuan pendidikan
nasional. Upaya ini akan terus dilakukan mengingat kompleksnya permasalahan
dan luasnya ruang lingkup yang dihadapi. Namun demikian upaya yang telah
dilakukan belum seluruhnya menampakkan hasil yang nyata sehingga
pembenahan dan penyempurnaan kurikulum maupun sistem penilaian serta
pengelolaan satuan pendidikan perlu dilakukan secara terus menerus untuk
mampu terus mendukung pembelajaran yang lebih efektif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan agar lulusan memiliki kecakapan atau kompetensi dalam
mengembangkan kreatifitas, produktif dan cakap dalam memanfaatkan
kompetesinya dalam meningkatkan kemampuan melalui entrepreneurship
literacy, yang sesuai dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia yakni dalam
aspek nilai-nilai, moral, norma dan keyakinan yang mendasari cara pandang,
berpikir, bersikap, dan cara bertindak sesuai jati diri bangsa Indonesia.
D. PROBLEMATIKA KURIKULUM 2013

Provinsi Maluku Utara adalah daerah kepulauan dan ketika ada pergantian
kurikulum terjadi berbagai masalah yang dihadapi.  Begitu banyaknya orang yang
bertanya tentang kurikulum baru dan ketidak sempurnaanya yang sudah
diterapkan di bulan Juli 2013, membuat Penulis harus menuliskan informasinya
secara lengkap dan apa adanya.     Sejalan dengan upaya tersebut, kemampuan
profesional pendidik/guru untuk mengembangkan dan mengimplementasikan
kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran perlu ditingkatkan secara terus
menerus melalui berbagai program/kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan,
workshop kurikulum, pendampingan, advokasi, dan sebagainya.
Sebelum membahas permasalahan kurikulum 2013 di Provinsi Maluku
Utara, penulis akan memaparkan permasalahan kurikulum 2013 secara umum
yang dihadapi sekolah di Indonesia.  Sejumlah Masalah dalam Kurikulum 2013
menurut Hartini Nara, M.Si. Inti pendidikan adalah guru. Guru adalah pemain inti.
Masalah kurikulum, tidak meniscayakan bahwa kurikulum tidak harus berubah
sama sekali, tidak. Kurikulum harus menjawab tantangan zaman. Iya. Tapi bukan
berarti hari ini dikonsep, hari ini harus jalan. 2012 uji publik hanya dari PPT.
Buku belum siap, kesiapan guru di lapangan belum siap. Permasalahan mendasar
Kurikulum 2013 antara lain :
1.       Tidak melalui riset dan evaluasi yang mendalam
2.       Menitikberatkan siswa
3.       Ketidaksiapan guru karena terkesan mendadak
4.       Tematik lebih cocok di kelas dasar
5.       Tidak memperhatikan konteks sosiologis keIndonesiaan Untuk mencoba menerapkan
model pembelajaran yang sederhana saja, prosesnya panjang, dicoba di kelas kecil dulu,
Kurikulum 2013 menyederhanakan persoalan.
Evaluasi juga tidak terdengar dengung yang resmi. TIMSS, PISA nilai kita rendah. Kalau
hasil dari pendidikan saat TIMSS, PISA rendah apa kita tidak melihat pelaksanaannya di
lapangan. Kurikulum kita seperti apa dan budaya belajar di kita belum bisa menandingi
budaya belajar, membaca, kesungguh-sungguhan dalam mencari ilmu pengetahuan. Kalau
acuannya jepang seperti di PPT. Amerika, korea selatan menambah jam pelajaran. Korea
sudah tumbuh sejak kecil membacanya, Jam pelajaran ditambah sampai 36 jam di SD.
Perubahan belajar bukan membuat pembelajaran yang lebih menyenangkan. Perpustakaan
sekolah buku yang sudah lawas. Bagaimana mau punya budaya baca, sedangkan sumber
bacaannya masih terbatas. Struktur kurikulum, jumlah jam yang teralu banyak bukan
pemecahan masalah. Bosan dengan sekolah, Harus belajar terus. Kesukaan terhadap belajar
akan menurun. Kalau menghadapi guru yang frustasi, harus mengajarkan banyak hal
sekaligus [9]
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang mulai di laksanakan pada tahun 2013. Hal ini 
adalah salah satu rencana pemerintah untuk terus melakukan peningkatan sumber daya
manusia untuk menyongsong perubahan zaman dan perkembangan dunia informasi dan
teknologi di masa yang akan datang. Karena kurikulum 2013 adalah pengembangan dari
kurikulum – kurikulum yang sebelumnya yang juga  baru mulai di sosialisasikan dan di
laksanakan di tahun 2013. Maluku Utara sebagai salah satu Provinsi yang juga mulai
menggunakan kuikulum ini masih perlu banyak sosialisasi untuk lebih meningkatkan
pemahaman dan pengembangan dari masing – masing sekolah sasaran yang di tunjuk sebagai
sekolah pelaksana awal penggunaan kurikulum 2013. Adapun kabupaten yang di tunjuk
sebagai sekolah sasaran di tahun 2013 di Maluku Utara Adalah Kabupaten Kota Ternate yang
terdiri  dari 4 sekolah dan Kota Tidore yang terdiri dari 3 sekolah.
Permasalahan mendasar yang masih dihadapi Guru khususnya di Provinsi Maluku Utara
dalam proses belajar-mengajar khususnya kurikulum 2013 antara lain adalah:
1. t erbentuknya opini di masyarakat bahwa nilai ujian nasional seolah-olah  menggambarkan
prestasi belajar secara utuh, yang mempersepsikan bahwa kemenangan dalam olimpiade,
kontes idol, atau perlombaan olahraga dipandang sebagai cermin prestasi belajar yang
utuh;
2. pembelajaran yang terpisah-pisah baik antar-mata pelajaran maupun antara satu
kompetensi dengan kompetensi lainnya;
3. pengajaran yang belum secara optimal berpusat kepada siswa;
4.  terbatasnya sumber daya dan sumber belajar yang tersedia;
5.  masih banyak siswa berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah,
dukungan kepada siswa masih terbatas;
6. guru yang belum secara efektif melaksanakan belajar aktif.
Mempertimbangkan berbagai permasalahan tersebut, pembenahan dan pengembangan
secara berkelanjutan tentang penggunaan kurikulum 2013 di provinsi – provinsi di Indonesia
khususnya di Provinsi Maluku Utara harus tetap di lakukan secara berkala sebagai salah satu
alternatif yang dapat dipilih untuk mengatasi keragaman kemampuan dan meningkatkan
akselerasi pengembangan dan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai
dengan visi kurikulum 2013 di masing-masing daerah.

Anda mungkin juga menyukai