Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM DIGITAL
MODUL V : ADDER DAN KOMPARATOR

DISUSUN OLEH:
Mufid Al Fikri
(19102088)
PARTNER PRAKTIKUM:
Gigih Attayauban Purnomo (19102085)
Ratna Budiarti Dwi Rahayu (19102086)
Hersa Dwi Ikhsanti (19102101)
Adhesta Pradana Putra Riyadi (19102106)
Dikumpulkan Tanggal : 22 Juni 2020
Asisten Praktikum :
Felia Citra Dwiyani Putri Rosyadi (17102128)
Isnaini Rizki Atika (17102130)

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRONIKA DAN TEKNIK DIGITAL


FAKULTAS INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO
2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengenal rangkaian adder dan komparator biner
2. Mengenal rangkaian adder dan komparator biner dalam bentuk IC pada
DSCH2
II. DASAR TEORI
1. Adder
Adder (penjumlah biner) merupakan rangkaian logika
kombinasional yang berfungsi melakukan operasi penjumlahan bilangan
biner. Penjumlah biner 1- bit terdiri dari Half Adder dan Full Adder. [1]

Half Adder adalah rangkaian elektronika yang melakukan operasi


perhitungan penjumlahan dua buah angka (dalam sistem bilangan biner)
yang paling sederhana. Rangkaian half adder merupakan bagian dari
rangkaian counter yang diperlukan dalam metode Dump Accumulator.
Berikut adalah blok diagram half adder untuk counter pada Dump
Accumulator [1]

Full Adder adalah rangkaian penjumlah yang menyertakan bawaan


sebelumnya (previous carry) pada inputnya. Penjumlahan ini disebut
sebagai Full Adder karena terdapat tiga buah masukan dan dua buah
keluaran (Sum dan Carry). Full Adder ini digunakan untuk melakukan
penjumlahan bit mulai dari bit sebelah kiri bit LSB, sehingga apabila
diperoleh nilai Cn dari penjumlahan bit sebelumnya, maka bit Cn tersebut
menjadi Cp untuk dijumlahkan ke bit selanjutnya di sebelah kiri. [3]

2. Comparator
Comparator (pembanding) merupakan rangkaian logika
kombinasional yang berfungsi untuk membandingkan 2 buah masukan.
Keluaran dari Comparator ada tiga, yaitu yang menyatakan kedua masukan
sama besar, atau masukan pertama kurang dari masukan kedua, dan atau
masukan pertama lebih dari masukan kedua. [2]
3. Encoder

Rangkaian encoder mempunyai sejumlah masukan yang pada suatu


saat hanya ada satu masukan yang boleh aktif. Keluaran enkoder ini adalah
bit jamak
terkode yang akan dibangkitkan tergantung pada masukan yang diaktifkan.
Enkoder merupakan rangkaian logika yang berfungsi mengubah data yang
ada pada inputnya menjadi kode-kode biner pada outputnya. [1]

4. Dekoder

Decoder merupakan rangkaian yang memiliki output lebih banyak


dari inputnya. Decoder bisanya memiliki struktur input sebanyak n bit
maka outputnya sebanyak 2n bit. Misalkan input sebuah decoder sebanyak
2 bit, maka outputnya 22 bit = 4 bit. Jika input 3 bit, maka outputnya
adalah 23 bit = 8 bit. Dalam perkembangannya, selain dekoder n bit ke 2n
bit ada beberapa decoder yang lain, seperti BCD ke 7 segmen dan BCD
ke 10 line. Berikut contoh decoder dengan 2 input sehingga outputnya 4
(22). [2]

5. Decoder BCD ke seven segment Display

Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita melihat sebuah tampilan


display digital, misalnya pengukuran suhu, jam, alarm, dan lain-lain. Pada
dasarnya display tersebut merupakan LED (Light Emitting Diode) yang
memiliki 7 segmen yaitu a, b,c,d, e, f, dan g. [3]

6. Flip - flop

Rangkaian logika sekuensial sebagai penyimpan data yang paling


sederhana dan menjadi dasar pembentuk rangkaian sekuensial berikutnya.
Memiliki dua output yang saling berlawanan (disimbolkan Q dan Q’) →
bistable multivibrator. Terdapat dua kemungkinan keadaan (state), SET
ketika nilai logika Q adalah 1 (high) dan RESET ketika nilai logika Q
adalah 0 (low). [3]
III. ALAT DAN BAHAN
1. Komputer
2. Software DSCH2
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisa pada praktikum ini menjelaskan tentang cara kerja beberapa
rangkaian yang sudah dipraktekan pada lembar kerja yang ada di modul 5.
Yang akan dibahas yaitu fungsi adder, comparator, encorder, decorder, flip
flop dan rangkaian decorder 7.
Pada rangkaian half ader mempunyai 2 masukan dan 2 keluaran yaitu SUM
(S) dan Carry (C). Cara kerja rangkaian jika salah satu masukan bernilai 1
maka keluaran S akan bernilai 1. Dan jika kedua masukan bernilai 1 maka
keluaran S akan bernilai 0 karena maksimal nilai biner 1 maka dari hasil
keluaran C akan bernilai 1.
Sedangkan rangkaian Full ader mempunyai 3 masukan cara kerja
rangkaian yaitu jika salah satu masukan bernilai 1 maka keluaran S akan
bernilai 1 namun jika kedua masukan bernilai 1 maka keluar S akan bernilai 0
dan C akan bernilai 1 sedangkan jika ketiga masukan bernilai 1 maka
keluaran S dan C akan bernilai 1.
Comparator pada rangakaian mempunyai cara kerja jika nilai masukan dari
inputan A dan B sama maka OA=B akan bernilai 1 namun jika nilai A lebih
besar dari B maka OA>B akan bernilai 1 juga tetapi jika nilai inputan 0 maka
inputan A akan menjadi negasi A (A') atau inputan B menjadi negasi B (B').
Rangkaian Encoder memiliki maksimum 2n jalur input dimana "n" adalah
jalur output. Karena mengkode informasi dari input 2n menjadi kode n-bit.
Oleh karena itu encoder mengkodekan 2n jalur input dengan ‘n’ bit.
Pada rangkaian Decorder mempunyai cara kerja jika masukkan A dan B
bernilai 0 maka keluaran Y0 akan bernilai 1 sedangkan keluaran yang lain
akan bernilai 0, karena Y0 merupakan hasil kali dari A' dan B'. Jika inputan A
bernilai 1 dan inputan B bernilai 0 atau (A. B') maka hasil Y1 akan bernilai 1,
namun jika inputan A bernilai 1 dan inputan B bernilai 0 atau dalam
persamaan
(A' . B) maka keluaran Y2 akan bernilai 1 dan jika kedua inputan bernilai 1
atau (A . B) maka keluaran Y3 bernilai 1.
Flip-flop ini mempunyai 2 masukan yaitu S (SET) dan R (RESET).
Flipflop dapat dibentuk dari dua gerbang NOR atau dua gerbang NAND.
Rangkaian pada gerbang NOR jika inputan R bernilai 1 dan inputan S bernilai
1 maka output Q akan bernilai 1 namun ketika inputan R bernilai 0 dan S
bernilai 1 maka output Q akan berubah menjadi 0 dan Q' = 1 tetapi jika
inputan R dan S bernilai 0 maka output Q akan tertahan pada kondisi
sebelumnya sampai kondisi input berubah kembali.Gerbang NAND memiliki
cara kerja jika inputan S bernilai 1 dan inputan R bernilai 0 maka output Q
akan bernilai 1 dan pada saat inputan S bernilai 0 dan R bernilai 1 maka
kondisi output Q akan berubah menjadi 1 namun jika kedua inputan bernilai 1
maka output Q akan mengikuti kondisi sebelumnya.
Decoder BCD ke seven segment mempunyai masukan berupa bilangan
BCD 4-BIT (masukan A,B,C dan D). bilangan BCD ini dikodekan sehingga
membentuk kode tujuh segment yang akan menyalakan ruas-ruas yang sesuai
pada seven segment. Prinsip kerja 7 segment input pada biner pada switch
dikonversikan masuk ke dalam decoder, baru kemudian decoder
mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi decimal, yang nantinya akan
ditampilkan pada seven segment.
LEMBAR KERJA
Nama : Mufid Al Fikri
NIM : 19102088

1. Buatlah tabel kebenaran rangkaian gerbang logika adder, comparator,


encoder, decoder dan flip-flop yang dirangkai dari gerbang logika dasar
atau dengan IC (bila sudah ada IC di dscd2).

Jawab:
a. Addder
 Half adder

Input Output
A B S Cn
0 0 0 0
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 0 1

 Full Adder
Input Output
A B Cp S Cn
0 0 0 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 1
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1
b. Comparator
A B OA=B OA<B OA>B
0 0 1 0 0
0 1 0 1 0
1 0 0 0 1
1 1 1 0 0
c. Encoder
INPUT OUTPUT
Y3 Y2 Y1 Y0 A B
0 0 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1
0 0 0 0 X X
d. Decoder
INPUT OUTPUT
A B Y3 Y2 Y1 Y0
0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 0
1 0 0 1 0 0
1 1 1 0 0 0
e. Flip-Flop
Set Reset Keluaran FF
1 1 Q (tak berubah)
0 1 Q = 1; Q’= 0
1 0 Q = 0; Q’ = 1
0 0 Tak Tentu

Set Reset Keluaran FF


0 0 Q (tak berubah)
1 0 Q = 1; Q’ = 0
0 1 Q = 0; Q’ = 1
1 1 Tak tentu
2. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan (fungsi
adder, comparator, encoder, decoder dan flip-flop beserta cara kerjanya)!

Jawab:
a. Adder
 Half Adder

Ketika inputannya bernilai 1 maka nilai S akan 1 tetapi jika kedua


inputan bernilai 1 maka nilai S nya akan 0 dan nilai Cn akan bernilai 1.
Nilai S bernilai 0 karena nilai maksimal biner adalah 1 dan hasil
tersebut akan dituliskan ke nilai Cn.
 Full Adder

Full adder memiliki 3 inputan yaitu A B dan Cp. Jika salah satu nilai
inputanya bernilai 1 maka nilai S akan bernilai 1 tetapi jika ada 2 yang
bernilai 1 maka inputan S akan 0 dan nilai Cn akan bernilai 1 dan jika
ketiga inputan bernilai 1 maka nilai nilai S dan Cn akan bernilai 1.
b. Comparator

Comparator ini sesuai dengan nilai inputannya. Ketika menentukan


apakan nilai OA=B OA<B Atau OA>B maka kita harus melihat terlebih
dahulu nilai inputan dari A dan B jika nilai inputan A dan B sama
maka nilai OA=B akan bernilai 1 tetapi jika A lebih besar maka nilai
OA>B akan bernilai 1 dan juga jika inputan 0 maka akan berubah
menjadi A’ atau B’ dan jika bernilai 1 maka akan tetap sama.
c. Encoder
Iinput 2^n dengan output n bit
d. Decoder

Ketika inputan bernilai 0 maka Y0 akan bernilai 1, kemudia jika B


bernilai 0 dan A bernilai 1 maka Y1 akan bernilai 1, jika B bernilai 1
dan A bernilai 0 maka Y2 akan bernilai 1, dan jika kedua inputan
bernilai 1 maka Y3 akan bernilai 1.
e. Flip flop

Perbedaan yang mencolok yaitu pada gerbang logikanya jika pada


rangkaian menggunakan NAND maka nilai inputan set memiliki nilai
1010 dan reset 1100 tetapi jika pada rangkaian menggunakan NOR
maka nilai set akan menjadi 01010 dan reset akan menjadi 0011.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Pratiwi, F Ganjar, Afandi, Hamzah, Nur, Dyah. 2018. HALF ADDER
UNTUK COUNTER PADA METODE DUMP ACCUMULATOR RFID
DENGAN TEKNOLOGI 0.35µm. Seminar Nasional FMIPA UNIMUS
2018.

[2] Triadi, Achmad dan, Nasution, Nurmalia. 2013. DEKODER DAN


ENKODER. Tugas Sistem Digital. JURUSAN FISIKA FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
LAMPUNG. 2013.

[3] Laboratorium Teknik Elektronika dan Digital. 2020. Modul V Adder


dan Komparator. Purwokerto : Institut Teknologi Telkom Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai