Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MEKANIKA REKAYASA II

METODE RANGKA BATANG

NAMA DOSEN:

IR.CHRIS HOMBOKAU,MT

DISUSUN OLEH:

APRI RANTO

20011010

POLITEKNIK NEGERI MANADO

TEKNIK SIPIL

DIPLOMA 3

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat TUHAN Yang Maha Kuasa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritikdan saran
yang membangun dari pembuatan makalahini.
DAFTAR ISI
Cover
Kata pengantar
Daftar isi

Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1
Pembahasan
Pengertian

Contoh soal
Penutup

Saran
BAB 1

PENHGERTIAN

Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batang-batang


yang dihubungkan satu dengan lainnya untuk menahan gaya luar secara bersama-sama.

MACAM-MACAM KONSTRUKSI RANGKA BATANG

1. Konstruksi rangka batang tunggal


Jika setiap batang atau setiap segitiga penyusunannya mempunyai kedudukan
yang setingkat, atau konstruksi terdiri dari atas satu kesatuan yang sama (setara).

Contohnya

2. Konstruksi rangka batang ganda


Jika Setiap batang atau setiap segitiga penyusunnya setingkat kedudukannya.
akan tetapi konstruksi terdiri atas dua buah kesatuan konstruksi yang setara.
Contohnya

3. Konstruksi rangka batang tersusun.


Jika kedudukan batang atau segitiga penyusun konstruksi ada beda tingkatannya,
dengan kata lain, konstruksi terdiri atas konstruksi anak dan konstruksi induk.
Dapat kita lihat pada contoh , segitiga ABC merupakan segitiga konstruksi
induk, sedang segitiga ADE merupakan segitiga konstruksi anak.
Contohnya
Alasan mengapa sebuah Kontruksi rangka batang pada umumnya adalah berbentuk segitiga,
antara lain :
1. Karena bentuk segitiga adalah bentuk yang paling menyatu dibanding bentuk yang lain.
2. Perubahan tempat akibat adanya gaya luar menjadi lebih kecil dalam bentuk segitiga di banding
dari pada bentuk yang lain.
3. Bentuk segitiga merupakan bentuk yang paling stabil (statis).
4. Dan juga tidak menimbulkan tegangan didalam batang walaupun ada kesalahan ukuran dalam
pelaksanaannya

KESEIMBANGAN KONTRUKSI RANGKA

Sebuah Kontruksi rangka batang bisa bersifat statis tertentu atau statis tidak tentu, yang dapat
ditentukan dengan suatu formula
S = 2K – 3
Dimana :
banyaknya batang = (S)
banyaknya titik buhul = (K)
A dan B = konstanta
Catatan : jika S > atau = 2K - 3 maka merupakan rangka batang statis tidak tentu
S < 2K – 3 maka merupakan rangka batang statis tertentu
Contoh :

Periksalah apakah kontruksi tersebut stabil atau tidak ?

Penyelesaian :
Banyak Batang = 13
Banyaknya titik Buhul k =8
S = 2k – 3
S = 2. (8) -3 = 13 (Sesuai) berarti kontruksi tersebut stabil.
METODE-METODE PERHITUNGAN GAYA BATANG PADA KONTRUKSI
RANGKA BATANG

1. Metode kesetimbangan buhul ( cara analitis )


konsep terpenting dalam metode ini, ialah :

1. Uraikan terlebih dahulu gaya-gaya batang menjadi 2 arah yang tegak lurus
2. Hitung reaksi ( Ra dan Rb ) tumpuan akibat pembebanan yang diberikan
3. Namai batang-batang dan titik-titik buhul kontruksi, agar lebih mudah membedakannya dalam
perhitungan kedepannya.
4. Buat perjanjian tanda, yang pada umumnya dalam perhitungan tanda negatif (-) dilambangkan
sebagai tekan. Dan lambanga positif (+) dilambangkan sebagai tarik.
5. Mulailah perhitungan, dengan terlebih dahulu menghitung gaya-gaya batang pada titik buhul
yang maximal gaya batangnya hanya 2 gaya batang yang tidak diketahui.
6. Kemudian lanjutkan perhitungan ke titik buhul lainnya dengan syarat tadi “ hanya 2 gaya
batang maximum yang tidak diketahui pada titik buhul”
7. Dalam perhitungan pada tiap-tiap titik buhul, di buat asumsi awal dimana semua gaya-gaya
batang arahnya menjauhi titik buhul pada titik buhul yang kita hitung.
8. Dan jika hasil yang diperoleh bernilai positif (+) maka batang tersebut adalah batang tarik, dan
sebaliknya jika hasil yang diperoleh bernilai negatif (-) maka batang tersebut adalah batang
tekan.
9. Simpulkan hasil perhitungan gaya-gaya batang pada tabel hasil perhitungan agar anda sendiri
bisa melihat hasilnya secara keseluruhan.

Contoh perhitungan dengan metode kesetimbangan titik buhul

Hitung gaya-gaya batang pada kontruksi diatas dengan metode kesetimbangan titik buhul ?

Penyelesaian :

Menghitung reaksi tumpuan


Σ MB = 0 ; RA(9) – 6(6,75) – 6(4,5) – 6(2,25) = 0
Maka RA = 9 kN
Karena kontruksi simetris maka RA = RB = 9kN

Kita mulai perhitungan gaya dalam dengan mengambil titik yang maksimal gaya batang nya hanya 2
yang tidak diketahui

Kita mulai dengan mengambil titik A

Karena batang S1 sudah diketahui selanjutnya kita ambil titik D untuk mencari S4 dan S3.

Kita ambil titik C


Kita ambil titik F

2. Metode ritter ( cara analitis )


Metode ritter atau umumnya disebut sebagai metode potongan itu berprinsip pada
keseimbangan suatu kontruksi. Dimana pada sebuah kontruksi yang seimbang bila dipotong pada
sembarang bagian, maka bagian sebelah kiri dari kontruksi akan melakukan keseimbangan gaya-
gaya yang ada, demikian juga pada bagian kanan dari kontruksi tersebut.

Prinsip pengerjaan dengan metode ritter ini ialah :


1. Terlebih dahulu hitung reaksi-reaksi pada tumpuan.
2. Kemudian potongan yang kita dibuat hendaknya jangan lebih dari tiga gaya batang yang tidak
diketahui, untuk mempermudah dalam menentukan batang tarik dan batang tekan.
3. Dalam potongan yang telah dibuat, pilih titik pusat momen sedemikian sehingga hanya sebuah
gaya yang belum diketahui besarnya dan gaya tersebut tidak melewati

4. Dan dalam melakukan perhitungan potongan yang di ambil, dimisalkan setiap gaya -gaya batang
itu meninggalkan titik buhul disetiap perhitungan yang dilakukan.
5. Seperti halnya dengan metode sebelumnya, jika hasil yang diperoleh bernilai positif (+) maka
batang tersebut adalah batang tarik, sedangkan jika hasil yang diperoleh bernilai negatif ( -) maka
batang tersebut adalah batang tekan.

Untuk lebih jelasnya coba kita lihat contoh berikut ini :

Carilah gaya-gaya batang pada kontruksi dibawah ini dan tentukan sifatnya ?

Penyelesaian :

Kita ambil pertama potongan A-A, karena dipotongan ini hanya 2 gaya batang yang tidak diketahui
yaitu S1 dan S2.
Kemudian kita masih perlu mencari jarak siku batang S1 terhadap titik A.
3. Metode cremona ( cara grafis )
Metode cremona adalah metode penyelesaian gaya-gaya batang dengan cara grafis. Dalam metode
ini yang perlu kita kuasai ialah pemahaman konsep perhitungannya. Dimana, agar nantinya tidak
membingungkan kita sendiri jika kita berjumpa dengan model kontruksi yang lebih sulit lagi .
Jadi, prinsip terpenting dalam perhitungan metode ini yaitu sebagai berikut :
1. Hitung terlebih dahulu reaksi-reaksi tumpuan.
2. Namai tiap batang dan tiap titik buhul agar mudah dikenali dalam perhitungan nantinya.
3. Buat tanda pada tiap batang apakah batang tersebut merupakan batang tekan atau batang tarik,
dengan melihat lendutan akibat pembebanan yang diberikan.
4. Dan terlebih dahulu jangan lupa membuat skala penggambarannya, agar tidak membingungkan
nantinya dalam menentukan arah penggambaran yang selanjutnya akan kita lakukan.
5. Mulailah melukiskan gaya batang, dimulai dari titik buhul yang maksimum besar gaya
batangnya hanya 2 batang yang tidak diketahui, yang biasanya kita mulai dari titik perletakan.
6. Urutan dalam melukiskan gaya batang itu searah jarum jam.
7. Dan dalam menentukan besarnya gaya batang itu berprinsip bahwa, resultan seluruh gaya luar
dan gaya dalam=0.
8. Dalam melukisan arah gaya batang harus sejajar batang yang dihitung gayanya.
9. Terakhir buatkan dalam tabel besarnya gaya tiap batang agar kita bisa menarik kesimpulan
dalam perhitungan tersebut.

Berikut contoh soal untuk mempermudah pemahaman para kawan-kawan sekalian,

Hitunglah besar dan jenis gaya batang tersebut dengan cara ceremona ?
PENYELESAIAN :

Jadi untuk menentutkan batang tarik atau tekan kita bisa melihat lendutan yang terjadi karena
beban rangka batang tersebut

Kemudian kita namai tiap titik buhul, untuk memper mudah pengerjaan.

Baru kita tentukan urutan pengerjaan penggambaran yang akan kita lakukan.
Baru kita kerjakan sesuai urutan yang telah kita buat.
1. Penggambaran kita mulai dari titik C, karena di titik C hanya 2 batang yang belum diketahui
yaitu S1 dan S2 . kita mulai penggambaran dari P1 sampai tertutup kembali searah jarum jam
penggambaran.

2. Kemudian kita ambil titik D, karena batang S1 sudah diketahui dari titik C, hanya tinggal batang
S3 dan S4. Jadi, kita mulai penggambaran dari batang S1 sampai menutup kembali searah jarum
jam penggambaran.
3. Kemudian ke titik E, seperti konsep awal dimulai searah jarum jam urutan penggambaran nya
sampai tertutup kembali ke titik start. Untuk memperoleh batang S6 dan S5.

4. Kemudian ke titik A untuk memperoleh batang S10. Dimana disini kita dapatkan bahwa batang
S11=0 , karena di titik A tidak ada komponen gaya vertikalnya, hanya S11 saja.
5. Kemudian ketitik G unutk memperoleh batang S9 dan S7

6. Kemudian ke titik B untul memperoleh S8.


7. Kemudian kita ke titik F

8. Setelah setiap titik kita sudah bisa menyelesaikannya. Maka secara keseluruhan pun
kita akan paham dalam penyelesaiannya juga. Yang paling penting di ingat dalam
penggambaran itu hanya 2 batang yang tidak diketahui dan penggambarannya searah
jarum jam.
CONTOH SOAL

1.

Langkah pertama adalah tentukan sudut antar batang, dan berikan nama pada tiap titik buhul dan
tiap batang, ini untuk memudahkan perhitungan supaya tidak membingungkan. Penamaan bebas,
terserah, mau dikasih nama Samsudin juga bebas, asal nantinya dimengerti.

Langkah kedua adalah hitung reaksi perletakannya. Sudah bisa kan? Kalau belum tahu lihat
postingan sebelumnya. Pada contoh ini gaya yang diberikan tepat di tengah sebesar 20 kN, maka
beban ini akan didistribusikan ke tumpuan masing-masing sebesar 10 kN. Sehingga RAV= 10 kN dan
RBV = 10 kN, sedangkan RAH=0, karena tidak ada beban horizontal.

Langkah berikutnya adalah menghitung gaya pada batang di setiap titik buhul.
Pertama kita akan menghitung gaya pada batang di buhul A

ΣV=0
RAV + F1 sin 45 = 0
10 = – F1 sin 45
– F1 = 10/ sin 45
F1 = -14.14 kN

ΣH=0
RAH + F2 + F1 cos 45 = 0
0 +F2 = -F1 cos 45
F2= -(-14.14 cos 45) F2= 10 kN

Selanjutnya di buhul B. oh iya,, setiap tanda arah pada batang menjauhi titik buhul.

ΣV=0
F3=0

ΣH=0
F2-F4 = 0
F2 = F4
F4 = 10 kN

Buhul C

ΣV=0
-20 – F3 – F1 sin 45 – F5 sin 45 = 0
-20 – 0 – (-14.14 sin 45) = F5 sin 45
-20 – 0 + 10 = F5 sin 45
F5 = -10/sin 45
F5 = -14.14 kN

ΣH=0 (dicek, bener nggak hitungan diatas)


– F1 cos 45 + F5 cos 45 = 0
-10 + 10 = 0 (bener kan..)

Buhul D, (nggak usah dihitung lah ya, udah bener ini kok..)
Nah, sudah selesai. Jadi hasilnya adalah:
F1= -14.14 kN
F2= 10 kN
F3= 0 kN
F4= 10 kN
F5= -14.14 kN
*)tanda minus menunjukkan batang tersebut dalam kondisi tekan, dan tanda plus dalam kondisi
tarik.
bisa digambarkan seperti ini:

2.

Penyelesaian :

Cari Nilai Sinus dan Cosinus sudut a

Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar di bawah ini.


Sehingga didapat :

sin a = 0,894
cos a = 0,447
Cari reaksi yang terjadi akibat beban pada soal di atas

Bisa di lihat pada gambar di atas, beban yang ada dalam posisi simetris pada
rangka batangnya. Sehingga reaksi pada tumpuan A dan tumpuan B nilainya
adalah sama. Yaitu sebesar setengah dari total beban yang ada.
RA = RB = (200 + 200)/2 = 400/2 = 200 kN
Cari gaya – gaya batang dengan Metode Titik Buhul
Tinjau Titik Buhul A

Untuk batang DIAGONAL atau Batang Miring perlu dicari gaya dalam arah
vertikal dan horizontalnya terlebih dahulu. Seperti pada gambar di atas,
batang D1 dibuat dipecah menjadi D1v (arah vertikal) dan D1h (arah
horizontal).
Yang perlu diketahui arah horizontal dikali dengan cosinus dan arah vertikal
dikali dengan sinus. Peninjauan Titik pada bagian batang yang belum diketahui
maksimal 2 batang. Sehingga :
D1v = D1 sin a = 0,894D1
D1h = D1 cos a = 0,447D1
Tinjau Keseimbangan Gaya-gaya vertikal (Gaya-gaya vertikal pada titik A
Dijumlahkan harus sama dengan nol)
D1v + RA = 0
0,894D1 + 200 = 0
D1 = – (200/0,894) = – 223,714 kN (Tanda Negatif Batang Tekan)
Tinjau Keseimbangan Gaya-gaya horizontal (Gaya-gaya horizontal pada titik A
Dijumlahkan harus sama dengan nol)
D1h + H1 = 0
0,447D1 + H1 = 0
0,447 x (- 223,714) + H1 = 0
H1 = 100 kN (Tanda positif Batang Tarik)
Tinjau Titik Buhul C
D2v = D2 sin a = 0,894D2
D2h = D2 cos a = 0,447D2
Yang telah diketahui :

D1v = D1 sin a = 0,894D1 = -200 kN


D1h = D1 cos a = 0,447D1 = -100 kN
Tinjau Keseimbangan Gaya-gaya vertikal (Gaya-gaya vertikal pada titik C
Dijumlahkan harus sama dengan nol)
– D1v – D2v = 0
200 – 0,894D2 = 0
D2 = 200/0,894 = 223,714 kN (Batang Tarik)
Tinjau Keseimbangan Gaya-gaya horizontal (Gaya-gaya horizontal pada titik C
Dijumlahkan harus sama dengan nol)
– D1h + O1 + D2h = 0
100 + O1 + 0,447D2 = 0
100 + O1 + 100 = 0
O1 = -200 kN (Batang Tekan)
Tinjau Titik Buhul B
D3v = D3 sin a = 0,894D3
D3h = D3 cos a = 0,447D3
Yang telah diketahui :

D1v = D1 sin a = 0,894D1 = -200 kN


D1h = D1 cos a = 0,447D1 = -100 kN
D2v = D2 sin a = 0,894D2 = 200 kN
D2h = D2 cos a = 0,447D2 = 100 kN
Tinjau Keseimbangan Gaya-gaya vertikal (Gaya-gaya vertikal pada titik B
Dijumlahkan harus sama dengan nol)
– P + D2v + D3v = 0
– 200 + 0,894D2 + 0,894D3 = 0
-200 + 200 + 0,894D3 = 0
D3 = 0 kN
Tinjau Keseimbangan Gaya-gaya horizontal (Gaya-gaya horizontal pada titik B
Dijumlahkan harus sama dengan nol)
– H1 + H2 – D2h + D3h = 0
– 100 + H2 – 100 + 0 = 0
H2 = 200 kN (Batang Tarik)
4. Tabel Gaya-gaya batang
Karena beban simetris maka terdapat beberapa batang yang memiliki nilai
yang sama. Jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
3. Diketahui sebuah rangka batang statis tertentu dengan bentuk, pembebanan dan
perletakansendi-rol seperti terlihat pada gambar berikut. Hitung reaksi-reaksi perletakan dan
gaya-gaya batang A3, D3 dan B3 dengan menggunakan metode potongan.Penyelesaian :

(i). Menghitung reaksi-reaksi perletakan : ∑V = 0 VB − P1 − P2 − P3 − P4 = 0 maka diperoleh VB =


80 kN (↑)∑M B =0 H A .2 + P4 .8 + P3 .8 + P2 .6 + P1 .4 = 0 H A .2 + 20.8 + 20.8 + 20.6 + 20.4 = 0
maka diperoleh H A = −260 kN (←)∑M A =0 − H B .2 − VB .0 + P4 .8 + P3 .8 + P2 .6 + P1 .4 = 0 − H
B .2 − V B .0 + 20.8 + 20.8 + 20.6 + 20.4 = 0 maka diperoleh H B = 260 kN (→)∑H = 0 HA + HB = 0
cek ok!Responsi Statika dan Mekanika Bahan 2.

(ii). Menghitung gaya-gaya batang pada potongan 1-1 :∑V = 0 VB − D2 . sin 45 o = 0 80 − D2 . sin
45 o = 0 D2 = 113,14 kN (batang tarik)∑M C =0 − H B .2 + V B .2 − B 2 .2 = 0 − 260.2 + 80.2 − B 2
.2 = 0 B2 = −180 kN (batang tekan)∑H = 0 H A + H B + A2 + D2 . cos 45 o + B2 = 0 − 260 + 260 +
A2 + 113,14. cos 45 o + (− 180 ) = 0 A2 = 100 kN (batang tarik)Responsi Statika dan Mekanika
Bahan 2.

4. Diketahui sebuah rangka batang statis tertentu dengan bentuk, pembebanan dan
perletakansendi-rol seperti terlihat pada gambar berikut. Hitung reaksi-reaksi perletakan dan
gaya-gaya batang D3, D4 dan B2 dengan menggunakan metode potongan.Penyelesaian :

(i). Menghitung reaksi-reaksi perletakan :∑M B =0 V A .6 − 10.5 − 10.4 − 10.3 − 10.2 − 10.1 = 0
maka diperoleh V A = 25 kN (↑)∑M A =0 − VB .6 + 10.1 + 10.2 + 10.3 + 10.4 + 10.5 = 0 maka
diperoleh VB = 25 kN (↑)∑H = 0 HA = 0∑V = 0 V A + VB − 10 − 10 − 10 − 10 − 10 = 0 cek ok!

(ii). Menghitung gaya-gaya batang pada potongan 1-1 :∑M D =0 V A .2 − P.1 + D 3 . sin 26,565 o
.1 + D 3 . cos 26,565 o .1 = 0 25.2 − 10.1 + 1,341.D 3 = 0 D3 = −29,828 kN (batang tekan)∑V = 0 V
A − P − P + D 3 . sin 26,565 o + D 4 . sin 63,435 o = 0 25 − 10 − 10 + (− 29,828). sin 26,565 o + D 4
. sin 63,435 o = 0 D4 = 9,316 kN (batang tarik)∑H = 0 D3 . cos 26,565 o + D4 . cos 63,435 o + B2 =
0 (− 29,828). cos 26,565o + 9,316. cos 63,435 o + B2 = 0 B2 = 22,5 kN (batang tarik).
5. Diketahui sebuah rangka batang statis tertentu dengan bentuk, pembebanan dan
perletakansendi-rol seperti terlihat pada gambar berikut. Hitung reaksi-reaksi perletakan dan
gaya-gaya batang dengan menggunakan metode cremona.Penyelesaian :(i). Menghitung reaksi-
reaksi perletakan.∑M c =0 V A .24 − P1 .18 − P2 .12 = 0 V A = 75 kN (↑)∑M A =0 − VC .24 + P1 .6
+ P2 .12 = 0 VC = 35 kN (↑)∑H = 0 HA = 0∑V = 0 V A + VC − P = 0 cek ok!

(ii). Penyelesaian diagram cremona. Batang Gaya Batang Keterangan (kN) A1 -52,5 batang tekan
D1 -93,75 batang tekan D2 -6,25 batang tekan D3 +43,75 batang tarik D4 -43,75 batang tekan
B1 +56,25 batang tarik B2 +26,25 batang tarik

6.Diketahui sebuah rangka batang statis tertentu dengan bentuk, pembebanan dan
perletakansendi-rol seperti terlihat pada gambar berikut. Hitung reaksi-reaksi perletakan dan
gaya-gaya batang dengan menggunakan metode cremona.Penyelesaian :(i). Menghitung reaksi-
reaksi perletakan.∑M c =0 V A .24 − P1 .18 − P2 .12 = 0 V A .24 − 80.18 − 30.12 = 0 V A = 75 kN
(↑)∑M A =0 − VC .24 − P2 .18 − P1 .12 = 0 − VC .24 − 30.18 − 80.12 = 0 VC = 35 kN (↑)∑H = 0 HA
= 0∑V = 0 V A + VC − P = 0 cek ok!

(ii). Penyelesaian diagram cremona. Batang Gaya Batang Keterangan (kN) A1 -56,25 batang
tekan A2 -26,25 batang tekan D1 -93,75 batang tekan D2 +6,25 batang tarik D3 -43,75 batang
tekan D4 -43,75 batang tekan T1 -5 batang tekan T2 0 - T3 +35 batang tarik B1 +56,25 batang
tarik B2 +52,5 batang tarik B3 +52,5 batang tarik B4 +26,25 batang tarik.

7. Tentukanlah besar seluruh gaya batang dari struktur rangka pada gambar jika P1 = P6 = 250
kg, P2 = P3 = P4 = 500 kg, L FAB = 35o, b t bentang AB 8 AB= 8 meter t

Penyelesaian: 1. Memeriksa kestabilan struktur m=2.j ‐3 Æ 9 = 2*6 – 3 (ok) 2. Menentukan


komponen p reaksi tumpuan p ∑ MA = 0 Æ ‐ RB.8+P5.8+P4.6+P3.4+P2.2 = 0 RB =
(250.8+500.6+500.4+500.2)/8 ( )/ RB = 1000 kg ∑ MB = 0 Æ ‐RA*8‐P1*8‐P2*6‐P3*4‐P4*2 = 0 RA
= (250*8+500*6+500*4+500*2)/8 RA = 1000 kg ∑ P = ∑ R P1+P2+P3+P4+P5 = RA + RB 2000 =
2000 (ok)

Menentukan besarnya gaya batang Simpul A : ∑ V= 0 RA‐P1+S6.Sin 35 = 0 1000‐250+S6.0.57 =0


S6 = ‐750/0.57 = ‐1315 kg (tekan) ∑ H = 0 S6.Cos 35+S1 = 0 ‐1315.0.82+S1 = 0 1315 0 82+S1 0 S1
= ‐(‐1315).0.82 S1 = 1078 kg (tarik)

Simpul E ∑ V = 0 ‐S6*Sin 35‐P2+S5 Sin 35‐S7.Sin 35 = 0 ‐(‐1315).0.57‐500+S5.0.57‐S7.0.57 = 0


750‐500+S5.0.57‐S7.0.57 = 0 250+0 57 S5‐0 57 S7 = 0 250+0.57.S5‐0.57.S7 = 0 ∑ H = 0 ‐S6.Cos
35+S5.Cos 35+S7.Cos 35= 0 ‐(‐1315).0.82+S5.0.82+S7.0.82=0 1078+0.82.S5+0.82.S7= 0 Dari
substitusi persamaan didapat : S5 = ‐877 Kg (tekan) S7 = ‐439 kg (tekan) S7 = ‐439 kg (tekan)
Penutup

Saran

Menyadari bahwa penulisan jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih focus
dan detail di dalam menyebutkan perihal makalah di atas bersama sumber-sumber yang
lebih banyak,yang tentunya mampu di pertanggung jawabkan.untuk wejangan mampu berisi
kritik atau saran kepada penulis supaya mampu untuk menanggapi terhadap analisis berasal
dari bahasan makalah yang sudah di jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai