Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM : KIMIA ORGANIK


PERTEMUAN :1
JUDUL PERCOBAAN : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI
: KARBOKSILAT

NAMA : NABELLA HAYATI


NPM : 1948401110032
KELAS : A19 D3 FARMASI
GOLONGAN/ KELOMPOK :1/8
TANGGAL : 16 APRIL 2020
DOSEN PENGAMPU :

LABORATORIUM FAKULTAS FARMASI


PROGRAM STUDI D3 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
PERCOBAAN 4
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI KARBOKSILAT

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui sifat-sifat senyawa asam karboksilat.
2. Mengetahui jenis-jenis pereaksi senyawa-senyawa asam karboksilat.

B. DASAR TEORI
Asam karboksilat ialah golongan senyawa organik yang dicirikan oleh gugus
karboksil yaitu nama yang berasal dari nama gugus fungsi karbonil dan hikdroksil.
Rumus umum asam karboksilat ialah RCOOH. Asam karboksilat tergolong asam
karena senyawa ini mengion dalam larutan, menghasilkan ion karboksilat dan proton
(Wilbraham dan Matta,1992). Banyak asam karboksilat rantai lurus mula-mula
dipisahkan dari lemak sehingga dijuluki juga sebagai sama lemah. Asam propionate
yaitu asam dengan tiga karbon, secara harfiah berarti asam lemak pertama (Yunani:
protos= pertama ; pion= lemak). Asam berkarbon empat atau asam butirat diperoleh
dari lemak mentega (Latin: butyrum= mentega) (Wilbraham dan Matta,1992).
Anggota deret asam karboksilat alifatik yang berbobot molekul rendah tidak
berwarna dan mudah menguap. Baunya tajam dan tak sedap. Bau mentega tengik dan
bau kaki kotor ditimbulkan oleh asam butirat. Bau domba disebabkan oleh asam
rantai lurus dengan 6,8 dan 10 karbon (C-6, C-8, C-10). Anggota deret yang lebih
tinggi tidak atsiri, bertitik leleh rendah, dan berwujud padat seperti lilin. Asam stearat
(C-18) diperoleh dari lemak sapi (Yunani: stear= lemak), digunakan untuk membuat
lilin murahan. Asam stearat yang lebih tinggi, kurang berbau (Wilbraham dan Matta,
1992).
Seperti alkohol, asam karboksilat dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
sesamanya. Bahkan dimer (pasangan karboksilat yang berikatan hidrogen) dapat
dijumpai dalam keadaan gas dari asam yang berbobot molekul rendah. Karena adanya
ikatan hidrogen titik didih dan titik leleh asam karboksilat lebih tinggi dibandingkan
senyawa lain yang bobot molekulnya sama. Semua asam karboksilat aromatik dan
asam dikarboksilat adalah padatan kristal pada suhu kamar (Wilbraham dan Matta,
1992).
Asam-asam aromatik mempunyai sifat-sifat keasaman yang serupa dengan asam-
asam alifatik. Asam benzoat (121oC) merupakan padatan putih yang tetapan
disosiasinya hampir sama dengan asam asetat. Gugus-gugus hidroksil pada asam-
asam karboksilat mempunyai beberapa pengaruh penting terhadap sifat-sifat senyawa
itu (Usman dkk, 2013).
Kebanyakan asam yang larut dalam air, larut juga dalam basa. Asam-asam yang
tidak larut dalam air, juga tidak larut dalam basa, karena diubah ke dalam garam-
garam ionik. Asam-asam mempunyai titik-titik didih yang lebih tinggi daripada yang
diramalkan oleh bobot-bobot molekulnya. Asam asetat, yang mempunyai bobot
molekul 60oC, mendidihkan pada suhu 118oC, suhu ini 202oC lebih tinggi daripada
titik n-propil alkohol (b.p.98oC) yang mempunyai bobot molekul yang sama.
Penyebab dari hal ini ialah bahwa asam-asam biasanya berada sebagai dimer, dimana
gugus hidroksil dari molekul yang satu terikat pada gugus karbonil dari molekul yang
lain dalam bentuk ikatan hidrogen (Usman dkk, 2013).
Asam formiat (titik didih 101oC) telah dikenal sejak 1670. Asam ini terdapat
pada berbagai tanaman dan serangga yang menggigit dan menyengat; zat yang
menyebabkan rasa pedas pada waktu terjadi sengatan mengandung asam formiat dan
kita telah mengetahui adanya senyawa ini dalam beberapa jenis semut. Secara
industri, asam formiat dapat dibuat dengan mudah oleh reaksi dari karbon monoksida
dengan natrium hikroksida. Pengasaman natrium formiat yang terbentuk
menghasilkan asam formiat (Usman dkk, 2013).
Asam asetat (titik didih 118oC, titik leleh 17oC) merupakan konstituen utama dari
cuka, diperoleh dengan jalan fermentasi gula dengan bantuan udara (jika tidak ada
udara hasilnya ialah eter alkohol). Tetapi secara industri, kebanyakan asam asetat itu
dibuat dengan jalan mengoksidasi asetaldehida, dimana asetaldehida sendiri diperoleh
dari hidraso asetilena. Asam asetat dapat dipakai dalam pembuatan selulosa asetat
dan untuk sintesis dari sejumlah besar, ester. Klorina asam asetat diberikan asam
kloroasetat yang direaksikan dengan natrium 2,4-diklorofenoksida menghasilkan
pembunuh rumput (herbisidaa 2,4-D) (Usman dkk, 2013).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
 Kertas lakmus biru
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Pipet Tetes
2. Bahan
 Asam asetat
 Na-Thiosulfat
 Larutan KI
 KIO3
 Amilum

D. CARA KERJA
1. Reaksi dengan kertas lakmus:
 Diambil sepotong kertas lakmus biru, kemudian ditetesi dengan asam cuka.
Diperhatikan perubahan warna yang terjadi pada kertas.
2. Reaksi gugus fungsi:
 Disediakan dua buah tabung reaksi, masing masing diisi 1 ml asam asetat.
 Tabung pertama ditambah 1 ml larutan Na-Thiosulfat.
 Tabung kedua ditambah 1 ml KI, 1 ml KIO3 1 tetes amilum.
 Diamati perubahan yang tampak dan ditulis persamaan reaksinya.
E. SKEMA KERJA
1. Pengujian Asam Cuka dengan Kertas Lakmus Biru
Lakmus biru Tetesi dengan Amatilah apakah terjadi
Asam Cuka perubahan warna pada
kertas lakmus biru

2. Identifikasi Campuran Larutan


1 ml larutan
Na-Thiosulfat 1 ml
1 ml KIO3
KI 1 tetes
amilum

Tabung Tabung Tambahkan Tabung Tabung


reaksi 1 reaksi 2 masing reaksi 1 reaksi 2
masing 1 ml
Asam asetat

F. HASIL PERCOBAAN
1. Lakmus biru yang ditetesi asam cuka berubah menjadi warna merah.
2. Tabung reaksi 1 (Na-Thiosulfat) :
Awalnya larutan berwarna bening, setelah itu mengalami perubahan warna
menjadi warna bening 2 lapisan, namun berbau.
3. Tabung reaksi 2 (KI, KIO3, Amilum)
Awalnya larutan berwarna bening, setelah itu mengalami perubahan warna
menjadi warna kuning keruh.
G. MEKANISME REAKSI
1. Tabung reaksi 1
2 CH3COOH + Na2S2O3 2CH3COONa + S2 + O3 + H2
2. Tabung reaksi 2
CH3COOH + KI CH3COOK + HI
CH3COOH + KIO3 CH3COOK + HIO3
KI + KIO3 K2O3 + I2

H. KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
1. Asam memiliki gugus fungsi karboksilat dan bersifat asam sehingga dapat
memerahkan lakmus biru.
2. Campuran dari asam asestat dengan Na-Thiosulfat memiliki gugus fungsi
karboksilat dan melepaskan belerang dari larutan thiosulfat sehingga menimbulkan
bau dan tidak mengalami perubahan warna (larutan bening)
Persamaan reaksi yang terbentuk (Tabung 1)
2 CH3COOH + Na2S2O3 2CH3COONa + S2 + O3 + H2
3. Asam asetat memiliki gugus fungsi karboksilat. Ketika dicampurkan dengan KI
dan KIO3 terbentuk iodium berwarna orange tua. Lalu ketika ditambahkan
amilum, berubah warna menjadi biru pekat. Hal ini terjadi karena gugus fungsi
karboksilat dapat membirukan amilum.
Tetapi saat percobaan, kami menggunaan KI 10 % dan KIO 3 terbentuk iodium
berwarna kuning bening. Lalu ketika ditambahkan amilum, berubah warna
menjadi kuning keruh. Mungkin hal ini terjadi karena perbedaan konsentrasi KI
yang digunakan sehingga belum terbentuk iodium yang sempurna dan tidak dapat
membirukan amilum.
Persamaan reaksi yang terbentuk (Tabung 2)
CH3COOH + KI CH3COOK + HI
CH3COOH + KIO3 CH3COOK + HIO3
KI + KIO3 K2O3 + I2
DAFTAR PUSTAKA

Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.


Rasyid,M. 2006. Kimia Organik I. Makassar: UNM.
Sitorus,M. 2010. Kimia Organik Umum. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Staley,D. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB.

Anda mungkin juga menyukai