Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM : KIMIA ORGANIK


PERTEMUAN :3
JUDUL PERCOBAAN : HIDROLISA PATI

NAMA : NABELLA HAYATI


NPM : 1948401110032
KELAS : A19 D3 FARMASI
GOLONGAN/ KELOMPOK :1/8
TANGGAL : 30 APRIL 2020
DOSEN PENGAMPU :

LABORATORIUM FAKULTAS FARMASI


PROGRAM STUDI D3 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
PERCOBAAN 5
HIDROLISA PATI

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami reaksi hidrolisa asam pati menjadi gulareduksi.
2. Memahami reaksi hidrolisa enzim pati menjadi gulareduksi.
3. Mengetahui kadar gula reduksi hasil hidrolisa kemudian membandingkan metode
hidrolisa.

B. DASAR TEORI
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama
sebagai penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Senyawa karbohidrat
merupakan senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton yang mengandung
unsur-unsur C,H, dan O dengan rumus empiris (CH 2O)n. Dalam tubuh manusia
sebagian besar karbohidrat terdapat dalam bentuk glikogen yang tersimpan dalam hati
dan jaringan otot. Glikogen dalam tubuh manusia berfungsi sebagai cadangan energi.
Melalui mekanisme kerja hormon dan aktivitas enzim, glikogen dipecah menjadi
unit-unit glukosa. Berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Monosakarida
Karbohidrat yang paling sederhana yang terdiri dari 1 molekul berupa aldosa atau
ketosa. Contohnya : glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Oligosakarida
Karbohidrat yang tersusun dari 2 sampai 10 satuan monosakarida. Contohnya :
sukrosa, disakarida dari glukosa dan fruktosa atau laktosa yang terdiri dari glukosa
dan galaktosa.
3. Polisakarida
Karbohidrat yang tersusun lebih dari 10 satuan monosakarida yang dapat berupa
rantai lurus maupun bercabang. Contohnya : amilun dan selulosa, hidrolisis
sebagian polisakarida akan menghasilkan senyawa oligosakarida seperti dekstrin.
Pada umumnya karbohidrat merupakan senyawa padat berupa serbuk putih yang
mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut non polar, tetapi mudah larut dalam air,
kecuali polisakarida (selulosa) yang tidak larut dalam air. Monosakarida dan
disakarida mempunyai sifat manis sehingga sering disebut gula. Kebanyakan
monosakarida dan disakarida kecuali froktosa adalah kelompok gula pereduksi. Sifat
mereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehid atau keton bebas dalam molekulnya.
Larutan gula pereduksi bereaksi positif dengan pereaksi fehling, pereaksi Tollens
maupun pereaksi benedict.
Pati banyak terdapat dalam tumbuh-tumbuhan terutama terdapat pada biji, buah
dan umbi. Di dalam sel, pati membentuk granula yang secara mikroskopis memiliki
bentuk yang berbeda untuk setiap sumber. Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat
dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa (±20%) dengan struktur
molekul linier, terdiri dari rantai unit-unit D-glukosa yang panjang digabungkan oleh
ikatan α(1 4). Rantai ini beragam dalam berat molekulnya, dari bebrapa ribu
sampai 500.000. Sebaliknya fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (±80%)
dengan struktur bercabang, memiliki berat molekul yang tinggi. Ikatan glikosidik
yang menggabungkan residu glukosa yang berdekatan di dalam rantai amilopektin
adalah ikatan α(1 4), tetapi titik percabangan amilopektin merupakan ikatan
α(1 6). Dalam suasana asam dan dengan pemanasan, pati akan terhidrolisis
menjadi senyawa karbohidrat yang lebih sederhana. Hidrolisis pati dengan asam
klorida akan menghasilkan molekul glukosa sedangkan hidrolisis pati oleh enzim
akan menghasilkan maltosa yang selanjutnya akan menghasilkan glukosa.
Pati atau amilum merupakan karbohidrat kompleks yang dihasilkan oleh
tumbuhan, dimana didalamnya terkandung kelebihan glukosa (sebagai produk
fotosintesis) (Purba, 2009). Hidrolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan
menggunakan air untuk memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Jadi, Hidrolisis
pati merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian
penyusunnya yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa
(Rahmayanti, 2010).
Pati yang merupakan polimer dapat dipecah menjadi monomer-monomernya
dengan cara hidrolisis. Proses hidrolisis bertujuan mendapatkan monomer glukosa
agar dapat diolah menjadi produk-produk lain seperti sirup glukosa, sukrosa, high
fructose syrup, dll. (Johnson et al, 2012). Glukosa adalah monosakarida yang paling
banyak ditemukan di buah-buahan, tumbuhan, madu, darah, dan cairan binatang
(Silva et al, 2013). Glukosa juga didapat dari hidrolisis polisakarida baik
menggunakan baik menggunakan asam atau enzim (Ramachandran et al, 2013).
Hidrogenasi glukosa menghasilkan sorbitol menggunakan katalis yang banyak
digunakan dalam industri pangan, minuman, formulasi bahan kosmetik (Xingcui,
2013). Glukosa juga bisa dijual atau dikomersilkan dalam bentuk cair, yaitu sebagai
sirup glukosa (Johnson et al, 2013).
Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu
senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari senyawa air. Hidrolisis dapat digolongkan
menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa, hidrolisis
gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim. Sedangkan
berdasarkan fase reaksi yang terjadi diklasifikasikan menjadi hidrolisis fase cair dan
hidrolisis fase uap (Lamiya, 2012).
Laju reaksi proses hidrolisis ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah
penambahan katalis. Katalisator akan mengawali penggabungan senyawa kimia yang
akan membentuk substansi kompleks. Peran katalisator adalah memberikan
mekanisme reaksi alternatif dengan energi pengaktifan yang lebih rendah. Contoh
katalisator asam seperti HCl (asam klorida), HNO3, dan H2SO4 (Barnali, 2008).
Proses hidrolisis pati menggunakan katalis asam menghasilkan yield diatas 50%
dengan pH 2-5. Pada hidrolisis, air akan menyerang pati pada ikatan 1,4 α glukosida
menjadi dextrin, sirup, dan glukosa. Reaksi antara air dan pati berjalan lambat,
sehingga diperlukan katalisator untuk mempercepat kereaktifan air. Pemilihan
katalisator menjadi penting karena akan menentukan konversi dan waktu dari proses
hidrolisis pati tersebut (Iryani, 2013). Pada reaksi hidrolisa biasanya dilakukan
dengan menggunakan katalisator asam seperti HCl (asam klorida). Bahan yang
digunakan untuk proses hidrolisis adalah pati. Di Indonesia banyak dijumpai tanaman
yang menghasilkan pati. Tanaman-tanaman itu seperti padi, jagung, ketela pohon,
umbi-umbian, aren dan sebagainya.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Rak tabung
2. Bahan
 Pati
 HCl 25 % / H2SO4 4 N
 Reagen Benedict
 Iodium 0,05 N

D. CARA KERJA
1. Timbang Pati sebanyak 5 gram, masukkan kedalam labu alas bulat dan tambahkan
larutan asam 50 ml. Refluks selama 75 menit,
2. Pada menit 30 ambil larutan yang ada dalam Labu sebanyak 6 ml. Bagi larutan
kedalam tabung reaksi masing-masing 2 ml untuk uji Amilum dan 4 ml untuk uji
Glukosa.
 Uji Amilum
2 ml sampel ditambah dengan Iodium 0,05 N sebanyak 1 ml
 Uji Glukosa
4 ml sampel ditambah dengan Reagen benedict kemudian panaskan selama 5
menit
3. Lanjutkan refluks sampai menit ke 75 kemudian lakukan uji Amilum dan uji
Glukosa kembali.
E. SKEMA KERJA
Pati Singkong 5 gr Ambil larutan di 30 menit
pertama (sebanyak 6 ml)
As. Sulfat 4M 50 ml
Ambil lagi larutan di 75 menit
pertama (sebanyak 6 ml)

Refluks selama 75 menit


pada suhu 90oC

Uji di menit ke-30


+ 1 ml benedict (uji glukosa) Amati
4 ml

+ 1ml Iodium 0,05 N (uji amilum) Amati


2 ml

6 ml larutan tadi dibagi


menjadi 4 ml dan 2 ml

Uji di menit ke-75


+ 1 ml benedict (uji glukosa) Amati
4 ml

+ 1ml Iodium 0,05 N (uji amilum) Amati


2 ml

6 ml larutan tadi dibagi


menjadi 4 ml dan 2 ml
F. HASIL PERCOBAAN
UJI GLUKOSA

No Uji Glukosa
Waktu Volume Sampel Keterangan
.
1. 30 menit 4 ml Tidak berubah warna menjadi
merah bata.
Hasilnya negatif (-)
2. 75 menit 4 ml Tidak berubah warna menjadi
merah bata.
Hasil negatif (-)

UJI AMILUM

No Uji Amilum
Waktu Volume Sampel Keterangan
.
1. 30 menit 2 ml Berubah warna menjadi
kehitaman.
Hasilnya positif (+)
2. 75 menit 2 ml Berubah warna menjadi
kehitaman.
Hasilnya positif (+)

Catatan :
1. Untuk Glukosa
 Apabila warna gelap : Tidak mengandung glukosa (-)
 Apabila warna merah bata : Mengandung glukosa (+)
2. Untuk Amilum
 Apabila warna cerah : Tidak mengandung amilum (-)
 Apabila warna kehitaman / cokelat kehitaman : Mengandung amilum (+)

G. MEKANISME REAKSI
nH 2O nH2O

(C12H20O10)n nC12H20O11 2nC6H12O6

H+ H+

Pati (polisakarida) Maltosa (oligosakarida) Glukosa (monosakarida)

H. KESIMPULAN
Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pati / amilum adalah karbohidrat kompleks yang dihasilkan oleh tumbuhan, di
mana di dalamnya terdapat kandungan karbohidrat glukosa.
2. Hidrolisis adalah mekanisme reaksi penguraian suatu senyawa oleh air / asam dan
basa.
3. Pada uji glukosa, larutan sampel di 30 menit pertama dan 75 menit kedua tidak
terdeteksi glukosa. Larutan tidak berubah menjadi merah bata, melainkan masih
warna gelap (negatif glukosa), mungkin dikarenakan belum terhidrolisis sempurna.
Atau kemungkinan besar dikarenakan waktu 75 menit tidak cukup mengubah
amilum menjadi glukosa.
4. Untuk uji amilum sendiri, baik pada menit ke-30 atau menit ke-75, terdapat
perubahan warna menjadi kehitaman (positif amilum).
3. Untuk Glukosa
 Apabila warna gelap : Tidak mengandung glukosa (-)
 Apabila warna merah bata : Mengandung glukosa (+)
4. Untuk Amilum
 Apabila warna cerah : Tidak mengandung amilum (-)
 Apabila warna kehitaman / cokelat kehitaman : Mengandung amilum (+)
DAFTAR PUSTAKA

Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.

Pudjaatmata, Handayana. 1982. Kimia Organik Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.

Fessenden & Fessenden. 1992. Kimia Organik Edisi III. Jakarta : Erlangga.

Respati.1986. Pengantar Kimia organic Jilid 1. Jakarta : Aksara Baru

Anda mungkin juga menyukai