Anda di halaman 1dari 14

Tujuan PPkn Berdasarkan Permendiknas No.

22 Tahun 2006
“Berpartisipasi Secara Aktif dan Bertanggung jawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara,
Serta anti-korupsi”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Konsep Dasar Pkn
Dosen Pengampu:
Dr. Surya Dharma, M.Si

Oleh:
Kelompok 2

ANNISYAH ARIFAH 8206181001


NURUL FADHILAH 8206181006

PENDIDIKAN DASAR KELAS REGULER


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas Makalah “Tujuan PPkn Berdasarkan Permendiknas No. 22
Tahun 2006 yaiu Berpartisipasi Secara Aktif dan Bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan Bermasyarakat, Berbangsa, dan
Bernegara, serta anti-korupsi” untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
PPkn ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Ucapan
terimakasih saya kepada Bapak Dr. Surya Dharma, M.Si selaku Dosen mata
kuliah Konsep Dasar Pkn Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan  tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap kiranya tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk mengetahui informasi tentang bagaimana Tujuan PPkn yaitu
Berpartisipasi Secara Aktif dan Bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, serta anti-korupsi.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas makalah yang telah penulis buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Medan, Februari 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A. Tujuan PPKn Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006................................. 3
B. Tantangan yang Dihadapi untuk mencapai Tujuan PPKn................................... 3
C. Strategi yang Digunakan untuk Mengatasi Tantangan........................................ 4
D. Identifikasi Cara Implementatif untuk Mencapai Tujuan PPKn......................... 6
E. Impian Terbaik untuk Mata Pelajaran PPKn ...................................................... 8
BAB III PENUTUP............................................................................................... 9
A. Kesimpulan........................................................................................................ 9
B. Saran................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan peserta didik, tetapi ikut membantu membentuk moralitas serta
dan menguatkan karakter peserta didik. Di sekolah mata pelajaran yang
cenderung menyajikan materi tentang Pendidikan moral dan penguatan
karakteradalah mata pelajaran PPKn. Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban
untuk menjadi warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan
hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan
salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar. Pada mata pelajaran
ini pemahaman amat diutamakan karena agar tercapai tujuan dari
Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun
2006. Untuk mencapai tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan maka
haru memiliki tiga komponen yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan karakter
kewarganegaraan (civic disposition).
Kemudian untuk mewujudkan tujuan pembelajaran tersebut,
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu sarana dalam
membentuk karakter warga negara yang baik dan merupakan rangkaian
proses untuk mengarahkan peserta didik menjadi warga negara yang
bertanggung jawab sehingga dapat berperan aktif dalam masyarakat sesuai
ketentuan Pancasila dan UUD 1945. Peranan PPKn sebagai Pendidikan
nilai dan moral memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan
karakter warga negara yang mengharapkan peserta didik memiliki
kemampuan dan keterampilan namun tetap memiliki komitmen terhadap
nilai-nilai dan etika demokrasi bangsa Indonesia. Demikian pula dalam
mencapai tujuan, khususnya untuk membentuk dan membina moral
peserta didik. Mata pelajaran PPKN yang mengedepankan nilai moral,
sopan santun serta berkarakter baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan PPKn menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006?
2. Apa saja tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan PPKn
berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun 2006?

1
3. Apa saja strategi yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan PPKn
berdasarkan Permendikdas No.22 Tahun 2006?
4. Apa saja implementatif yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
PPKn baik di kelas maupun di luar kelas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan PPKn menurut Permendiknas No.22 Tahun
2006
2. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan
PPKn berdasarkan Permediknas no. 22 tahun 2006.
3. Untuk mengetahui strategi yang dapat digunakan dalam mencapai
tujuan PPKn berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006.
4. Untuk mengetahui implementatif yang dapat digunakan dalam
mencapai tujuan PPKn baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan PPKn Menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi Sekolah Dasar, khususnya pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Diuraikan bahwa mata
pelajaran PPKn bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut, yaitu :
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti-korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Selanjutnya penulis akan membahas salah satu dari tujuan PPKn
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Sekolah Dasar, khususnya
pada mata pelajaran PPKn, yaitu : “Berpartisipasi Secara Aktif dan
Bertanggung Jawab dan Bertindak Secara Cerdas dalam Kegiatan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara Serta Anti Korupsi”

B. Tantangan Yang Dihadapi Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan


“Tujuan PPKn Berpartisipasi Secara Aktif dan Bertanggung
Jawab dan Bertindak Secara Cerdas dalam Kegiatan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara Serta Anti Korupsi”
Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006
Pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan merupakan
pembelajaran yang mempunyai peran yang sangat penting di sekolah
maupun di kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran ini juga
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara
yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban untuk
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter
yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

3
Tidak hanya cerdas, terampil dan berkarakter namun warga Negara
juga harus siap dalam menghadapi perkembangan zaman yang
semakin maju. Demi mewujudkan berbagai tujuan yang telah
disebutkan pada bagian A di atas terkhusus pada poin dua, salah satu
jalan yang dapat ditembuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah
melali pendidikan baik pendidikan secara formal maupun non formal.
Adapun tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan menurut poin dua, yaitu:
1. Octavian (2018) mengemukakan salah satu tantangan yang
dihadapi untuk mencapai tujuan PPKn adalah pola pikir, pola
sikap dan pola tindak dalam menyikapi permasalahan, para
penerus generasi bangsa telah deipengaruhi oleh perkembangan
zaman atau era globalisasi
2. Asmaroini (2016) mengemukakan tantangan yang dihadapi untuk
mencapai tujuan PPKn adalah rusaknya moral pesertda didik atau
generasi muda saat ini karena dipengaruhi hal-hal negatif.
C. Strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai
tantangan dalam penerapan “Tujuan PPKn Berpartisipasi Secara
Aktif dan Bertanggung Jawab dan Bertindak Secara Cerdas
dalam Kegiatan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara Serta
Anti Korupsi”
Berdasarkan penjelasan tantangan yang akan dihadapi dalam
mencapai tujuan PPKn. Maka, dari penjabaran poin B penulis akan
memberikan penjelasan seperti apa strategi yang akan digunakan untuk
mengatasi tantangan tersebut.
Adapun strategi yang digunakan dalam mengatasi tantangan yang
dihadapi untuk mencapai tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
menurut poin dua, yaitu:
Octavian (2018) mengemukakan agar pola pikir, pola sikap dan
pola tindak dalam menyikapi permasalahan yang di saat ini banyak di
alami oleh para penerus generasi bangsa karena telah dipengaruhi oleh
perkembangan zaman atau era globalisasi. Dan Asmaroini (2016)
mengemukakan tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan PPKn
adalah rusaknya moral pesertda didik atau generasi muda saat ini
karena dipengaruhi hal-hal negatif.
Maka, strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan ini
adalah diperlukannya menanamkan pemahaman nilai-nilai pancasila
agar dapat dijadikan acuan bagi para generasi penerus bangsa dalam
menghadapi persoalan yang dihadapi saat ini dan yang akan datang,
baik persoalan yang datang dari dalam maupun dari luar.
Kemudian, strategi lainnya yang dapat digunakan untuk mengatasi
tantangan ini kepada peserta didik. Tentunya tidak lepas dari peran

4
guru dalam memilih strategi yang tepat dalam mengajarkan pendidikan
kewarganegaraan kepada para peserta didiknya. Karena sebagaimana
yang kita ketahui melalui pemilihan strategi pembelajaran yang yang
sesuai dan tepat, pembelajaran kewarganegaraan akan menjadi
pembelajaran yang menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran
kewarganegaraan pun akan tercapai. Pendidikan kewarganegaraan
bertujuan untuk membentuk warga Negara yang baik (good citizen).
Pendidikan kewarganegaran bukan semata-mata hanya mengajarkan
pasal-pasal Undang-Undang Dasar (UUD). Tapi lebih mengkaji
perilaku warga Negara dalam hubungannya dengan warga Negara lain
dan alam sekitarnya. Menurut Soemantri (2001:276) objek studi civic
adalah tingkah laku, tipe pertumbuhan pikir, potensi yang ada dalam
setiap diri warga Negara, hak dan kewajiban, cita-cita dan aspirasi,
kesadaran (patriotism, nasionalisme, moral pancasila), usaha atau
kegiatan dan partisipasi serta tanggung jawab.
Selain itu, agar tecapainya tujuan pendidikan kewarganegaraan bagi
seorang pendidik strategi selanjutnya tepat memilih model
pembelajaran, dan model pembelajaran yang dapat digunakan yakni
model pembelajaran kontekstual. Menurut Ramdani (2018) model
Pembelajaran kontekstual sesuai untuk digunakan sebagai sarana
pendidikan nilai dalam pendidikan kewarganegaraan Pertama,
pembelajaran harusnya merupakan cermin dari kehidupan sehari-hari
siswa. Kedua, pendidikan dapat dilakukan melalui budaya dan kearifan
lokal (local genius), karena setiap sekolah dan lingkungannya unik
dalam pembentukan karakter, Sehingga siswa dapat belajar melalui
nilai budaya lokal serta dapat memberi rangsangan untuk menerapkan
pengetahuan moral yang mereka miliki dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga, masyarakat dan warga negara.
Sedangkan Menurut Muslich (2009:41) mengemukakan bahwa
pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran
dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari- hari. Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) membantu siswa menghubungkan
materi yang pelajari di kelas dengan apa yang ada dalam kehidupannya
sehari-hari. Siswa akan menemukan makna materi yang dipelajari
sebagai pengalaman untuk membangun pengetahuan yang ada. Dalam
konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya,
dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini
siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari di kelas akan
berguna bagi kehidupanya nanti. Dengan konsep ini, hasil

5
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Dan tujuan dari
Pendidikan Kewarganegaraan menurut permendiknas No.22 Tahun
2006 poin 2 yaitu berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab
dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta anti korupsi dapat tercapai.
D. Identifikasi berbagai macam cara implementatif untuk mencapai
tujuan PPKn di dalam kelas maupun di luar kelas
Adapun yang dapat kita lakukan dalam mengidentifikasi berbagai
macam cara implementatif untuk mencapai tujuan PPkn pada poin dua
baik di dalam kelas maupun di luar kelas adalah dengan memahami makna
yang terkandung pada nilai-nilai dalam pancasila. Dimana jika kita kaitkan
dengan tujuan PPkn berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta anti korupsi. Maka, akan lebih tepat jika menanamkan
nilai-nilai pancasila terhadap peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas.
Menurut Octavian (2018) makna yang terkandung pada nilai-nilai
pancasila yang sesuai dengan tujuan PPKn adalah:
1) Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa (Nilai Ketuhanan),
yaitu:
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan “roh” sekaligus dasar
dari keempat sila lainnya. Pancasila dengan sila pertamanya, adalah
sebuah falsafah yang sesuai dan bersahabat dengan agama. Oleh
karenanya, sudah seharusnya sebagai Insan yang beriman dan
bertakwa kepada Allah dengan mendirikan perintahnya guna
meningkatkan kesalehan kita. Kita sebagai bangsa Indonesia sudah
sepatutnya menyadari realitas kemajemukan Indonesia sebagai
sebuah berkah dari Allah, yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.
Keberagaman semestinya tidak bersifat hierarkis, melainkan egaliter,
dan oleh karena itu berimplikasi pada nilai etis toleransi. Sebagai
umat beragama yang beriman dan bertakwa kepada Allah, sudah
semestinya kita menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan,
kejujuran, dan kemuliaan dalam diri, sehingga meningkatkan moral
bangsa.
2) Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Nilai Kemanusiaan)
Nilai yang terkandung dari sila kedua pancasila adalah nilai
kemanusiaan. Kemanusiaan yang dimaksud adalah manusiayang adil
dan beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat
manusia sebagai makhluk Tuhan, yang diwujudkan dalam semangat
saling menghargai, toleran, yang dalam perilaku sehari-hari
didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi, serta untuk
kepentingan bersama. Dengan mengimplementasikan sila kedua ini

6
diharapkan bahwa permaslahan yang dialami bangsa saat ini seperti
tidak adanya toleransi, konflik antar golongan, pengangguran,
kemiskinan, mafia kasus korupsi, diskriminasi dan kesenjangan
sosial, tindakan kekerasan, baik secara vertikal maupun horizontal,
dapat teratasi.
3) Sila Ketiga: Persatuan Indonesia, yaitu:
Indonesia adalah Negara yang kaya akan keberagaman suku, agama,
bahasa, budaya, dan ras. Namun dengan terbentuknya NKRI,
dimulailah komitmen bersama untuk terus membentengi
keberagaman itu untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan
sejahtera. Itulah makna yang terkandung dari sila persatuan
Indonesia. Sesuai dengan konstitusi tujuan negara ialah berkewajiban
memberikan perlindungan kepada segenap tumpah darah Indonesia
dan seluruh isinya dengan semangat persatuan tersebut. Perlakuan
yang sama pada seluruh warga dimananapun berada haruslah
dilakukan oleh pemerintah tanpa memandang latar belakang suku,
ras, budaya, maupun agamanya.
4) Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, yaitu:
Konstitusi mengamanatkan untuk newujudkan negara yang
demokratis, yang mana kedaulatan diserahkan sepenuhnya kepada
rakyat. Nilai yang terkandung Sila keempat pancasila adalah
pedoman berdemokrasi Indonesia. Namun bagaimana cara
mengimplementasikan demokrasi Indonesia masih dalam tahap
pencarian
identitas.
5) Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
yaitu: Sila keadilan sosial mengandung makna bahwa setiap
warganegara diperlakukan sama tanpa adanya perbedaan suku, ras,
agama, bahasa, kaya dan miskin, maupun jabatan. Semua
warganegara harus diperlakukan adil oleh negara. Perwujudan dari
sila keadilan sosial ini dapat berupa penegakan mukum dengan asas
keadilan bukan keuangan dan jabatan, tidak ada tekanan baik fisik
maupun mental terhadap rakyat, mendapatkan kehidupan yang
sejahterah atau terbebas dari kemiskinan, dan kebodohan, serta dari
tekanan pihak asing. Pemerintah berpihak kepada rakyat yang harus
dibela, bukan kepada golongan tertentu yang mempunyai
kepentingan. Itulah prinsip keadilan yang terkandung dalam sila ke-
lima.

7
E. Impian Terbaik Penulis untuk Pembelajaran PPKn saat ini
maupun yang akan datang
Dengan adanya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
maka siswa diharapkan mengetahui tujuan PPKn sesuai dengan point
no dua yakni berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara serta anti korupsi. Kita dapat mengetahu tujuan tersebut
dengan memahami makna nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Karena jika kita memahami makna dari nilai-nilai
pancasila. Maka, kita akan mampu memiliki pola hidup yang mentaati
peraturan berlandaskan nilai-nilai pancasila.
Kemudian peserta didik mampu untuk berpikir kritis mengenai
isu nasional dan internasional, menjadi agent of change atau agen
pembaharuan yang mendorong perubahan sosial dan ekonomi secara
terencana. Memiliki pemahaman akan budaya dan adat dari segala
suku bangsa di Indonesia, dengan demikian siswa bisa menjadi
generasi penerus bangsa yang memiliki toleransi tinggi terhadap adat
dan budaya yang berbeda. Menjadi sosok penerus bangsa yang
demokratis dan cinta damai sehingga tujuan demokrasi Pancasila bisa
dapat tercapai

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan merupakan
pembelajaran yang mempunyai peran yang sangat penting di
sekolah maupun di kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran ini juga
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami
dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban untuk menjadi warga
negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan
kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
Dalam mencapai tujuan PPKn tentu kita mendapati tantang
dalam mencapainya adapun tantangan yang harus dihadapi demi
mencapai tujuan PPKn adalah pola pikir, pola sikap dan pola
tindak dalam menyikapi permasalahan, para penerus generasi
bangsa telah deipengaruhi oleh perkembangan zaman atau era
globalisasi serta rusaknya moral pesertda didik atau generasi muda
saat ini karena dipengaruhi hal-hal negatif.
Selanjutnya, untuk menghadapi tantang tersebut tentu kita
harus memiliki strategi. Adapun strategi yang dapat digunakan
untuk mengatasi tantangan ini adalah diperlukannya menanamkan
pemahaman nilai-nilai pancasila agar dapat dijadikan acuan bagi
para generasi penerus bangsa dalam menghadapi persoalan yang
dihadapi saat ini dan yang akan datang, baik persoalan yang datang
dari dalam maupun dari luar.
Kemudian setelah kita memiliki strtaegi kita dapat melakukan
identifikasi berbagai macam cara implementatif untuk mencapai
tujuan PPkn pada poin dua baik di dalam kelas maupun di luar
kelas adalah dengan memahami makna yang terkandung pada
nilai-nilai dalam pancasila. Dimana jika kita kaitkan dengan tujuan
PPkn berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta anti korupsi. Maka, akan lebih tepat jika
menanamkan nilai-nilai pancasila terhadap peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas.
Dengan adanya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
maka siswa diharapkan mengetahui tujuan PPKn sesuai dengan
point no dua yakni berpartisipasi secara aktif dan bertanggung
jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta anti korupsi. Kita dapat mengetahu

9
tujuan tersebut dengan memahami makna nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. Karena jika kita memahami makna
dari nilai-nilai pancasila. Maka, kita akan mampu memiliki pola
hidup yang mentaati peraturan berlandaskan nilai-nilai pancasila.
B. Saran
Diharapkan agar semua masyarakat dapat memahami dan
menerapkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari.
Dan penerapan Pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini
agar kelak nilai-nilai Pancasila akan melekat dalam karakter dan
kepribadian tiap individu dalam bermasyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asmaraoni.2016. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Siswa di Era


Globalisasi. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan.Vol.4 No. 2
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Standar operasional prosedur
(SOP) pengembangan silabus berbasis kemampuan dasar siswa
sekolah menengah umum (SMU) mata pelajaran
kewarganegaraan. Jakarta: Ditdikmenum Ditjen Dikdasmen
Depdiknas RI.
Muchlish.M. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Octavian.2018. Urgensi Memahami dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai
Pancaila Dalam Kehidupan Sehari-hari Sebagai Sebuah Bangsa.
Jurnal Bhineka Tunggal Ika. Vol 5 No.2
Ramdani.2018. Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kearifan Lokal
Sebagai Penguatan Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Ilmu-
Ilmu Sosial. Vol. 10 No.1
Soemantri.Muhammad. 2001. Menggagas Pembaharuan IPS. Bandung:
Remaja Rosda Karya.

11

Anda mungkin juga menyukai