Anda di halaman 1dari 14

Daftar Isi

Kata Pengantar . ................................................................................2

Hospital By low ................................................................................3

BAB I ...................................................................................................5

Pendahuluan .......................................................................................5

BAB II .................................................................................................5

Ketentuan Umum ...............................................................................5

BAB III ................................................................................................6

Dasar Hukum......................................................................................6

BAB IV ................................................................................................9

Susunan Organisasi, Komite medis dan Staff Medis ......................9

BAB V ................................................................................................11

Kewenangan .....................................................................................11

BAB VI ..............................................................................................12

Fungsi Dan tugas Komite medis .....................................................12

Tipe Rumah Sakit ............................................................................13

Dafrar Pustaka ................................................................................14

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 1
Kata Pengantar

Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayahnya makalah ini dapat dibuat. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Hukum Kesehatan. Tidak lupa diucapkan lupa terima kasih kepada teman-
teman dan keluarga yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan makalah.

Saya menyadari bahwa proses pembuatan makalah ini dan hasil dari makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga saya sangat membuka bagi siapa pun yang ingi
memberi kritik da saran yang membangun bagi saya . saya berharap dengan selesainya makalah
ini dengan judul Hospital By Law dan Komite Komite di Rumah Sakit dan Puskesmas dapat
bermanaat dan memberi pengetahuan baru bagi seluruh pembaca . aamiin

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 2
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
722/MENKES/SK/VI/2002 Tentang PEDOMAN PERATURAN INTERNAL RUMAH
SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :

a. bahwa rumah sakit tidak lagi sebagai lembaga social yang kebal hokum tetapi telah begeser
menjadi lembaga yang dapat sebagai subjek hukum;
b. bahwa perubahan paradigm tersebut perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan peraturan
internal yang mengatur peran dan fungsi pemilik, pengelola dan staf medis ; c. bahwa
berdasarkan hal tersebut diats maka perlu  pedoman peraturan internal rumahsakit sebagai
acuan bagi rumah sakit dalam menyusun peraturan internalnya tersebut

Mengingat :

1. Undang Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan

2. Undang undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah

3. peraturan pemerintah No.32 tahun 1966 tentang tenaga kesehatan

4. peraturan menteri kesehatan RI No. 159.b/1988 tentanh rumah sakit

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 3
MEMUTUSKAN

Menetapkan : keputusan menteri kesehatan R.I tentang berlakunya  pedoman peraturan internal
rumah sakit.

Pertama : pedoman peraturan internal rumah sakit yang diberlakukan , telah disusun
sebagaiamana tercantum dalam lampiran keputusan ini

Kedua : setiap rumah sakit penyusunan peraturan internal rumah sakit dengan mengacu pada
pedoman peraturan rumah sakit yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan masing
masing rumah sakit.

Ketiga : direktorat jendral pelayanan medic akan melakukan monitoring dan evaluasi
penyusunan dan pelaksanaan  peraturan internal rumah sakit

Keempat : Pedoman peraturan internal rumah sakit akan dievaluasi dan disempurnakan secara
berkala. Kelima : surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan
diadakan perbaikan seperlunya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan

Ditetapkan di
: B O G O R Pada tanggal : 16 juni 2018
MENTERI KESEHATAN

R.I Dr. Achmad Sujud

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1 .
Latar Belakang Secara historis, rumah sakit atau hospital merupakan suatu institusi hasil
pelembagaan dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, menurut sejarahnya rumah sakit
tidak terpisah dengan sebuah upaya  pengobatan. Pada mulanya Rumah sakit sebagai lembaga
pelayanan kesehatan didirikan dengan latar belakang pelaksanaan tugas keagamaan atau
pelaksanaan ibadah. Rumah sakit dalam konteks ini melaksanakan tugas semata-mata untuk
tujuan sosial kemanusiaan sesuai dengan perintah agama. Pelayanan rumah sakit pada waktu itu
terutama difokuskan pada pengobatan masyarakat yang kurang mampu. Pada masa itu,
pelayanan kesehatan di rumah sakit dikenal suatu doktrin charitable community, yaitu rumah
sakit merupakan lembaga karitas yang sarat dengan sifat sosial, kemanusiaan yang dilandasi nilai
Ke-Tuhanan serta tidak untuk mencari keuntungan. Melalui doktrin charitable community pada
prinsipnya rumah sakit tidak dapat digugat jika melakukan kesalahan yang menimbulkan
kerugian pada diri pasien. Alasannya adalah rumah sakit melakukan tugas kemanusiaan,
menolong pasien tanpa pamrih. Namun, sesuai dengan perkembangan masyarakat dan dinamika
pelayanan kesehatan, rumah sakit telah berubah dari pelayanan yang bersifat sosial kemanusiaan
mengarah pada  pelayanankesehatan dengan tujuan mencari keuntungan (profit motive). Kondisi
demikian ditegaskan oleh Anthony Giddens, bahwa  pelayanan kesehatan telah bergeser dari
public goodsmenjadi 2 private goods, sehingga pemenuhan kepuasan pasien semakin lama
semakin kompleks dan rumah sakit bersaing untuk menarik pasien.

BAB II
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Definisi
Berasal dari dua kata, yaitu :
 hospital ( rumah sakit ) dan
 By laws ( peraturan institusi )
Kata ‘By law’ terdapat beberapa definisi yang dikemukakan para ahli. Menurut
The Oxford Illustrated Dictionary:
 By law is regulation made by local authority or corporation
. Pengertian lainnya,
 By laws means a set of laws or rules formally adopted internally by a faculty, organization, or specified
group of persons to  govern internal functions or practices within that group, facility, or organization
Guwandi, 2004). Jadi pengertian yang sebenarnya dari hospital by laws adalah
seperangkat  peraturan yang dibuat oleh rumah sakit (secara sepihak) dan hanya berlaku di
rumah sakit yang bersangkutan. Tetapi dapat mengikat pihak-pihak lain seperti  pasien sepanjang
mereka sepakat dirawat di rumah sakit yang bersangkutan. Hospital by-laws bukanlah suatu
peraturan yang standar dan berlaku atau dapat diterapkan begitu saja bagi setiap rumah sakit,
namun juga bukan suatu peraturan yang berisi ketentuan yang sangat individual atau bahkan
bertentangan dengan hospital by-laws pada umumnya. Hospital by-laws dibuat dengan mengacu
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama di bidang hukum perdata dan
hukum ketenagakerjaan. Oleh karena itu sangat dianjurkan kepada yang berkepentingan di
rumah sakit yang akan membuatnya untuk  berkonsultasi dengan ahli hukum, terutama yang
mengenal hukum kedokteran.

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 5
Pasal 2
Tujuan penyusunan hospital by law :
1.Umum: Dimilikinya suatu tatanan peraturan internal RS sebagai acuan  bagi pengelola RS
dalam melaksanakan kegiatan
2.Khusus
-Kejelasan Visi, Misi, Tujuan RS
-Kejelasan sifat organisasi RS
-Kejelasan pengaturan staf medik dan tenaga kesehatan lainnya Tingkat dan jenis peraturan di
dalam rs

 
Tingkat dan jenis peraturan di RS
1. PERURAN INTERNASIONAL RS (HBL), terdiri atas : Comparte by low (Peraturan
komporat) dan medical staff by lows (peraturan internal staf medica )
2. Peraturan Internal RS merupakan jenjang tertinggi konstitusi (peraturan dasar ) yang di
susun dan di tetapkan oleh pemilik atau yang mewakili pemilik ; dan mengatur tantang
visi ,misi , tujuan RS, hubungan pemilik,Direktur RS, dan staf Medik.
3. KEBIJAKAN TEKNIK OPRASIONAL ,- disusun engan mengacu padan HBL, dan di
tetapkan Direktur
- Terdiri dari kebijakan dan prosedur administrasi dan teknik profesi
Contoh: SPO,SK,dll

BAB III
Dasar hukum

1. Kepmenkes No. 772/Menkes/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah


Sakit( hospital by law )
2. Kepmenkes No. 631/MENKES/SK/IV/2005 Tentang Pedoman Peraturan Internal Staf
Medis ( Medical staff by law ) di rumah sakit
3. Kepmenkes No.1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
4. KepMenKes No. 228/SK/III/2002 SPM RS Daerah. Secara hukum  pembahasan
mengenai Hukum Rumah Sakit (Hospital Low) dijelaskan sebagai berikut

I. Pidana
Pertanggungjawaban dari aspek hukum pidana terjadi jika kerugian yang ditimbulkan
atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga medis di rumah sakit memenuhi tiga unsur. Ketiga
unsur tersebut adalah adanya kesalahan dan perbuatan melawan hukum serta unsur lainya yang
tercantum dalam ketentuan pidana yang bersangkutan. Perlu dikemukakan bahwa dalam sistem
hukum pidana kita, dalam hal tindak pidana dilakukan oleh korporasi, maka pengurusnya dapat
dikenakan pidana penjara dan denda. Sedangkan untuk korporasi, dapat dijatuhi pidana denda
dengan pemberatan.

Ketentuan pidana ( UU No.44 Tahun 2009 pasal 62-63 )


Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas
Page 6
1. setiap orang yang dengan sengaja menyelenggarakan rumah sakit tidak memiliki izin dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak 5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah).

2. Apabila tindakan pidana tersebut dilakukan koorporasi, selain pidana  penjara dan denda
terhadap koorporasi berupa pidana denda dengan  pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda.

3.Selain pidana denda terhadap koorporasi tersebut, koorporasi dijauhi  pidana tambahan berupa:
a. pencabutan izin usaha, dan/atau  
b. pencabutan status badan hokum

II. Perdata
Merujuk pendapat Triana Ohoiwutun(2007:81), hubungan hukum ini menyangkut dua
macam perjanjian yaitu perjanjian perawatan dan perjanjian  pelayanan medis. Perjanjian
perawatan adalah perjanjian antara rumah sakit untuk menyediakan perawatan dengan segala
fasilitasnya kepada pasen. Sedangkan perjanjian pelayanan medis adalah perjanjian antra rumah
sakit dan pasen untuk memberikan tindakan medis sesuai kebutuhan pasen. Jika terjadi kesalahan
dalam pelayanan kesehatan, maka menurut mekanisme hukum perdata pihak pasien dapat
menggugat dokter  berdasarkan perbuatan melawan hukum. Sedangkan gugatan terhadap rumah
sakit dapat dilakukan berdasarkan wan prestasi (ingkar janji), di
samping perbuatan melawan hukum. ”

Sikap/tindakan semua orang yang turut terlibat dalam organisasi rumah sakit. Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1367 yang berbunyi: "Seorang tidak saja  bertanggung
jawab untuk kerugian yang disebabkan perbuatan sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang
disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggung  jawabnya atau disebabkan
oleh barang- barang yang berada di bawah pengawasannya....". Tanggung jawab rumah sakit
dalam garis besarnya dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
1. Menyangkut personalia, termasuk sikap tindakan atau kelalaian semua orang yang
terlibat dalam kegiatan rumah sakit
2. Menyangkut mutu pemberian pelayanan kesehatan (Standard of Care) di rumah sakit
3. Menyangkut sarana dan peralatan yang disediakan

Menurut hukum kedokteran bentuk risiko yang harus ditanggung oleh pasien itu sendiri, yaitu:
1.Kecelakaan (accident, mishap, mischance, misad venture)
2. Risiko pengobatan (risk of treatment)
3. Kesalahan penilaian profesional (error of clinical judgment)
4. Kelalaian pasien (contributory negligence

Administratif
Pertanggungjawaban rumah sakit dari aspek hukum administratif  berkaitan dengan
kewajiban atau persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh rumah sakit khususnya untuk
mempekerjakan tenaga kesehatan di rumah sakit. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU
Kesehatan) yang menentukan antara lain kewajiban untuk memiliki kualifikasi minimum dan
memiliki izin dari pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Selain itu UU
Kesehatan menentukan bahwa tenaga kesehatan harus memenuhi kode etik, standar  profesi, hak
Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas
Page 7
pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan dan standar  prosedur operasional. Jika rumah
sakit tidak memenuhi kewajiban atau persyaratan administratif tersebut, maka berdasarkan Pasal
46 UU RS, rumah sakit dapat dijatuhi sanksi administratif berupa teguran, teguran tertulis, tidak
diperpanjang izin operasional, dan/atau denda dan pencabutan izin.

Ciri hospital by law yang bertanggung jawab


Menurut Husein Karbala, ciri-ciri hospital by laws yang bertanggung  jawab adalah :
- Tidak menyimpang dari hukum yang berlaku
- Tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku
- Tidak menyimpang dari ketertiban umum dan kesusilaan.

Fungsi dan manfaat hospital by law


 Fungsi :
 -Mengatur kewenangan dan kewajiban pemilik, direksi, manajer,  profesional dan tenaga kerja
lainnya.
-Mengatur hak dan kewajiban klien.
-Mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban rumah sakit terhadap pemerintah serta
lembaga penegakan hukum.
-Mengatur tatalaksana melaksanakan kewajiban, kewenagan dan hak.
 Manfaat
Untuk RS:
- Memiliki acuan aspek hukum
- Memiliki kepastian hukum eksternal & internal
- Mendukung akreditasi RS

● Untuk Pengelola RS:


- Acuan batas kewenangan, hak, kewajiban, dan tanggung jawab.
- Pedoman menyusun kebijakan teknis operasional
● Untuk Pemerintah:
- Mengetahui arah & tujuan RS tersebut didirikan - Acuan menyelesaikan konflik di RS
● Untuk Pemilik RS:
- Mengetahui tugas & kewajibannya - Acuan dalam menyelesaikan konflik internal - Acuan
dalam menilai kinerja Direktur RS

Bentuk hospital by law Menurut Guwandi, bentuk hospital by laws:


-Peraturan Rumah Sakit
-Standard Operating Procedure
(SOP)
-Surat Keputusan
- Surat Penugasan
- Pengumuman
- Pemberitahuan
-Perlu dilakukan sosialisasi agar hospital by laws
dapat diketahui oleh  pihak-pihak yang berkepentingan

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 8
Pasal 3
Hakikat hospital by law
• Regulasi yang dibuat oleh rumah sakit dan hanya berlaku di rumah
sakit yang bersangkutan
• Merupakan norma yang lebih dari sekedar legal restatment.
• Prasyarat bagi rumah sakit agar dapat
melaksanakan tugas dan kewenangan dengan baik
• Prasyarat dalam upaya mewujudkan visi, misi dan tujuan institusi
• Transformasi atau diskresi dari berbagai peraturan perundang
-undangan yang ada agar supaya lebih profesional, termasuk  peraturan dari pihak pemilik
rumah sakit.
• Klausula baku (perjanjian baku) yang akan berlaku sebagai undang-undang bagi siapa saja
yang berinteraksi dengan rumah sakit.

BAB IV
SUSUNAN ORGANISASI, DAN KOMITE MEDIS DAN STAF MEDIS
Pasal 7
Organisasi terdiri :
1.Direktur
2.Tata Usaha
3.Kepala Bidang
4.Kepala Sub
5.Bag dan Sub Bidang
6.Fungsional medis
7.Fungsional Pelayanan dan keperawatan

Staf Administrasi Umum dan Keuangan


Pasal 8
1.Komite medis adalah sekelompok tenaga medis/Wadah professional Medis yang
keanggotaanya dipilih dari dan oleh anggota staf medis Fungsional yang kedudukannya berada
di bawah bdan bertangguang jawab kepada direktur.
2.Pembentukan Komite Medis ditetapkan berdasarkan keputusan Direktur  berdasarkan hasil
rapat staf medis secara demokrasi dengan masa kerja 3 (tiga) Tahun.
3.Untuk melaksanakan tugasnya komite medis membuat sub komite yang anggoatanya terdiri
dari staf medis fungsional.
4.Didalam melaksanakan tugasnya masing-masing sub komite bertangagung  jawab kepada
ketua komite medis.

Pasal 9
Komite Medis mempunyai fungsi sebagai berikut
1.Memberikan saran kepada Direktur
2.Mengkoordinasikan dan menggerakan kegiatan pelayanan MEDIS.
3.Menangani Hal-hal yang berkaitan dengan etika kedokteran

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 9
4.Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan oleh semua
kelompok staf medis di Rumah Sakit.

Pasal 10
Komite Medis mempunyai tugas sebagai berikut :
1.Membantu Direktur Rumah Sakit Menyusun Standar Pelayanan medis dan
memantaupelaksanaannya.
2. Melaksanakan pembinaan etika profesi dan mutu dan profess
3. Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis
Membantu Direktur Rumah Sakit Menyusun medical staff bylaws dan membantu
pelaksanaanya 5.Membantu Direktur Rumah Sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang
terkait dengan etiko legal.
6.Membantu Diretur Rumah Sakit menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait dengan etiko-
legal.
7.Melakukan koordinasi dengan Direktur dalam melaksanakan pemantauan dan pembinaan
pelaksanaan tugas kelompok staf medis.
8.Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta  penelitian
danpengembangan dalam bidang medis.
9.Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lain melalui monitoring dan
evaluasikasus bedah, penggunaan obat (drug usage), farmasi dan terafi, ketepatan, kelengkapan
da keakuratan rekam medis, tissue review, mortalitas dan morbidilitas medical care review / per
review / audit medis melalui pembentukansub komite.
10. Memberikan laporan kegiatan kepada Direktur rumah sakit.

Pasal 11
Komite Medis memiliki Wewenang sebagai berikut :
1. Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga medis
2.Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan
peralatan medis dan penunjang medis serta  pengembangan pelayanan medis.
3.Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis sesuai yang
4.tercantum di dalam tugas Komite medis
5.Monitorig dan evaluasi efisiensi dan efektifitas penggunaan alat kedokteran di rumah sakit.
6.Melaksanakan pembinaan etika pofesi serta mengatur kewenangan  profesi antara kelompok
staf medis
7.Membentuk Tim Klinis yang mempunyai tugas menangani kasus-kasus  pelayanan medic yang
memerlukan koordinasi lintas pofesi.
8.Memberikan rekomendasi tentang kerjasama rumah sakit dan fakultas kedokteran / kedokteran
gigi / institusi pendidikan lain.

Pasal 12

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 10
Staf Medis adalah dokter, dokter gigi, dokter mata dokter spesialis mata dan dokter gigi
spesialis, serta Apoteker yang be kerja purna waktu maupun paruh waktu di Unit pelayanan
Rumah sakit.
Pasal 13
Staf medis berfungsi sebagai pelaksana pelayanan medis, pendidikan dan  pelatihan serta
penelitian dan pengembangan di bidang med

Pasal 14
Tugas Staf Medis adalah sebagai berikut :
1.Melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis,  pengobatan, pencegahan,
pencegahan akibat penyakit peningkatan dan  pemuliah
2.Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program pendidikan /  pelatihan berkelanjut.
3.Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standar  pelayanan medis dan
etika kedokteran yang sudah ditetapkan.
4.Menyusun, mengumpulkan, menganalisa dan membuat laporan pemantau indicator mutu klinik

BAB V
KEWENANGAN

Pasal 15

Kewenangan staf medis disusun oleh ketua kelompok staf medis dan kemudian diusulkan oleh
ketua komite medis kepada direktur untuk ditetapkan dengan Keputusan Direktur.

Pasal 16

Tanggung jawab Staf Medis :


1.Memberikan rekomendasi melalui ketua komite medik / Sub komite kredensial kepada
Direktur rumah sakit terhadap permohonan penempatan dokter baru di rumah sakit.
2.Melakukan penampilankinerja praktek kedokteran berdasarkan data yang komprehensip.
3.Memberikan rekomendasi melalui ketua komite medic / Sub komite kredensial kepada
Direktur rumah sakit terhadap permohonan penempatan ulang dokter di rumah sakit
4.Memberikan kesempatan bagi para dokter untuk mengikuti continuing  professional
development (CDP)
5.Memberi masukan kepada Direktur rumah sakit melalui komite medis, hal-hal yang terkait
dengan praktek kedokteran.
6.Memberi laporan melalui komite medis kepada Direktur
7.Melakukan perbaikan (up-dating) standar prosedur operasional dokumen terkait

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 11
Pasal 17
Kewajiban staf medis :
1.Menyusun standar operasional pelayanan Medis, bidang administrasi dan keilmuanserta
keprofesian
2.Menyusun indikator Mutu klinis.
3.Menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotan

BAB VI
Fungsi dan tugas Komite Medis

Fungsi Komite Medis secara rinci sebagai berikut:


1.Memberikan saran kepada Direktur RS/Direktur Medis.
2.Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis.
3 Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etik kedokteran, karena itudibawah Komite
Medis perlu dibentuk Sub Komite Etik. (Untukmenangani masalah etik dalam bidang
lain sebaiknya rumah sakitmembentuk Komite Etik tersendiri di luar Komite Medis).
4.kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harusdilaksanakan oleh
semua kelompok staf medis di rumah sakit

Tugas Komite Medis.


1.Membantu Direktur rumah sakit menyusun standar pelayanan medis danmemantau
pelaksanaannya.
2.Melaksanakan pembinaan etika profesi, disiplin profesi dan mutuprofesi.
3.Mengatur kewenangan profesi antar kelompok staf medis.
4.Membantu Direktur rumah sakit menyusun medical staff bylaws dan memantau
pelaksanaannya.
5.Membantu Direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yangterkait
dengan mediko-legal
6 Membantu Direktur rumah sakit menyusun kebijakan dan prosedur yangterkait
dengan etiko-legal
7.Melakukan koordinasi dengan Direktur Medis dalam melaksanakanpemantauan
danpembinaan pelaksanaan tugas kelompok staf medis.
8.Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan sertapenelitian dan
pengembangan dalam bidang medis.
9.Melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis antara lainmelalui
monitoring dan evaluasi kasus bedah, penggunaan obat (drug usage ), farmasi dan
terapi, ketepatan, kelengkapan dan keakuratanrekam medis, tissue review ,
mortalitas dan morbiditas , medical care review/peer review/ audit medis melalui
pembentukan sub komite-subkomite
10.Memberikan laporan kegiatan kepada Direktur rumah sakit dan ataupemilik rumah
sakit

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 12
# RUMAH SAKIT TIPE A

Merupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan Kedokteran Spesialis
dan Subspesialis luas sehingga oleh pemerintah ditetapkan sebagai tempat rujukan tertinggi
(Top Referral Hospital) atau biasa juga disebut sebagai Rumah Sakit Pusat.

# RUMAH SAKIT TIPE B


Merupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan Kedokteran Spesialis
dan Subspesialis terbatas. Rumah Sakit ini didirikan di setiap Ibukota Propinsi yang mampu
menampung pelayanan rujukan dari Rumah Sakit tingkat Kabupaten.

# RUMAH SAKIT TIPE C


Merupakan Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan Kedokeran Spesialis
terbatas. Rumah Sakit tipe C ini didirikan di setiap Ibukota Kabupaten (Regency hospital)
yang mampu menampung pelayanan rujukan dari Puskesmas

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 13
Daftar Pustaka
1. https://www.academia.edu/37044483/PEDOMAN_PERATURAN_INTERNAL_RUMA
H_SAKIT_ASY_ASYAFI_HOSPITAL_BY_LAWS_DEPARTEMEN_KESEHATAN_
REPUBLIK_INDONESIA_DIREKTORAT_JENDRAL_PELAYANAN_MEDIK_DIRE
KTORAT_PELAYANAN_MEDIK_SPESIALISTIK_MATA
2. https://dokumen.tips/download/link/komite-medik-55ab4ec241680

Hospital by law dan Komite Komite Rumah Sakit dan Puskesmas


Page 14

Anda mungkin juga menyukai