Anda di halaman 1dari 7

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENGARUH SENAM KEGEL TERHADAP FREKUENSI INKONTINENSIA URINE


PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMPAAN
MINAHASA SELATAN

Julianti Dewi Karjoyo


Damayanti Pangemanan
Franly Onibala

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : dkarjoyo.jd@gmail.com

Abstrack : The process of aging is a biological process that is unavoidable and will be
experienced by everyone. The aging process will cause health problems. Problems that are often
found in the elderly is Urinary Incontinence. Urinary Incontinence is involuntary urination, or
leakage of urine that is very real and pose a social or hygienic problem. The purpose of this
study was to determine whether there is an effect of Kegel Exercises on the frequency of Urinary
Incontinence in the elderly in Puskesmas Tumpaan, South Minahasa. The study design used is
pre-experimental, using the design of one group pretest posttest. Population and samples used
in this study were 30 elderly who have urinary incontinence. Based on the statistical test by
using Wilcoxon Sign Rank Test, the obtained p-value = 0.000 (<α 0.05), this indicates that there
is impact of Kegel Exercises on the frequency of urinary incontinence in the elderly in
Puskesmas Tumpaan South Minahasa.

Keywords: Kegel Exercises, Incontinence Urine


Abstrak : Proses penuaan merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat dihindari dan akan
dialami oleh setiap orang. Proses penuaan akan menimbulkan masalah kesehatan. Masalah yang
sering dijumpai pada lanjut usia adalah Inkontinensia urin. Inkontinensia urine adalah
pengeluaran urine involunter atau kebocoran urine yang sangat nyata dan menimbulkan masalah
social atau higienis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
senam Kegel terhadap frekuensi inkontinensia urine pada lansia di Puskesmas Tumpaan,
Minahasa Selatan. Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental dengan
menggunakan rancangan one group pre test post test. Populasi dan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami inkontinensia urine sebanyak 30
orang. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test
didapatkan p-value = 0,000 ( < α 0,05). Kesimpulan dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh senam Kegel terhadap frekuensi inkontinensia urine pada lanjut usia di
Puskesmas Tumpaan Minahasa Selatan.

Kata Kunci : Senam Kegel, Inkontinensia Urine


e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENDAHULUAN Tingginya angka kejadian inkotinensia


Menurut data dari WHO, 200 juta urin menyebabkan perlunya penanganan
penduduk di dunia yang mengalami yang sesuai, karena jika tidak segera
inkontinensia urin.Menurut National ditangani inkontinensia dapat menyebabkan
Kidney and Urologyc Disease Advisory berbagai komplikasi seperti infeksi saluran
Board di Amerika Serikat, jumlah penderita kemih, infeksi kulit daerah kemaluan,
inkontinensia mencapai 13 juta dengan 85 gangguan tidur, dekubitus, dan gejala ruam.
persen diantaranya perempuan.Jumlah ini Selain itu, masalah psikososial seperti
sebenarnya masih sangat sedikit dari dijauhi orang lain karena berbau pesing,
kondisi sebenarnya, sebab masih banyak minder, tidak percaya diri, mudah marah
kasus yang tidak dilaporkan (Maas et al, juga sering terjadi dan hal ini berakibat
2011). pada depresi dan isolasi sosial (Stanley &
Di Indonesia jumlah penderita Beare, 2006)
Inkontinensia urin sangat signifikan. Pada
tahun 2006 diperkirakan sekitar 5,8% dari METODE PENELITIAN
jumlah penduduk mengalami Inkontinensia Desain penelitian yang diguanakan
urin, tetapi penanganannya masih sangat adalah pra eksperimental, dengan
kurang. Hal ini di sebabkan karena menggunakan rancangan one group pre test
masyarakat belum tahu tempat yang tepat post test. Penelitian dilakukan pada bulan
untuk berobat disertai kurangnya Oktober-November 2016 di Wilayah Kerja
pemahaman tenaga kesehatan tentang Puskesmas Tumpaan Minahasa Selatan
inkontinensia urin (Depkes, 2012). dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang
Berbagai macam perubahan terjadi pada lansia. Teknik pengumpulan data adalah
lanjut usia, salah satunya pada sistem dengan menggunakan instrument
perkemihan yaitu penurunan tonus otot wawancara dan lembar observasi. Untuk
vagina dan otot pintu saluran kemih (uretra) mengetahui adanya perubahan frekuensi
yang disebabkan oleh penurunan hormon inkontinensia urine pretest dan frekuensi
esterogen, sehingga menyebabkan inkontinensia urine posttest, maka
terjadinya inkontinensia urine, otot–otot digunakan uji statistik, yaitu uji Wilcoxon
menjadi lemah, kapasitasnya menurun Sign Rank Test dengan α = 0.05.
sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi
BAK meningkatdan tidak dapat dikontrol HASIL dan PEMBAHASAN
(Nugroho, 2008). Hasil Penelitian
Menurut Newman & Smith, 1992; Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Taylor & Handerson, 1986, terdapat cara Umur
yang digunakan untuk memperbaiki
ketidakmampuan berkemih yaitu dengan Umur n %
latihan otot dasar panggul (pelvic muscte (Tahun)
exercise) atau sering disebut dengan latihan 60-74 25 83.3
Kegel. Latihan dasar panggul melibatkan 75-90 5 16.7
kontraksi tulang otot pubokoksigeus, otot
Total 30 100
yang membentuk struktur penyokong
panggul dan mengililingi pintu panggul Sumber : Data Primer, 2016
pada vagina, uretra, dan rectum (Maas et al, Tabel 1 menunjukkan bahwa
2011). distribusi responden berdasarkan umur
ssebagian besar berumur 60-74 tahun
sebanyak 25 orang (83.3%).
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber : Data Primer, 2016


Jenis Persalinan Tabel 4 menunjukkan bahwa
frekuensi inkontinensia urine tertinggi
Jenis n % adalah frekuensi inkontinensia jarang
Persalinan sebanyak 25 orang (83.3%) dan frekuensi
Normal 21 70.0 inkontinensia terendah sebanyak 5 orang
SC 9 30.0 (16.7%) pada frekuensi inkontinensia urine
sedang.
Total 30 100
Sumber : Data Primer, 2016 Tabel 5 Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test
Tabel 2 menunjukkan bahwa Frekuensi Inkontinensi Urine
distribusi responden berdasarkan jenis Sebelum dan Sesudah Dilakukan
persalinan sebagian besar adalah jenis Senam Kegel Pada Lanjut Usia
persalinan normal/spontan sebanyak 21
orang (70.0%).
n Mean SD Zhitung PValue
Tabel 3 Gambaran Frekuensi Inkontinensia
Pretest 30 1.73 0.640 -4.689 0.000
Urine Sebelum Dilakukan Senam
Posttest 30 2.83 0.379
Kegel
Sumber : Data Primer, 2016
Frekuensi Hasil penelitian yang ddapat dengan
Inkontinensia n % menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign
Urine Rank Test didapatkan nilai mean pada
Sering 11 36.7 frekuensi inkontinensia urine pretest adalah
Sedang 16 53.3 1.73 dan nilai mean pada frekuensi
Jarang 3 10.0 inkontinensia urine posttest adalah 2.83, hal
ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan
Total 30 100
antara pretest dan posttest dengan hasil
Sumber : Data Primer, 2016 mean yang berbeda dan nilai Z adalah -
Tabel 3 menunjukkan bahwa 4.689 dan p value adalah 0.000 yang berarti
frekuensi inkontinensia urine tertinggi p value < α 0.05.
adalah frekuensi inkontinensia sedang
sebanyak 16 orang (53.3%) dan frekuensi Pembahasan
inkontinensia terendah sebanyak 3 orang Dalam penelitian ini didapati bahwa
(10.0%). usia responden yang mengalami
inkontinensia urine adalah mereka yang
Tabel 4 Gambaran Frekuensi Inkontinensia berumur 60-74 tahun berjumlah 25 orang
Urine Setelah Dilakukan Senam dan 75-90 tahun berjumlah 5 orang.
Kegel Menurut Stanley & Beare, (2006) Penuaan
menyebabkan penurunan kekuatan otot
Frekuensi diantaranya otot dasar panggul. Otot dasar
Inkontinensia n % panggul berfungsi menjaga stabilitas organ
Urine panggul secara aktif, berkontraksi
Sering 0 0 mengencangkan dan mengendorkan organ
Sedang 5 16.7 genital, serta mengendalikan dan
Jarang 25 83.3 mengontrol defekasi dan berkemih.
Total 30 100 Menurut Stockslager & Schaeffer (2007),
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

bahwa lanjut usia yang mengalami oleh Syukur, (2010) bahwa persalinan
inkontinensia urine adalah mereka yang pervaginam lebih rentan akan terjadinya
berumur ≥ 60 tahun. Peningkatan usia inkontinensia urine karena dapat
merupakan salah satu faktor risiko menyebabkan perubahan neurologis didasar
melemahnya kekuatan otot dasar panggul, panggul, yang menyebabkan efek buruk
otot akan cenderung mengalami penurunan pada hantaran nervus pudenda, kekuatan
kekuatan berdasarkan pertambahan usia dan kontraksi vagina, dan tekanan penutupan
hal ini tidak dapat dihindari (MacLennan, uretra. Menurut National Institute of
2000). Diabetes and Digestive and Kidney
Menurut penelitian yang dilakukan Diseases (NIDDK) mengatakan bahwa
oleh Lubis (2009), hasil penelitiannya salah satu penyebab terjadinya
menjelaskan bahwa susunan tubuh inkontinensia urine pada wanita
termasuk otot mengalami penurunan hingga dikarenakan jenis persalinan
80% pada usia 50-60 tahun. Hal ini senada spontan/normal yang dilakukan/dialami
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri seorng wanita ketika melahirkan.
Wulandari (2012) Pengaruh Latihan Dalam hasil yang didapat dari 3 hari
Bladder Training terhadap penurunan sebelum diberikan intervensi yaitu,
inkontinensia pada lanjut usia ditemukan responden yang mengalami frekuensi
bahwa inkontinensia urine terjadi pada inkontinensia sering sebanyak 11 orang
responden yang memiliki usia ≥ 60 tahun. (36.7%), responden yang mengalami
Senada dengan Jurnal tentang Prevalence of frekuensi inkontinensia sedang sebanyak 16
Urinary Incontinence oleh Thomas Thelma, orang (53.3%), sedangkan responden yang
dkk (1980), bahwa prevalensi penderita mengalami frekuensi inkontinensia jarang
inkontinensia urine meningkat pada usia > sebanyak 3 orang (10.0%).
60 Tahun. Menurut penelitian yang dilakukan
Hasil yang didapati dari pasien oleh Anggelita S, (2012) dengan judul
inkontinensia urine berdasarkan jenis “Latihan Kegel dengan Penurunan Gejala
persalinan adalah sebanyak 21 orang pasien Inkontinensia Urine pada Lansia” dengan
memiliki riwayat persalinan normal (70%) jumlah responden 13 orang didapati bahwa
dan 9 orang pasien yang memiliki riwayat responden terbanyak pada inkontinensia
persalinan sectio ceaserea (30%). Menurut sedang. Menurut penelitian yang dilakukan
Nugroho (2008), Inkontinensia urin pada oleh Rahajeng (2010), bahwa tanpa latihan
wanita dapat terjadi akibatmelemahnya otot otot dasar panggul atau senam Kegel tidak
dasar panggul yang dapat disebabkan akan ada perbaikan pada kekuatan otot
karena usialanjut, menopause, kehamilan, dasar panggul. Kelemahan otot-otot dasar
pasca melahirkan. Menurut penelitian yang panggul dapat menyebabkan gagalnya otot
dilakukan oleh Arsyad, dkk (2012) bahwa tersebut menjalankan fungsinya. Sehingga
wanita yang melahirkan pervaginam dengan hasil yang didapat pada kelompok control
BBL > 3000 gram akan mengalami dalam penelitiannya adalah tidak adanya
peingkatan risiko inkontinensia urine perubahan atau perbaikan terhadap
karena jenis persalinan seperti ini memiliki kekuatan otot dasar panggul yang
tendensi terjadinya peningkatan kerusakan menyebabkan terjadinya inkontinensia
saraf dasar panggul. urine.
Senada dengan Jurnal tentang Dari hasil yang didapat 3 hari
Hubungan Cara Persalinan dengan Kejadian sesudah diberikan intervensi adalah
Stress Urinary Incontinence Post Partum responden yang mengalami frekuensi
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

inkontinensia jarang sebanyak 25 orang Dalam penelitian ini didapatkan p-value


(83.3%), dan responden yang mengalami = 0,000 (p-value < 0,05) pada kelompok
frekuensi inkontinensia sedang sebanyak 5 Intervensi adalah Ho ditolak dan Ha
orang (16.7%). Hal inimenunjukkan diterima yang berarti penelitian ini
terjadinya penurunan frekuensi inkontinesia menunjukan terdapat pengaruh yang
urine pada responden dilihat dari jumlah signifikan senam Kegel terhadap frekuensi
responden yang mengalami frekuensi inkontinensia urine pada pasien
inkontinensia urine sering dan sedang inkontinensia urine di Wilayah Kerja
menurun menjadi frekuensi inkontinensia Puskesmas Tumpaan, Minahasa Selatan.
jarang . Dengan melakukan senam Kegel secara
Latihan otot dasar panggul (Senam rutin dan teratur selama waktu yang telah
Kegel) dilakukan untuk membangun ditentukan oleh peneliti yaitu 3 kali
kembali kekuatan otot dasar panggul.Otot seminggu dalam waktu 4 minggu.
dasar panggul tak dapat dilihat dari luar, Hasil penelitian ini sesuai dengan
sehingga sulit untuk menilai kontraksinya penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu
secara langsung. Senam Kegel yang Ayu, dkk (2015) tentang Pengaruh Senam
dilakukan bertujuan untuk meningkatkan Kegel dan Pijat Perinium Terhadap
kekuatan otot-otot dasar panggul serta Kekuatan Otot Dasar Panggul pada Lansia
untuk mencapai 40-60 kali pengurangan dengan kesimpulannya yaitu Senam Kegel
terjadinya inkontinensia urine selama 10 tiga kali seminggu selama empat minggu
detik setiap harinya dengan melakukan meningkatkan kekuatan otot dasar panggul
minimal 10 kali latihan pada waktu makan lansia, sehingga hal ini dapat memberi hasil
dan waktu tidur yang merupakan jadwal yang efektif bagi penderita ikontinensia
yang mudah untuk diingat. urine.
Peningkatandapat dilihat dalam waktu 4-6 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
minggu dengan peningkatan maksimal teori yang dikemukakan oleh Stanley &
selama 3 bulan (Stanley & Beare, 2006). Beare, (2006) dan Maas et al, (2011) bahwa
senam Kegel merupakan salah satu terapi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh non farmakologis bagi penderita
Rahajeng (2010); Anggelita S (2012); inkontinensia urine yang tidak memiliki
Mustofa (2009); dan Ni Putu Ayu (2015), efek samping bila dilakukan secara rutin
bahwa senam Kegel yang diberikan pada oleh para Lanjut usia untuk menguatkan
lanjut usia dan ibu pasca persalinan dapat otot dasar panggul sehingga dapat
mengurangi kejadian inkontinensia urine mengurangi frekuensi terjadinya
yang diakibatkan oleh melemahnya otot inkontinensia urine. Menurut Maas, et al
dasar panggul (2011) latihan otot dasar panggul
Dalam penelitian ini ditemukan adanya melibatkan kontraksi berulang otot
pengaruh senam Kegel terhadap frekuensi pubokoksigeus, otot yang membentuk
inkontinensia urine, hal tersebut dapat struktur penyokong panggul dan
dilihat melalui uji Wilcoxon Sign Rank test mengelilingi pintu panggul pada vagina,
pada hasil observasi frekuensi inkontinensia uretra, dan rectum. Latihan/Senam Kegel
urine sebelum diberikan intervensi berupa ini meningkatkan tonus otot dasar panggul,
Senam Kegel dan hasil observasi frekuensi dengan menguatkan otot dasar panggul
inkontinensia urine setelah diberikan pada saat berkemih dirasakan, individu
intervensi berupa Senam Kegel pada 30 mampu menunda episode inkontinensia
responden dengan tingkat kepercayaan 95% urine yang berhubungan dengan kelemahan
dan tingkat kemaknaan α = 0,05.
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

otot panggul dan/atau kelemahan pintu Universitas Hasanuddin Makassar,


keluar kandung kemih. 1-12.
Daley, D. (2014). 30 Menit untuk Bugar &
SIMPULAN Sehat . Jakarta: PT Bhuana Ilmu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Populer.
peneliti di Puskesmas Tumpaan Minahasa
Selatan, maka hasil penelitian ini dapat Fernandes, D. (2010). Hubungan Antara
disimpulkan bahwa : Sebelum dilakukan Inkontinensia Urin Dengan Derajat.
Senam Kegel jumlah responden terbanyak Surakarta: Fakultas Kedokteran
mengalami frekuensi inkontinensia sedang. Unviversitas Sebelas Maret.
Sedangkan hasil setelah dilakukan Senam
Kegel, frekuensi inkontinensia pada lansia Ismail, D. (2013). Aspek Keperawatan Pada
mengalami perubahan dengan menurunnya Inkontinensia Urin. Jurnal Ilmu
frekuensi inkontinensia urine menjadi Keperawatan, Vol. I, No.1, 3-11.
jarang. Sehingga terdapat pengaruh
terhadap frekuensi inkontinensia urine Jayanti, N. A. (2015). Pengaruh Senam
sesudah diberikan Senam Kegel. Kegel dan Pijat Perineum Terhadap
Kekuatan Otot Dasar Panggul
Lansia di Puskesmas Tabanan III.
DAFTAR PUSTAKA Coping Ners Journal, 27-33.
Anonimus. (2014). Badan Pusat Statistik. Lubis , D. L. (2009). Kekuatan Otot Dasar
Retrieved Oktober 4, 2016, from Panggul Pada Wanita Pasca
Statistik Penduduk Lanjut Usia: Persalinan Normal dan Pasca
http://old.bappenas.go.id/files/data/S Seksio Sesarea dengan
umber_Daya_Manusia_dan_Kebuda Perineometer. Medan: Fakultas
yaan/Statistik%20Penduduk%20Lan Kedokteran Universitas Sumatera
jut%20Usia%20Indonesia%202014. Utara.
pdf
Maas, M. L., Buckwalter, K. C., Hardy, M.
Anonimus. (2013). Panduan Penulisan D., Tripp-Reimer, T., Titler, M. G.,
Tugas Akhir Proposal dan Skripsi. & Specht, J. P. (2011). Asuhan
Manado: Universitas Sam Keperawatan Geriatrik, Diagnosis
Ratulangi. NANDA, Kriteria Hasil NOC,
Intervensi NIC. Jakarta: EGC.
Anonimus. (2015). Profil Puskesmas
Tumpaan, Minahasa Selatan. MacLennan, A., & dkk. (2000). The
Amurang: PKM Tumpaan. Prevalence of Pelvic Floor
Anonimus, R. (2012, Mei 9). Profil Disorders and their relationship to
Kesehatan Indonesia. p. www.depkes.go.id gender, age, parity, and mode of
delivery. British Journal of
Arsyad, E. (2012). Hubungan Senam Kegel Obstetrics and Gynaecology, 1460-
Terhadap Stress Inkontinensia Urine 1470.
Postpartum pada Wanta
Primigravida. Jurnal Obstetri dan (NIDDK), N. I. (2016). Urinary
Ginekologi Fakultas Kedokteran Incontinence In Woman. Amerika:
National Institutes of Health.
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Nordqvist, C. (2016). Urinary Incontinence:


Causes, Treatments, and Symptoms.
Journal University of Illinois-
Chicago, School of Medicine.
Nugroho, W. (2008). Keperawatan
Gerontik & Geriatrik Edisi 3.
Jakarta: EGC.

Septiastri, A. (2012). Latihan Kegel Dengan


Penurunan Gejala Inkontinensia
Urine Pada Lansia. Jurnal
Departeman KMB dan
Keperawatan Dasar.
Stanley, M., & Beare, P. G. (2006). Buku
Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.
Jakarta: EGC.

Stockslager, J. L., & Schaeffer , L. (2007).


Buku Saku Asuhan Keperawatan
Geriatrik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Syukur, S. (2010). Hubungan Cara


Persalinan dengan Kejadian Stress
Urinary Incontinence Postpartum.
Padang: Fakultas Kedokteran
UNAND.

Thomas, T. (1980). Prevalence of Urinary


Incontinence. British Medical
Journal Vol.281, 1243-1245.
Vitriana. (2002). Evaluasi dan Manajemen
Medis Inkontinensia Urine . Jakarta:
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN
FISIK DAN REHABILITASI, FK-
UI.

Anda mungkin juga menyukai