Anda di halaman 1dari 6

IMPLIKASI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam Permendikbud No.111 Tahun 2014 pasal 3 dinyatakan bahwa Layanan
Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan membantu Konseli mencapai perkembangan
optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial, dan karir. Oleh
karena itu, Implementasi atau penerapan bimbingan dan konseling dalam lingkungan
pendidikan formal sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang
tercantum dalam pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003 yakni bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Didalam melakukan layanan bimbingan dan konseling, kerjasama anatara konselor
dengan personel lain di sekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh ditinggalkan.
Kerjasama ini akan menjamin tersusun dan terlaksananya program bimbingan dan konseling
yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta realistik.

B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimana implikasi bimbingan dan konseling di SMAN 1 Taraju?
b.      Bagaimana kerjasama antara guru bimbingan dan konseling dengan personel lain di SMAN 1
Taraju?
C.    Tujuan
a.       Untuk mengetahui implikasi bimbingan dan konseling di SMAN 1 Taraju.
b.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi dalam bimbingan dan konseling.

D.    Manfaat
Dengan menyusun dan membaca makalah ini kita dapat menambah wawasan kita
tentang sejauhmana penerapan/Implikasi dari bimbingan dan konseling dalam pendidikan
formal, khususnya di SMAN 1 Taraju.
E.     Metode
 Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan informasi atau data untuk
penulisan laporan wawancara ini adalah :
- Metode wawancara.
- Metode observasi.
BAB II
HASIL PENELITIAN
A.    Profil Sekolah
Nama Sekolah        : SMAN 1 Taraju
NPSN                     : 20210718
Status                     : Negeri
Alamat                    : Jl. Raya Taraju, Desa Singasari, Kecamatan Taraju,
Kabupaten Tasikmalaya.
B.     Identitas Subjek yang di Observasi
Nama          : Yayan Suryana
NIP             : 196310031985121001
Alamat        : Kp. Cikalapa Rt/Rw 009/002, Desa Tanjungjaya, Kecamatan
Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya.
C.    Hasil Penelitian
Berikut ini hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis dengan guru
bimbingan dan konseling di SMAN 1 Taraju mengenai implikasi bimbingan dan konseling di
sekolah :
1.      Jumlah Siswa Seluruhnya (kelas X, XI dan XII) ada 465 orang.
2.      Guru BK yang berlatar belakang S1 BK ada 2 orang.
3.      Program Kerja dibuat berdasarkan analisis kebutuhan peserta didik,melalui hasil instrument (
alat pengumpul data) yang telah ada missal AUM, , Angket dan IKSM belum menggunakan
ITP , hasil observasi dan analisis dari sikap dan prilaku siswa yang muncul serta
mempertimbangan program serta kebutuhan sekolah secara umum. pada  Program disusun
mulai dari program Tahunan, Bulanan, Mingguan dan Harian, dengan penjelasan mengenai:
Bidang Bimbingan, Fungsi Bimbingan, Jenis layanan dengan dilengkapi SKL (Satuan
Kegiatan layanan ) serta Satuan Layanan Pendukung. Didalamnya juga memuat mengenai
fasilitas untuk keterlaksanaan/operasional program yakni: Sarana dan prasarana, petugas
pelaksana, alat pengumpul data (instrument), biaya serta  evaluasi dan tindak lanjut.
4.      Kepala sekolah berfungsi sebagai edukator, manajer, administrasi dam supervisor,
pemimpin / leader, inovator dan motivator. Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai
berikut :
a.       Penentuan staf personel bimbingan dan konseling
Di SMAN 1 Taraju, peran kepala sekolah dalam penentuan staf bimbingan dan
konseling di sekolah ini sudah terlihat maksimal. Diantaranya karena rasio antara siswa dan
guru Bimbingan dan Konseling di sekolah ini dirasakan kurang memenuhi standar, maka
kepala sekolah menunjuk salah satu guru mata pelajaran TIK untuk ikut bekerja dalam
manajemen Bimbingan dan Konseling.
b.       Penyusunan program Bimbingan dan Konseling
Di dalam penyusunan program-program Bimbingan dan Konseling di sekolah ini, kepala
sekolah selalu berkoordinasi dengan guru BK yang ada. Baik itu mencakup program Harian,
Mingguan, Bulanan, Tahunan, dan program-program yang lainnya.
5.      Wakil kepala sekolah berfungsi untuk membantu kepala sekolah. Adapun tugas Wakil kepala
sekolah dalam layanan bimbingan dan konseing diantaranya :
a.       Pelaksanaan kebijakan pimpinan sekolah terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling.
b.       Penyediaan informasi baik berkaitan dengan aktivitas dan prestasi akademik, penyediaan dan
kelengkapan sarana prasarana, kepesertadidikan maupun sumberdaya lain yang diperlukan
dan dapat mendukung dalam penyusuna program bimbingan dan konseling.
c.       Sosialisasi program bimbingan dan konseling kepada seluruh personel dan komponen
sekolah sesuai dengan bidang dan kewenangannya.
d.       Dukungan dan pemantauan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
6.       Yang terlibat dalam kegiatan BK yang peranannya paling besar adalah Wali Kelas. Wali
kelas merupakan mitra kerja konselor yang sangat berperan dalam :
a.       Menyediakan informasi tentang karateristik dan kebutuhan para peserta didik di kelasnya.
b.       Memantau perkembangan dan kemajuan para peserta didik di kelasnya terutama yang telah
memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
c.       Mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan layanan responsif berkenaan dengan
permasalahan yang dihadapinya.
Semua tugas tersebut, telah dilakukan oleh wali kelas di SMAN 1 Taraju dengan
selalu berkoordinasi dengan guru BK.
7.      Guru mata pelajaran merupakan personel yang sangat penting dalam aktivitas bimbingan dan
konseling. Secara rinci, guru mata pelajaran berperan dalam :
a.       Menyediakan informasi mengenai sikap dan kebiasaan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran.
b.       Mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling terutama
berkenaan dengan mata pelajaran yang diampunya.
c.       Memantau perkembangan dan kemajuan para peserta didik terutama yang telah memperoleh
layanan bimbingan dan konseling.
d.       Melakukan upaya layanan bimbingan belajar terutama pada program perbaikan dan
pengayaan mata perlajaran yang diampunya.
8.      Guru BK merupakan tenaga profesional dalam aktivitas layanan bimbingan dan konseling,
karena itu seorang guru BK merupakan kunci keberhasilan aktivitas layanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Dengan pengalaman akademik, keterampilan dan kepribadiaanya
seorang guru BK di sekolah memiliki tugas :
a.        Mengorganisasikan seluruh aktivitas layanan bimbingan dan konseling.
b.        Melakukan analisis terhadap karateristik dan kebutuhan perkembangan peserta didik.
c.       Melakukan analisis terhadap kondisi sekolah akan layanan bimbingan dan konseling.
d.       Mengkoordinasikan seluruh personel layanan bimbingan dan konseling, mulai dari
penyusunan, pelaksanaan sampai dengan penilaian terhadap layanan bimbingan dan
konseling.
e.       Memberikan layanan dasar kepada seluruh peserta didik.
f.        Melaksanakan layanan responsif kepada peserta didik terutama dalam bentuk konseling.
g.       Mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.
h.       Mengadakan tindak lanjut; terutama berkaitan dengan alih tangan kepada ahli lain.
i.         Mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan layanan bimbingan dan konseling kepada
kepala sekolah.
9.      Dalam membangun kerjasama dengan personil sekolah, dalam hal ini Kepala Sekolah, Guru
Mata dan wali kelas, tentunya Guru BK harus” proaktif” dalam memberikan input tentang
peserta didik dan menerima serta menindak lanjuti temuan informasi dari mereka untuk
membantu peserta didik. Secara periodic Guru BK di sekolah ini menyampaikan Laporan
tentang pelaksanaan, proses maupun hasil BK kepada Kepala Sekolah, begitu juga
melakukan komunikasi timbal balik dengan guru mata pelajaran serta wali kelas.
10.  Respon / tanggapan Kepala Sekolah dan guru-guru tentang keberadaan BK, pada umumnya
sudah baik, mereka memahami akan tugas dan peranan BK di sekolah dan mereka juga
memahami peran  apa yang harus mereka lakukan untuk membantu keterlaksanaan program
BK. Mereka mendukung apabila terdapat program yang melibatkan mereka.
11.  Prinsip BK  aplikasinya dalam mata pelajaran, sebagian besar guru-guru sudah dapat
menerapkannya, tetapi masih ada guru yang mungkin secara tidak disadari kurang tepat
bahkan bertentangan dengan prinsip BK saat mereka memperlakukan peserta didik baik
didalam maupun diluar KBM.
12.  Kesulitan yang dihadapi dalam penyelenggaraan layanan kepada peserta didik di sekolah
ini diantaranya :
a)      Untuk memberikan layanan klasikal secara continue dan terprogram agak kesulitan karena
tidak adanya jam masuk kelas, walaupun dipaksakan dengan  mengisi jam-jam kosong suka
kurang efektif karena kurangnya respon siswa.
b)      Dalam layanan Konseling individual masih ada ditemukan siswa yang merasa malu apabila
datang / mau konsultasi dengan guru pembiming.
c)      Dalam pengadministrasian data-data yang diperlukan saat layanan bimbingan belum tersusun
dengan baik sehingga data yang dimiliki kurang lengkap.
13.  Alat yang tersedia di sekolah untuk menyimpan data yang berhubungan dengan BK,
diantaranya:
a.       Adanya File/Map untuk menimpan data berupa lembaran kertas atau  print out.
b.      Lemari Kecil untuk menyimp data : Buku Pribadi, Hasil Psikotes, Instrumen pengumpul
data, buku modul untuk layanan serta buku-buku sumber lainnya.
c.       1 Buah Komputer, untuk menyimpan, mengolah data atau instrument lainnya.
14.   SMAN 1 Taraju sudah menganggarkan anggaran untuk pelaksanaan layanan BK. Seperti
anggaran untuk mengadakan kegiatan kunjungan rumah dan lain-lain.
15.  Evaluasi terhadap program bimbingan dan konseling yang dilakukan ada 2 yakni evaluasi
proses dan evaluasi hasil.
a.       Evaluasi yang dilakukan oleh guru BK/pemimbing saat sedang berlangsungnya kegiatan
program layanan BK kegiatan, hal ini untuk melihat sejauhmana tingkat keterlaksanaannya
program tersebut, apakah mudah, sedang atau sulit dalam pelaksanaannya.
b.      Evaluasi hasil yakni melihat sejauhmana tujuan program yang direncanakan sudah tercapai
atau belum, adakah perubahan yang leih baik setelah diberikan layanan, misalnya adakah
perubahan perilaku peserta didik setelah mereka diberikan layanan BK dan perubahan
lainnya sesuai tujuan yang diharapkan.

BAB III
ANALISIS
Di dalam lampiran Permendikbud nomor 111 tahun 2014, dinyatakan bahwa beban
kerja seorang konselor atau guru bimbingan dan konseling adalah 150 – 160 peserta didik
ekuivalen 24 jam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, SMAN 1 Taraju  memang belum
memenuhi syarat  seperti yang tercantum dalam Permendikbud diatas, karena untuk
memfasilitasi peserta didik yang jumlahnya 465 orang,  SMAN 1 Taraju hanya mempunyai
dua orang guru BK.
Didalam buku Rambu – Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Dalam
Jalur Pendidikan Formal (hlm.220) dinyatakan bahwa Penyusunan program bimbingan dan
konseling harus dilakukan berdasarkan hasil asessmen terhadap lingkungan dan assesmen
terhadap peserta didik. Berdasarkan pernyataan tersebut, penyusunan program yang
dilakukan di SMAN 1 Taraju masih belum sesuai, karena berdasarkan hasil penelitian,
penyusunan program bimbingan dan konseling di SMAN 1 Taraju dilakukan hanya
berdasarkan hasil assesmen terhadap kebutuhan peserta didik saja, tidak disertai dengan hasil
assesmen terhadap lingkungannya.
Dalam Permendikbud nomor 111 tahun 2014 pasal 6 ayat 4 dinyatakan bahwa
layanan bimbingan dan konseling harus diselenggarakan di dalam kelas dengan beban belajar
2 (dua) jam perminggu. Berdasarkan hasil penelitian, SMAN 1 Taraju belum
mengimplementasikan peraturan permendikbud diatas sehingga layanan bimbingan dan
konseling yang akan dilakukan oleh guru BK menjadi terhambat.
Berdasarkan hasil penelitian, Pelayanan responsif yang terdiri dari konseling
individual dan kelompok, kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas, kolaborasi
dengan orangtua, kolaborasi dengan pihak-pihak yang terkait diluar sekolah, konsultasi dan
konferensi kasus serta kunjungan rumah maupun perencanaan individual sudah sering
dilakukan oleh guru BK di SMAN 1 Taraju. Ini menggambarkan bahwa implikasi BK dalam
hal pelayanan responsif di SMAN 1 Taraju sudah berjalan dengan baik.
Beberapa peneliti menempatkan keterampilan komunikasi sebagai salah satu unsur
penting dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain (Monezka dkk, 1998, hlm. 567;
Anderson dan Narus, 1990, hlm. 40). Berdasarkan hasil penelitian, guru BK di SMAN 1
Taraju telah mampu menjalin kerjasama bersama pihak lain dengan baik. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa guru BK di SMAN 1 Taraju telah mempunyai keterampilan
komunikasi yang sangat baik.
Mengenai Implementasi prinsip-prinsip BK di dalam pembelajaran, Sebagian besar
para guru di SMAN 1 Taraju sudah menerapkannya meskipun masih ada sebagian kecil guru
yang belum menerapkan prinsip-prinsip BK dalam proses pembelajaran tersebut. Hal tersebut
mengimplikasikan bahwa, tidak semua guru mampu menerapkan prinsip-prinsip BK dalam
proses pembelajaran.
Mengenai sarana dan pembiayaan bimbingan dan konseling di sekolah, SMAN 1
Taraju  sudah mempunyai ruangan BK yang cukup memadai, SMAN 1 Taraju juga sudah
menyediakan anggaran untuk melakukan layanan bimbingan dan konseling.
Evaluasi Program bimbingan dan konseling yang dilaksanankan di SMAN 1 Taraju
sudah sesuai dengan materi yang penulis pelajari khususnya dalam buku yang berjudul
“Rambu – Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan
Formal.” Dimanan dalam buku Rambu – Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling
Dalam Jalur Pendidikan Formal (hlm.231) dinyatakan bahwa aspek aspek yang harus
dievaluasi dalam program layanan bimbingan dan konseling adalah proses dan hasil. Evaluasi
proses dan hasil tersebut bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keefektifan
pelayanan bimbingan dan konseling.

Anda mungkin juga menyukai