Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN AUTISME

Definisi: Etiologi:
Autisme mengacu pada problem dengan interaksi  Kerusakan jaringan otak: Gangguan
sosial, komunikasi, dan bermain imajinatif, yang perkembangan otak telah terjadi pada
mulai muncul sejak anak berusia di bawah 3 tahun. semester ketiga saat kehamilan, atau pada
Mereka mempunyai keterbatasan pada level saat kelahiran bayi.
aktivitas dan interest.. Autisme biasanya muncul  Terlalu banyak vaksin Hepatitis B: Hal ini
dikarenakan vaksin ini mengandung zat
sejak tiga tahun pertama kehidupan seorang anak
pengawet Thimerosal.
Karakteristik Autisme:  Kombinasi makanan atau lingkungan yang
 Gangguan dalam komunikasi. salah: Autis disebabkan kombinasi makanan
 Gangguan dalam interaksi sosial. yang salah atau lingkungan yang
terkontaminasi zat-zat beracun yang
 Gangguan dalam tingkah laku.
mengakibatkan kerusakan pada usus besar,
 Gangguan dalam emosi. yang mengakibatkan masalah dalam tingkah
 Gangguan dalam sensori atau pengindraan. laku dan fisik termasuk autis.

Manifestasi Klinis:
 Penarikan diri: Tidak memberikan respon jika diajak bicara dan tidak mengadakan kontak mata
dengan orang lain. Anak biasanya duduk dengan waktu yang lama, sibuk dengan tangannya dan
menatap pada objek.
 Terdapat kegagalan untuk memberikan respon rangsangan nyeri.
 Bisa berbicara pada sekitar umur yang biasa, tetapi kehilangan kecakapan pada umur 2 tahun. Anak
juga kecenderungan untuk mengulangi suatu ungkapan kata.
 Sering ditemukan reterdasi intelektual. Anak kecenderungan untuk perbaikan jika anak mulai bangkit
dari penarikan diri.
 Perilaku ritualtistic dan konvulsif merupakan gambaran autisme anak menekankan suatu rutinitas
harian tertentu dan menolak perubahan.
 Sikap dan gerakan yang tidak biasa juga ditemukan.
Penanganan Autisme: Terapi Autisme:
Gangguan otak pada anak autis umumnya tidak Terapi Medis:
dapat disembuhkan (not curable), tetapi dapat  Neuroleptik: menangani perilaku agresif.
ditanggulangi (treatable) melalui terapi dini,  Antagonis opiat: mengatasi perilaku,
terpadu, terapi bicara, terapi keluarga, terapi penarikan diri dan stereotipik dapat diatasi
okupasi dan intensif. Gejala autisme dapat dengan obat klorpromasin atau tioridasin.
dikurangi, bahkan dihilangkan sehingga anak  Terapi diet: kurangi asupan gula
bisa bergaul dengan normal. Jika anak autis tinggi/karbohidrat pada malam hari. Berikan
terlambat atau bahkan tidak dilakukan asupan gula tinggi/karbohidrat pada siang hari.
intervensi dengan segera, maka gejala autis bisa Terapi non medis:
menjadi semakin parah, bahkan tidak  Terapi musik
tertanggulangi.  Terapi akupuntur
 Terapi perilaku
 Terapi anggota keluarga
Diagnosa :  Terapi lumba-lumba
1. Resiko tinggi terhadap mutilasi diri.
2. Kerusakan interaksi sosial.
3. Kerusakan komunikasi lisan.
4. Gangguan identitas diri atau pribadi.
Pathway

Partus Lama Genetik Keracunan logam Resti Infeksi Pemakaian


Antibiotik
Berlebihan

Gangguan nutrisi dan Neulropin dan


oksigenasi neuropeptida

Gangguan pada Kerusakan pada sel Infeksi jamur


otak purkinye dan
hippocampus
Kebocoran usus dan
Abnormalitas tidak sempurna
pertimbuhan sel saraf Gangguan pencernaan kasein
keseimbangan dan glutein
nserotonin dan
Peningkatan neurokimia dopamin
secara abnormal Protein terpecah sampai
polipeptida
Gangguan otak
Growth withour kecil
guidance
kasein dan glutein
terserap kedalam
Reaksi atensi lebih
darah
lambat

Menimbulkan efek
morfin pada otak

AUTIS PERUBAHAN
PERSEPSI
SENSORI

Gangguan Gangguan PERUBAHAN Gangguan Gangguan


komunikasi interaksi INTERAKSI perilaku persepsi
sosial SOAIAL sensori

Keterlambatan Bicara Mengabaikan dan Penglihatan dan


dalan monoton dan menghindari orang Hiperaktif pendengaran
berbahasa tidak lain
dimengerti
orang lain Sangat agresif
Acuh tak acuh terhadap Sensitif terhadap
GANGGUAN
terhadap orang lain dan cahaya
KOMUNIKASI
lingkungan dan drinya
VERBAL DAN Menutup telinga
NON VERBAL orang lain
bila mendegar
suara
Perilaku yang aneh
DIAGNOSA 1: Resiko tinggi terhadap
mutilasi diri. DIAGNOSA 2: Kerusakan interaksi sosial.

Kriteria Hasil: Kriteria Hasil :


 Rasa gelisah alas pada tingkat anak merasa  Anak mulai alter dengan diri dan orang lain.
tidak memerlukan perilaku-perilaku  Pasien menggunakan kontak mata.
mutilatif diri.  Pasien tidak menarik diri dari kontak fisik
 Pasien memulai interaksi antara diri dan dengan orang lain
perawat.
Intervensi
Intervensi  Jalin hubungan satu-satu dengan anak untuk
meningkatkan kepercayaan.
 Temani anak agar tidak merusak diri.
 Berikan benda-benda yang dikenal.
 Tawarkan pada anak untuk menemaninya
Kisalnya mainan kesukaan.
selama waktu-waktu meningkatnya
 Sampaikan sikap yang hangat.
kecemasan.
 Lakukan dengan perlahan-lahan, jangan
 Jaga anak satu anak satu perawat.
sampai memaksa pasien, mulai dengan
 Pakaikan sarung tangan apabila dia perkenalan, dan hal yang positif.
mencakar-cakar wajah.  Bina hubungan saling percaya agara pasien
 Berikan perlindungan pada kepala apabila merasa nyaman apabila kita dekati.
anak menjambak-jambak rambutnya.

DIAGNOSA 3: Kerusakan komunikasi DIAGNOSA 4: Gangguan identitas diri atau


lisan. pribadi.

Kriteria hasil: Kriteria hasil :


 Pasien mampu berbicara dengan kata-kata  Pasien dapat membedakan bagian tubuh
yang dapat dimengerti oleh orang lain. sendiri dengan bagian tubuh orang lain.
 Pesan nonverbal pasien sesuai dengan  Pasien menceritakan kemampuan untuk
pengungkapan lisan. memisahkan diri dari lingkungannya.
 Pasien mulai alter lisan dan non lisan  Pasien berhenti bersikap ekolalia dan
dengan orang lain. ekopraksia.

Intervensi Intervensi
 Pertahankan konsestensi tugas staf untuk  Fungsi pada hubungan satu-satu dengan
mengerti tindakan dan komunikasi pada anak.
anak.  Membantu anak untuk tahu hal-hal yang
 Antisifasi dan penuhi kebutuhan anak terpisah selama kegiatan-kegiatan
sampai kepuasan pola komunikasi perawatan diri.
terbentuk.  Jelaskan dan bantu anak dalam sebutan
 Gunakan teknik validasi konsensual dan bagian-bagian tubuh.
klarifikasi untuk menguraikan kode pola  Tingkatkan kondisi fisik secara bertahap
komunikasi. demi tahap awal.
 Gunakan pendekatan tatap muka  Monitor respon kardiovaskuler
berhadapan dengan pasien. bubuk obat,  Bantu klien dalam mengembangkan
dengan tepat motivasi diri
 Bantu klien dalam memilih aktivitas yang
sesuai dengan kemampuan
 Beri pujian positif bagi pasien.
 Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi
medik.
 Bantu untuk mengidentifikasiaktifitas yang
disukai.

DAFTAR PUSTAKA

Danuatmaja, Bony. (2003). Terapi Anak Autis di Rumah. Jakarta: Puspa Swara.
Yatim, Faisal. (2003). Autesme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak-anak. Jakarta: Pustaka
Populer Obor
NANDA Internasional, Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017. EGC
Nursing Intervention Classification (NIC) 6th edition. 2013. Elsevier
Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th edition. 2013. Elsevier
Banjarmasin, Juni 2019

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai