Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL PRAKTEK

STASE KEPERAWATAN ANAK


DI RUANG NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU)
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MATARAM

OLEH:

NAMA : HIKMA ILMUL YAQIN


NIM : 020.02.1113

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
2020/2021
PATHWAY HIPERBILIRUBIN

Produksi Bilirubin meningkat Gangguan Fungsi Hati Gangguan ekskresi


Ibu post partum

Adaptasi post partum

Hiperbilirubin Fisiologis

Prolaktin meningkat

Bilirubin indireck Fototerapi Peningkatan


Produksi ASI meningkat
Pemecahan Bilirubin
Perubahan suhu Kurang terpapar
Toksik Bagi Jaringan Bayi bingung puting
lingkungan informasi Pengeluaran Cairan
empedu di usus
Gangguan Integritas Defisit
Saraf aferen Hisapan bayi menurun
Kulit Pengetahuan Pengeluaran volume
cairan Menyusui tidak efektif
Hiperbilirubin adalah suatu kondisi di Hipotalamus

mana produksi bilirurin yang berlebihan di Resiko ketidakseimbangan cairan


Vasokontriksi
dalam darah. Hiperbilirubin adalah MANIFESTASI KLINIS
1. Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa.
meningkatnya kadar bilirubin dalam darah
Penguapan 2. Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik pada bayi baru
yang kadar nilainya lebih dari normal. Nilai
lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik atau infeksi.
normal bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl, Hipertermi /
3. Jaundice yang tampak pada hari ke dua atau hari ke tiga, dan mencapai puncak pada hari ke tiga
bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl. Hipotermi
sampai hari ke empat dan menurun pada hari ke lima sampai hari ke tujuh yang biasanya
merupakan jaundice fisiologis.
4. Ikterus adalah akibat pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang cenderung tampak kuning
terang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi (bilirubin direk) kulit tampak berwarna kuning
kehijauan atau keruh.
5. Letargik (lemas), kejang, tidak mau menghisap.
RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN & KRITERIA HASIL RENCANA

1. Gangguan Integritas Kulit b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi


bilirubin indireck yang ditandai selama 3 x 24 jam, diharapkan integritas
- Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (hiperbilirubin)
dengan kulit kekuningan. kulit meningkat, dengan Kriteria hasil:
Terapeutik
- Elastisitas kulit meningkat (4-5)
- Kerusakan jaringan menurun (4-5) - Ubah posisi tiap 2 jam
- Kuning menurun (4-5) Edukasi
- Suhu kulit membaik (4-5)
- Anjurkan meningkatkan asupan ASI yang cukup
2 Hipotermi b.d perubahan suhu Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
lingkungan yang ditandai dengan selama 3 x 24 jam, diharapkan termoregulasi
- Monitor suhu tubuh
suhu tubuh dibawah nilai normal membaik, dengan Kriteria hasil:
- Identifikasi penyebab hipotermia
- Suhu tubuh membaik (4-5) - Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
- Suhu kulit membaik (4-5) Terapeutik
- Kadar glukosa membaik (4-5)
- Sediakan lingkungan yang hangat (inkubator)
- Lakukan penghangatan pasif (selimut)
- Lakukan penghangatan aktif eksternal (kompres hangat)
- Lakukan penghangatan aktif internal (infus)
Edukasi
- Anjurkan ASI
3. Resiko ketidakseimbangan cairan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
b.d intake oral tidak adekuat, selama 3 x 24 jam, diharapkan status cairan
- Monitor status hidrasi (frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral,
takipneu, demam. membaik, dengan Kriteria hasil:
kelembapan mukosa, turgor kulit)
- Asupan cairan meningkat (4-5) - Monitor berat badan harian
- Dehidrasi menurun (4-5) Terapeutik
- Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam
- Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian deuretik, jika perlu
4. Defisit pengetahuan tentang Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
fototerapi b.d kurang terpapar selama 3 x 24 jam, diharapkan tingkat
- Identifikasi pengetahuan tentang pengobatan yang
informasi ditandai dengan pengetahuan meningkat, dengan Kriteria
direkomendasikan
menanyakan masalah yang hasil:
dihadapi Terapeutik
- Pertanyaan tentang masalah yang
dihadapi menurun (4-5) - Fasilitasi informasi tertulis atau gambar untuk meningkatkan
- Perilaku membaik (4-5) pemahaman
Edukasi
- Jelaskan manfaat dan efek samping pengobatan
5. Menyusui tidak efektif b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
ketidakefektifan reflek menghisap selama 3 x 24 jam, diharapkan status
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
bayi yang ditandai dengan bayi menyusui membaik, dengan Kriteria hasil:
- Identifikasi tujuan dan keinginan menyusui
tidak mampu melekat pada
- Perlekata bayi pada payudara ibu Terapeutik
payudara ibu.
meningkat (4-5) - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Kemampuan ibu memposisikan bayi - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
dengan benar meningkat (4-5) - Berikan kesempatan untuk bertanya
- Kepercayaan diri ibu meningkat (4-5) - Dukung ibu dalam meningkatkan kepercayaan diri dalam
- Hisapan bayi meningkat (4-5) menyusui
- Libatkan sistem pendukung : suami
Edukasi
- Berikan konseling menyusui
- Jelaskan pentingnya menyusui bagi ibu dan bayi
- Ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan dengan benar
LAPORAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN
RESUME KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : Hikma Ilmul Yaqin Ruangan : NICU

NIM : 020.02.1113 No. Reg : 02.67.89

Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2021 Jam : 15.30

IDENTITAS KLIEN

Nama By. Ny. S


Jenis Kelamin Laki-Laki
Tempat Tgl. Lahir Mataram, 12-02-2021
Umur 3 hari
Anak Ke Pertama
Nama Ayah Tn. H
Nama Ibu Ny. S
Pendidikan Ayah SMA
Pendidikan Ibu SMA
Agama Islam
Suku/Bangsa Sasak
Alamat Gunung Sari, Lombok Barat
Tgl MRS 12 Februari 2021
Diagnosa Medis Hiperbilirubin
Sumber Informasi RM dan Orang tua Bayi
RIWAYAT KEPERAWATAN

PENGKAJIAN DATA PASIEN


No
1 Keluhan Utama By. Ny. S mengalami kuning pada usia 3 hari.
2 Riwayat Kesehatan Ibu pasien mengatakan bayi tampak kuning
Sekarang setelah 3 hari dirawat, Ny. S juga
mengatakan bahwa anaknya jarang disusui
karena dirawat terpisah dengan anaknya. Saat
diobservasi Ny. S terlihat kaku saat
menyusui bayi. Suhu tubuh By. Ny. S yaitu :
35,6oC bayi mengalami hipotermi sejak tadi
pagi dan dilakukan perawatan diinkubator dan
difototerapi.
Nadi :120 x/menit, SPO2 : 99%
3 Riwayat Prenatal By. Ny. S adalah anak pertama (G1P1A0H0) ibu
pasien mengatakan rutin mengikuti posyandu,
dan melakukan pemeriksaan USG pada trimester
ke 3.
4 Riwayat Natal By. Ny. S lahir dengan cara operasi caesar
dengan usia kehamilan 37 minggu dikarenakan
ketuban pecah dini.
5 Riwayat Postnatal By. Ny. S lahir pada usia kandungan 37
minggu secara operasi sesar dikarenakan
ketuban pecah dini dengan BB: 2.560 gr dan
PB: 48 cm. Pasien dibawa ke ruang NICU dan
dlakukan observasi selama 6 jam.
6 Riwayat Penyakit Dari Rekam medik Ny. S menderita penyakit
dahulu kesehatan HbSAg (+).
keluarga
7 Riwayat imunisasi By. Ny. S sudah mendapatkan imunisasi
Hepatitis B.
8 Hasil pemeriksaan a. Keadaan umum : menangis kuat
Fisik b. Tanda Vital : N 120 x/m
RR : 48 x/m S:35,6oC SPO2 : 99%
c. Status Gizi.
BB : 2560 g
PB : 48 cm
Lika: 31 cm
lida: 30 cm
LP : 29 cm
Lila: 9 cm
d. Reflek
Refleks moro ada, refleks menghisap
ada, refleks menelan ada.
e. Kulit
Warna kulit tubuh kuning, akral
dingin, ada bintik bintik hitam.

f. Kepala
Wajah simetris, rambut warna hitam,
kepala bulat simetris, LK 31 cm.
g. Mata
Warna conjunctiva anemis, warna sklera
tidak kuning, pupil menunjukkan
refleksi terhadap cahaya.

h. Hidung
Tidak ada polip, bentuk simetris,
tidak ada lesi.
i. Mulut
Bibir pucat, mukosa bibir kering

j. Telinga
Simetris, tidak ada kelainan dan
terlihat bersih tidak ada serumen.

k. Thorax
Bentuk simetris, tidak ada penggunaan
otot bantu nafas. Tidak terdapat suara
nafas tambahan, frekuensi bunyi
jantung 120 x/menit RR : 48 x/m

l. Abdomen
Bentuk simetris, distensi perut tidak
ada, tali pusat belum kering
m. Genitalia
Genitalia lengkap, jenis kelamin laki-
laki, terdapat nanah pada bagian ujung
penis.

n. Anus
Tidak ada kelainan bentuk pada anus

o. Ekstremitas
Tidak ada edema pada kedua
ekstremitas, terpasang infus di tangan
kanan, akral dingin. Terdapat bekas
infus pada tangan kiri dan kaki kanan.
8 Hasil pemeriksaan Bilirubin total : 11.1 mg/dl
penunjang Bilirubin direck: 0,4 mg/dl
10 STATUS NUTRISI ASI/Susu Formula 25 cc/2 jam
11 STATUS CAIRAN Input :
- ASI/susu formula 25 cc/2 jam
- IVFD D10% 10 ml/jam dengan infus pump
- Inj. Ampicilin 2 x 100 mg melalui IV
- Inj. Gentamicin 1 x 10 mg melalui IV
Output :
By. Ny. S BAB/BAK 6 x sehari
12 TERAPI - IVFD D10% 10 ml/jam
- Inj. Ampicilin 2 x 100 mg
- Inj. Gentamicin 1 x 10 mg
- Chlorampenicol salep 2x1
13 DATA TAMBAHAN Ny. S HbSAg+
ANALISIS DATA

Hari/ DATA PENYEBAB MASALAH


tanggal
Senin DS : Bilirubin Ikterik
15/02/21 - Ny. S mengatakan bayi indireck neonatus
tampak kuning pasa usia 3
hari
DO :
- Kulit bayi tampak kuning
- Bilirubin total : 11.1
mg/dl
- Bilirubin direck: 0,4
mg/dl
Senin DS : - Perubahan suhu Hipotermi
15/02/21 DO : lingkungan
- Suhu : 35,6oC
- Nadi :120 x/menit
- SPO2 : 99%
- Kulit teraba dingin
Senin DS : Ketidakkuatan Menyusui
15/02/21 - Ibu mengatakan bayinya reflek tidak
jarang disusui karena mengisap bayi efektif
dirawat terpisah
DO :
- Ibu bayi tampak kaku saat
menyusui bayi
- Bayi menolak untuk
menghisap
- Bayi tidak mampu melekat
pada payudara ibu

PRIORITAS MASALAH

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ikterik neonatus b.d Bilirubin indireck yang ditandai dengan
kulit bayi tampak kuning.
2. Hipotermi b.d Perubahan suhu lingkungan yang ditandai dengan
kulit teraba dingin dan suhu tubuh bayi 35,6oC
3. Menyusui tidak efektif b.d Ketidakkuatan reflek mengisap bayi
yang ditandai dengan Bayi tidak mampu melekat pada payudara
ibu dan Bayi menolak untuk menghisap.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. SUBJEK OBJEK TUJUAN & PERENCANAAN TINDAKAN EVALUASI


KRITERIA HASIL
1. Ny. S - Kulit bayi Setelah Observasi Observasi S : -
mengataka tampak dilakukan - Identifikasi - Mengidentifikasi O :
n bayi kuning asuhan penyebab Ikterik penyebab Ikterik - Bayi masih
- Bilirubin neonatus neonatus
tampak keperawatan tampak kuning
total : (hiperbilirubin) (hiperbilirubin)
kuning 11.1 mg/dl selama 3 x 24 - Terdapat
pasa usia - Bilirubin jam, Terapeutik Terapeutik bintik bintik
3 hari diharapkan pada tubuh
direck: - Ubah posisi tiap 2 - Mengubah posisi tiap
0,4 mg/dl integritas bayi akibat
jam 2 jam
dari
kulit Edukasi Edukasi fototerapi
meningkat, A : Ikterik
- Anjurkan - Menganjurkan
dengan meningkatkan meningkatkan asupan neonatus teratasi
Kriteria asupan ASI yang ASI yang cukup sebagian
hasil: cukup P :
Intervensi
- Elastisitas
kulit dilanjutkan:
meningkat - Mengubah
(4-5) posisi tiap 2
- Kerusakan jam
jaringan - Menganjurkan
menurun (4- meningkatkan
5) asupan ASI
- Kuning yang cukup
menurun (4-
5)
- Suhu kulit
membaik (4-
5)
2. - - Suhu : Setelah Observasi Observasi S : -
35,6oC dilakukan - Monitor suhu tubuh - Memonitor suhu tubuh O :
- Nadi :120 asuhan - Identifikasi - Mengidentifikasi - Suhu tubuh
x/menit keperawatan penyebab penyebab hipotermia bayi 36,5
- SPO2 : 99%
selama 3 x 24 hipotermia - Memonitor tanda dan A :
- Kulit
teraba jam, - Monitor tanda dan gejala akibat Hipotermi
dingin diharapkan gejala akibat hipotermia teratasi sebagian
termoregulasi hipotermia P :
Terapeutik
membaik, Terapeutik - Menyediakan lingkungan Intervensi
dengan - Sediakan yang hangat (inkubator) dilanjutkan :
Kriteria lingkungan yang - Melakukan penghangatan - Memonitor suhu
hasil: hangat (inkubator) aktif internal (infus) tubuh
- Lakukan - Menyediakan
Edukasi
- Suhu tubuh penghangatan aktif lingkungan yang
membaik (4- internal (infus) - Menganjurkan ibu untuk hangat
5) lebih sering menyusui (inkubator)
Edukasi bayi
- Suhu kulit - Melakukan
membaik (4- - Anjurkan ASI penghangatan
5) aktif internal
- Kadar (infus)
glukosa - Menganjurkan
membaik (4- ibu untuk lebih
5) sering menyusui
bayi
3. Ibu - Ibu bayi Setelah Observasi Observasi S :
mengataka tampak dilakukan - Identifikasi - Mengidentifikasi - Ny. S
n bayinya kaku saat asuhan kesiapan dan kesiapan dan mengatakan
menyusui kemampuan kemampuan menerima paham dengan
jarang keperawatan
bayi menerima informasi penting
disusui - Bayi selama 3 x 24
karena jam, informasi - Mengidentifikasi menyusui bagi
menolak ibu dan bayi
dirawat diharapkan - Identifikasi tujuan dan keinginan
terpisah untuk status tujuan dan menyusui O :
menghisap menyusui keinginan - Ny. S masih
Terapeutik
- Bayi tidak membaik, menyusui tampak kaku
mampu - Menyediakan materi
dengan Terapeutik saat menyusui
melekat dan media pendidikan
Kriteria bayi
pada - Sediakan materi kesehatan
hasil: dan media - Bayi masih
payudara - Menjadwalkan
pendidikan menolak untuk
ibu pendidikan kesehatan
- Perlekata kesehatan menghisap
sesuai kesepakatan
bayi pada - Jadwalkan - Bayi masih
- Memberikan kesempatan
payudara ibu pendidikan tidak mampu
untuk bertanya
meningkat kesehatan sesuai melekat pada
(4-5) - Mendukung ibu dalam payudara ibu
kesepakatan meningkatkan
- Kemampuan A :
- Berikan kepercayaan diri
ibu kesempatan untuk Menyusui tidak
dalam menyusui
memposisikan bertanya efektif teratasi
bayi dengan - Melibatkan sistem
- Dukung ibu dalam pendukung : suami sebagian
benar meningkatkan P :
meningkat kepercayaan diri Edukasi
Intervensi
(4-5) dalam menyusui - Memberikan konseling dilanjutkan:
- Kepercayaan - Libatkan sistem menyusui
diri ibu - Mengajarkan 4
pendukung : suami - Menjelaskan posisi
meningkat pentingnya menyusui
(4-5) Edukasi menyusui dan
bagi ibu dan bayi perlekatan
- Hisapan bayi - Berikan konseling - Mengajarkan 4 posisi
meningkat menyusui dengan benar
menyusui dan
(4-5) - Jelaskan menyusi perlekatan dengan
bagi ibu dan bayi benar
- Ajarkan 4 posisi
menyusui dan
perlekatan dengan
benar
KEPERAWATAN ANAK

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK DAN BENAR”

OLEH :

HIKMA ILMUL YAQIN

020.02.1113

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XVI

2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Keperawatan Anak


Sub pokok bahasan : Tekhnik menyusui yang baik dan benar
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang NICU, Rumah Sakit Universitas Mataram
Sasaran : Ibu Menyusui

A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang cara menyusui yang baik dan
benar
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4. Langkah-langkah menyusui yang benar
5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
6. Lama dan frekuensi menyusui
B. Materi
Terlampir :
1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar
2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar
3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
4. Langkah-langkah menyusui yang benar
5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
6. Lama dan frekuensi menyusui
C. Metode
Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi dan re-demonstrasi
D. Media
1. Phoster
2. Lifleat
E. Kegiatan penyuluhan
NO Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1. Pembukaan :  Memberi salam pembuka Menjawab salam
3 menit  Memperkenalkan diri Memperhatikan
 Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan Memperhatikan
 Membagi leaflet Memperhatikan
2. Pelaksanaan :  Menjelaskan pengertian tekhnik menyusui yang Memperhatikan
20 menit benar
 Menjelaskan posisi dan perlekatan menyusui yang Memperhatikan
benar
 Menjelaskan persiapan memperlancar pengeluaran Memperhatikan
ASI
 Menjelaskan langkah-langkah menyusui yang benar Memperhatikan
 Menjelaskan cara pengamatan tekhnik menyusui Memperhatikan
yang benar
 Lama dan frekuensi menyusui Memperhatikan
3. Evaluasi : Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah Menjawab
5 menit diberikan. pertanyaan
4. Terminasi : Mengucapkan terimakasih atas peran serta dan peserta Mendengarkan
2 menit Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
F. Evaluasi
1. Jelaskan cara menyusui yang baik dan benar?
2. Jelaskan posisi bagaimana cara menyusui bayi kemabar yang baik dan benar?
3. Sebutkan langkah-langkah menyusui yang baik damn benar?
G. Hasil
1. Ibu bisa menjelaskan tekhnik cara menyusui yang baik dan benar.
2. Ibu bisa menjelaskan dan memperagakan bagaimananya caanya menyusui bayi kembar
dengan baik dan benar.
3. Ibu mampu menyebutkan langkah-langkah menyusui yang baik dan benar.
Lampiran
Materi Penyuluhan
“Tekhnik Menyusui yang Baik dan Benar”

A. Pengertian Tekhnik Menyusui yang benar


Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Saminem,2009). Tekhnik menyusui
yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2010). Tekhnik menyusui yang benar adalah
kegiatan yang menyenangkan bagi ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak
terhingga pada anak dengan cara yang benar (Yuliarti, 2010).
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu dan
memperkuat refleks menghisap bayi.
Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk menyusu.
B. Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa
dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar


Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar


Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi
sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas. Menyusui bayi
kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara
kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu,
tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak (Vivian Nanny
Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011)

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan

C. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI


Persiapan mempelancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital yang lepas tidak
menumpuk.
2. Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan
bayi.
3. Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.

D. Langkah –langkah menyusui yang benar


1. Cuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun.
2. Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting.
3. Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu. jangan hanya leher dan
bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan hadapkan bayi kedada ibu,
sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu, biarkan bibir bayi menyentuh
putting susu ibu dan tunggu sampai terbuka lebar.
4. Segera dekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak
dibawah puting susu. Cara meletakan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel
pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bayi membuka lebar.
5. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu kesebelah kanan sampai
bayi merasa kenyang.
6. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan lap
bersih yang telah direndam dengan air hangat.
7. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa
keluar.
8. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan kain supaya ASI
berhenti keluar.

Gambar 9. Cara meletakan bayi Gambar 10. Cara memegang payudara


Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi Gambar 12. Perlekatan benar

 Gambar 13. Perlekatan salah

E. Cara Pengamatan Tekhik Menyusui yang benar


Menyusui dengan tekhnik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi
lecet dan asi tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjut
nya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar, maka akan
memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar
4. Dagu bayi menemel pada payudar ibu.
5. Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih banyak yang
masuk.
6. Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.
7. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin aerola ( tidak hanya putting
saja),lingkar aerola atas terlihat lebih banyak bila dibandingkan dengan lingkar
aerola bawah.
8. Lidah bayi menopang putting dan aerola bagian bawah .
9. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
10. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
11. Puting susu tidak terasa nyeri.
12. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
13. Kepala bayi agak menengadah.
14. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai dengan
berhenti sesaat.

F. Lama dan Frekuensi Menyusui


Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan disetiap bayi membutuhkan karena bayi
akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis
bukan karena penyebab lain (BAK, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap)
atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2
jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal
dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang
bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui
sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali
menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui
sebaiknya ibu menggunakan kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak
terlalu ketat. (Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Langkah-langkah menyusui yang benar
yaitu cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar
putting, duduk dan berbaring dengan santai. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan
posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh
bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting
susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan
menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar. Segera dekatkan bayi ke payudara
sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara
melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi
terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi
lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau
bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan
memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut yaitu: bayi tampak tenang, badan bayi
menempel pada perut ibu, mulu bayi terbuka lebar, dagu bayi menempel pada payudara
ibu, sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk,
bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan, puting susu tidak terasa nyeri,
telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, kepala bayi agak menengadah.
Dalam menyusui, terdapat macam posisi menyusui, cara menyusui yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Adapun posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti ibu pasca operasi
Caesar. Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan posisi kaki di atas. Menyusui bayi
kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, yaitu di
payudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas
dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, sehingga dengan posisi ini bayi tidak
tersedak.
B. Saran
Setelah  mengetahui cara menyusui yang baik dan benar, di harapkan kepada ibu
menyusui agar dapat menyusui bayinya dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Salemba
Medika: Jakarta
Posisi Menyusui Balita Pada Kondisi Posisi menyusui bayi bila ASI penuh Perlekatan Yang Salah
Normal

Posisi Menyusui Bayi Kembar Secara

Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir Yang Bersamaan


Benar Di Ruang Perawatan

Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir Yang


Benar Di Rumah
Perlekatan Yang Benar

Terimakasih
Teknik menyusui yang benar adalah Posisi Menyusui Sambil Berdiri Yang
TEKNIK MENYUSUI
cara memberikan ASI kepada bayi dengan Benar
YANG BAIK DAN BENAR perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan
benar.

TUJUAN
Untuk merangsang produksi susu dan
memperkuat refleks menghisap bayi.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
Persiapan mempelancar pengeluaran ASI
dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan putting susu Posisi Menyusui Sambil Duduk Yang
2. Putting susu di tarik-tarik Benar
3. pakai pompa susu bila putting belum
menonjol
Langkah –langkah menyusui yang benar
1. Cuci tangan
2. Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar
puting.
OLEH : 3. Duduk dan berbaring sesuai posisi yang
nyaman untuk ibu
Hikma Ilmul Yaqin Posisi Menyusui Sambil Rebahan Yang
4. Segera dekatkan bayi ke payudara Benar
5. Bayi disusui secara bergantian
6. Setelah selesai menyusui, mulut bayi
dan kedua pipi bayi dibersihkan.
7. Sebelum ditidurkan, bayi harus
disendawakan dulu supaya udara yang
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN terhisap bisa keluar.
(STIKES) MATARAM 8. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI
2020/2021
tahan puting susu dengan kain supaya

ASI berhenti keluar.


DOKUMENTASI :
LAPORAN LEGAL ETIK

A. DESKRIPSI : By Ny S lahir melalu operasi cesar di hari Jumat 12 Februari


KASUS 2021, di jam 23:15 dengan keadaan Hipoglikemi kemudian
untuk kebaikan pasien disarankan untuk di rawat inap di NICU
menggunakan incubator dan infus D10 6,5 cc/jam. Setalah 3
hari di nicu pasien disarankan untuk melakukan fototherapy
selama 36 jam dikarenakan keadaan bayi yang icterus atau
menguning, sehingga dilakukan fototherapy pada bayi. Namun
semua keputusan dibalikkan lagi pada keluarga menyetujui
tindakan tersebut atau tidak untuk dilkakukan.
B. ANALISIS ETIK : Pada kasus diatas legal etik yang di lakukan oleh perawat
ialah:
 Beneficience atau memberikan yang terbaik pada pada
pasien dengan memikirkan perawatan yang terbaik yang
akan diberikan pada pasien agar pasien lekas pulih
kembali. Ini dikarenakan keadaan bayi yang
Hipoglikemi sehingga diperlukan perawatan yang lebih
intensive.
 Autonomi atau memberikan pasien ataupun keluarga
hak untuk diri sendiri dalam menentukan tindakan yang
akan disetujui dalam melakukan tindakannya dengan
terlebih dahulu memberika informasi dan edukasi pada
orangtua mengenai persetujuan tindakam yang akan
dilakukan ..
C. SOLUSI : Sudah benar para perawat dalm menjalankan legal etiknya
namun alangkah lebih baik dalam memberikan perawatan juga
selalu memberikan perhatian pada pasien. Dimana di ruang ini
Para bayi membutuhkan perawatan yang intensif.dengan tetap
menerapkan legal etik non malficience

Anda mungkin juga menyukai