Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI

I. KONSEP NYERI
A. Definisi
Nyeri merupakan suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk
menghilangkan rasa nyeri (Andarmoyo, 2016).
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat
sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atau tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Alimul, 2007).
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan
adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan
sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan
dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat hingga akhir yang
dapat diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2015) Nyeri kronis serangan yang
tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).

B. Fisiologi nyeri
Ada 3 komponen untuk memahami fisiologi nyeri, yaitu resepsi, persepsi
dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf
perifer, lalu memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute
saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medula spinalis.
Pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel inhibitor, mencegah stimulus nyeri
sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral,
maka otak menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang
pengetahuan dan pengalaman yang lalu serta kebudayaan dalam upaya
mempersepsikan nyeri. Potter &Perry (2006) dalam Andarmoyo (2016).
 Etiologi nyeri
1. Faktor resiko
a. Nyeri akut
 Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
 Menunjukkan kerusakan
 Posisi untuk mengurangi nyeri
 Muka dengan ekspresi nyeri
 Gangguan tidur
 Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
 Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang,
mengeluh)
b. Nyeri kronis
 Perubahan berat badan
 Melaporkan secara verbal dan non verbal
 Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri
sendiri
 Kelelahan
 Perubahan pola tidur
 Takut cedera
 Interaksi dengan orang lain menurun
2. Faktor predisposisi
 Trauma
 Peradangan
 Trauma psikologis
3. Faktor presipitasi
 Lingkungan
 Suhu ekstrim
 Kegiatan
 Emosi

 Manifestasi klinik
Tanda dan gejala nyeri
 Gangguan tidur
 Posisi menghindari nyeri
 Gerakan menghindari nyeri
 Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
 Perubahan nafsu makan
 Tekanan darah meningkat
 Pernafasan meningkat
 Depresi

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri


Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di
antaranya adalah:
1. Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir
sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan,
merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman.
2. Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif dari
seseorang yang merasakan nyeri. Dikarenakan perawat tidak mampu
merasakan nyeri yang dialami oleh pasien.
3. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang
dapat mempengaruhi peningkatan toleransi  nyeri  antara lain alcohol, obat-
obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian, kepercayaan
yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi
antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,nyeri yang kunjung tidak
hilang, sakit, dan lain-lain.
4. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon
seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan
menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi
oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri, pengalaman
masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa
takut, cemas, usia, dan lain-lain.

D. Macam- macam gangguan pada nyeri


1. Nyeri Akut

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau

intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat dengan intensitas yang

bervariasi (ringan sampai berat), dan berlangsung untuk waktu yang singkat.

Nyeri akut berdurasi singkat (kurang lebih 6 bulan), memiliki omset yang tiba-

tiba, dan terlokasi

2. Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang

suatu priode waktu, Nyeri ini berlangsung lama dengan intensitas yang

bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan

E. Jenis – jenis skala nyeri


1) Skala nyeri numerik

2) Skala nyeri Wong-Baker Pain Rating Scale

3) Skala nyeri sederhana


II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Perilaku non verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi
wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
b. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri.
Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang diaketahui.
c. Faktor presipitasi
Beberapa factor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara
lain  lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
d. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau taktertahankan, atau dapat
menggunakan skala dari 0-10.
e. Waktu dan lama
Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama,
bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir
timbul.
f. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : factor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/ intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan/ frekuensi nyeri.
B. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Diagnosa :  nyeri akut
Batasan karakteristik :
a. Mengkomunikasikan descriptor nyeri (misalnya rasa tidak aman nyaman,
mual, kramotot)
b. Menyeringai
c. Rentang perhatian terbatas
d. Pucat
e. Menarik diri

Faktor yang berhubungan :


a. Biologis
b. Kimia
c. Fisik
d. Psikologis
2. Diagnosa : nyeri kronis
Batasan karakteristik :
Subyektif
a. Depresi
b. Keletihan
c. Takut kembali cidera
Obyektif
a. Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya
b. Anoreksia
c. Perubahan pola tidur
d. Wajah topeng
e. Perilaku melindungi
f. Iritabilitas
g. Perilaku protektif yang dapat diamati
h. Penurunan interaksi dengan orang lain
i. Gelisah
j. Berfokus pada diri sendiri
k. Respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin, perubahan
posisi tubuh)
l. Perubahan berat badan
Factor yang berhubungan
a. Kanker metastasik
b. Cedera
c. Neurologi
d. Arthritis
C. INTERVENSI
N Dx.Keperawatan NOC NIC
O
1 Nyeri akut  Pain level 1. Kaji keluhan nyeri (penyebab, kualitas,
 Pain control lokasi, skala dan waktu)
 Comfort level 2. Observasi reaksi nonverbal dari
Kriteriahasil : ketidaknyamanan
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
nyeri, mampu menggunakan tekhnik non untuk mengetahui pengalaman nyeri
farmakologi untuk mengurangi nyeri) klien
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
menggunakan manajemen nyeri nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, 5. Kontrol lingkungan yang dapat
frekuensi, dan tanda nyeri) mempengaruhi nyeri seperti suhu
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berkurang 6. Ajarkan klien teknik relaksasi nafas
dalam
7. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik
2 Nyeri kronis  Pain level 1. Kaji keluhan nyeri (penyebab, kualitas,
 Pain control lokasi, skala dan waktu)
 Comfort level 2. Observasi reaksi nonverbal dari
Kriteriahasil : ketidaknyamanan
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
nyeri, mampu menggunakan tekhnik non untuk mengetahui pengalaman nyeri
farmakologi untuk mengurangi nyeri) klien
2. Melaporkan bahwanyeri berkurang dengan 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
menggunakan manajemen nyeri nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, 5. Kontrol lingkungan yang dapat
frekuensi, dan tanda nyeri) mempengaruhi nyeri seperti suhu
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berkurang 6. Ajarkan klien teknik relaksasi nafas
dalam
7. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. 2016. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta :Ar-


RuzzMedia.
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta :Salemba Medika.
Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An Affiliate
OfElsefer.
Herlman, T. Heather.2012.  NANDA International Diagnosis Keperawatan :Definisi
dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Herlman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan
:Definisi dan  Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
:EGC
Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Med

Anda mungkin juga menyukai