KELOMPOK 1
Adyzka Marshalivia 1102013011
Afif Bangun Pilardi 1102013012
Arrum Peabuningtias 1102013044
Siti Solikha 1102013277
Firdaus Pratama 1102014101
Pembimbing :
Dr. Rifqatussa’adah, SKM.,M.Kes
Pembimbing,
DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya sehingga
tim penulis dapat menyelesaikan Laporan Diagnosis dan Intervensi Komunitas
yang “Gambaran Pengetahuan Mengenai Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga pada Keluarga Binaan Di Rt 014 Rw 004 Kampung Bojong Desa
Rancailat, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten”
Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpahkan curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabatnya, hingga kepada
umatnya hingga akhir zaman. Aamiin.
iii
4. dr. Yusnita, M.Kes, DiplDK, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. Dr. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. Dr. Dian Mardhiyah, MKK, DiplDK, selaku staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
7. dr. Maya Trisiswati., MKM, selaku staf pengajar kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
8. dr. Roy, selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Kresek.
9. dr. Grace dan dr. Sam serta seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas
Kresek yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk
kelancaran penulisan laporan.
10. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.
Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak.
Tim Penulis
iv
DAFTAR ISI
iii
2.3 Sampah 61
2.3.1 Definisi Sampah 61
2.3.2 Jenis Sampah 61
2.3.3 Karakteristik Sampah 62
2.3.4 Sumber Sampah 63
2.3.5 Hubungan Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat 72
2.3.6 Tempat Sampah 76
2.4 Kerangka Teori 89
2.5 Kerangka Konsep 89
2.6 Definisi Operasional 91
BAB III METODE PENELITIAN 97
3.1. Jenis Penelitian 97
3.2. Pengumpulan Data 97
3.3 Sampel Pengumpulan Data 97
3.4 Jenis dan Sumber Data 98
3.4.1. Jenis data 98
3.4.2. Sumber Data 99
3.4.3 Skala Pengukuran 99
3.5 Penentuan Instrumen Pengumpulan Data 99
3.6 Pengumpulan Data 100
3.7 Pengolahan dan Analisis Data 102
BAB IV HASIL ANALISIS 103
4.1 Karakteristik Responden 103
4.2 Analisis Univariat 104
4.3 Rencana Intervensi Pemecahan Masalah 108
4.4 Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih 111
4.5 Menetapkan Kegiatan Operasional 111
4.6 Evaluasi Intervensi Pemecahan Masalah 113
BAB V PENUTUP 115
5.1 Kesimpulan 115
5.1.1 Area Masalah 115
5.1.2 Akar Penyebab Masalah 115
5.1.3 Alternatif Pemecahan Masalah 115
5.1.4 Intervensi yang Dilakukan 116
5.2 Saran 116
5.2.1 Bagi Kader 116
5.2.2 Bagi Masyarakat 117
5.2.3 Bagi Puskesmas Kresek 117
Lampiran 118
Daftar Pustaka 131
iv
BAB I
LATAR BELAKANG
2
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Wilayah Kecamatan Kresek Tahun 2017
3
1.3. Gambaran Umum Kecamatan Secara Demografi
1.3.1. Situasi Kependudukan
Menurut Profil Puskesmas Kresek tahun 2018, jumlah penduduk wilayah
kecamatan Kresek 66.207 yang terdiri dari: Laki-Laki sebanyak 33.588 jiwa,
Perempuan 32.619 jiwa dan jumlah rumah sebanyak 14,969 dengan jumlah kepala
keluarga 18.889, dengan rata-rata jiwa per RT 3,5 jiwa, dan tingkat kepadatan
penduduk mencapai 2.365,4 jiwa per km2 (Profil Puskesmas Kresek, 2018).
Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Berdasar Kelompok Umur di Puskesmas Kresek tahun
2018
JUMLAH JUMLAH
1 KRESEK KRESEK 1.586 1.194 392 851 851 339
2 TALOK 1.500 1.415 85 820 820 369
3 RENGED 2.310 1.012 1298 1806 1806 1016
4 PATRASANA 2.310 957 1353 837 837 407
5 PASIRAMPO 1.439 1.763 -324 1081 1081 637
6 KOPER 1.286 1.001 285 1109 1109 544
7 JENGKOL 1.395 1.037 358 889 889 543
8 KEMUNING 1.755 1.272 483 1418 1418 457
9 RANCAILAT 1.388 867 521 1230 1230 485
Jumlah 14.969 10.518 4.451 10.041 10.041 4.797
7
Gambar 1.3 Wilayah Kerja Kecamatan Kresek
8
1.4.4. Upaya Kesehatan & Program Puskesmas
Upaya Puskesmas Kresek dalam menjalanankan fungsinya,
antara lain:
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
o Kunjungan Ibu Hamil K1
o Kunjungan Ibu Hamil K4
o Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
o Pelayanan Neonatus KN1 (6-48 jam), KN2 (3-7 hari) dan
KN3 (21-28 hari)
Pelayanan Kesehatan Anak Pra-Sekolah dan usia Sekolah
o Pemeriksaan Kesehatan Siswa (Penjaringan)
o Pelayanan Kesehatan Gigi
Keluarga Berencana
o Safari KB
o Pelayanan di dalam Puskesmas
Pelayanan Imunisasi
o Pelayanan Imunisasi Rutin (Hepatitis B, BCG, DPT-
HiB3, Polio, MR)
o Pelayanan Imunisasi TT pada ibu hamil
Pelayanan Pengobatan/Perawatan
o Rawat Jalan Umum
o Rawat Jalan Gigi
o Rawat Inap
o Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pemantauan Pertumbuhan Balita pada Puskesmas dan Posyandu
Pelayanan Gizi
o Pembagian kapsul vitamin A untuk balita 2 kali dalam satu
tahun
o Pembagian tablet Fe pada ibu hamil
9
o Perawatan balita dengan gizi buruk
Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
Penyelidikan Epidemiologi
o Kejadian Luar Biasa (KLB)
o Desa Bebas Rawan Gizi
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
12
10
8
6
2
0
L P
BGM 9 12
GIZBUR 3 1
Grafik 1.3 Jumlah Balita Gizi Buruk dan BGM Mendapatkan Pelayanan di Puskesmas
Kresek Tahun 2018
Penurunan jumlah balita gizi buruk ini karena upaya yang maksimal dalam
pembinaan keluarga balita di desa dan posyandu, koordinasi lintas sektoral yang
baik sehingga pengetahuan ibu balita cukup baik dan juga pola asuh serta pola
makan anaknya yang baik.
L
P 48%
52%
Tabel 1.4 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas
Kabupaten Tangerang Tahun 2018
JUMLAH DILAKUKAN
PENGUNJUNG PEMERIKSAAN
PUSKESMAS OBESITAS OBESITAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS DAN LAKI- LAKI-
JARINGANNYA LAKI PEREMPUAN LAKI PEREMPUAN
BERUSIA ≥ 15
TAHUN JUMLAH JUMLAH
1 KRESEK KRESEK 6009 29 40 4 3
2 TALOK 2544 26 36 2 3
3 RENGED 3521 16 24 1 2
4 PATRASANA 1695 14 23 2 2
5 PASIRAMPO 1012 17 21 1 5
6 KOPER 720 10 23 0 1
7 JENGKOL 663 9 21 2 2
8 KEMUNING 405 8 11 2 1
9 RANCAILAT 213 4 9 1 1
JUMLAH PUSKESMAS 16782 133 208 15 20
3. Pemberian Vitamin A
Pembagian kapsul Vitamin A pada balita dilakukan 2 kali dalam satu tahun, yaitu
pada bulan Februari dan Agustus, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit yang disebabkan oleh kekurangan Vitamin A yang diantaranya akan
menyebabkan kebutaan. Pemberian kapsul vitamin A diberikan kepada bayi (6-11
bulan) pada tahun 2018 dengan sasaran 684 bayi, dan yang mendapatkan kapsul
Vitamin A mencapai 658 bayi (96.20%), sedangkan sasaran balita umur (12-59
12
balita) sebanyak 4.416 balita, dan yang mendapatkan Vitamin A mencapai 3.835
balita (86.8%) (Sugihantono, 2014).
Untuk keseluruhan pemberian vitamin A pada balita umur 06-59 bulan
jumlah sasaran adalah 5.074 balita dan yang mendapat vitamin A sebanyak 4.624
balita (91.13%)
6000
5000 91.1%
4000 86.8
3000
2000
1000 96.2%
0
sasaran dpt vit A sasaran dpt vit A sasaran dpt vit A
6-11 bln 12-59 bln 6-59 bln
Jumlah 684 658 4416 3835 5074 4624
Grafik 1.5 Cakupan Pemberian Vitamin A di Puskesmas Kresek Tahun 2018
13
1.5. Profil Keluarga Binaan
1.5.1 Keluarga Tn. Aseni
A. Data Keluarga
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Aseni – Ny. Ayu yang memiliki 4 orang
anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kelima anggota keluarga tersebut
adalah:
1. Tn. Aseni Suami Laki – Laki 28 thn Kuli Angkut SMP Rp.
Barang 1.500.000,00/
bulan
2. Ny. Mardiah Istri Perempuan 26 thn Pegawai SMA Rp.
3.000.000,00/
Pabrik
bulan
3. An. Bagas Anak Laki – Laki 6,5 thn Pelajar SD -
Kandung
4. By. Ani Anak Perempuan 2 hari - - -
Kandung
14
Anak Tn. Aseni dan Ny. Ayu bernama An. Bagas yang berusia 6,5 tahun
dan By Ani yang baru berusia 2 hari. Ny. Ayu lahir dengan ditolong oleh bidan,
menurut keterangan Ny. Ayu selama masa tumbuh kembang anaknya rutin dibawa
ke puskesmas dan posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ataupun
imunisasi. Ny. Ayu saat ini merupakan seorang pegawai pabrik yang telah menikah
dengan Tn. Aseni berusia 28 tahun sebagai kepala keluarga. Tn. Agus sebagai kuli
angkut barang dengan pendapatan Rp.1.500.000 /bulan dan Ny. Ayu sebagai
pegawai pabrik dengan pendapatan Rp.3.000.000 /bulan yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti membeli bahan makanan, membayar listrik,
pengobatan dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Ny. Ayu baru saja melahirkan
seorang anak perempuan yang lahir pada tanggal 6 Agustus 2019, persalinan di
tolong oleh bidan dan telah mendapatkan imunisasi hepatitis B saat lahir.
15
Ruangan kamar mandi berukuran 1x1m berada dibagian belakang rumah.
Kamar mandi mempunyai pintu dan dilengkapi jamban jongkok, beralaskan
keramik, dan dinding terbuat dari tembok, didalamnya terdapat beberapa bak berisi
air. Sistem ventilasi rumah Tn. Aseni sudah cukup memenuhi standar kriteria
ventilasi yang baik dengan memiliki 12 buah ventilasi permanen, dan lima buah
ventilasi yang terbuat dari kaca yang dibuka saat pagi hari dan ditutup saat sore
hari. Pada ruang tamu terdapat dua jendela berukuran 0,7x1 meter dan pada kamar
tidur terdapat ventilasi berukuran 0,5 x 0,1 meter yang terbiasa dibuka pada waktu
pagi hari dan ditutup pada sore hari. Keadaan di rumah Tn. Aseni terlihat cukup
bersih karena istri rajin membersihkan rumah setiap pagi hari. Rumah Tn. Aseni
dibersihkan setiap sehari sekali, memiliki sumber air berupa air yang berasal dari
pompa air. Sedangkan untuk minum keluarga Tn. Aseni menggunakan air galon isi
ulang.
16
C. Lingkungan Pemukiman
Rumah keluarga Tn. Aseni terletak di lingkungan yang padat penduduk.
Dibagian depan rumah terdapat jalan umum setapak yang bisa dilalui dengan
berjalan kaki atau menggunakan motor/mobil, bagian kanan berbatasan dengan
jalan setapak yang dengan selokan yang tidak terurus, bagian kiri rumah berbatasan
dengan rumah orang tua dari Ny, Ayu, di depan rumah terdapat pekarangan dimana
terdapat kandang ayam dan banyak ditumbuhi ilalang.
17
membuang sampah di pekarangan belakang rumah dan dibakar jika sudah
menumpuk.
Tn. Aseni mempunyai kebiasaan merokok 2-3 batang perhari yang sudah
dilakukan sejak remaja. Merokok dilakukan di tempat kerja, merokok tidak
dilakukan didalam rumah. Keluarga ini juga tidak mempunyai kebiasaan
berolahraga dan merasa bahwa aktivitasnya sehari – hari sudah termasuk dengan
berolahraga.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit keluarga Tn. Aseni selalu berobat
ke Puskesmas atau klinik terdekat. Terkadang keluarga ini juga membeli obat
warung, jika tidak membaik keluarga ini akan berobat ke puskesmas atau klinik
terdekat. Untuk mencapai puskesmas, biasanya Tn. Aseni dan keluarganya
menggunakan motor. Hanya Tn. Aseni yang sering meminum jamu gendong untuk
mengobati penyakit-penyakit tertentu. Keluarga Tn. Aseni memiliki kartu jaminan
kesehatan.
18
G. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti diabetes, riwayat stroke dan kanker tidak ada
dikeluarga Tn. Aseni. Tn. Aseni mempunyai penyakit asam urat.
No Faktor Permasalahan
Internal
1 Pola Makan Keluarga ini makan 2-3 kali sehari. Makanan yang disajikan
berupa makanan sederhana seperti nasi dengan lauk tahu/tempe,
sayur mayur, dan terkadang ikan atau daging. Keluarga ini juga
jarang mengonsumsi buah-buahan dan susu.
19
I. Faktor Eksternal Keluarga Tn. Aseni
No Kriteria Permasalahan
Saluran
Pembuangan Limbah dialirkan ke belakang rumah yang dibuang melalui
8. selokan.
Limbah
Tempat
Pembuangan Sampah ditumpuk dan dibakar dibelakang rumah jika sudah
9. menumpuk.
Sampah
20
1.5.2 Keluarga Tn. Fahrudi
A. Data Keluarga
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Fahrudi – Ny. Tini yang memiliki 6
orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keenam anggota keluarga
tersebut adalah:
Keluarga Kelamin
guru
21
anaknya tidak rutin dibawa ke puskesmas dan posyandu untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan ataupun imunisasi. Ny. Ertina saat ini merupakan buruh pabrik
yang telah lama bercerai dengan suaminya. Ny. Ertina sebagai buruh pabrik dengan
pendapatan Rp.3.700.000,00 /bulan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,
seperti membeli bahan makanan, membayar listrik, pengobatan dan kebutuhan
rumah tangga lainnya. Ny. Ertina melahirkan anaknya di tolong oleh bidan dan
telah mendapatkan imunisasi lengkap.
Keluarga Tn. Fahrudi tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan
sekitar 9x12 m dan tidak bertingkat. Bagian depan rumah terdapat teras berukuran
3,5x0,5 m beralaskan ubin. Dinding rumah terbuat dari tembok pada bagian depan,
samping kanan, kiri dan belakang. Lantai rumah terbuat dari ubin. Atap rumah
terbuat dari genteng yang disusun dan ditutupi oleh plafon.
Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 2,5x1,5 m. Lima kamar tidur
yang masing- masing berukuran 2x2,5 m dan 2x2 m. Ruang keluarga digunakan
sebagai tempat berkumpulnya keluarga berukuran 2,5x1,5 m. Dapur dan kamar
mandi terpisah. Dapur berukuran 3,5x1,5m. Ruangan kamar mandi berukuran 1x1
m berada dibagian belakang rumah. Kamar mandi mempunyai pintu dan dilengkapi
jamban leher angsa keluarga, beralaskan keramik, dan diding terbuat dari tembok,
didalamnya terdapat beberapa ember berisi air. Sistem ventilasi rumah Tn. Fahrudi
belum cukup memenuhi standar kriteria ventilasi yang baik. Pada ruang tamu
terdapat dua jendela masing masing jendela berukuran 0,7x1meter dibuka saat pagi
hari dan ditutup saat sore hari. Pada tiap kamar tidur terdapat dua ventilasi
berukuran 0,5 x 0,1 meter dibuka saat pagi hari dan ditutup saat sore hari. Keadaan
di rumah Tn. Fahrudi terlihat cukup bersih namun banyak debu yang menempel di
setiap barang yang ada di rumah. Rumah Tn. Fahrudi dibersihkan 1 hari sekali,
memiliki sumber air berupa air yang bersal dari pompa air. Sedangkan untuk
minum keluarga Tn. Fahrudi menggunakan air mentah yang dimasak. Keluarga Tn.
Fahrudi memiliki kebiasaan membuang sampah di lubang sampah kemudian akan
dibakar bila sudah penuh.
22
Gambar 1.5 Denah Rumah Tn. Fahrudi – Ny. Tini
C. Lingkungan Pemukiman
Pola makan keluarga ini 2-3 kali sehari dengan konsumsi makanan besar
pada siang dan malam hari. Makanan yang disajikan berupa makanan sederhana
seperti nasi dengan lauk tahu/tempe, sayur mayur, dan terkadang ikan atau daging.
Keluarga ini juga jarang mengonsumsi buah-buahan dan susu, hal tersebut menjadi
rutinitas karena faktor keterbatasan finansial. Keluarga Tn. Fahrudi tidak
mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar, ketika mencuci tangan
keluarga ini tidak menggunakan sabun dan hanya dibilas dengan air mengalir.
Keluarga ini mengetahui pentingnya dari mencuci tangan dengan bersih sebelum
makan dan risiko sakit apabila hal tersebut tidak dilaksanakan dengan benar, namun
jarang menggunakan air mengalir dan sabun cuci tangan.
Keluarga Tn. Fahrudi memiliki sumber air berupa air yang bersal dari
pompa air. Air ini ditampung dengan tempat penampungan di kamar mandi dengan
penutup dan dikuras rutin tiap 2 x seminggu. Air yang digunakan untuk makan,
minum dan memasak bersal dari air mentah yang dimasak. Keluarga ini memiliki
kebiasaan membuang sampah di pekarangan belakang rumah dan dibakar jika
sudah menumpuk.
23
Tn. Fahrudi mempunyai kebiasaan merokok hanya jika ada tamu datang ke
rumahnya. Merokok dilakukan di dalam rumah (diruang tamu). Keluarga ini juga
tidak mempunyai kebiasaan berolahraga Tn. Fahrudi dan Ny. Tini merasa bahwa
aktivitasnya sehari – hari sudah termasuk dengan berolahraga.
Saat ini tidak ada wanita yang sedang hamil dalam keluarga Tn. Fahrudi,
seluruh anak Tn. Fahrudi lahir normal dirumah dengan bantuan dukun dan selama
masa tumbuh kembang anaknya tidak rutin dibawa ke puskesmas dan posyandu
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ataupun imunisasi. Ketiga cucu Tn.
Fahrudi lahir di bidan dan rutin dibawa ke puskesmas untuk mendapat pelayanan
kesehatan ataupun imunisasi.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit keluarga Tn. Fahrudi berobat ke
Puskesmas atau klinik terdekat. Untuk mencapai puskesmas, biasanya Tn. Fahrudi
dan keluarganya menggunakan motor. Keluarga Tn. Fahrudi tidak memiliki kartu
jaminan kesehatan. Karena mereka merasa tidak perlu dan mampu membayar biaya
berobat ke puskesmas.
G. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti diabetes, riwayat stroke dan kanker tidak ada
dikeluarga Tn. Fahrudi. Tn. Fahrudi mempunyai penyakit Hipertensi yang
dideritanya 2 tahun yang lalu.
2. Kebiasaan Tn. Fahrudi merokok jika ada tamu di ruang tamu di dalam
Merokok rumahnya.
3. Olah raga Keluarga ini tidak mempunyai rutinitas aktivitas berolahraga.
4. Pola pencarian Apabila sakit, keluarga Tn.Fahrudi berobat ke pelayanan
24
Pengobatan kesehatan.
5. Mencuci Tangan Keluarga Tn.Fahrudi mencuci tangan dengan air mengalir dan
jarang menggunakan sabun.
6. Aktivitas sehari- Kepala keluarga bekerja sebagai buruh pabrik.
hari
2. Ruangan Dalam Terdapat 5 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, 1 ruang
Rumah dapur, dan 1 kamar mandi.
7. Sumber Air Air bersih berasal dari pompa air yang di gunakan untuk
mencuci dan mandi, sedangkan untuk minum dan memasak
menggunakan air mentah yang dimasak.
10. Lingkungan Sekitar Rumah berhimpitan dengan rumah lain, dan jalan setapak yang
Rumah kotor.
25
1.5.3 Keluarga Tn. Sakrudin
A. Data Keluarga
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Sakrudin – Ny. Rohayah yang
memiliki 6 orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keenam
anggota keluarga tersebut adalah:
Tabel 1.11 Data Dasar Keluarga Tn. Sakrudin – Ny. Rohayah
Anak Tn. Sakrudin dan Ny. Rohayah yang pertama bernama Ny. Sarah yang
berusia 20 tahun. Sarah lahir dengan ditolong oleh bidan, menurut keterangan Ny.
Rohayah selama masa tumbuh kembang sarah tidak rutin dibawa ke puskesmas dan
26
posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ataupun imunisasi. Ny. Sarah
saat ini merupakan buruh pabrik dengan pendapatan Rp. 1.600.000,00 / bulan yang
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti membeli makanan, membayar
listrik, pengobatan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Anak kedua bernama
Santi yang berusia 14 tahun, santi lahir dengan ditolong oleh bidan, menurut
keterangan Ny. Rohayah selama masa tumbuh kembang anaknya tidak rutin dibawa
ke puskesmas dan posyandu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ataupun
imunisasi. Anak ketiga bernama Rahul yang berusia 5 bulan, Rahul lahir ditolong
oleh bidan, menurut keterangan Ny. Rohayah selama masa tumbuh kembang
anaknya rutin dibawa ke puskesmas dan posyandu setiap satu bulan sekali. Riwayat
imunisasi lengkap.
Keluarga Tn. Sakrudin tinggal di rumah milik sendiri dengan luas bangunan
sekitar 5x9 m dan tidak bertingkat. Bagian depan rumah terdapat teras berukuran
5x1,5 m beralaskan keramik. Dinding rumah terbuat dari tembok pada bagian
depan, samping kanan, kiri dan belakang. Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap
rumah terbuat dari genteng yang disusun dan tanpa ditutupi oleh plafon.
Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 1,5x1,5 m. tiga kamar tidur
yang masing- masing berukuran 2x2 m, dan 2x2,5 m. Ruang keluarga digunakan
sebagai tempat berkumpulnya keluarga berukuran 3x2 m. Dapur dan kamar mandi
terpisah. Dapur berukuran 1,5x1 m. Ruangan kamar mandi berukuran 1x1m berada
dibagian belakang rumah. Kamar mandi mempunyai pintu dan dilengkapi jamban
leher angsa keluarga, beralaskan keramik, dan diding terbuat dari tembok,
didalamnya terdapat bak dan beberapa ember berisi air.
Sistem ventilasi rumah Tn. Fahrudi belum cukup memenuhi standar kriteria
ventilasi yang baik. Pada ruang tamu terdapat dua jendela masing masing jendela
berukuran 0,7x1meter dibuka saat pagi hari dan ditutup saat sore hari. Pada tiap
kamar tidur terdapat dua ventilasi berukuran 0,5 x 0,1 meter dibuka saat pagi hari
dan ditutup saat sore hari. Keadaan di rumah Tn. Sakrudin terlihat cukup bersih
27
namun terlihat banyak debu yang menempel di setiap barang yang ada di rumah.
Rumah Tn. Sakrudin dibersihkan 1 hari sekali, memiliki sumber air berupa air yang
bersal dari pompa air. Sedangkan untuk minum keluarga Tn. Sakrudin
menggunakan air galon. Keluarga Tn. Sakrudin memiliki kebiasaan membuang
sampah di pekarangan rumah kemudian akan dibakar bila sudah penuh.
C. Lingkungan Pemukiman
Pola makan keluarga ini 2-3 kali sehari dengan konsumsi makanan besar
pada siang dan malam hari. Makanan yang disajikan berupa makanan sederhana
seperti nasi dengan lauk tahu/tempe, sayur mayur, dan terkadang ikan atau daging
dan mengonsumsi buah-buahan Keluarga Tn.Sakrudin mengetahui cara mencuci
tangan yang baik dan benar, ketika mencuci tangan keluarga ini menggunakan
sabun dan dibilas dengan air mengalir. Keluarga ini mengetahui pentingnya dari
mencuci tangan dengan bersih sebelum makan dan risiko sakit apabila hal tersebut
tidak dilaksanakan dengan benar.
Keluarga Tn. Sakrudin memiliki sumber air berupa air yang bersal dari
pompa air. Air ini ditampung dengan tempat penampungan di kamar mandi tanpa
28
penutup dan dikuras rutin setiap 2 x seminggu. Air yang digunakan untuk makan,
minum dan memasak berasal dari air galon. Keluarga ini memiliki kebiasaan
membuang sampah di pekarangan belakang rumah dan dibakar jika sudah
menumpuk.
Saat ini tidak ada wanita yang sedang hamil dalam keluarga Tn. Sakrudin,
seluruh anak Tn. Sakrudin lahir normal dibantu dengan bidan. selama masa tumbuh
kembang anaknya tidak rutin dibawa ke puskesmas dan posyandu untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan ataupun imunisasi kecuali anak terakhirnya. satu
cucu Tn. Fakrudin lahir di bidan dan rutin dibawa ke puskesmas untuk mendapat
pelayanan kesehatan ataupun imunisasi.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit keluarga Tn. Fahrudi berobat ke
Puskesmas atau klinik terdekat. Untuk mencapai puskesmas, biasanya Tn. Sakrudin
dan keluarganya menggunakan motor. Keluarga Tn. Sakrudin tidak memiliki kartu
jaminan kesehatan. Karena mereka merasa tidak perlu dan mampu membayar biaya
berobat ke puskesmas.
G. Riwayat Penyakit
29
tahu/tempe, sayur mayur, ayam, dan terkadang ikan atau
daging. Buah-buahan seperti jeruk
2. Ruangan Dalam Terdapat 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, 1 ruang
Rumah dapur, dan 1 kamar mandi.
7. Sumber Air Air bersih berasal dari pompa air yang di gunakan untuk
mencuci dan mandi, sedangkan untuk minum dan memasak
30
menggunakan air galon.
10. Lingkungan Sekitar Rumah berhimpitan dengan rumah lain, dan jalan setapak yang
Rumah kotor.
Keluarga binaan adalah keluarga Ny. Sanah yang memiliki 2 orang anggota
keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan 8 orang keluarga yang tidak serumah.
Keempat anggota keluarga tersebut adalah:
Keluarga Kelamin
3. Tn. Andi Anak Laki Laki 28 thn Buruh Pabrik SMA Rp.
3.200.000,00
Ibu Rumah
4. Ny. Ida Menantu Perempuan 21 thn tangga SMA -
Ibu Rumah -
5. Ny, Fika Menantu Perempuan 25 thn Tangga SMA
31
4. An. Bima Cucu Laki laki 4 thn - - -
Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 2x1,5 m. Empat kamar tidur
yang masing- masing berukuran 1,5x2 m dan 2x2 m. Ruang keluarga digunakan
sebagai tempat berkumpulnya keluarga berukuran 2x1,5 m. Dapur dan kamar
mandi terpisah. Dapur berukuran 3x2m. Ruangan kamar mandi berukuran 1x1,5m
berada dibagian belakang rumah. Kamar mandi mempunyai pintu dan Tidak
dilengkapi jamban leher angsa keluarga, beralaskan Tanah, dan diding terbuat dari
Anyaman Bambu, didalamnya terdapat beberapa ember berisi air.
32
Sistem ventilasi rumah Ny. Sanah belum cukup memenuhi standar kriteria ventilasi
yang baik. Pada ruang tamu terdapat dua jendela masing masing jendela berukuran
0,5x1meter dibuka saat pagi hari dan ditutup saat sore hari. Pada tiap kamar tidur
terdapat dua ventilasi berukuran 0,5 x 0,1 meter. Keadaan di rumah Ny, Sanah
terlihat cukup bersih namun banyak debu yang menempel di setiap barang yang ada
di rumah. Rumah Ny sanah dibersihkan 1 hari sekali, memiliki sumber air berupa
air yang bersal dari Sumur. Sedangkan untuk minum keluarga Ny sanah
menggunakan air Minum dalam gallon yang dibeli di warung, setiap minggu habis
2 galon. Keluarga Ny Sanah memiliki kebiasaan membuang sampah di Tempat
Pembuangan Sementara kemudian akan dibakar bila sudah penuh.
R.Tamu
Dapur
Kamar Tidur
C. Lingkungan Pemukiman
33
Pola makan keluarga ini 2-3 kali sehari dengan konsumsi makanan besar
pada siang dan malam hari. Makanan yang disajikan berupa makanan sederhana
seperti nasi dengan lauk tahu/tempe, sayur mayur, dan terkadang ikan atau daging.
Keluarga ini juga jarang mengonsumsi buah-buahan dan susu, hal tersebut menjadi
rutinitas karena faktor keterbatasan finansial. Keluarga Ny Sanah mengetahui cara
mencuci tangan Namun tidak mengerti yang baik dan benar, ketika mencuci tangan
keluarga ini menggunakan sabun Tanpa di sikat Pada sela jari maupun punggung
tangan dan hanya dibilas dengan air mengalir. Keluarga ini mengetahui pentingnya
dari mencuci tangan dengan bersih sebelum makan dan risiko sakit apabila hal
tersebut tidak dilaksanakan dengan benar.
Keluarga Ny. Sanah memiliki sumber air berupa air yang bersal dari sumur.
Air ini ditimba dengan ember dan di kumpulkan di tempat penampungan di kamar
mandi dengan penutup dan Jarang di kuras. Air yang digunakan untuk makan,
minum dan memasak bersal dari air mentah yang dimasak. Keluarga ini memiliki
kebiasaan membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah Sementara dan
dibakar jika sudah menumpuk.
Saat ini tidak ada wanita yang sedang hamil dalam keluarga Ny. Sanah,
seluruh anak Ny. Sanah lahir normal dirumah dengan bantuan dukun dan selama
masa tumbuh kembang anaknya rutin dibawa ke puskesmas dan posyandu untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan ataupun imunisasi. Kelima cucu Ny. Sanah lahir
di bidan dan rutin dibawa ke puskesmas untuk mendapat pelayanan kesehatan
ataupun imunisasi.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit keluarga Ny. Sanah berobat ke
Bidan atau Mantri. Untuk mencapai Bidan, biasanya Ny. Sanah dan keluarganya
menggunakan motor. Keluarga Ny. Sanah memiliki kartu jaminan kesehatan.
34
Karena mereka merasa Sulit Mengurusnya ke puskesmas jadi tidak dimanfaatkan.
G. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit seperti diabetes, riwayat stroke dan kanker tidak ada
dikeluarga Ny. Sanah.
2. Ruangan Dalam Terdapat 4 kamar tidur, 1 ruang keluarga,1 ruang dapur, dan 1
Rumah kamar mandi.
35
6. MCK Mandi, mencuci dilakukan dikamar mandi didalam rumah. BAB
dilakukan di Rawa Rawa diluar Rumah
7. Sumber Air Air bersih berasal dari Sumur yang di gunakan untuk mencuci
dan mandi, sedangkan untuk minum dan memasak
menggunakan air Galon
10. Lingkungan Sekitar Rumah berhimpitan dengan rumah lain, dan jalan setapak yang
Rumah kotor.
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Sumedi – Ny. Rita yang memiliki 5
orang anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Kelima anggota keluarga
tersebut adalah:
Keluarga Kelamin
36
5. Tn. Jumari Ayah Laki-laki 45 thn Buruh Pabrik SD Tidak tahu
Mertua
Anak Tn. Sumedi dan Ny. Rita bernama By. Salsabila yang berusia 7 bulan.
Bayi Salsabila lahir dengan ditolong oleh bidan, menurut keterangan Ny. Rita
selama masa tumbuh kembang anaknya rutin dibawa ke bidan dan posyandu untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan imunisasi. Tn. Sumedi saat ini merupakan
seorang karyawan swasta dengan penghasilan Rp 1.800.000,00/bulan yang
digunakan tambahan kebutuhan dirinya dan anak istrinya, sedangkan ibu
mertuanya Ny. Karyati mendapatkan penghasilan kurang lebih sebesar Rp
4.000.000,00/bulan dari berdagang di warung yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari- hari seperti membeli makanan, membayar listrik, pengobatan dan
kebutuhan rumah tangga lainnya.
Dalam rumah terdapat ruang tamu berukuran 2,5x2 m. Dua kamar tidur
yang masing- masing berukuran 2,5x1,5 m dan 2x1,5 m. Ruang keluarga digunakan
sebagai tempat berkumpulnya keluarga berukuran 2,5x2 m. Dapur dan kamar
mandi terpisah. Dapur berukuran 3x2 m beralaskan tanah. Ruangan kamar mandi
37
berukuran 2x1,5 m berada dibagian belakang rumah. Kamar mandi mempunyai
pintu dan dilengkapi jamban leher angsa, beralaskan keramik dan dinding terbuat
dari tembok dan dilapisi keramik, didalamnya terdapat beberapa ember berisi air
dan bak mandi.
Sistem ventilasi rumah Tn. Sumedi belum cukup memenuhi standar kriteria
ventilasi yang baik. Pada ruang tamu terdapat dua jendela masing masing jendela
berukuran 0,7x1 m yang tidak dibuka. Pada tiap kamar tidur terdapat dua ventilasi
berukuran 0,5 x 0,1 meter yang juga jarang dibuka. Keadaan di rumah Tn. Sumedi
terlihat cukup bersih namun banyak debu yang menempel di setiap barang yang ada
di rumah. Rumah Tn. Sumedi dibersihkan 1 hari sekali, memiliki sumber air berupa
air yang berasal dari pompa air. Sedangkan untuk minum keluarga Tn. Sumedi
menggunakan air mentah yang dimasak. Keluarga Tn. Sumedi memiliki kebiasaan
membuang sampah di tempat pembuangan sampah sementara kemudian dibakar
bila sudah menumpuk.
Kamar Kamar
Mandi R. Keluarga Tidur
Teras
Kamar
Dapur Tidur R. Tamu
C. Lingkungan Pemukiman
38
D. Perilaku dan Aktivitas Sehari-hari
Pola makan keluarga Tn. Sumedi 2-3 kali sehari dengan konsumsi makanan
besar pada pagi, siang dan malam hari. Makanan yang disajikan berupa makanan
sederhana seperti nasi dengan lauk tahu/tempe, ikan atau daging, dan terkadang
sayur mayur. Keluarga ini jarang mengkonsumsi buah-buahan dan susu. Keluarga
Tn. Sumedi mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar, ketika mencuci
tangan keluarga ini sudah menggunakan sabun. Keluarga ini mengetahui
pentingnya mencuci tangan dengan bersih sebelum makan dan risiko sakit apabila
hal tersebut tidak dilaksanakan dengan benar.
Keluarga Tn. Sumedi memiliki sumber air berupa air yang bersal dari
pompa air. Air ini ditampung dengan tempat penampungan di kamar mandi dengan
penutup. Air yang digunakan untuk makan, minum dan memasak bersal dari air
mentah yang dimasak. Keluarga ini memiliki kebiasaan membuang sampah di
tempat pembuangan sampah sementara dan dibakar jika sudah menumpuk.
Saat ini tidak ada wanita yang sedang hamil dalam keluarga Tn. Sumedi,
anak dari Tn. Sumedi lahir normal dengan bantuan bidan dan selama masa tumbuh
kembang anaknya rutin dibawa ke bidan dan posyandu untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan ataupun imunisasi.
F. Kebiasaan Berobat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit keluarga Tn. Sumedi berobat ke
Puskesmas atau klinik terdekat. Untuk mencapai puskesmas, biasanya Tn. Sumedi
dan keluarganya menggunakan motor. Keluarga Tn. Sumedi sudah memiliki kartu
39
jaminan kesehatan.
G. Riwayat Penyakit
2. Ruangan Dalam Terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, 1 ruang
Rumah dapur, dan 1 kamar mandi.
40
4. Ventilasi Terdapat 2 ventilasi kaca di ruang tamu dan 2 ventilasi permanen
dikamar masing-masing.
7. Sumber Air Air bersih berasal dari pompa air yang di gunakan untuk mencuci
dan mandi, sedangkan untuk minum dan memasak menggunakan
air mentah yang dimasak.
41
6. Perilaku merokok dalam keluarga binaan
b. Masalah medis
b. Masalah Medis
b. Masalah Medis
Tidak Memiliki Masalah Medis
42
a. Masalah Non Medis
b. Masalah Medis
43
masalah yang ada pada keluarga binaan di desa Rancailat dengan menggunakan
kuesioner presurvey kedua, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui permasalahan
terdapat pada pengetahuan, sikap atau perilaku keluarga binaan terhdap
pengelolaan sampah rumah tangga. Berdasarkan hasil presurvey yang telah
dilakukan didapatkan bahwa dari masing-masing keluarga binaan memiliki area
masalah yang sama yakni :
Tabel 1.20 Penilaian aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku dari setiap keluarga binaan
44
sendiri dan cara pengelolaannya.
B. Data Sekunder
Menurut Sistem Pendataan Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Kresek pada
tahun 2018, di Puskesmas Kresek penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
berada di posisi teratas yaitu 9.208, diikuti Hipertensi Essensial sebanyak 3.221 dan
Fharingitis 2.626, sedangkan yang ke 10 (sepuluh) atau yang terendah yaitu
Penyakit Diare sebanyak 794 penderita.
C. Data Tersier
Berdasarkan RISKESDAS dari Kementerian Kesehatan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan tahun 2018 didapatkan bahwa persentase
pengelolaan sampah yang baik di rumah tangga di Indonesia sekitar 36,8%, dengan
provinsi Banten berkisar pada angka 43%. Sedangkan pengelolaan sampah di
rumah tangga dengan cara dibakar di provinsi Banten berkisar 40%.
D. Data Agama
Islam merupakan agama yang mengatur semua aspek kehidupan di muka
bumi, termasuk mengenai bagaimana manusia menjaga kebersihan lingkungan.
Dalam sumber ajaran islam yaitu al- Qur‟an dan al-Sunnah diterangkan bagaimana
ajaran Islam menyoroti masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan. Hal ini
menunjukkan bahwa anjuran-anjuran untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan bukanlah hal baru dalam Islam, karena sebagai agama yang menjadi
rahmat bagi sekalian alam, Islam tidak akan membiarkan manusia merusak atau
mengotori lingkungan sekitarnya. Ajaran Islam untuk menjaga kebersihan dan
kesehatan lingkungan dibuktikan dengan adanya perhatian Rasulullah SAW pada
lingkungan sekitarnya, misalnya kebersihan jalan, beliau memberikan ancaman
kepada siapa saja yang membuang sesuatu yang membahayakan dan membuang
kotoran di jalan, sebagaimana sabda Nabi SAW yang artinya “Sesungguhnya Allah
itu baik, menyukai sesuatu yang baik, Allah itu suci (bersih) dan menyukai sesuatu
yang bersih, Allah itu mulia dan menyukai kemuliaan, Allah itu penderma dan
menyukai kedermawanan maka bersihkanlah teras rumahmu dan janganlah
45
menyerupai kamu yahudi”(HR.Tirmidzi)
46
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
Terjemahnya:
51
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang
dipelajari
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi nyata.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih di dalam satu struktur. Kemampuan analisis
ini dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti
menggambarkan, membedakan dan mengelompokkan.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhann yang baru.
Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan dan
dapat meringkas terhadap teori-teori yang sudah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
52
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket (kuesioner) yang menanyakan
tentang materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan
yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
Pekerjaan
Pekerjaan memiliki pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh pengalaman
dan pengetahuan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Contohnya, seseorang yang
mempunyai pekerjaan di bidang kesehatan
lingkungan tetntunya akan lebih memahami
bagaimana cara menjaga kesehatan di
lingkungannya, termasuk cara memberantas
sarang nyamuk demam berdarah jika dibandingan
dengan orang yang bekerja diluar bidang
kesehatan.
Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap
tingkah laku seseorang. Individu yang berasal dari
keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik,
dimungkinkan lebih memiliki sikap positif
memandang diri dan masa depannya dibandingkan
mereka yang berasal dari keluarga dengan status
ekonomi rendah.
2. Faktor Eksternal
Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis,
maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu
yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini
terjadi karena adanya interaksi timbal balik yang
55
akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap
individu. Pemerintah memegang peranan penting
dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang
mengenai demam berdarah baik itu melalui
penyuluhan kesehatan maupun program- program
yang diadakan untuk mencegah DBD, misalnya
program PSN Plus, pembentukan unit Pokja
(kelompok kerja), Pokjanal (kelompok kerja
fungsional) di tingkat desa/ kelurahan maupun
jumantik (juru pemantau jentik).
Sosial budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
baik atau buruk. Sosial termasuk di dalamnya
pandangan agama, kelompok etnis dapat
mempengaruhi proses pengetahuan khususnya
dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk
memperkuat kepribadiannya.
Informasi/media massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun nonformal dapat memberikan
pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, termasuk
penyuluhan kesehatan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan pengetahuan seseorang.
56
2.1.5 Jenis Pengetahuan
58
Melalui jalan pikiran kemampuan manusia
menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia menggunakan jalan
pikirannya.
2. Cara Modern
Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih
popular disebut metodologi penelitian (research
methodology). Menurut Deobold van Dalen,
mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
pengamatan dilakukan dengan mengadakan observasi
langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap
semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati.
Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yaitu:
Segala sesuatu yang positif, yakni gejala yang
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu
yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.
Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu
gejala- gejala yang berubahubah pada kondisi-
kondisi tertentu.
2.2 Sampah
60
2) Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas
C. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
1) Membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging
2) Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca
(Dainur, 1995)
A. Pemukiman penduduk
63
E. Pertanian
64
dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk
bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah
tangga. Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak pemerintah.
Untuk membangun suatu dipo, ada bebarapa persyaratan yang
harus dipenuhi, diantaranya:
1. Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian
bangunan setinggi kendaraan pengangkut sampah.
2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk
mengambil sampah.
3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk
mencegah lalat dan binatang lain masuk ke dalam dipo.
4. Ada kran air untuk membersihkan
5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau tikus.
6. Mudah dijangkau masyarakat
1. Tahap pengangkutan
2. Tahap pemusnahan
A. Sanitary Landfill
2. Metode area
66
tersebut.
3. Metode ramp
Incenaration
Composting
Pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat
organik oleh kuman- kuman pembusuk pada kondisi
tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos
atau pupuk hijau (Dainur, 1995). Berikut tahap-tahap di
dalam pembuatan kompos:
- Pemisahan benda-benda yang tidak dipakai sebagai
pupuk seperti gelas, kaleng, besi dan sebagainya.
- Penghancuran sampah menjadi partikel-partikel yang
lebih kecil (minimal berukuran 5 cm)
- Penyampuran sampah dengan memperhatikan kadar
karbon dan nitrogen yang paling baik (C:N=1:30)
- Penempatan sampah dalam galian tanah yang tidak
begitu dalam. Sampah dibiarkan terbuka agar terjadi
proses aerobik.
- Pembolak-balikan sampah 4-5 kali selama 15-21 hari
agar pupuk dapat terbentuk dengan baik.
Hog Feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak
(misalnya: babi). Perlu diingat bahwa sampah basah harus
diolah lebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah
penularan penyakit cacing dan trichinosis.
Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem
69
pembuangan air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan
sistem pembuangan air limbah memang baik.
Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah
lapangan, jurang atau tempat sampah.
Dumping in water
Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya,
terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat
menimbulkan bahaya banjir. (Mukono, 2006)
Individual Incenaration
Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan
oleh penduduk terutama di daerah pedesaaan.
Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih
dapat dipakai atau di daur ulang. Contoh bagian sampah
yang dapat di daur ulang, antara lain plastik, kaleng, gelas,
besi, dan sebagainya.
Reduction
Metode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah
(biasanya dari jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih
kecil, kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.
Salvaging
Pemanfaatan sampah yang dipakai kembali misalnya kertas
bekas. Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat
menularkan penyakit (Chandra, 2007).
70
2.3.5 Hubungan Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan
Lingkungan
71
pengeluaran dana kesehatan suatu negara sehingga dana itu
dapat digunakan untuk keperluan lain (Chandra,2007)
72
7) Terjadi kecelakaan akibat pembuangan sampah secara
sembarangan misalnya luka akibat benda tajam seperti kaca,
besi, dan sebagainya.
8) Gangguan psikomatis, misalnya insomnia, stress, dan lain-
lain
1. ISPA
2. Diare
Diare akut adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi yang
lebih lunak atau cair yang terjadi dengan frekuensi ≥ 3× dalam 24
76
jam dan berlangsung dalam waktu < 14 hari. Di negara
berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang
setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan kondisi cuaca yang tidak
stabil, sanitasi tempat pengungsian yang buruk serta kondisi
rumah yang masih kotor terkena genangan air, juga sulitnya
mendapat air bersih menyebabkan mudahnya terjadi wabah diare
setelah banjir. Penyakit diare yang terlihat ringan justru bisa
membahayakan jiwa, karena saat tubuh kekurangan cairan, maka
semua organ akan mengalami gangguan. Diare akan semakin
berbahaya jika terjadi pada anak-anak.
3. Malaria
77
Cara efektif mencegah Penyakit Malaria, berdasarkan faktor
penyebab penyakit, sebagai berikut :
- Buka jendela atau buka genting kaca agar terang dan tidak
lembab Lingkungan sekitar rumah tidak terawat
4. Demam Berdarah
78
yang paling utama, namun spesies lain seperti Aedes albopictus juga
dapat menjadi vektor penular. Nyamuk penular dengue ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang
memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.
Nyamuk ini biasanya hidup di antara garis lintang 35° Utara dan 35°
Selatan, di bawah ketinggian 1000 m. Nyamuk-nyamuk tersebut
lebih sering menggigit pada siang hari. Satu gigitan dapat
menginfeksi manusia.
79
air yang terbuka (sehingga nyamuk tidak dapat bertelur di dalam
wadah-wadah terbuka tersebut). Insektisida atau agen-agen
pengendali biologi juga dapat digunakan untuk mengendalikan
nyamuk di wilayah-wilayah ini. Air diam (tidak mengalir) harus
dibuang karena air tersebut menarik nyamuk, dan juga karena
manusia dapat terkena masalah kesehatan jika insektisida
menggenang di dalam air diam. Untuk mencegah gigitan nyamuk,
orang- orang dapat memakai pakaian yang menutup kulit mereka
sepenuhnya. Mereka juga dapat menggunakan anti nyamuk (seperti
semprotan nyamuk), yang membantu menjauhkan nyamuk. (DEET
paling ampuh) selain itu juga dapat menggunakan kelambu saat
beristirahat.
5. Penyakit kulit
81
6. Cacingan
83
- Tidak gunakan tinja segar untuk pupuk tanaman
7. Keracunan Makanan
84
d. Perilaku tidak higienis
85
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Sementara, suci dalam
ajaran Islam ialah terhindar dari najis dan hadas. Agar menjadi suci,
seorang muslim harus mejalankan aturan berupa tata cara tahārah
(bersuci). Setelah bersuci, baru dapat menjalankan ibadah-ibadah
khusus, terutama salat.
87
2.3 Kerangka Teori
Faktor Internal
Intelegensia
Pendidikan
Pengalaman
Umur
Rumah Sehat
Pekerjaan Pengetahuan
Status Sosial/Ekonomi
Faktor Eksternal
Lingkungan
Sosial Budaya
Informasi & Media Massa
88
2.4 Kerangka Konsep
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep
yang berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada
keluarga binaan di Desa Rancailat, Kp. Bojong, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten"
Pendidikan
Sosial Budaya
Informasi/Media Massa
Pengalaman
89
2.6. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini tercantum dalam tabel berikut:
91
No Nama Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
5. Pengetahuan mengenai contoh
sampah layak jual
6. Pengetahuan contoh jenis
sampah layak kerajinan
7. Pengetahuan cara mengelola
sampah dengan teknik
meminimalkan
8. Pengetahuan tentang tata cara
mengelola sampah
9. Pengetahuan tentang cara mendaur
ulang
10. Pengetahuan tentang tata cara
teknik mendaur ulang
2 Usia Umur responden terhitung sejak lahir Kuisioner Wawancara 1. < 18 tahun Ordinal
sampai dilakukannya penelitian 2. 18-35 tahun
3. > 35 tahun
92
No Nama Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
3 Pendidikan Merupakan jenjang sekolah formal Kuisioner Wawancara 1. Tidak Ordinal
yang yang pernah ditempuh dan Sekolah
berijazah 2. SD
3. SMP
4. SMA
4 Pekerjaan Aktivitas sehari-hari responden untuk Kuesioner Wawancara 1. Tidak bekerja Nominal
mendapatkan upah ataupun kewajibannya 2. Bekerja
93
5 Ekonomi Ekonomi didasarkan pada pendapatan Kuisioner Wawancara 1. Tinggi : Ordinal
yang dilihat dari Upah Minimum Regional Pendapatan >
Daerah yaitu Rp. 3.648.035 Rp. 3.648.035
2. Rendah:
Pendapatan <Rp.
3.648.035
6 Sosial Budaya Suatu keadaan dan tradisi yang Kuisioner Wawancara 1. Tidak Nominal
dilakukan seseorang tanpa melalui Membuang
penalaran terhadap perbuatan yang sampah ke
baik dan buruk seperti membuang tempat sampah
membakar dan menumpuk sampah di 2. Membuang
halaman rumah sampah ke
tempat sampah
94
7 Lingkungan Kondisi sekitar rumah responden yang Kuesioner Observasi 1. Baik jika 8-13 Ordinal
mendukung terjadinya rumah sehat soal memenuhi
berdasarkan Keputusan Menteri 2. Buruk 0-7 soal
Kesehatan No. 829/SK/VII/1999 memenuhi
95
10 Pengalaman Dukungan kepada responden dari kegiatan Kuesioner Wawancara 1. Baik jika Ordinal
pengelolaan sampah rumah tangga, menjawab
memisahkan antara sampah organik dan non benar 3-4 soal
organik, dan mendapatkan sosialisasi atau 2 Buruk jika
edukasi terkait dengan pengolahan sampah menjawab
rumah tangga benar 0-2 soal
96
BAB III
METODE PENELITIAN
97
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat
mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai
sampel yaitu:
98
menggambarkan karakteristik responden, pengetahuan, usia, tingkat
pendidikan, penghasilan, sumber informasi dan sosial budaya.
99
3.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data kualitatif dengan wawancara mendalam
menggunakan panduan pertanyaan terbuka untuk menentukan akar
penyebab masalah pengetahuan mengenai cara pengelolaan sampah
pada keluarga binaan di Kampung Bojong, Desa Rancailat Kecamatan
Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
100
Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Pengumpulan Data pada Keluarga Binaan Kampung
Bojong, Desa Rancailat, Kabupaten Tangerang, 7 – 16 Agustus 2019
Tanggal Kegiatan
Rabu Pengumpulan data dasar dari Puskesmas Kresek
7 Agustus Perkenalan dengan Bidan Desa
2019
Kamis Perkenalan dengan Kader
8 Agustus Perkenalan serta sambung rasa dengan keluarga binaan
2019 Pengumpulan data dasar masing-masing keluarga binaan
Melakukan pre-survey ke keluarga binaan
Jum’at Diskusi Kelompok
9 Agustus
2019
Sabtu Kunjungan ke keluarga binaan untuk pre-survey kedua
10 Agustus dan pengisian kuisioner pre-survey
2019 Pengumpulan dan mengolah data hasil pengisian
kuisioner
Senin Kunjungan ke keluarga binaan untuk pengisian
12 Agustus kuisioner survey
2019 Pengumpulan dan mengolah data hasil pengisian
kuisioner
Selasa • Diskusi Kelompok
13 Agustus
2019
Rabu • Melengkapi Laporan
14 Agustus • Diskusi kelompok dan pengarahan dari dr. Roy di
2019 Puskesmas Kresek
Kamis • Melengkapi Laporan
15 Agustus
2019
Jum’at • Melakukan Intervensi Diagnosis Komunitas
16 Agustus • Melengkapi Laporan
2019
101
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
Untuk pengolahan data tentang “Gambaran Pengetahuan
Pengelolaan sampah pada keluarga binaan di RT 14 RW 04
Kampung Bojong, Desa Rancailat, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten” diolah secara manual
dan komputerisasi. Cara manual yang digunakan adalah dengan
bantuan kalkulator, sedangkan cara komputerisasi dengan
menggunakan program Microsoft Word dan Microsoft Excel.
Untuk menganalisis data-data yang sudah didapat adalah dengan
menggunakan analisis univariat.
102
BAB IV
HASIL ANALISIS
Hasil analisis penelitian ini ditampilkan melalui bentuk tabel yang diambil dari
data karakteristik responden yang terdiri dari 5 orang dalam 5 keluarga binaan
Kp. Bojong, RT 014 RW 04 Desa/Kelurahan Rancailat, Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten yang terdiri dari Keluarga Tn. Aseni
dan Ny. Ayu, Tn. Fahrudi dan Ny. Tini, Tn. Sakrudin dan Ny. Rohayah, Ny.
Sanah, dan Tn. Sumedi dan Ny. Rita dengan jumlah responden sebanya 5
orang.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi Persentase
Usia (tahun)
< 18 tahun 1 20%
18 – 35 tahun 2 40%
> 35 tahun 2 40%
Jenis Kelamin
Laki-Laki 1 20%
Perempuan 4 80%
Pendidikan
Tidak Sekolah 0 0%
Tamat SD 2 40%
Tamat SMP 2 40%
Tamat SMA/SMK 0 0%
Perguruan tinggi 1 20%
103
Tabel 4.1. (Lanjutan)
Karakteristik Frekuensi Persentase
Pekerjaan
Tidak Bekerja 4 80%
Bekerja 1 20%
18 – 35 tahun 2 40%
Total 5 100%
104
Berdasarkan tabel 4.2. Frekuensi usia Responden terbanyak adalah usia
dewasa (> 18 tahun), yaitu sebanyak 4 responden (80%).
Berdasarkan tabel 4.4. terlihat 80% responden tidak bekerja dan 20%
merupakan buruh.
105
Berdasarkan tabel 4.5. terlihat 3 responden (60%) mempunyai
penghasilan di bawah UMR.
106
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Faktor Informasi/Media Massa
Responden
Informasi/Media Massa Frekuensi Persentase
Baik 2 40%
Buruk 3 60%
Total 5 100%
107
4.3 Rencana Intervensi Pemecahan Masalah
108
4.1. Diagram Fishbone
109
Tabel 4.12. Alternatif Pemecahan Masalah dan Rencana Intervensi
No. Akar Penyebab Alternatif Rencana Intervensi
Masalah Pemecahan Masalah
1 Minimnya Menyarankan perangkat Memberikan penyuluhan
kepada perangkat desa
lapangan desa untuk melakukan
untuk memberikan
pekerjaan pemberdayaan pelatihan seputar
ketrampilan kerajinan
masyarakat dengan
tangan dan membuka
menambah keterampilan lapangan pekerjaan yang
sesuai
(membuat kerajinan
tangan seperti anyaman)
2 Kurangnya Menyarankan kader atau Memberi penyuluhan
pengalaman tenaga kesehatan serta memberikan contoh
untuk mengelola lainnya untuk tempat sampah organik
sampah rumah mengoptimalkan dengan dan anorganik kepada
tangga cara memilah sampah keluarga binaan, dan
organik & anorganik Memberikan pelatihan
sehingga dapat membuat keluarga binaan oleh
keterampilan, dan perangkat desa
menjadikan sampah
organik menjadi pupuk
organik
3. Tidak ada Menambah jumlah Menyarankan kader atau
sumber tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya
informasi kader agar dapat untuk mengadakan
yang tersedia memberikan penyuluhan penyuluhan minimal 3
kepada masyarakat bulan sekali
110
No. Akar Penyebab Alternatif Rencana Intervensi
Masalah Pemecahan Masalah
111
4.4 Intervensi Pemecahan Masalah yang Terpilih
Dari penjabaran Rencana intervensi, peneliti memilih
untuk memberikan intervensi kepada keluarga binaan
mengenai pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara:
4.2.1 Penyuluhan menggunakan media cetak (poster)
mengenai pengelolaan sampah rumah tangga
meliputi bagaimana memilah sampah organik dan
anorganik, dan bagaimana penggunaan tempat
sampah yang baik dan benar.
4.2.2 Pemberian sarana kebersihan rumah seperti tempat
sampah kepada setiap keluarga binaan untuk
membantu melatih keluarga binaan menerapkan cara
memilah sampah organik dan anorganik dengan
baik.
Terpilihnya intervensi penyuluhan dikarenakan
penyuluhan merupakan salah satu cara yang cukup efektif dan
efisien untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pengelolaan sampah rumah tangga.
Memberikan poster dan penjelasannya kepada keluarga
binaan dimaksudkan untuk memudahkan komunikasi dan
penyebarluasan informasi.
Pemberian tempat sampah organik dan anorganik dalam
penyuluhan dapat membantu keluarga binaan untuk menjaga
kebersihan serta dapat menerapkan membuang sampah dengan
cara memilah sampah organik dan anorganik dan dapat
menambah pengetahuan dalam pengalaman keluarga.
Penyuluhan diselenggarakan pada hari Jum’at, 16 Agustus
2019 mengenai pengelolaan sampah rumah tangga, dengan
cara komunikasi secara massgroup dengan jumlah peserta
sebanyak 5 orang.
112
4.5 Menetapkan Kegiatan Operasional
o Konsep Acara Persiapan
Pengumpulan data dari puskesmas kresek
Perkenalan dengan Bidan Desa
Perkenalan dengan Kader
Perkenalan serta sambung rasa dengan keluarga binaan
Pengumpulan data dasar masing-masing keluarga binaan
Melakukan pre-survey ke keluarga binaan
Diskusi Kelompok
Kunjungan ke keluarga binaan untuk pre-survey kedua dan
pengisian kuisioner pre-survey
Pengumpulan dan mengolah data hasil pengisian kuisioner
Kunjungan ke keluarga binaan untuk pengisian kuisioner
survey
Pengumpulan dan mengolah data hasil pengisian kuisioner
Diskusi Kelompok
Melengkapi Laporan
Diskusi kelompok dan pengarahan dari dr. Roy di
Puskesmas Kresek
Melengkapi Laporan
Melakukan Intervensi Diagnosis Komunitas
o Pelaksanaan
Penyuluhan di laksanakan pada pukul 09.00 WIB
ditempat yang sudah di tentukan
Peserta penyuluhan dipersilahkan untuk berkumpul
pada waktu dan jam yang ditentukan
Teknik pelaksanaan acara dilaksanakan secara
bersama dengan anggota keluarga binaan sebagai
peserta penyuluhan
113
Sebelum dilakukan penyuluhan, anggota binaan melakukan pre-
test
Acara penyuluhan dilaksanakan dengan menggunakan
media informasi dalam bentuk poster dan alat peraga
tempat sampah, sampah kertas, dan botol minuman
Setelah peyuluhan anggota binaan melakukan post-test
Acara berakhir pada pukul 11.00 WIB
114
4.6 Evaluasi Intervensi Pemecahan Masalah
Intervensi pemecahan maslaah telah dilakukan di seluruh
keluarga binaan pada hari Jumat, 16 Agustus pukul 09.00 WIB.
Dilakukan pre-test pada warga terlebih dahulu sebelum
dilakukan penyuluhan. Hasil pre-test dari 5 responden yang
mengikuti penyuluhan tersaji pada tabel 4.13.
115
BAB V
PENUTUPAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Area Masalah
Berdasarkan wawancara beserta observasi kepada
keluarga binaan kampung bojong, desa Rancailat,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, maka
dilakuanlah diskusi kelompok dan merumuskan
serta menetapkan area masalah yaitu: “Gambaran
Pengetahuan Mengenai Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga pada Keluarga Binaan Di Rt 014
Rw 004 Kampung Bojong Desa Rancailat,
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten”.
116
mengevaluasi kebijakan pengupahan sesuai
pekerjaannya.
117
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Kader
1. Kader kesehatan diharapkan dapat membantu
masyarakat untuk menambah, mengasah,
memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada
seluruh masyarakat. Semakin kaya akan
keterampilan dari masyarakat, maka akan
semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang
dibutuhkan sehingga dapat membantu
perekonomian masyarakat
2. Kader kesehatan diharapkan dapat memantau
perkembangan perilaku kesehatan
masyarakatnya, terutama tentang pengelolaan
sampah rumah tangga
118
bersih dan sehat.
3. Puskesmas diharapkan dapat melakukan
advokasi ke jenjang yang lebih tinggi untuk
membantu meningkatkna kesadaran pemerintah
mengenai kondisi sarana dan prasarana yang dapat
mendukung terciptanya lingkungan yang bersih
dan sehat.
119
DAFTAR PUSTAKA
120
Sugihantono, Anung. 2014. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Jakarta: Rineka Cipta.
Prasetyo, Bambang. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Puskesmas Kresek. 2018. Profil Puskesmas Kresek Tahun 2018. Banten:
Puskesmas Kresek.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20
18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Agustus 2019.
121
Lampiran 1
Kuesioner Pre-Survey
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku :
Penghasilan :
II. PENGETAHUAN
4. Menurut anda apa yang terjadi jika kita membuang sampah di selokan?
a. Dimarahi kepala desa
b. Menyebabkan kotoran dimana-dimana
c. Membuat saluran tersumbat
122
b. Daun kering
c. Bungkusan makanan
10. Berikut adalah cara mengolah sampah dengan teknik mendaur ulang,
kecuali:
a. Mengolah gabus styrofoam menjadi pot tanaman, batako
b. Mengolah/memanfaatkan kaca menjadi aneka bentuk benda seni
c. Baju bekas bisa diberikan kepada orang lain
III. SIKAP
No Pertanyaan-pertanyaan S KS TS
1. Saya akan mengubur berang-barang
dan kaleng bekas jika keberadaannya
sudah sangat mengganggu kebersihan
lingkungan saya
2. Setiap rumah tangga tidak harus
. mempunyai tempat untuk
pembuangan sampah
3. Sampah yang masih bisa dipakai tidak
123
dibuang akan tetapi memanfaatkan
kembali
4. Setiap rumah tangga tidak harus
melakukan pemisahan sampah
5. 5. Sampah dimanfaatkan kembali
sehingga bernilai positif untuk hal –
hal tertentu
III. PRILAKU
No Pertanyaan-pertanyaan Ya Tidak
1. Memiliki tempat pemilihan sampah
organik dan anorganik
2. Mendaur ulang sampah anorganik
menjadi barang bernilai ekonomi
3. Membuat kompos dari sampah
organik
4. Lubang pembuangan sampah dibuat
dengan kedalaman 100 cm
5. Sampah organik rutin dimasukan
kedalam lubang
6. Lubang dibuat dihalaman rumah atau
daerah sekitar rumah
124
Lampiran 2
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Usia
a. Usia Sekolah (13 – 18 tahun)
b. Dewasa (19 – 64 tahun)
c. Lansia (> 65 tahun)
3. Pendidikan
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan tinggi
4. Pekerjaan
a. Tidak bekerja
b. Buruh/tani
c. Pedagang
d. Pelajar
e. Aparatur Negara
5. Status Ekonomi (UMR 3.555.834,67)
a. Di bawah UMR
b. Setara UMR
c. Di atas UMR
B. Pengetahuan
1. Apakah tempat membuang sampah?
a. Kantong sampah tertutup
b. Kantong sampah terbuka
c. Sembarang tempat
125
3. Apakah penyakit yang dapat timbul ketika membuang sampah
sembarangan?
a. Sakit mata
b. Diare dan DBD
c. Cacingan
126
b. Mengolah/memanfaatkan kaca menjadi aneka bentuk benda seni
c. Baju bekas bisa diberikan kepada orang lain
C. Sosial Budaya
1. Apakah agama anda mendukung terciptanya pengelolaan sampah
rumah tangga?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah keluarga anda pernah mempromosikan mengenai pengoelolaan
sampah rumah tangga?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah tokoh masyarakat di daerah anda pernah mempromosikan
mengenai pengelolaan sampah rumah tangga?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah kader kesehatan di daerah anda pernah mempromosikan
mengenai pengelolaan sampah rumah tangga?
a. Ya
b. Tidak
D. Informasi/Media Massa
1. Apakah anda pernah mendapat informasi mengenai pengelolaan
sampah rumah tangga?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anda pernah mengikuti penyuluhan pengelolaan sampah
rumah tangga?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda pernah melihat spanduk/poster mengenai pengelolaan
sampah rumah tangga?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda pernah membaca buku/melihat artikel di Internet
mengenai pengelolaan sampah rumah tangga?
a. Ya
b. Tidak
E. Pengalaman
1. Apakah anda pernah mengelola sampah rumah tangga?
a. Pernah
127
b. Tidak Pernah
2. Apakah anda pernah memisahkan antara sampah organik dan non
organik?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
3. Apakah anda pernah mendapatkan sosialisasi atau edukasi terkait
dengan pengelolaan sampah rumah tangga?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
4. Apakah anda pernah membuang sampah ke tempat sampah?
a. Pernah
b. Tidak Pernah
F. Lingkungan (Observasi)
Komponen Kriteria Ya Tidak
Lokasi Tidak terletak pada daerah rawan bencana
alam (bantaran sungai, aliran lahar,
gelombang tsunami
Tidak terletak pada daerah bekas tempat
pembuangan akhir sampah dan
pertambangan
Tidak terletak pada daerah rawan
kecelakaan dan kebakaran
Sarana Memiliki taman bermain untuk anak dan
Prasarana keluarga yang aman
Memiliki sarana drainase yang tidak
menjadi perindukan vector penyakit dan
memenuhi persyaratan teknis
Memiliki sarana jalan lingkungan dengan
kriteria:
- Konstruksi jalan tidak
membahayakan
- Konstruksi trotal tidak
membahayakan pejalan kaki
- Jembatan harus dengan pagar
pengaman
- Lampu penerangan tidak
menyilaukan
Tersedia sumber air bersih yang
menghasilkan air secara cukup sepanjang
waktu dengan kualitas air yang memenuhi
Persyaratan
Pengelolaan pembuangan kotoran manusia
dan limbah rumah tangga harus memuhi
persyaratan kesehatan
128
Pengelolaan pembuangan sampah rumah
tangga harus memenuhi persyaratan
Kesehatan
Memiliki akses terhadap sarana pelayanan
umum dan sosial seperti
- Keamanan
- Kesehatan
- Komunikasi
- Tempat kerja
- Tempat hiburan
- Tempat pendidikan
Pengaturan instalasi listrik harus
memenuhi keamanan
Vektor Adanya program pemberantasan vector
Penyakit penyakit
Penghijauan Pepohonan untuk kesejukan, keindahan
dan kelestarian alam
129
Lampiran 3
130
Lampiran 4
131
Lampiran 5
132