Anda di halaman 1dari 14

SNAMA : NISMAYANTI USMAN

NPM : 02271811125

KELAS : V-C AKUNTANSI

BAB 12

Perbedaan Antara Akuntansi Keuangan Internal Dan Akuntansi Operasional:

 Tujuan

Tujuan dari audit keuangan adalah pemberian opini atas hasil laporan keuangan
sedangkan audit operasional bertujuan untuk memperbaiki kinerja.

 Ruang Lingkup

Ruang lingkup audit keuangan adalah catatan dari keuangan perusahaan sedangkan ruang
lingkup audit operasional adalah aktivitas operasi dari perusahaan.

 Keterampilan Dasar,

Dalam audit keuangan keterampilan dasar yang harus dimiliki auditor adalah dalam bidang
keuangan (accounting) sedangkan dalam audit operasional menuntut keterampilan dasar dari
berbagai disiplin ilmu.

 Orientasi Wakt

Dalam audit keuangan kegiatan audit yang dilakukan adalah melihat dari kegiatan yang
telah dilakukan masa lalu sedangkan audit operasional lebih melihat ke arah kegiatan yang
telah dilakukan agar lebih baik dimasa depan.

 Pelanggan
Hasil dari audit keuangan biasanya diperuntukkan bagi stakeholder dan pihak ekternal
sedangkan hasil dari audit operasional biasanya diperuntukkan bagi internal manajemen.

 Opini

Untuk audit keuangan pemberian opini dari hasil audit adalah mandatory(wajib) sedangkan
untuk audit operasional pemberian opini atas hasil audit adalah diberikan bila perlu.

 Hasil Audit

Hasil audit dari audit keuangan adalah pemberian opini atas laporan keuangan
sedangan hasil audit dari audit operasional adalah pemberian rekomendasi kepada
manajemen.

 Fokus Audit

Fokus audit keuangan adalah kewajaran atas laporan keuangan sedangkan fokus audit
operasional adalah perbaikan aktivitas operasi.

 Ukuran Keberhasilan

Keberhasilan atas audit keuangan adalah pemberian opini WTP(Wajar Tanpa


Pengecualian) atas laporan keuangan sedangkan ukuran keberhasilan audit operasional adalah
tindak lanjut atas rekomendasi yang telah dibuat.
BAB 13

A. Perkembangan dan manfaat komputer dalam bisnis

Dalam bidang bisnis komputer berguna untuk kegiatan transaksi baik rutin, periodik,
maupun insidentil dan menyediakan informasi dengan cepat dan tepat tanpa harus
menggunakan perhitungan manual. Sistem Informasi Manajemen (SIM) / Management
Information system (MIS), merupakan sistem informasi yang sudah banyak diterapkan pada
perusahaan yang bergerak bidang perdagangan barang dan jasa baik pada perusahaan besar,
menengah, bahkan perusahaan kecil.

Di perusahaan dagang seperti department store, telah dipergunakan mesin cash


register (mesin kasir) yang dilengkapi dengan kontrol komputer sehingga mesin tersebut dapat
dikontrol oleh pihak manajer hanya dari ruangan kerjanya secara cepat dan tepat, untuk
scanning barcode kode barang dagangan dan menghitung rugi labanya.

B. Dampak Ti terhadap pekerjaan,tipe pekerja,organisasi dan cara pengelolaan


organisasi

Teknologi Informasi semakin berkembang pada masa sekarang ini, hal ini disebabkan
manusia yang menuntut kecepatan untuk memenuhi segala kebutuhannya. Demikian pula
halnya dengan organisasi yang sengat membutuhkan kecepatan untuk mendukung seluruh
aktivitasnya dapat dilaksanakan secara cepat dan tentu saja dengan hasil yang baik, efektif, dan
efisien. Inilah penyebab mengapa teknologi sangat diperlukan dan semakin diperbarui.

Teknologi dalam organisasi memiliki peran penting dalam mempelajari sifat-sifat dari
teknologi suatu organisasi dan hubungan teknologi terhadap struktur organisasi, tetapi dalam
penerapannya harus didasarkan karakteristik dari organisasi tersebut. Organisasi adalah sebuah
sistem terbuka, dan teknologi organisasi merupakan jenis kegiatan internal yang terjadi dalam
organisasi tersebut, dalam hal ini jelas sangat keterkaitan satu sama lain.
Penerapan teknologi dalam organisasi dapat memberikan dampak yang siginifikan pada
efektifitas dan efisiensi serta meningkatkan daya saing karena teknologi informasi memberikan
sejumlah data mengenai jalannya organisasi tersebut sehingga organisasi dapat memperoleh
data-data yang diperlukan sebagai dasar mereka dalam mengambil keputusan startegis.

Dalam penerapan teknologi pada organisasi, terdapat pengaruh positif dan negatif. Contoh
positif dalam penerapan teknologi ini seperti:

 Sebagai media untuk mengawasi kinerja organisasi.


 Sebagai media untuk meningkatkan kualitas informasi.
 Sebagai media untuk menganalisa daya saing organisasi.
 Penghematan biaya, waktu, dan peningkatan produktivitas.
 Untuk membantu aktivitas manajemen sumber daya manusia.

Selain pengaruh positif terdapat juga pengaruh negatif dalam penerapan teknologi,
seperti:

 Kemungkinan penyalahgunaan teknologi.


 Tingginya kemungkinan masalah penolakan penggunaan teknologi.
 Mengurangi sifat sosial.

Penerapan teknologi informasi pada organisasi sesungguhnya sangat diperlukan dan


penting, karena dapat membantu jalannya organisasi menjadi lebih baik. Namun,
penerapannya perlu di kendalikan dengan baik pula agar dampak negatif dapat diminimalisir.

C. Tehnik audit berbantuan komputer

Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit Technique
Tools (CAATT) adalah setiap penggunaan teknologi informasi sebagai alat bantu dalam kegiatan
audit. TABK/CAATT dapat juga didefinisikan sebagai penggunaan perangkat dan teknik untuk
mengaudit aplikasi komputer serta mengambil dan menganalisa data.
Dengan kata lain TABK/CAAT merupakan perangkat dan teknik yang digunakan untuk
menguji (baik secara langsung maupun tidak langsung) logika internal dari suatu aplikasi
komputer yang digunakan untuk mengolah data.

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) juga ditekankan perlunya pemahaman
auditor dalam pemeriksaan sebuah sistem akuntansi berbasis komputer. Teknik ini dikenal
dengan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) atau Computer Assisted Audit Techniques
(CAATs).

Penggunaan TABK atau CAATs akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas auditor
dalam melaksanakan audit dengan memanfaatkan segala kemampuan yang dimiliki oleh
komputer. Untuk itu mengkombinasikan pemahaman mengenai pentingnya keahlian audit
dengan pengetahuan sistem informasi berbasis komputer akan menghasilkan peningkatan yang
sangat signifikan dalam proses audit sistem informasi.

Persiapan auditor sistem informasi untuk memiliki keahlian tersebut harus dipersiapkan
terlebih dahulu untuk dapat melakukan tugas sebuah audit sistem informasi. Sebenarnya selain
software ACL ada juga software lainnya seperti IDEA, CA Panaudit Plus, Monarch Software dan
banyak lagi lainnya, tetapi kebanyakan fungsinya sama, yaitu data interogating yaitu
pengolahan database untuk tujuan tertentu.
BAB 14

Mampu memahami dan menyelesaikan audit atas Proses Right Issue

A. Pengertian Right Issue


Suatu perusahaan yang sudah melakukan penerbitan saham perdana atau sering
disebut Initial Public Offering (IPO) akan memiliki banyak pemegang saham
(investor) baik dari instansi ataupun perorangan. Setelah proses IPO, jika diperlukan,
perusahaan bisa menerbitkan saham baru.

Para investor yang sudah masuk di perusahaan akan diprioritaskan untuk


menyerap saham baru tersebut sebelum ditawarkan kepada investor baru. Hak yang
diberikan kepada investor lama inilah yang disebut dengan right issue. Lalu jika hak
ini tidak digunakan investor lama, maka bisa diambil oleh investor baru atau biasa
disebut sebagai standby buyer.

Right issue biasanya diberikan berdasarkan rasio. Misalnya rasio yang diberikan
adalah 1:2 maka setiap pemegang satu lembar saham maka memperoleh dua hak
untuk membeli saham yang baru akan diterbitkan.

Harga saham baru yang diterbitkan melalui proses right issue disebut sebagai
harga right. Harga right ini bisa lebih rendah, sama maupun lebih tinggi
dibandingkan dengan harga pasar saham saat ini.

Namun jika ingin memberikan keuntungan lebih bagi investor lama, sebagian
besar harga right berada dibawah harga pasar. Jadi bagi investor lama yang ingin
menambah pembelian saham pada perusahaan tersebut akan memperoleh peluang
untuk memperoleh harga saham yang lebih murah ketimbang yang mereka beli di
Bursa Efek Indonesia.

B. Tujuan Audit atas proses Right Issue


Tujuan pemeriksaan right issue adalah memeriksa kewajaran proses right issue,
dalam arti apakah dilakukan sesuai dengan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal Nomor KEP-57/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996.

Perusahaan yang membutuhkan tambahan dana yang besar untuk perluasan


usahanya dengan cara menjual sahamnya. Persyaratan perusahaan dapat disebut go
public adalah:
 Perusahaan harus transparent, dalam arti harus ada keterbukaan mengenai
keadaan keuangan perusahaan dan kegiatan operasinya.
 System akuntansi dan pengendalian intern perusahaan harus cukup baik.
 Kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan beberapa tahun lalu, sekarang
dan beberapa tahun yang akan dating harus cukup baik.
 Perusahaan harus menyiapakan prospktus.
 Harus ada tax clearance dari Dirjen Pajak yang menyatakan tidak ada
kewajiban pajak yang tertunggak.

C. Prosedur Audit atas proses Right Issue


 Meminta copy, pernyataan pendaftaran dan memeriksa apakah pernyataan
pendaftaran tersebut sesuai dengan peraturan Nomor IX.D.2.
 Meminta copy prospectus atau iklan prospectus dan memeriksa apakah
bentuk dan isi prospectus sesuai dengan peraturan nomor IX.D.3. atau IX.D.4.
 Meminta akta notaries yang berhubungan dengan right issue.
 Membandingkan laporan hasil penjatahan saham dengan daftar hasil
penjatahan saham yang diterbitkan oleh biro administrasi efek yang ,enelola
adm perusahaan.
 Membandingkan hak untuk memesan terlebih dahulu yang dimiliki oleh para
pemegang saham perusahaan dengan keputusan rapat uumu luar biasa para
pemegang saham.
 Meminta rekening Koran atau daftar pembayaran atas saham yang dibeli
oleh para pemegang saham.

D. Contoh Laporan audit atas proses Right Issue


Laporan audit atas proses right issue terdiri dari:
 Pernyataan akuntan
 Laporan hasil penjualan saham
 Daftar hasil penjatahan saham (masyarakat perorangan Indonesia,
lembaga/badan usaha Indonesia, dana reksa, perorangan asing dan lembaga
asing).
 Akte notaries perjaninian pengalokasian sisa saham.
BAB 15

A. Jasa Review Dan Kompilasi

Jasa Review dan Kompilasi Banyak perusahaan non publik meminta laporan keuangan
mereka ditelaah ataudikompilasi oleh akuntan publik, bukan untuk diaudit. Manajemen
perusahaan yakin bahwa audit tidak diperlukan karena tidak ada persyaratan dari bank atau
pun pengawas dan laporan untuk penggunaan internal juga tidak perlu diaudit.

Sebaliknya perusahaan dapat melibatkan akuntan publik untuk membantu menyusun


laporankeuangan, baik untuk penggunaan internal, sesuai permintaan kreditur. Bergantung
pada jumlah pinjaman, kreditur mungkin memerlukan kompilasi atau telaah laporankeuangan,
bukan audit. Standar untuk kompilasi dan telaah laporan keuangan disebut Statements on
Standards for Accounting and Review Service (SSARS) diterbitkan oleh Accounting and Review
Servie (AICPA).

Karena assurance yang diberikan kompilasi dan telaah jauh dibawah audit, jasa ini tidak
terlalu memerlukan bukti-buktidan biayanya lebih rendah daripada audit. Karena jasareview
dan kompilasi tidakmemberikan assurance seperti di audit, maka akuntan dan klien harus
membangun pemahaman bersama tentang jasa tentang jasa yang akan diberikan, terutama
melalui perjanjian tertulis.

B. Penugasan Atestasi
Penugasan Atestasi Suatu penugasa Atestasi adalah penugasan yang di dalamnya
praktisi dikontrak untuk menerbitkan komunikasi yang menyatakan suatu kesimpulan tentang
keandalan asersi yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Standar atestasi membagi tiga
penugasan atestasi : Pemeriksaan, Review, dan Prosedur yang disepakati bersama.

 Pemeriksaan bila penyajian asersi disusun sesuai dengan kriteria yang dibuat yang telah
disepakati bersama oleh pembuat asersi dan pemakainya, laporan praktisi harus berisi:
a. Suatu pernyataan mengenai pembatasan penggunaan laporan b. Suatu petunjuk, jika
dapat diterapkan bahwa penyajian asersi akan berbada secara material dari yang
disajikan sekarang, jika kriteria yang dipakai untuk penyajian asersi tersebut
duimaksudkan dibagikan secara umum.
 Review Dalam memberikan keyakinan negatif, kesimpulan praktisi harus menyatakan
apakah informasi yang diperoleh praktisi dari pekerjaan yang dilakukan menunjukkan
bahwa asersi tersebut tidak disajikan, dalam segala hal yang material, sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
 Prosedur yang Disepakati Bersama kesimpulan yang dibuat oleh praktisi sebagai hasil
penerapan prosedur yang disepakati bersama atas suatu penyajian asersi harus
berbentuk ringkasan temuan, kayakinan, atau keduanya. Laporan praktisi harus berisi: a.
Suatu pernyataan tentang pembatasan penggunaan laporan b. Suatu daftar atau
ringkasan prosedur yang dilaksanakan.

C. Standar atestasi

Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang


diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi
(assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu
pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain,
contoh asersi dalam laporan keuangan historis adalah adanya pernyataan manajemen bahwa
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi

(1) pemeriksaan (examination)

(2) review

(3) prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).

D. Standar jasa akuntansi dan review

Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi
jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.

Sifat pekerjaan non-atestasi tidak menyatakan pendapat, hal ini sangat berbeda dengan
tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Tujuan
audit adalah untuk memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan, sedangkan dalam pekerjaan non-atestasi tidak dapat
dijadikan dasar untuk menyatakan pendapat akuntan.

Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain:

 Kompilasi laporan keuangan – penyajian informasi-informasi yang merupakan


pernyataan manajemen (pemilik) dalam bentuk laporan keuangan

 Review atas laporan keuangan - pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan


analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan
terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan
keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia
 Laporan keuangan komparatif – penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan
dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk berkolom

E. Penugasan audit dan assurance terbatas lainnya

Jenis lain dari audit dan jasa atestasi yang berada dalam standar auditing tetapi
bukanmerupakan audit dari laporan keuangan historis yang sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntasiyang diterima secara umum meliputi: audit laporan keuangan yang disiapkan atas
dasarakuntasi komprehensif lain (other comprehensive basis of accounting (OCBOA), audit dari
elemen, akun, atau item tertentu dan surat ketaatan utang).

Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain dari GAAP
atauIFRS. Dasar-dasar selain dari GAAP atau IFRS yang mengatur penerbitan laporan antara
lain:

1) Dasar kas atau dasar kas yang dimodifikasi. Dengan akuntansi dasar kas,
hanyapenerimaan kas dan pengeluaran dicatat. Berdasarkan akuntans dasar kas yang
dimodifikasi, dasar kas ditelusuri kecuali untuk item-item tertentu, seperti aktiva tetap
dan penyusutan. Dokter dan pengacara sering kali memilih metode seperti ini.
2) Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen peraturan. Contoh yang
umum mencakup system akun yang seragam yang diperlukan oleh perusahaan
keretaapi, utilitas, dan asuransi.
3) Dasar pajak pendapatan. Aturan pengukuran yang digunakan untuk pengajuan
pengambalian pajak sering kali digunakan juga untuk penyusunan
laporankeuangan,walaupun hal ersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang diterimasecara umum. Banyak isnis kecil menggunakan metode ini.
4) Serangkaian criteria pasti yang memiliki dukungan substansial. Contohnya adalahdasar
akuntansi tingkat harga. Metode akuntansi harus diterapkan untuk semua item yang
material dalam laporan keuangan.
Auditor biasanya melakukan audit tersebut dengan cara yang sama seperti ketika klien
mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Secara alami, auditor harus
sepenuhnya memahami dasar akuntansi yang disetujui oleh klien. Sebagai cono, dalam
mengaudit perusahaan perkeretaapian, persyaratan auntansi yang kompleks
mengharuskanauditor ntuk memiliki pengetahuan akuntansi terspesialisasi untuk
melaksanakan audit.

Ketika klien mengikuti dasar komprehensif lain selain dari prinsip-prinsip akuntansiyang
diterima secara umum, auditor harus memastikan laporan mengindikasika dengan jelasbahwa
penyusunannya menggunakan dasar selain dari prinsip-prinsip akuntansi yangditerima secara
umum. Jika laporan mengimplikasikan bahwa prinsip-prinsip akuntansiyangditerima secara
umum diikuti, persyaratan laporan yang dicakup dibab sebelumnya dapatditerapkan. Sebagai
akibatnya, persyaratan seperti neraca dan laporan operasi harus dihindarioleh klien. Sebaliknya,
judul seperti “laporan aktiva dan kewajiban yang muncul daritransaksi kas” sesuai untuk
laporan dengan dasar kas.

Auditor sering kali diminta untuk mengaudit dan menerbitkan laporan


atasaspektertentu dari laporan keuangan contoh yang umum adalah laporan atas audit
penjualandari seuah toko ritel di pusat perbelanjaan untuk digunakan sebagai dasar dari
pembayaransewa. Contoh lainnya termasuk laporan mengenai royalti, partisipasi laba, dan
provisi untukpajak pendapatan. Otoritas untuk mengaudit elemen, akun, atau item khusus
adalah standar auditing.

F. Telaah di informasi keuangan iterim untuk perusahaan publik

Lima syarat auditor dalam penugasan jasa peninjauan, sebagai berikut :

 Memperoleh pemahaman atas prinsip akuntansi dalam industri klien


 Memperoleh pemahaman atas klien
 Melakukan tanya janya jawab tentang manajemen
 Melakukan prosedur analitas
 Mendapatkan surat representasi

Terdapat perbedaan di antara dua jenis telaah di beberapa area seperti :

 Karena audit tahunan juga dilakukan untuk perusahaan publik,maka auditor harus
memperoleh informasi yang memadai tentang pengendalian internal klien baik untuk
informasi keuangan tahunan maupun internim
 Karena klien diaudit setiap tahun, maka pengetahuan auditor terhadap hasil audit juga
digunakan dalam mempertimbangkan ruang lingkup dan hasil dari tanya jawab dan
prosedur analitas untuk telaah.
 Menurut PSAR auditor melakukan tanya jawab mengenai pertemuan antara pimpinan
perusahaan pemegang sahambangi perusahaan publik, auditor harus membaca
notulensi pertemuan mereka.
 Auditor juga harus memperoleh bukti bahwa informasi keuangan interim tela sesuai
dengan pencatatan akuntansi dalam telaah interim perusahaan publik

Anda mungkin juga menyukai