Anda di halaman 1dari 46

ARUS KAS DAN RISIKO PROYEK

Maret 2020
SILABUS MK 2
 Struktur Modal (Teori dan Praktek) - Modigliani Miller Theory, Trade off Hypothesis, Pecking
Order Theory
 Leverage: Degree Operating Leverage, BEP, Degree Financial Leverage, Degree Combination
Leverage
 Biaya modal - WACC
 Estimasi arus kas dan analisis risiko
 Portofolio, Penilaian Saham
 Penilaian Obligasi
 Kebijakan Deviden: Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden. Teori kebijakan deviden,
Kebijakan pemberian deviden  Kebijakan stock split dan Repurchase stock
 Merger dan akuisisi
 Leasing - Pengertian dan bentuk-bentuk leasing, Analisis pembiayaan leasing & Alternatif beli atau
leasing
 Derivative dan manajemen risiko
 Financial Distress, Bankruptcy, Prediksi kebangkrutan perusahaan: Model Z-Score
 Exposure Perusahaan: Transaction exposure, Operating exposure, Translation exposure
Bagian I – ARUS KAS
CASH FLOW STATEMENTS
Laporan keuangan yang menggambarkan arus kas masuk dan
keluar selama suatu periode tertentu.
1. Kemampuan entitas dalam menghasilkan arus kas di masa depan.
2. Kemampuan entitas dalam membayar dividen dan kewajiban.
3. Penyebab timbulnya perbedaan antara laba bersih dan arus kas
bersih dari aktivitas operasi.
4. Transaksi-transaksi investasi dan pendanaan baik secara tunai
maupun non tunai.
CASH FLOW STATEMENTS
Aktivitas Aktivitas Aktivitas
Operasi Investasi Pendanaan

Aktivitas perolehan dan Aktivitas yang


Aktivitas penghasil utama pelepasan aset jangka mengakibatkan perubahan
pendapatan entitas panjang serta investasi lain jumlah dan komposisi
yang tidak termasuk setara ekuitas dan pinjaman entitas
kas

PSAK memberikan fleksibilitas dalam pengklasifikasian item tertentu


terkait bunga, dividen dan pajak
CASH FLOW - OPERATING
• Aktivitas operasi merupakan Aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
• Indikator utama menentukan apakan operasi dapat menghasilkan kas untuk melunasi
pinjaman dan memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen dan melakukan
investasi.

Inflows terdiri atas: Outflows terdiri dari:


Penerimaan dari penjualan barang/jasa, Pembayaran kepada pemasok barang dan
royalti, pendapatan lain. jasa
Penerimaan dari pendapatan sewa, restitusi Pembayaran untuk karyawan.
pajak. Pembayaran klaim (asuransi), pembelian
Penerimaan dari pemberian untuk bank dan efek (perusahaan efek), pengembalian
penjualan sekuritas dari perusahaan efek kredit (bank)
Pembayaran biaya operasi
CASH FLOW - OPERATING
• Metode yang dapat digunakan:
• Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas bruto
diungkapkan;
• Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non kas,
penangguhan atau akrual dan unsur penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan
pendanaan.
• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung  informasi yang lebih
berguna
CASH FLOW - OPERATING
Metode Tidak Langsung
Perubahan aset dan
liabilitas untuk aktivitas
operasional
Arus kas dari
Laba
kegiatan
bersih
operasi
+ Kerugian dan –
Keuntungan aktivitas + Beban bukan kas
investasi dan seperti depresiasi dan
amortisasi
pendanaan
CASH FLOW - OPERATING
Penerimaan Aktivitas Pengeluaran
Kas Operasional Kas

Penjualan Produk Pembelian Bahan/Produk

Pendapatan Lain-lain Biaya Tenaga Kerja

Penerimaan Piutang Biaya Overhead

Biaya Pemasaran

Biaya Administrasi

Pembayaran Lain
CASH FLOW - INVESTING
• Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
• Mencerminkan pengeluaran untuk sumber daya yang dimaksudkan
menghasilkan kas di masa depan

Inflows terdiri atas: Outflows terdiri atas:


Penerimaan penjualan aset tetap, aset tidak Pembayaran kas untuk membeli aset tidak
berwujud dan aset jangka panjang lain. tetap, aset tidak berwujud, biaya
Penerimaan kas dari kontrak future/ forward, pengembangan dikapiralisasi
future untuk pendanaan Pembayaran kas dari kontrak future,
Penerimaan penjualan instrumen utang atau forward, swap untuk aktivitas pendanaan.
kas (selain diperdagangkan) Pembayaran untuk membeli instrumen
Penerimaan kas dari pelunasan uang muka utang / ekuitas/ ventura selain untuk
dan pinjaman dari pihak lain. diperdagangkan
CASH FLOW - INVESTING
Penerimaan Aktivitas Pengeluaran
Kas Investasi Kas

Penjualan Kendaraan Pembelian Kendaraan

Penjualan Gedung Pembelian Gedung

Penjualan Tanah Pembelian Tanah

Penjualan Aktiva Lain2 Pembelian Peralatan

Pembelian Mesin

Pembelian Surat Berharga


CASH FLOW - FINANCING
• Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas
• Memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entita

Inflows terdiri atas:


Outflows terdiri atas:
Penerimaan kas dari penerbitan
Pembayaran kas kepada pemiliki untuk
saham.
menarik atau menebus saham.
Penerimaan kas dari penerbitan
Pelunasan pinjaman
obligasi, wesel, pinjaman jangka
pendek dan jangka panjang, hipotek, Pembayaran kas oleh lessee untuk
mengurangi saldo liabilitas terkait
sewa pembiayaan
CASH FLOW - FINANCING
Penerimaan Aktivitas Pengeluaran
Kas Pendanaan Kas

Penerbitan Saham Pembayaran Dividen

Penerbitan Obligasi Pembayaran Bunga

Penerbitan Promes Pelunasan Obligasi

Kredit Bank Pelunasan Promes

Pelunasan Hutang Bank


CASH FLOW STATEMENTS
Pada bulan Oktober 2018, manajemen PT. Grand Telko menyusun anggaran kas perusahaan untuk tahun 2019.
Sedangkan data yang dimiliki manajemen perusahaan berkaitan dengan penyusunan anggaran kas tersebut adalah
sebagai berikut :
• Penjualan tunai tahun 2019 diperkirakan sebesar Rp 400.000.000. per bulan.
• Sedangkan penjualan kredit diperkirakan sebesar Rp 250.000.000. per bulan. Biasanya pelanggan akan membayar pada bulan
berikutnya.
• Diperkirakan, saldo piutang usaha pada akhir tahun 2018 sebesar Rp 200.000.000. Dari jumlah piutang tersebut, diperkirakan
akan dapat ditagih pada bulan Februari 2019 sebanyak 60% dan sisanya akan dapat ditagih pada bulan Maret 2019.
• Saldo kas pada akhir bulan Desember 2018, diperkirakan sebesar Rp 1.000.000.000.
• Pembelian bahan baku langsung dianggarkan sebesar Rp 400.000.000. per bulan. Dimana sebesar 60% akan dibayar pada
saat terjadinya transaksi dan sisanya akan dibayar pada bulan berikutnya.
• Pada akhir tahun 2018, diperkirakan perusahaan masih memiliki hutang usaha sebesar Rp 400.000.000. dimana sebesar Rp
225.000.000.direncanakan akan dibayar pada bulan Januari 2019 dan sebesar Rp 175.000.000. direncanakan akan dibayar
pada bulan Februari 2019.
• Biaya tenaga kerja langsung dianggarkan sebesar Rp 45.000.000. per bulan.
• Biaya overhead pabrik dianggarkan sebesar Rp 50.000.000. per bulan, termasuk di dalamnya biaya depresiasi aktiva tetap
sebesar Rp 15.000.000. per bulan.
• Biaya pemasaran dianggarkan sebesar Rp 25.000.000. per bulan
CASH FLOW STATEMENTS
• Biaya administrasi dan umum dianggarkan sebesar Rp 30.000.000. per bulan, termasuk di dalamnya biaya depresiasi aktiva
tetap sebesar Rp 8.000.000. per bulan.
• Perusahaan merencanakan akan membeli mesin pada bulan April 2019 sebesar Rp 280.000.000. dan pada bulan September
2017 sebesar Rp 400.000.000.
• Pada awal tahun 2019 diperkirakan perusahaan masih akan memiliki hutang bank yang akan jatuh tempo pada tahun 2019
sebesar Rp 520.000.000. (termasuk bunga). Dimana sebesar Rp 260.000.000. akan dibayar pada bulan April 2019 dan
sebesar sisanya akan dibayar pada bulan Mei 2019.
• Perusahaan merencanakan akan membayar pajak pada bulan Maret 2019 sebesar Rp 62.000.000.
• Diharapkan, Bank Danamon akan memberikan kredit modal kerja sebesar Rp 700.000.000. pada akhir bulan Maret 2019,
dengan tingkat bunga pinjaman sebesar 24% per tahun dan bunga akan dibayarkan setiap bulan mulai bulan Mei 2019.
• Perusahaan merencanakan menjual 4 unit kendaraan pick-up yang dimilikinya, dengan taksiran harga jual sebesar Rp
35.000.000. per unit. Diperkirakan seluruh mobil tersebut akan dapat terjual pada bulan Februari 2019.
• Dan untuk mengganti kendaraan yang telah dijual tersebut, perusahaan merencanakan akan membeli secara tunai sebanyak 5
unit kendaraan baru, seharga Rp 80.000.000. per unit pada bulan Februari 2019.

Berdasarkan data diatas, susunlah anggaran kas PT. Grand Telko untuk 6 bulan pertama tahun 2019
CASH FLOW STATEMENTS
BULAN
No Keterangan
Januari Februari Maret April Mei Juni
A Saldo Awal
B Aktivitas Operasional
1 Penjualan Tunai
2 Penerimaan Piutang
3 Pembelian Tunai
4 Pembayaran Hutang Usaha
5 Biaya Tenaga Kerja
6 Biaya Overhead
7 Biaya Pemasaran
8 Biaya Administrasi & Umum
9 Biaya bunga
10 Pajak Penghasilan
C Aktivitas Investasi
1 Pembelian mesin
2 Penjualan Kendaraan
3 Pembelian Kendaraan
D Aktivitas Keuangan
1 Pembayaran Hutang Bank
2 Kredit Bank
E Saldo Akhir
Bagian II – RISIKO PROYEK
Estimasi Arus Kas
Arus Kas adalah kas bersih yang keluar dan masuk ke dalam suatu perusahaan. Arus kas
berbeda dari laba akuntansi.

Identifikasi Arus Kas Yang Relevan


Adalah arus kas tertentu yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan
sehubungan dengan penganggaran barang modal.

Arus kas vs Laba Akuntansi


Dalam analisa penganggaran barang modal, yang digunakan adalah arus kas tahunan, dan
bukan laba akuntansi (laba atas modal yang yang ditanamkan). Penyusutan merupakan
pemulihan sebagian modal yang ditanamkan, sehingga :

NCF (Net Cash Flow) = EAT + Depreciation atau Laba atas modal + Pemulihan modal

Arus kas Inkremental (Incremental Cash Flow)


Adalah arus kas bersih yang dihasilkan langsung oleh suatu proyek investasi.
Empat masalah dalam menentukan arus kas incremental.
1. Biaya terpendam (Sunk Cost)
Adalah pengeluaran tunai yang telah dilakukan dan tidak dapat ditutup dengan disetujui
atau tidaknya proyek Sunk Cost tidak dimasukkan dalam aliran kas dari proyek.

2. Biaya opportunities / kesempatan (Opportunity cost)


Adalah hasil terbaik dari alternatif penggunaan aktiva, yaitu hasil terbaik yang tidak akan
diperoleh jika dana yang ada diinvestasikan pada proyek tertentu. Biaya kesempatan harus
dimasukkan sebagai tambahan aliran kas keluar pada saat menentukan aliran kas keluar
pada proyek yang diusulkan.

3. Biaya eksternalitas
Adalah suatu pengaruh suatu proyek terhadap arus kas pada bagian lain perusahaan
tersebut.

4. Biaya pengiriman dan pemasangan


Adalah perusahaan membeli suatu aktiva perusahaan tersebut harus menanggung biaya
pengiriman dan pemasangan (installation cost) dari aktiva yang dibeli.
Perubahan Modal Kerja Bersih (Change in net working capital)

adalah kenaikan aktiva lancar yang diakibatkan oleh proyek baru dikurangi dengan
kenaikan kewajiban lancar yang terjadi secara spontan.
Evaluasi Proyek Capital Budgeting.
Proyek Perluasan
Adalah proyek yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan.

Analisa Arus Kas proyek perluasan


1. Ikhtisar pengeluaran investasi yang diperlukan untuk
proyek.
2. Analisis arus kas setelah produksi dimulai.
3. Mengambil keputusan .
Tiga Risiko Proyek yang saling berbeda
Risiko berdikari (Stand Alone Risk = SAR)
Adalah Risiko khusus dari suatu proyek (aktiva) tanpa dikaitkan sama sekali dengan proyek aktiva lain yang mungkin
dimiliki. Risiko ini diukur dari variabilitas tingkat pengembalian yang diharapkan atas aktiva/proyek tersebut.

Risiko di dalam perusahaan (Within firm risk atau corporate risk).


Adalah Risiko diukur tanpa mempertimbangkan diversifikasi portofolio dari pemegang saham. Risiko ini diukur dari
variabilitas laba perusahaan yang diabaikan oleh suatu proyek tertentu.

Risiko pasar atau beta (Market or Beta risk)


Adalah bagian Risiko proyek yang tidak dapat dieliminasi melalui diversifikasi. Risiko ini diukur dengan koefisien beta
proyek.
Analisa Risiko beta (pasar) dapat diukur dengan menggunakan CAPM dan SML yang menyatakan hubungannya
dengan Risiko.
Ks = krf + (km – krf) Bt
Analisis Sensitivitas
Adalah suatu teknik untuk menganalisa Risiko dengan mengubah ubah variabel-variabel kunci dan mengamati
pengaruhnya terhadap NPV dan tingkat pengembalian (laba). Jadi analisa sensivitas dapat memberikan
wawasan yang lebih mendalam dan bermanfaat atas tingkat Risiko proyek. Analisis sensivitas termasuk
Stand Alone Risk.
Analisis ini dimulai dengan memprediksi nilai-nilai yang dipakai untuk menghitung NPV seperti unit
penjualan, harga jual, biaya variable dan biaya modal. Kemudian terjadi “ What if” , bagaimana NPV jika
biaya naik atau turun 10% atau 20%

Contoh :
Proyek Cash inflow dengan estimate life 15 tahun dan discount factor 10%.
Keterangan Proyek A ($000) B($000)
Initial outlays 20.000 20.000
Estimasi NCF
- Pesimis (3.000) 0
- Dasar/normal 4.000 4.000
- Optimis 5.000 8.000
Range 2.000 8.000
Dengan range cash flow proyek A dan B, risiko proyek A lebih kecil dari proyek B, karena range hanya
sebesar $2.000 atau $ 5.000-$ 3.000 dibanding proyek B =$ 8.000 atau $ 8.000- 0 .
Analisis Sensitivitas
Dicari NPV dengan “Dasar/normal atau paling memungkinkan” .
NPVproyek A cash flow Pesimis.
NPV = PV cash flow – PV investasi.
= (CF x PVIFA10%,15) - $ 20.000
= (3.000 x 7,606) - $ 20.000
= $ 2.818
NPV proyek B cash flow pesimis
NPV = PV cash flow – PV investasi
= (CF x PVIFA10%, 15) - $ 20.000
= (0 x 7,606) - $ 20.000
= ($ 20.000)

NPV Normal = (4.000 x 7,606) - 20.000


= $ 10.424

NPV Optimis proyek A = (5.000 x 7,606) - 20.000 = $ 18.030

NPV Optimis proyek B = 8.000 x 7,606 = $ 40.848


Analisis Sensitivitas

NPV masing-masing proyek pada “Dasar-normal-atau memungkinkan”

Kemungkinan NPV NPV


Cash flow Proyek A Proyek B
Pesimis 2.818 (20.000)
Normal 10.424 10.424
Optimis 18.030 40.848
Range 15.212 60.848

Dalam sensitivity analysis ini bahwa NPV A $ 15.212 dan B $ 60.848, maka Risiko
proyek B lebih besar dari proyek A.
Analisis Sensitivitas
Contoh lainnya yang lebih jelas:
Misalkan suatu perusahaan menerima proposal investasi $ 2juta dengan umur 4
tahun tanpa nilai residu. Net Cash Flow tahunan adalah berikut ini:
Income Net Cash
Statement Flow

Sales ( 2.000u X $ 3,5) 7.000 7.000


Variable cost 30% 2.100 2.100
Fixed cost 1.600 1.600
Depresiasi 500 --
EBT 2.800
Tax 40% 1.120 1.120
EAT 1.680
Net Cash Flow 2.180 2.180
Analisis Sensitivitas

Diasumsikan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected rate of return) 10%, maka

NPV = -2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180 + 2.180


(1,1)^1 (1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4
= -2.000 + 2.180 + 2.180 + 2.180 + 2.180
1,1 1,21 1,331 1,464
= -2.000 + 1.981,818 + 1.801,653 + 1.637,866 + 1.489,071
= -2.000 + 6.910,408
= 4.910,408
Analisis Sensitivitas
Proyek ini diterima. Bagaimana risikonya? Jika variabel-variabel yang digunakan mengalami
perubahan, maka akibatnya perubahan terjadi kepada NPV. karena kenaikan/penurunan
penjualan, harga per unit berubah, dan biaya-biaya juga berubah. Perubahan ini mengakibatkan
“sensitivitas” bagi perusahaan.
Umumnya manajemen dihadapkan kepada pesimis, normal (diharapkan) dan optimis, yang
dapat digambarkan berikut ini:

Parameter Pesimis Normal Optimis


Unit terjual 1.900 2.000 2.100
Harga/unit/$ $ 3,40 $ 3,50 $ 3,60
Variable cost 30% …> dari…..> sales
Fixed cost $ 1.650 1.600 1.550
Investasi awal $ 2.200 2.000 1.800

Kalau perusahaan berpendapat kepada pemikiran pesimis maka NCF dan NPV dapat dicari.
Analisis Sensitivitas
Income statement NCF
Sales(1900u x $3,4) 6.460 6.460 Dengan adanya perubahan variabilitas
V.Cost(30% x $6.460) 1.938 1.938 dari normal ke pesimis, maka NPV
Fixed cost 1.650 1.650 berubah secara drastis sebesar $
Depresiasi($2.200/4thn) 550 4.910,408 - $ 3768,944 = $ 1.141,464, hal
EBT 2.322 ini merupakan “sensitive” untuk
Tax(40% x $2.455) 989 989 penurunan NPV tersebut.
EAT 1.393
NCF 1.883 1.883 Jika biaya variable meleset sedikit dari
prediksi, akibatnya NPV turun drastis. Jadi
setiap perubahan dalam variabal-variabel
NPV = -2.200 + 1.883 + 1.883 + 1.883 + 1.883 yag terjadi pada perusahaan mengalami
(1,1)^1 (1,1)^2 (1,1)^3 (1,1)^4 “sensitivitas”. Kalau dicari untuk terbaik
= -2.200 + 1.883 + 1.883 + 1.883 + 1.883 optimis maka NPV hasilnya.
1,1 1,21 1,331 1,464
= -2.200 + 1.711,818 + 1.556,198 + 1.414.726 + 1.286,202
= -2.200 + 5.968,944
= 3.768,944
Analisis Skenario (Scenario analysis)

Adalah teknik untuk menganalisa risiko dengan membandingkan situasi


yang paling memungkinkan atas skenario dasar (semacam situasi normal)
dengan keadaan yang “baik” dan “buruk”.
Atau disebut juga suatu teknik analisis risiko yang mempertimbangkan
baik sensitivas NPV terhadap perubahan variabel-variabel kunci maupun
rentangan (range) dari nilai-nilai variabel yang sangat menguntungkan.

Dalam analisis skenario probabilitas karena rentangan nilai yang paling


memungkinkan bagi variable-variabel tercermin dalam distribusi
probabilitas.
Analisis Skenario (Scenario analysis)
Analisis Skenario dan NPV yang diharapkan
Contoh:
Hasil analisis skenario sangat berguna untuk menentukan NPV yang diharapkan, deviasi standar dari
NPV, dan koefisien varians (CV). Untuk mengestimasi ketiga skenario tersebut dinyatakan p1
(probabilitas).
n
NPV ygdiharapkan= P1NPV( )
t
i=1
n
DeviasistandarNPV = σ = P1(NPVi− NPV yangdiharapkan)2
i=1
σ NPV
Koefisienvarians= CV =
NPV Ε(NPV)
Kita pergunakan data dari analisis sensivitas dan diadakan probabilitas untuk parameter terburuk/pesimis,
normal (nilai dasar) dan terbaik/optimis. Analisis skenario dapat dihitung seperti
Skenario Probabiltas Sales/U Price/$ NPV/$
Terburuk 25% 1.900 3,4 3.768,944
Normal 50% 2.000 3,5 4.910,408
Terbaik 25% 2.100 3,6 5.887,036
Analisis Skenario (Scenario analysis)
* NPV yg diharapkan
n
(
=  P1 NPV
t
)
i=1
= 0,25(761) + 0,5(1.102) + 0,25(1.750 )
= $1.178
* Deviasi standar NPV = σ
n
=  P1(NPVi − NPV yang diharapkan )2
i=1
= {(0,25(761 - 1.179))^2 + (0,5(1.102 - 1,178))^2 + (0,25( 1.750 - 1.178))^2) }
= - 43.681 - 2.888 + 81.796
= 188
* Koefisien varians = CV NPV
σ NPV
=
Ε (NPV )
= 188
1 .178
= 0,16
Hal ini menunjukka n bahwa resiko proyek tid ak signifikan atau relative kecil.
Analisis Skenario (Scenario analysis)
Tiga jenis analisis skenario
1. Skenario terburuk (Worst case scenario)
Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terburuk
berdasarkan perkiraan yang wajar.

2. Skenario terbaik (Best case scenario)


Adalah keadaan dimana untuk semua variabel masukan diberikan nilai terbaik
berdasarkan perkiraan yang wajar.

3. Skenario dasar (Base scenario)


Adalah keadaan dimana untuk semua variabel diberikan nilai yang paling
menguntungkan.

Analisis Simulasi (Monte Carlo)


Analisis Skenario (Scenario analysis)
Analisis Proyek–Proyek dengan umur berbeda
Jika suatu proyek mandiri, umur proyek tidak penting, tetapi jika proyek itu umurnya dan
aliran kas masuk tidak sama dan saling bersaing meniadakan maka untuk menghitung NPV,
maka proyek tersebut diulang hingga mempunyai masa akhir yang sama (asumsi proyek
tidak unik).

Pendekatan untuk mengevaluasi proyek yang umurnya tidak sama dapat juga dilakukan
dengan “Annualized NPV Approach = ANPV)” yaitu suatu tehnik pendekatan untuk
perhitungan NPV sekarang tahunan untuk dua atau lebih proyek yang bersaing
menyediakan, ANPA sama dengan EAS = Equivalent Annual Series (seri anuitas seragam).

NPVx
AVPVA = EAS =
PVIFA k, n
Analisis Skenario (Scenario analysis)
Contoh :
PT Mulia Tio mempunyai dua proyek yaitu proyek A dengan nilai investasi $ 130.000
dan proyek B dengan nilai investasi & 150.000. Biaya modal ditetapkan 10%.
Aliran Kas Masuk dan umur proyek adalah sbb:

_____________________________________________________________

Aliran Kas Masuk (Net Cash In Flow)


Tahun ----------------------------------------------------------------
Proyek A Proyek B
_____________________________________________________________
1 $ 64.000 $ 80.000
2 66.000 60.000
3 76.000 50.000
4 --- 40.000
5 --- 30.000
6 --- 20.000
Analisis Skenario (Scenario analysis)
PV Proyek A (dicari dengan df/biaya modal 10%) = $ 39.768
PV proyek B = $ 67.060

Bila tidak memperhatikan umur dari kedua proyek tersebut, maka yang lebih baik dan
menarik adalah proyek B.
Tetapi kedua proyek ini berbeda umur maka dicari Annualized NPV :

Langkah 1: PV proyek A = $ 39.768, poryek B = $ 67.060, disini. Tidak diperhatikan faktor umur
proyek tersebut.

Langkah 2 : ANPV Proyek A = NPV/ PFIFA (10%) ,3 thn


= $ 39.768/ 2,487 = $ 15.990
ANPV Proyek B = $ 67.060 / 4,355 = $ 15.398

Langkah 3: Dengan memperhatikan perhitungan pada langkah kedua maka proyek A lebih
menarik daripada proyek B. Proyek A dan B adalah proyek bersaing meniadakan
satu sama lain, sehingga proyek B direkomendasikan untuk dilaksanakan dari
metode proyek-proyek umur berbeda.
Capital Asset Pricing Model ( CAPM)
CAPM dirumuskan oleh dua orang yang bekerja secara independen yaitu William
Sharpe (1964) dan John Lintner (1965). William Sharpe mendapat “ hadiah Nobel”
untuk jasanya tahun 1990.

> Short Sales


Dalam asumsi CAPM perlu mendapat perhatian adalah “ short sales yaitu penjualan
asset yang dipinjam. “Short sales” dilakukan jika perusahaan mengantisipasi penurunan
harga. Contohnya: harga saham saat ini $1.000/lbr, kemudian diantisipasi penurunan
harga. Saat ini, perusahaan mempunyai saham tsb. Kita dapat meminjam saham tersebut
(dari broker/makelar kita), kemudian kita jual. Perusahaan menerima uang $1.000.
Seminggu kemudian, harga saham benar-benar turun menjadi $ 900/share. Dan
perusahaan mengembalikan saham yang sudah dijual . Dan perusahaan membeli saham
tsb.dari pasar dengan harga $ 900 yang berarti ada kas keluar $ 900.Keuntungan bersih
diperoleh perusahaan adalah $ 100. Jika harga terus naik, berarti perusahaan akan
menderita risiko kerugian yang semakin besar.
Capital Asset Pricing Model ( CAPM)
Mengukur risiko merupakan hal yang tidak mudah, karena banyak faktor yang
diperhatikan. Salah satu model yang banyak digunakan adalah CAPM. CAPM Adalah
model yang didasarkan pada dalil bahwa tingkat pengembalian yang disyaratkan atas
setiap saham atau sekuritas sama dengan tingkat pengembalian bebas risiko ditambah
dengan premi risiko sekuritas yang bersangkutan, di mana risiko yang dimaksud di sini
mercerminkan adanya diversifikasi.

CAPM menentukan tingkat keuntungan minimum yang disyaratkan atau minimum


required rate of return dari investasi asset yang berisiko dan trade off risiko. CAPM
menjelaskan keseimbangan antara tingkat risiko yang sistematis dan tingkat keuntungan
yang diisyaratkan sekuritas portfolio. Konsep CAPM berdasarkan pada asumsi pasar
modal adalah efisien dan semua aset dapat dibagi-bagi secara sempurna (perfectly
divisible) dan likuid diperjual belikan setiap asset. Artinya para investor dapat
melakukan diversifikasi hingga satuan terkecil dan dapat melakukan jual beli sekuritas
setiap saat.
Capital Asset Pricing Model ( CAPM)
Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian yang berhubungan dengan CAPM, Market
Risk Premium (MRP atau RPM) dan Security Market Line (SML).

Market Risk Premium


Adalah tambahan pengembalian di atas tingkat pengembalian yang bebas risiko sebagai
kompensasi bagi investor karena menanggung tingkat risiko rata-rata.

Security Market Line (SML)


Adalah garis yang memperlihatkan hubungan diantara risiko, yang diukur dengan beta dan
tingkat pengembalian yang disyaratkan dari masing-masing saham.

Contoh:
Spencer Coy menghendaki saham rata-rata menghasilkan tingkat pengembalian yang disyaratkan
sebesar 13%. Tingkat pengembalian bebas risiko (kRF) sebesar 9%, premi risiko pasar 4%, koefisien
beta b1= 0,5, RPm = (km- kRP) =4% atau premi bebas pasar, dan RP1 = 2%. Dengan rumus hal ini
dinyatakan Ks = krf + (km – krf) Bt
Capital Asset Pricing Model ( CAPM)
Premi Risiko Saham 1 = RP1 =(RPM)n1
= 4% (0,5)
= 2%.

SML = k1= kRF + ( kM – kRP) b1


= kRF + (RPM(b1
= 9% + 4 %(0,5)
= 11%

Kalau saham ada 2 dengan b1=2, maka hal ini risikonya lebih besar dari saham 1, dan
tingkat pengembalian disyaratkan darinya :
k1 = 9% + 4% (2) = 17%.
Saham rata –rata atau dengan risiko sedang , dimana b1=1, dan tingkat pengembalian
diharapkan 13% atau sama dengan tingkat pengembalian pasar, maka kA 9%+ 4%(1) =
13% = kM
3/22/2020 AMS - Time Value of Money 43
3/22/2020 AMS - Time Value of Money 44
3/22/2020 AMS - Time Value of Money 45
3/22/2020 AMS - Time Value of Money 46

Anda mungkin juga menyukai