OLEH KELOMPOK 2 :
Dosen Pengampu :
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Aplikasi Analisis Risiko di PT Kunango Jantan. Adapun
makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan perkuliahan Manajemen Risiko dan Audit
Lingkungan. Penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari bimbingan, dorongan, dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan dan motivasi.
2. Bapak Luthfil Hadi Anshari, SKM, M.Sc. selaku dosen mata kuliah Manajamen
Risiko dan Audit Lingkungan.
3. Kepada teman-teman peminatan K3KL yang telah banyak memberikan semangat,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Pihak-pihak lainnya yang juga ikut membantu dan berperan dalam penyelesaian
makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya penulis dapat lebih
baik dalam menyusun makalah. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua.
BAB II.................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 5
PENUTUP ......................................................................................................................... 20
3.2. Saran..................................................................................................................... 20
1.2.Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan analisis risiko?
3. Bagaimana gambaran umum PT. Kunango Jantan?
4. Kegiatan apasaja yang terdapat di industri tersebut?
5. Bagaimana Identifikasi sumber bahaya serta analisis risiko terkait kegiatan yang ada di
industri tersebut?
6. Bagaimana upaya pengendalian dan solusi untuk mengatasi risiko bahaya tersebut?
1.3.Tujuan
Mengetahui analisis risiko pada PT. Kunango Jantan serta upaya pengendalian
dan solusinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Ramli (2009) analisis risiko adalah untuk menentukan besarnya suatu risiko
yang dicerminkan dari kemungkinan keparahan dan ditimbulkan. Analisis risiko dibagi
menjadi:
1. Teknik Kualitatif
Menganalisa dan menilai risiko dengan membandingkan parameter akibat dan peluang
dengan membandingkan matriks yang telah ditetapkan. Pendekatan kualitatif dilakukan
sebagai langkah awal untuk mengetahui risiko suatu kegiatan atau fasilitas. Menurut
PMBOK Guide (2004), analisis risiko secara kualitatif adalah metode untuk melakukan
prioritas terhadap daftar risiko yang telah teridentifikasi untuk penanganan selanjutnya.
Analisis risiko secara kualitatif menguji prioritas dari daftar risiko yang teridentifikasi
dengan menggunakan peluang kejadian dan pengaruhnya pada kinerja proyek.
2. Semi Kuantitatif
Metode yang dipakai hampir sama dengan metode kuantitatif namun perbedaannya terletak
pada nilai/skor yang telah ditetapkan sesuai risikonya. Nilai risiko digambarkan dalam
angka numeric. Namun, nilai tidak bernilai absolut. Misalnya, nilai risiko A bernilai 2 dan
nilai risiko B bernilai 4. Dalam hal ini, bukan berarti risiko B secara absolute dua kali lipat
dari risiko A.
3. Kuantitatif
Dilakukan dengan menentukan nilai dari masing-masing paramteter yang didapat dari hasil
analisa yang representative seperti analisa statisitk, simulasi, fault tree analisis, dll. Analisis
risiko kuantitatif menggunakan perhitungan probabilitas kejadian atau konsekuensinya
dengan data numeric dimana besarnya risiko tidak berupa peringkat seperti metode semi
kuantitatif. Besarnya risiko lebih dinyatakan dalam angka seperti 1, 2, 3, atau 4 yang mana
2 mengandung arti risikonya dua kali lipat dari 1. Oleh karena itu, hasil perhitungan
kuantitatif akan memberikan data yang lebih akurat mengenai suatu risiko.
Sedangkan konsekuensi adalah besaran kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya suatu
kejadian yang merugikan yang dinyatakan dalam nilai uang atau ukuran kerugian lainnya.
Setelah diketahui skala konsekuensi dan skala frekuensi maka analisis penilaian risiko
dapat dilakukan. Nilai risiko (risk index) adalah hasil perkalian antara modus (nilai yang
paling sering muncul) frekuensi dengan modus dari konsekuensi risiko. Sehingga, nilai
risiko dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:
RI = P x I
Keterangan :
RI : Risk Index
P : Probability atau kemunngkinan (Likelihood)
I : Impact atau dampak (Consequence)
Setelah didapatkan nilai Risk Index (RI) maka tingkat penerimaan risiko dapat ditentukan
seperti yang dapat dilihat pada tabel:
B. Penerimaan risiko
Tingkat penerimaan risiko dapat dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Unacceptable, yaitu risiko yang tidak dapat ditoleransi, harus dihindari atau bila
mungkin ditransfer kepada pihak lain.
2. Undesirable, yaitu risiko yang tidak diharapkan, yang memerlukan penanganan atau
mitigasi risiko (risk reduction) sampai pada tingkat yang dapat diterima.
3. Acceptable, yaitu risiko yang dapat diterima karena tidak mempunyai dampak yang
besar dan masih dalam batas yang dapat diterima.
4. Negligible, yaitu risiko yang dampaknya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Risiko yang termasuk dalam risiko unacceptable dan undesirable merupakan jenis risiko
dengan kategori utama (major/main risks) yang memerlukan perhatian dan penanganan
yang khusus karena mempunyai akibat (effect) dan dampak yang besar apabila risiko
tersebut tidak dikurangi atau bila perlu dihindari, sedangkan risiko yang termasuk dalam
acceptable dan negligible merupakan risiko dengan kategori minor (minor risks) yang tidak
mempunyai akibat atau dampak yang berarti sehingga dapat diterima dan bahkan dapat
diabaikan.
Dari tingkat penerimaan risiko dan dengan mempertimbangkan nilai risiko yang diperoleh
dari perkalian skala frekuensi dan konsekuensi, maka skala penerimaan risiko dapat
disusun dalam tabel sebagai berkut:
Perusahaan saat ini telah membangun pabrik tiang listrik dari beton dan tiang pancang
(spunpile) yang berlokasi di Jl. Raya Pekanbaru – Bangkinang Km. 23 Desa Rimbo
Panjang, Kec. Tambang, Kab. Kampar, RIAU - Indonesia. Produksi tiang listrik dari beton
ini diprioritaskan untuk mendukung program pemerataan jaringan listrik dimana konsumen
terbesar dari produksi ini adalah PT. PLN (Persero) se Sumatera.
Direksi PT. KUNANGO JANTAN telah menetapkan visi perusahaan yang merupakan
arah tujuan jangka panjang yang hendak dicapai pada masa mendatang. Visi PT.
KUNANGO JANTAN adalah:
1. Menjadi sebuah Pabrik Tiang Beton dan Tiang Pancang yang terpercaya selalu
mengutamakan kualitas demi kepuasan pelanggan
2. Memperhatikan serta peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar pabrik
3. Mengembangkan perusahaan dengan manajemen yang professional, sehat dan
menguntungkan
4. Menjadi mitra bisnis yang tepat dibidang pelistrikan dan infrastruktur
5. Menyadari bahwa setiap produksi yang dipakai bermanfaat terhadap orang banyak.
6. Menjadi kebanggaan bagi setiap karyawan dan karyawati yang bekerja di
perusahaan.Agar seluruh karyawan memahami visi dan misi perusahaan, manajemen
puncak senantiasa mengkomunikasikan dengan sarana yang tepat untuk memastikan
efektivitas pencapaiannya.
Berdasarkan data kecelakaan kerja pada Tabel No. 6 dan hasil wawancara kecelakaan
kerja tersebut diketahui bahwaseorang operator mesin boiler mengalami kecelakaan kerja
pada saat pekerja melakukan pengisian bakar mesin tersebut. Bahan bakar mesin tersebut
terdiri dari potongan-potongan kayu balok. Kecelakaan tersebut menyebabkan jari pekerja
terjepit pintu mesin boiler sehingga jari operator tersebut patah dan langsung di rawat ke
rumah sakit. Akibatnya mesin boiler tersebut tidak dapat beroperasi dari pukul 14.00 WIB
hingga pergantian shift 2 operator malam yaitu pukul 19.00 WIB.
Mesin boiler yang tidak beroperasi tersebut berfungsi untuk penguapan agar beton yang
sebelumnya berwujud cair menjadi padat. Sementara untuk proses selanjutnya seperti
proses pembongkahan moulding, pemotongan acessoris, pengeboran, pemberian label dan
finishing tidak dapat dilanjutkan karena harus menunggu proses penguapan selesai terlebih
dahulu. Insiden tersebut membuat target produksi tidak tercapai karena hasil produksi shift
tersebut tidak ada sementara target produksi pada minggu tersebut adalah sebanyak 930
unit. Untuk mengejar target produksi PT. Kunango Jantan melakukan penambahan jam
kerja sebanyak 6 jam yang dilaksanakan pada hari terakhir kerja di minggu tersebut yaitu
pada hari sabtu. Kerugian yang disebabkan oleh insiden tersebut sebanyak Rp. 11.677.120.
Berdasarkan pengamatan pendahuluan yang dilakukan pelaksanaan di lapangan
terdapat bebrapa perbedaan dengan SOP yang telah ditetapkan perusahaan. Pakerja tidak
menggunakan Masker pada proses pengecatan. Tentunya hal ini jelas berisiko kerusakan
saluran pernapasan pekerja. Kemudian pekerja tidak menggunakan kaca mata (google
glass) pada proses finishing . Padahal disekitar area finishing sangat banyak debu yang
berterbangan. Tentunya risiko kelilipan sangat mungkin terjadi. Selain risiko kecelakaan
yang disebabkan SOP tidak terlaksana, terdapat juga risiko lain yang dapat membahayakan
keselamatan pekerja.
2.5. Identifikasi Sumber Bahaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya perlindungan yang ditujukan
agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat,
serta agar setiap produksi digunakan secara aman dan efisien. Kelalaian dalam
penerapannya akan menyebabkan berbagai kecelakaan maupun berbagai penyakit akut atau
kronis bagi pekerja.
Penyebab kecelakaan kerja secara umum adalah karena adanya kondisi yang tidak aman
dan tindakan tidak aman dari pekerja. Khusus mengenai unsafe action (tindakan tidak
aman) ini sangat erat kaitannya dengan faktor manusia atau terjadi karena kesalahan
manusia . Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh dua hal yaitu, unsafe action dan unsafe
condition. Unsafe action (tindakan tidak aman) sangat erat kaitannya dengan faktor
manusia berupa budaya K3 atau merupakan semua tindakan yang dilakukan seseorang
dimana tindakan tersebut dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, perlatan maupun
lingkungan yang ada disekitarnya. Sedangkan Unsafe Condition (kondisi tidak aman)
merupakan penyimpangan dari standar yang dipatuhi untuk menghindari terjadinya
kecelakaan di tempat kerja, Menurut penelitian yang dilakukan oleh Patrick Sherry, 80-
90% penyebab kecelakaan kerja berkaitan dengan human error atau faktor perilaku
pekerja.
Setiap pekerjaan selalu mengandung potensi resiko bahaya dalam bentuk kecelakaan
kerja.Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut bergantung dari jenis
produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan
bangunan serta kualitas manajemen dan tenaga-tenaga pelaksana. Berdasarka Menurut UU
RI No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dijelaskan bahwa setiap tenaga kerja berhak
mendapatkan perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktiftas nasional serta terjamin
keselamatannya.
Persepsi terhadap risiko dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain pengetahuan,
pengalaman kerja, sikap, kurangnya keterampilan serta perilaku dari pekerja; keletihan atau
kebosanan; cara kerja yang tidak sepadan secara ergonomis; gangguan psikologis dan
pengaruh sosial-psikologis. Persepsi terhadap risiko dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
lain pengetahuan, pengalaman kerja, sikap, kurangnya keterampilan serta perilaku dari
pekerja; keletihan atau kebosanan; cara kerja yang tidak sepadan secara ergonomis;
gangguan psikologis dan pengaruh sosial-psikologis.
Sesuai ISO 45001:2018, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan pengurus dan
pekerja dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko di tempat kerja, di
antaranya:
Berdasarkan studi kasus maka indentifikasi bahaya yang ada di PT Kunango Jantan
adalah sebagai berikut:
Mesin boiler
Seorang operator mesin boiler mengalami kecelakaan kerja pada saat pekerja melakukan
pengisian bakar mesin tersebut. Bahan bakar mesin tersebut terdiri dari potongan-potongan
kayu balok. Kecelakaan tersebut menyebabkan jari pekerja terjepit pintu mesin boiler
sehingga jari operator tersebut patah dan langsung di rawat ke rumah sakit.
Penambahan jam kerja
Untuk mengejar target produksi PT. Kunango Jantan melakukan penambahan jam kerja
sebanyak 6 jam yang dilaksanakan pada hari terakhir kerja di minggu tersebut yaitu pada
hari sabtu. Persepsi terhadap risiko dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya keletihan
dan kebosanan. Penambahan jam kerja ini justru akan menyebabkan pekerja kelelahan dan
dapat menimbulkan kecelakaan saat bekerja.
Tidak Menggunakan Masker
Pekerja tidak menggunakan Masker pada proses pengecatan. Tentunya hal ini jelas berisiko
kerusakan saluran pernapasan pekerja.
Pekerja tidak menggunakan kaca mata (google glass) pada proses finishing.
Padahal disekitar area finishing sangat banyak debu yang berterbangan. Tentunya risiko
kelilipan sangat mungkin terjadi.
Mesin Cutting
Pekerja yang tidak berhati-hati dalam menggunakan mesing cutting akan beresiko terluka
terkena serpihan bahan baku pada proses cutting.
N Signifikan
Unit Kegiatan Bahaya P S R Pengendalian
o Resiko
No Bahaya Pengendalian
1 Terjepit pintu mesin Administrasi
boiler a.Pendidikan dan pelatihan bagi calon operator mesin
boiler
b.Prosedur melakukan prestart check list sebelum
mengoperasikan mesin
APD
Menggunakan sarung tangan
Isolasi
Menggunakan mesin yang dikendalikan di ruang khusus
2 Keletihan dan Administrasi
kelelahan Pengaturan ulang jam kerja dan waktu istirahat, serta
rotasi kerja
3 Gangguan pernafasan APD
Respirator atau masker
Administrasi
Shift kerja
Rekayasa Teknik
Pemberian sistem sirkulasi exhaust dan auxiliary fan
4 Kelilipan pada proses APD
finishing . menggunakan kaca mata (google glass)
5 Terluka terkena Administrasi
serpihan bahan baku a.Pendidikan dan pelatihan bagi calon operator mesin
pada proses cutting. cutting
b.Prosedur melakukan prestart check list sebelum
mengoperasikan mesin
APD
Menggunakan sarung tangan
Isolasi
Menggunakan mesin yang dikendalikan di ruang khusus
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko (risk) adalah peluang terjadinya kejadian yang merugikan, yang diakibatkan
adanya ketidakpastian (uncertainty) dari apa yang akan dihadapi. Adapaun beberapa teknik
analisis risiko dibagi atas tiga diantaranya yaitu teknik kualitatif, semi kuantitatif, dan
kuantitatif. Pemilihan teknik analisis risiko dapat disesuaikan dengan kondisi dan potensi
bahaya yang ada salah satunya dengan menggunakan pendekatan Tier. Penilaian risiko
dapat dilakukan dengan menentukan besar kecilnya akibat dari suatu risikoyang dapat
diklasifikasikan dengan tingkat utama dan ringan yang memiliki akibat dan penanganan
yang berbeda. Menurut Godfrev (1996), nilai risiko merupakan perkalian antara
kemungkinan dengan konsekuensi risiko.
PT. Kumango Jantan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan
trading yang memproduksi tiang listrik dari beton dan tiang pancang. Produksi tiang listrik
dari beton mendukung program pemerataan jaringan listrik bersama PT. PLN (Persero) se
Sumatera. Kegiatan yang terdapat pada perusahaan ini diantaranya proses pembuatan beton
pracetak, proses pemotongan dengan slitting dilanjutkan dengan penyambungan, dan
proses pengelasan. Sumber bahaya yang terdapat dari PT. Kunango Jantan berdasarkan
studi kasus diantaranya mesin boiler saat pengisian bahan bakar, penambahan jam kerja
pada hari sabtu, tidak menggunakan masker serta tidak menggunakan kaca mata (google
glass), dan mesin cutting. Upaya pengendalian risiko dapat dilakukan dengan dengan
eleminasi, substitusi, rekayasa teknik, isolasi, pengendalian administrasi dan Alat
Pelindung Diri (APD) pada lingkungan kerja. Risiko tinggi dari hasil penilaian terdapat
pada mesin boiler, risiki sedang dari mesin cutting, pengecatan, dan finishing, dan berisiko
rendah pada kegiatan produksi/jam operasional kerja.
3.2.Saran
Demikian yang dapat kami paparkan di dalam makalah ini, tentu masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, keterbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang relefan dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca
untuk memberikan kritikan dan saran demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Oka Narayanti, Dewa. 2016. “Analisis Faktor- Faktor Risiko Terhadap Keterlambatan
Pelaksanaan Proyek Konstruksi di Wilayah Perkotaan Sarbagita”. Skripsi. Fakultas
Teknik Universitas Udayana. Melalui
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1204105012-1-HALAMAN%20AWAL.pdf
diakses pada 27 Februari 2021
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/2d4d800c837caaf70c90aec54aa1c6da.pdf
diakses pada 27 Februari 2021
http://eprints.uad.ac.id/5417/1/31.%20FAKTOR-
FAKTOR%20YANG%20BERHUBUNGAN%20DENGAN%20KECELAKAAN%2
0KERJA%20PADA%20KARYAWAN%20PT%20KUNANGGO%20JANTAN%20
KOTA%20PADANG%20TAHUN%202016.pdf
https://www.safetysign.co.id/news/365/6-Langkah-Identifikasi-Bahaya-dan-Penilaian-Risiko-
Sesuai-Standar-OSHA
http://scholar.unand.ac.id/61730/2/BAB%201%20%28Pendahuluan%29.pdf