Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN PENYUSUNAN SURVEY INVESTIGATION DESIGN


(SID) DRAINASE
PEKERJAAN SURVEY INVESTIGATION DESIGN
(SID) DRAINASE KOTA BANGKALAN

BAB I UMUM

1.1. LATAR BELAKANG

Permasalahan di Kota umumnya terjadi pada tiga sektor utama yaitu:


1. Suprastruktur, yang direpresentasikan dalam pola penggunaan
lahan dan permasalahan pembangunan kota beserta seluruh efek
didalamnya.
2. Sistem sirkulasi, yang direpretansikan dalam bentuk sistem transportasi kota
baik itu jalan, model transport beserta seluruh komponen pendukungnya
3. Infrastruktur kota, yang direpresentasikan dalam jaringan utilitas kota

Permasalahan yang disebabkan oleh sektor terakhir terutama pada jaringan


drainase yang biasanya menimbulkan permasalahan yang cukup signifikan.
Permasalahan ini dapat berbentuk meluapnya air di saluran drainase atau kurang
tertatanya saluran dan menimbulkan banjir yang dapat mengganggu sendi-sendi
kehidupan masyarakat dalam sebuah kota.

Disamping itu, fasilitas drainase yang ada di kawasan permukiman pada


kenyataannya tidak hanya berfungsi untuk menyalurkan air hujan saja tetapi
juga berfungsi sebagai tempat untuk menyalurkan air bekas rumah tangga,
seperti air bekas cucian dapur dan dari kamar mandi. Hal tersebut apabila tidak
dilengkapi dengan sarana pengolahan dan penanganan air limbah cair yang baik,
pada akhirnya akan dapat menyebabkan pencemaran sumber-sumber air baku
baik air tanah maupun air permukaan. Hal ini dapat menimbulkan penularan
penyakit yang penularannya melewati media air, dan bagi industri yang
memerlukan air baku dari sumber air baku tersebut juga harus menambah biaya
investasi untuk pengolahannya, serta menyebabkan perubahan ekosistim yang
ada sehingga ada beberapa flora dan fauna air yang tercemar tidak dapat
bertahan hidup.

Kondisi ini apabila dibiarkan untuk berkembang secara organis akan


menimbulkan permasalahan-permasalahan besar yang bahkan akan memperancu
fungsi dari saluran drainase itu sendiri. Bertolak dari kondisi inilah maka disusun
sebuah Survey Investigation design (SID) Drainase yang memiliki peranan sebagai
solving problem (penyelesaian masalah/solusi) sekaligus regulator dari
permasalahan untuk saluran drainase eksisting yang terdapat di Kota Bangkalan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari penyusunan Survey Investigation design (SID) Drainase adalah


inventarisasi permasalahan sistem drainase serta penanganannya secara makro.
Hal ini mengingat akan kebutuhan peningkatan sistem drainase pada masa yang
akan datang sesuai dengan perkembangan dan pola kegiatan masyarakat yang
selalu berkembang sesuai dengan berjalannya waktu.

Sedangkan tujuan utama penyusunan Survey Investigation design (SID) Drainase


ini adalah untuk memberikan informasi pengembangan jaringan drainase yang
mungkin dilaksanakan dan mengevaluasi efisiensi serta kelayakan jaringan
drainase yang telah ada khususnya di Kota Bangkalan, sehingga dapat
dipersiapkan disain pengembangan dan perbaikan jaringan drainase yang
nantinya dapat dikelola secara efektif dan efisien di Kota Bangkalan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa maksud dan tujuan dari rencana
Penyusunan Survey Investigation design (SID) Drainase Kota Bangkalan dapat
dirinci sebagai berikut:

1. Untuk mengkaji ulang sistem drainase yang ada


2. Inventarisasi dan identifikasi penyebab permasalahan sistem drainase
3. Menata kembali dan merencanakan sistem drainase secara detail dengan
mempertimbangkan perkembangannya untuk memenuhi pelayanan terhadap
masyarakat.

1.3. LINGKUP PEKERJAAN

Terdapat dua hal yang dibatasi dalam ruang lingkup kegiatan Penyusunan Survey
Investigation Design (SID) Drainase, yaitu:
1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah Rencana
Ruang lingkup wilayah dari SID Drainase Kota Bangkalan adalah pada
wilayah urban di Kota Bangkalan sesuai dengan administratif Kecamatan
Kota Bangkalan.
1.3,2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi dari SID Drainase Kota Bangkalan tersusun dalam
tiga kegiatan dasar dari penyusunan dokumen ini, yaitu:
1. Input data dan informasi
Pada bagian ini akan dijaring informasi dan data yang terkait dengan
kondisi Kota Kecamatan Bangkalan yang terkait dengan sistem jaringan
drainase saat ini dan kebutuhan pengembangannya di masa datang.
2. Analisa data dan informasi
Bagian ini merupakan lanjutan dari bagian sebelumnya
setelah merekapitulasi data dan informasi yang terkait dengan
sistem drainase di Kota Bangkalan, maka dilakukan analisa
kondisi yang ada tersebut dengan batasan-batasan lingkup analisa
meliputi:
a. Analisa Hidrologi - Analisa curah hujan
- Analisa waktu konsentrasi
- Analisa intensitas hujan
- Analisa debit rencana
b. Analisa Hidrolika
- Analisa kemiringan saluran
- Analisa dimensi saluran
- Analisa tinggi jagaan
- Analisa mercu tanggul
- Analisa profil air balik
3. Penetapan rencana sebagai hasil keluaran dari proses analisa
Sebagai hasil analisa dari proses analisa ini maka ditetapkan konsep SID
drainase Kota Bangkalan yang meliputi:
a. Rencana layout jaringan drainase di Kota Bangkalan
b, Rencana dimensi dan bahan saluran
c. Konsep rencana mekanisme kerja saluran drainase di Kota
Bangkalan
d. Rencana tahapan implementasi pengembangan drainase
e. Rekomendasi sistem operasional dan pemeliharaan saluran
drainase.
BAB II
RECONNAISSANCE SURVEY

2.1. UMUM

Reconnaissance Survey atau survey pendahuluan bertujuan mengumpulkan data pendukung


untuk melaksanakan survey detail dan mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi data
survey detail desain plengsengan.

2.2. LINGKUP PEKERJAAN

Reconnaissance Survey meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


a. Peninjauan lapangan berdasarkan hasil dari Studi Kelayakan dan Perencanaan Awal guna
checking ulang agar sesuai dengan hasil rekomendasi pada pekerjaan Studi Kelayakan
dan Perencanaan Awal.
b. Mempelajari lokasi rencana dan daerah-daerah sekitamya dari segi geografis secara
umum.
c. Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar pada daerah rencana.
d. Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-lokasi penting.
e. Mengumpulkan data yang berupa informasi harga upah dan bahan dll.
f. Membuat peta sumber material (quarry) yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi dan
mengistimasi volumenya.
g. Membuat laporan lengkap dan memberikan saran-saran yang diperlukan untuk pekerjaan
konstruksi.
BAB III
PENGUKURAN TOPOGRAFI

3.1. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan pemetaan topografi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran bentuk dan tinggi
rendahnya relief muka tanah termasuk data situasi dari semua unsur yang ada di atasnya,
seperti alur sungai, tegalan, sawah, kampung, kuburan, bangunan-bangunan parasarana
umum, dan Iain-Iain.
Untuk pemetaan topografi pada daerah relatif kecil (pemetaan situasi) dapat dilakukan
dengan cara tachymetri. Pengambilan data dari setiap obyek yang dipilih akan berupa
data posisi dalam sistem koordinat polar.
Kemudian untuk keperluan penggambaran peta situasi dan untuk keperluan perencanaann
teknis. Selanjutnya, data dalam sistem polar ini dikonversi menjadi data posisi dalam
koordinat katersian (x, y, z).

3.2. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan pengukuran topografi untuk perencanaan plengsengan ini secara umum terdiri
dari 4 (empat) bagian pekerjaan, yaitu :"
1. Pekerjaan pengukuran lapangan.
2. Pengolahan data.
3. Penggambaran.
4. Pelaporan.

3.3. PEKERJAAN PENGUKURAN LAPANGAN.


Dalam pemetaan situasi, secara umum pengukuran lapangan terdiri dari:
1. Pemasangan Patok.
2. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal (KDH).
3. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV).

1. Pemasangan Patok.
Pada pemetaan situasi untuk perancanaan plengsengan, ada beberapa jenis patok
yang harus dipasang. Patok-patok tersebut adalah Patok Benchmark, Patok Poligon, dan
Patok Profil.

Patok Benchmark.
Patok Benchmark adalah titik kerangka dasar pemetaan dilapangan, dipasang 2 patok
Benchmark pada masing-masing titik pemasangan, atau memakai BM yang sudah ada.

Patok Poligon.
Patok Poligon adalah patok yang merupakan titik bantu dilapangan. Patok poligon terbuat
dari kayu dengan ukuran (4 x 6 x 60) cm, dan ditanam sedemkian rupa sehingga bagian
patok yang muncul diatas tanah 10 cm. Patok poligon dipasang dengan interval
maksimum 50 meter.

Patok Profil.
Patok profil adalah patok yang merupakan titik pengukuran potongan memanjang
dilapangan. Patok profil dapat terbuat seperti patok poligon dapat juga berupa paku yang
ditanam pada aspal jalan dan dilingkari dengan cat kuning sebagai tanda.
Patok BM harus dicat warna kuning dengan penamaan warna hitam, sedangkan Patok
Poligon dan Patok Profil diberi cat merah dan diletakkan disebelah kiri kearah jalannya
pengukuran.

2. Kerangka Dasar Horisontal (KDH)


KDH merupakan pengukuran yang tidak boleh dilewatkan dalam suatu pekerjaan
pemetaan. KDH merupakan titik-titik tapangan (yang diwakili oleh pilar beton, patok
kayu, paku atau bentuk lainnya) yang melingkupi daerah pemetaan.
Titik KDH dilapangan berfungsi sebagai titik ikat pada pengukuran detail, dan
sebagai titik tetap/referensi untuk keperluan pekerjaan perencanaan selanjutnya,
misalnya untuk pekerjaan stakeout. Setiap titik KDH akan mempunyai harga koordinat (x,
y).
Pengukuran KDH dilakukan menggunakan metode Poiigon dengan bentuk jaring
mengikuti bentuk trase jalan. Pada setiap titik poligon dilakukan pengukuran sudut,
dan pada setiap sisi poligon dilakukan pengukuran jarak.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran KDH
artalah: Theodolith WILD T -2 (atau sejenis) untuk
pengukuran sudut.
Alat ukur jarak elektronis EDM untuk pengukuran jarak pada daerah yang lurus atau datar
(apabila dibutuhkan).

Roll Meter (50 meter) untuk pengukuran jarak pada daerah yang berbukit dan menikung.
Untuk keperluan orientasi arah Utara dilakukan pengamatan matahari disalah satu sisi
jaring poligon. Pengamatan dilakukan 2 seri.
Sistem koordinat kartesian menggunakan sistem nasional, jika memungkinkan, dengan
melakukan pengikatan terhadap titik triangulasi terdekat. Jika tidak memungkinkan
dapat dilakukan koordinat lokal.
Sebagai kontrol pengukuran dilakukan pengamatan matahari dengan interval 5 km, dan
pada awal dan akhir pengukuran dikontrol dengan pengukuran handy GPS. Kesalah
pengukuran sudut yang diperbolehkan [ 10" Vn, dimana n adalah banyaknya titik sudut
poligon.
Pengukuran KDH pada awal dan akhir pekerjaan dioverlapkan 200 meter dengan team
pengukuran lain searah dengan pelaksanaan pengukuran.
3. Kerangka Dasar Vertikal (KDV)
Seperti halnya KDH, pengukuran KDV juga harus dilakukan sebagai dasar pekerjaan
pemetaan. Kalau KDH merupakan sistem kerangka dasar kearah horisontal, maka KDV
berfungsi sebagai titik ikat ke arah vertikal. Titik KDV adalah juga merupakan KDH,
sehingga dengan demikian kerangka dasar pemetaan selain mempunyai koordinat (x, y)
juga akan memiliki elevasi (z) atau secara lengkap menjadi koordinat (x, y, z).
datum adalah titik tetap, seperti TTG, peil pelabuhan, peil jembatan, atau titik
referensi lainnya. Jika tidak memungkinkan dapat digunakan koordinat lokal.
Alat ukur yang digunakan adalah Waterpass (sejenis WILD NAK-2) dengan rambu ukur
yang dilengkapi nivo rambu.

Jaring KDV merupakan jaring tertutup, dengan toleransi 10 mm VD (km), dimana D


adalah panjang jalur pengukuran.
Pengukuran KDV pada awal dan akhir pekerjaan dioverlapkan 200 meter dengan team
pengukuran lain searah dengan pelaksanaan pengukuran.

3.4. PENGOLAHAN DATA.


Perhitungan koordinat KDH dan KDV untuk tiap loop menggunakan "Hitung Perataan
Bowditch". Perhitungan elevasi titik profil dan koordinat titik detail dapat dihitung
menggunakan bantuan "spread sheet".

3.5. PENGGAMBARAN.
Untuk penggambaran detail planimetrik dan penarikan garis kontur dilakukan
berdasarkan hasil perhitungan koordinat, dan dilakukan secara digital menggunakan
software untuk pemetaan "soft desk", jika tidak memungkinkan dapat dilakukan secara
manual dan disajikan dalam format AutoCAD.

3.6. PELAPORAN.

Pelaksana pekerjaan harus membuat dan menyerahkan laporan pada pemberi tugas, yang
terdiri dari:
a. 1 set data ukur beserta sketsa lapangan dan potongan melintang 1 set hasil
perhitungan titik kerangka dan data iainnya
b. 1 set asli dan 2 set salinannya Deskrepsi BM beserta foto BM
c. 1 set asli ukuran A3 dalam media kalkir 80 mg gambar situasi dan potongan memanjang,
serta 2 seta salinannya (Blueprint) dalam skala H. 1:1000, V. 1:100.
d. 1 set asli ukuran A3 dalam media kalkir 80 mg gambar potongan melintang, serta 2 set
salinannya(Blueprint) dalam skala H. 1:100, V. 1:100.
e. File hitungan koordinat (x, y, z) beserta deskripsinya dalam spread-sheet (format
excel) (hasilperhitungan) FS dan Perencanaan Awal

f. Gambar Ukuran A3 sebanyak 5 buku.


BAB IV
PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN TEKNIS

4.1. Konsep Detail Perencanaan


Konsultan wajib membuat konsep perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan
kemudian melaporkannya kepada Pemberi Kerja untuk dimintakan persetujuan. Draft
Design tersebut digambar diatas kertas milimeter atau langsung di atas kertas standart
sheet yang telah ditetapkan oleh pemberi tug as.

Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
a. Plan (Alinyemen Horisontal) digambar di atas peta skala 1 : 1000 dengan interval garis
tinggi satu meter dan dilengkapi dengan index antara lain:
- Lokasi (STA) dan nomor-nomor titik kontrol horison / vertikal.
- Lokasi dari semua data topografis yang penting seperti batas rawa, kebun,
hutanjindung, rumah, sungai dan Iain-Iain.
- Kerapatan tanaman / pohon-pohon berikut % menurut diameter pohon-pohonnya.
- Elemen-elemen lengkung horisotal ( curva data) yang direncanakan dengan bentuk
tikungan full circel atau lengkung peralihan untuk sudut lengkung > 20.
Setelah konsep Alinyemen Horisontal disetujui Pemberi Kerja dan telah dipindahkan
keatas standart sheet, maka Draft Design tersebut dapat langsung dipindahkan ke atas
kertas standart sheet.
b. Alinyemen Vertikal digambar dengan skala horisontal 1 : 1.000 dan skala vertikal
1 : 100 yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Tinggi muka tanah asli dan tinggi nomor potongan malintang.
- Penerapan kemiringan maximum dari lengkung horisontal (diagram super elevasi).
- Elemen-elemen / data-data lengkung vertikal.

c. Potongan Melintang (Cross Section)


Gambar potongan melintang di buat menerus peta topografi sesuai keadaan pada
lokasi yang ditentukan pada keadaan di atas standart sheet dengan skala 1:100 dan
skala vertikal 1: 50.

Stationing dilakukan setiap interval 25 - 50 meter.

d. Potongan Melintang Standart (Typical Cross Section)


Gambar-gambar ini dibuat dalam skala yang pantas dengan memuat semua detail yang
perlu antara lain : penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada ketinggian
yang berbeda-beda.

f. Spesifikasi.

4.2. Gambar Perencanaan Akhir (Final Design)


Pembuatan gambar rencana plengsengan saluran selengkapnya, dilakukan setelah draft
Design mendapat persetujuan dari pemberi tugas dengan mencantumkan koreksi-koreksi dan
saran-saran yang diberikan oleh pemberi tugas, berikut posisi altematif trase yang pernah
diteliti.
Final Design digambar dengan kertas standard sheet yang terdiri dari:
a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam
b. Lembar judul yang memuat lay-out jalan skala 1: 50.000
c. Lembar simbol dan singkatan
d. Gambar center line rencana plengsengan skala 1: 5.000 dilengkapi dengan jalur
polygon serta koordinat dari semua patok pengukuran.
e. Lembar volume daftar pekerjaan
f. Typical cross section skala 1:100 dilengkapi dengan detail konstruksi perkerasan
dan saluran samping.

g. Plan dan profil


- Skala horisontal 1 : 1.000 atau 1 : 2.000, vertikal 1:100
- Dilengkapi dengan situasi yang ada letak, dan tanda patok kayu dan beton, letak,
tanda-tanda lalu lintas dan sebagainya

h. Cross Section:
- Skala Horizontal 1:100, skala vertikal 1: 50
- Dibuat setiap jarak 50 meter (25 untuk daerah extrim)

4.3. Perhitungan Volume Pekerjaan Pelaksanaan Fisik


a. Daftar volume pekerjaan menurut pay item / mata pembayaran di dalam dokumen
kontrak
b. Perhitungan harga satuan untuk setiap pay item
4.4. Laporan - Laporan
Konsultan harus menyiapkan Laporan-laporan sebagai berikut:
a. Laporan Pendahuluan. (Reconnaissance Survey)
b. Laporan Akhir, terdiri dari:
- Pengumpulan dan pengelompokan data-data lapangan.
- Alasan pemilihan dan perencanaan Alinyemen.
- Daerah / lokasi-lokasi yang kritis dan cara penanggulangannya.
- Analisa volume dan biaya satuan.
- Lampiran - lampiran antara lain:
* Petasumber/ quarry
* dan Iain-Iain.
- Foto-foto lapangan
- Uraian / saran-saran untuk menanggapi setiap item pekerjaan
- dan lain-lainnya.
c. Laporan Gambar perencanaan
d. Laporan Rencana Anggaran Biaya
4.5. Penyerahan Laporan - Laporan / Hasil Pekerjaan
Semua laporan dan hasil pekerjaan harus dijilid dengan rapi dan di ben cover dan sesuai
dengan standart Bina Marga dengan ukuran sebagai berikut:
Untuk buku-buku /Laporan, ukuran kertas adalah A-4. Semua laporan tersebut diatas
diserahkan minimal 5 (lima) set meliputi:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Akhir
3. Gambar Konstruksi
4. Quantity dan Engineering Estimate
BAB V
URAIAN TUGAS PERSONIL

5.1. URAIAN TUGAS PERSONIL


Personil yang tercantum di bawah ini harus bekerja secara penuh untuk pekerjaan ini, yaitu
terdiri dari:

5.1.1 Ketua Tim


Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman dalam bidang perencanaan minimal 3 tahun,
mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan segala permasalahannya.

Tugas dan tanggung jawab kepala team meliputi:


1. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga bisa menghasilkan pekerjaan yang optimum.
2. Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap kegiatan pekerjaan baik
pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.
3. Meneliti dan menyarankan bahan campuran yang dapat dipakai untuk semua
plengsengan yang direncanakan.

5.1.2 Ahli Drainase


Sarjana Teknik Sipil / Teknik Pengairan dengan pengalaman dalam bidang perencanaan
teknik minimal 1 (satu) tahun atau Sarjana Muda Teknik Sipil/Keairan dengan
berpengalaman minimal 3 tahun dan mampu menggunakan secara baik.

Tugas dan tanggung jawab Insinyur jalan raya ini meliputi:


1. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pengumpulan data lapangan.
2. Memeriksa hasil pengumpulan data lapangan dan memeriksa serta
menganalisanya.
3. Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan dan gambar - gambar.

5.1.3 Ahli Cost Estimator


Adalah seorang sarjana atau setara yang lebih tinggi dibidang Teknik Sipil dan
berpengalaman dalam bidang perencanaan minimal 1 (satu) tahun atau Sarjana Muda
Teknik Sipil dengan berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
Secara umum tugas dan tanggung jawabnya adalah mempersiapkan rencana
pelaksanaan analisa dan perhitungan quantity, mempersiapkan baik perhitungan
maupun gambar hasil analisa beserta laporannya.

5.1.4 Ahli Pengukuran


Adalah seorang sarjana atau setara yang lebih tinggi dibidang Teknik Geodesi dan
berpengalaman dalam bidang pengukuran minimal 1 (satu) tahun atau Sarjana Muda
Teknik Geodesi dengan berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
Secara umum tugas dan tanggung jawabnya adalah mempersiapkan rencana
pelaksanaan pengukuran di lapangan, mempersiapkan baik perhitungan maupun
gambar hasil pengukuran beserta laporannya.

Dalam pelaksanaannya, Tim tersebut dibantu oleh asisten dan tenaga pendukung
lainya.

Bangkalan, Juni 2011


Ditetapkan dan disahkan,
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum
Cipta Karya Dan Tata Ruang
Kabupaten Bangkalan

Drs. M. Murakip E, MM
NIP. 19560605 1980111002
Pembina Tk. 1

Anda mungkin juga menyukai