Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KESEJAHTERAAN SOSIAL
KATA PENGANTAR
1
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak lupa pula kami haturkan
shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul ‘Pancasila Sebagai Sistem Etika’ yang bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pancasila. Makalah ini dibuat berdasarkan informasi yang kami
dapat dari literatur buku dan internet. Kami juga menyadai bahwa makalah yang kami buat
ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami dengan ikhlas dan dengan hati yang lapang dada
akan menerima saran maupun kritik demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
2
Halaman Judul...................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1
3. Mahasiswa dapat mengetahui bukti bahwa pancasila dijadikan sebagai dasar etika
pancasila untuk problem bangsa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Secara Etimologis kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethos dan Ethikos",
Ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan. Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan
dan perbuatan yang baik. Etika memiliki sudut pandang normatif dimana objeknya adalah
manusia dan perbuatannya. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana kita dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita
harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Etika menurut KBBI yaitu Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak). Selain itu ada pendapat dari para ahli tentang etika :
1. James J. Spillane SJ
Etika ialah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam
mengambi suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada
penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya
serta tingkah laku seseorang kepada orang lain.
2. Aristoteles
Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni: Terminius Technicus & Manner and
Custom. Terminius Technicus ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan yang kedua yaitu,
manner and custom ialah suatu pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & adat
kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang sangat
terikat dengan arti “baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan manusia.
3. Ahmad Amin
Mengemukakan bahwa etika merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang arti baik
dan buruk serta apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, juga menyatakan sebuah tujuan
yang harus dicapai manusia dalam perbuatannya dan menunjukkan arah untuk melakukan apa
yang seharusnya didilakukan oleh manusia.
4. K. Bertens
Pengertian etika menurut K. Bertens adalah sebagai berikut:
2
Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.arti ini dapat juga
disebut sistem nilai dalam hidup manusia perseorngan atau hidup bermasyarakat
Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang dimaksud disi adalah
kode etik
Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk .arti sini sama
dengan filsafat moral
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu
kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah, etika membahas sistem-sistem
pemikiran yang mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai ilmu dibagi
dua yaitu :
1. Etika umum, membahas prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia. Tetapi pada prinsipnya etika umum membicarakan asas-
asas dari tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang
terkandung di dalamnya.
2. Etika khusus, dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial :
a) Etika indvidual, membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri
dan dengan kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan
nuraninya, kewajibannya dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.
b) Etika sosial, membahas kewajiban serta norma-norma social yang
seharusnya dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat,
bangsa dan negara. Etika sosial meliputi cabang-cabang etika yang
lebih khusus lagi seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika
lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika
seksual dan etika politik. Etika politik sebagai cabang dari etika sosial
dengan demikian membahas kewajiban dan norma-norma dalam
kehidupan politik, yaitu bagaimana seseorang dalam suatu masyarakat
kenegaraan ( yang menganut system politik tertentu) berhubungan
secara politik dengan orang atau kelompok masyarakat lain.
3
mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika
umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia,
sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai
aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987). Etika khusus dibagi menjadi etika individual yang
membahas tentang kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial yang membahas
tentang kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup masyarakat, yang merupakan
suatu bagian terbesar dari etika khusus. Sebenarnya etika lebih banyak bersangkutan dengan
prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan tingkah laku manusia (Kattsoff,
1986). Dapat juga dikatakan bahwa etika berkaitan dengan tingkah laku manusia.
Pancasila menjadi semacam etika perilaku para penyelenggara negara dan masyarakat
Indonesia agar sejalan dengan nilai normatif Pancasila itu sendiri. Pengalaman sejarah pernah
menjadikan Pancasila sebagai semacam norma etik bagi perilaku segenap warga bangsa.
Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P4 dapat dianggap sebagai etika sosial dan etika
politik bagi bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila (Achmad Fauzi,
2003).
Di era sekarang ini, tampaknya kebutuhan akan norma etik untuk kehidupan bernegara
masih perlu bahkan penting untuk ditetapkan. Hal ini terwujud dengan keluarnya ketetapan
MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.
1.memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam menjalankan
kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek.
3. menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
4
c. etiaka ekonomi dan bisnis
2.3 Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa, Seperti Korupsi, Kerusakan Lingkungan,
Dekadensi Sosial
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman. Baik itu budaya, alam,
agama, ras, golongan, adat istiadat dsb. Wilayah negara kita yang tersebar luas, juga banyak
jumlah penduduk yang padat membuat banyak perbedaan itu terasa apalagi dalam
berkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun jangan dikira bahwa
perbedaan itu dapat memecahbelah semangat persatuan dan kesatuan tetapi malah semakin
menciptakan toleransi dan semangat kekeluargaan antar warga negara. Jumlah wilayah yang
cukup luas. Dalam cara pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku memiliki
perbedaan. Ketika terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang
suku bangsa yang berbeda, mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah. Itu
menyebabkan pertentangan atau ketidakseimbangan dalam suatu negara. Oleh karena itu,
sangat penting menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan antar warga negara dengan cara
menaati hukum yang belaku, menaati dan menerapkan nilai-nilai dasar pancasila, dan atau
norma-norma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perlu dipahami bahwa
pancasila merupakan dasar negara yang konkret dan mutlak, pancasila digunakan untuk
menyelesaikan segala kasus atau masalah dalam kehidupan karena kita tahu bahwa pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia walaupun ada ideologi yang lebih
baik, pancasila tidak dapat di hapus atau diganti.
Situasi negara Indonesia saat ini memprihatinkan. Begitu banyak masalah menimpa
bangsa ini dalam bentuk krisis yang multidimensial. Krisis ekonomi, politik, budaya, sosial,
hankam, pendidikan dan lain-lain, yang sebenernya berhulu pada krisis moral. Moralitas
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan untuk mengatasi segala krisis
yang melanda negara tercinta ini. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka
melalui moralitas pula krisis dapat diatasi. Moralitas individu adalah kesadaran tentang
prinsip baik bersifat ke dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara
berfikir dan bertindak. Seseorang yang mempunyai moralitas individu yang baik akan muncul
5
dalam sikap dan perilaku seperti sopan santu, rendah hari, tidak suka menyakiti orang lain,
toleran, dsb. Moralitas individu ini terakumulasi menjadi moralitas sosial, sehingga akan
tampak perbedaan masyarakat yang bermoral tinggi dan bermoral rendah. Moralitas sosial
juga tercermin dari moralitas individu dalam melihat kenyataan sosial. Bisa jadi sorang yang
moral individunya baik tapi moral sosialnya kurang, hal ini terutama terlihat pada bagaimana
mereka berinteraksi dengan masyarakat yang majemuk. Sikap toleran, suka membantu dsb.
Membangun kesadaran moral anti korupsi berdasarkan pancasila adalah membangun
mentalitas melalui penguatan eksternal dan internal tersebut dalam diri masyarakat. Nilai-
nilai pancasila apabila betul-betul dipahami, dihayati, dan diamalkan tentu mampu
menurunkan angka korupsi, penanaman satu sila saja yaitu sila pertama apabila bangsa
indonesia menyadari jati dirinya sebagai makluk Tuhan tentu tidak akan mudah menjatuhkan
martabat dirinya ke dalam kehinaan dengan melakukan korupsi. Perbuatan korupsi terjadi
karena hilangnya kontrol diri dan ketidakmampuan untuk menahan diri melakukan kejahatan.
6
Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk
yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-
baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan
makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikemanusiaan
yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara lain
sebagai berikut :
1. Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan kewajiban
asasinya;
2. Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan
terhadap Tuhan;
3.Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa
dan keyakinan.
Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari dapat diwujudkan
dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh lingkungan hidup yang
baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk
berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuan
ketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 558).
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila ini,
misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup bisa tetap
nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar; mengadakan
gerakan penghijauan dan sebagainya.
Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam
hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut :
1. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta
wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme);
2. Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa
(berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa;
3. Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).
Aplikasi atau pengamalan sila ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan
melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam
7
pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan
mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam
pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia
untuk melindungi sumber daya dan lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely
Widjajati , 1992 : 156-158).
Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai
keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain:
1. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik, ekonomi dan
sosial budaya;
2. Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;
3. Keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4. Menghormati hak milik orang lain;
5. Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi seluruh
rakyat Indonesia;
8
6. Cinta akan kemajuan dan pembangunan.
9
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama dan seyogyanya kitya harus menjadi sarjana
yang berakhlak mulia, karena maju atau tidaknya suatu bangsa ditentukan oleh moral
masyarakat bangsa itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan
prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika
khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan
manusia (Suseno, 1987).
Hubungan antara nilai, norma, moral dan etika memang sangat erat sekali dan
kadangkala hal tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya hal tersebut memiliki
perbedaan.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu
dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan
sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi
manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami petik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakat mengetahui
seberapa penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila dari pancasila dengan baik
dan benar, serta tidak melecehkan arti penting pancasila.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.zonareferensi.com/pengertian-etika/
http://segallaada.blogspot.com/2015/04/etika-pancasila.html
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/4833/mod_resource/content/1/BAB
%20VI.pdf
11