Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Dosen Pengampu :

Drs. Study Rizal LK. M.Ag

Disusun Oleh :

1. Andi Rizky Cahya Ramadhan (11200541000123)


2. Chanez Vierly Mahendy (11200541000124)
3. Iqbal Ramadan (11200541000093)
4. Muhammad Naufal Aqilla Hajid (11200541000100)
5. Nurhanifah (11200541000105)
6. Tasya Aulia Azzahra (11200541000116)
7. Virgie Aningtama Rusnadi (11200541000121)
8. Zaki Abdillah (11200541000131)

KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

KATA PENGANTAR
1
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu. Tak lupa pula kami haturkan
shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya
mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul ‘Pancasila Sebagai Sistem Etika’ yang bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pancasila. Makalah ini dibuat berdasarkan informasi yang kami
dapat dari literatur buku dan internet. Kami juga menyadai bahwa makalah yang kami buat
ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami dengan ikhlas dan dengan hati yang lapang dada
akan menerima saran maupun kritik demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarikatu

Penulis

DAFTAR ISI

2
Halaman Judul...................................................................................................................i

Kata Pengantar .................................................................................................................ii

Daftar Isi ............................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................1

1.3 Tujuan ....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika......................................................................................................2

2.2 Etika Pancasila........................................................................................................2

2.3 Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa.............................................................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................................................11
3.2 Saran .....................................................................................................................11
DAFTAR PUSAKA...........................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Filsafat dibagi menjadi beberapa cabang menurut lingkungan bahasannya masing-masing.


Cabang-cabang itu dibagi menjadi dua kelompok bahasan pokok yaitu filsafat
teoritis dan filsafat praktis. Filsafat teoritis membahas tentang segala sesuatu yang ada,
sedangkan filsafat praktis membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada
tersebut. Dalam hal ini filsafat teoritispun juga mempunyai maksud-maksud dan berkaitan
erat dengan hal-hal yang bersifat praktis. Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral.Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi rambu-rambu bagi politik hukum
nasional. Nilai-nilai dasar itu kemudian melahirkan empat kaidah penuntun hukum yang
harus dijadikan pedoman dalam pembangunan hukum. Empat kaidah itu meliputi, pertama
hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa, baik secara teritorial
maupun ideologis.Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang
baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika
disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua pada Pancasila,
yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab” sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa
kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Etika?

2. Apa yang dimaksud Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa Indonesia?

3. Apakah fungsi utama Pancasila sebagai Solusi Problem Bangsa Indonesia?

4. Apakah hakikat yang terdapat di dalam Pancasila Sebagai Sistem Etika?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang Pancasila Sebagai Sistem Etika

2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi utama Pancasila sebagai Solusi Problem


bangsa Indonesia.

1
3. Mahasiswa dapat mengetahui bukti bahwa pancasila dijadikan sebagai dasar etika
pancasila untuk problem bangsa Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika

Secara Etimologis kata Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "Ethos dan Ethikos",
Ethos yang  berarti sifat, watak, adat, kebiasaan. Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan
dan perbuatan yang baik. Etika memiliki sudut pandang normatif dimana objeknya adalah
manusia dan perbuatannya. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana kita dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita
harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Etika menurut KBBI yaitu Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak). Selain itu ada pendapat dari para ahli tentang etika :

1. James J. Spillane SJ
Etika ialah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam
mengambi suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada
penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya
serta tingkah laku seseorang kepada orang lain.

2. Aristoteles
Mengemukakan etika kedalam dua pengertian yakni: Terminius Technicus & Manner and
Custom. Terminius Technicus ialah etika dipelajari sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia. Sedangkan yang kedua yaitu,
manner and custom ialah suatu pembahasan etika yang terkait dengan tata cara & adat
kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang sangat
terikat dengan arti “baik & buruk” suatu perilaku, tingkah laku atau perbuatan manusia.
3. Ahmad Amin
Mengemukakan bahwa etika merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang arti baik
dan buruk serta apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, juga menyatakan sebuah tujuan
yang harus dicapai manusia dalam perbuatannya dan menunjukkan arah untuk melakukan apa
yang seharusnya didilakukan oleh manusia.

4. K. Bertens
Pengertian etika menurut K. Bertens adalah sebagai berikut:

2
 Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.arti ini dapat juga
disebut sistem nilai dalam hidup manusia perseorngan atau hidup bermasyarakat
 Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang dimaksud disi adalah
kode etik
 Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk .arti sini sama
dengan filsafat moral
Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu
kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah, etika membahas sistem-sistem
pemikiran yang mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai ilmu dibagi
dua yaitu :
1. Etika umum, membahas prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap
tindakan manusia. Tetapi pada prinsipnya etika umum membicarakan asas-
asas dari tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang
terkandung di dalamnya.
2. Etika khusus, dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial :
a) Etika indvidual, membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri
dan dengan kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan
nuraninya, kewajibannya dan tanggung jawabnya terhadap Tuhannya.
b) Etika sosial, membahas kewajiban serta norma-norma social yang
seharusnya dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat,
bangsa dan negara. Etika sosial meliputi cabang-cabang etika yang
lebih khusus lagi seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika
lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika
seksual dan etika politik. Etika politik sebagai cabang dari etika sosial
dengan demikian membahas kewajiban dan norma-norma dalam
kehidupan politik, yaitu bagaimana seseorang dalam suatu masyarakat
kenegaraan ( yang menganut system politik tertentu) berhubungan
secara politik dengan orang atau kelompok masyarakat lain.

2.2 Etika Pancasila

Filsafat dibagi menjadi beberapa cabang menurut lingkungan bahasannya masing-masing.


Cabang-cabang itu dibagi menjadi dua kelompok bahasan pokok yaitu filsafat
teoritis dan filsafat praktis. Filsafat teoritis membahas tentang segala sesuatu yang ada,
sedangkan filsafat praktis membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada
tersebut. Dalam hal ini filsafat teoritispun juga mempunyai maksud-maksud dan berkaitan
erat dengan hal-hal yang bersifat praktis. Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika merupakan suatu
pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan
moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita

3
mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika
umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia,
sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai
aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987). Etika khusus dibagi menjadi etika individual yang
membahas tentang kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial yang membahas
tentang kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup masyarakat, yang merupakan
suatu bagian terbesar dari etika khusus. Sebenarnya etika lebih banyak bersangkutan dengan
prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan tingkah laku manusia (Kattsoff,
1986). Dapat juga dikatakan bahwa etika berkaitan dengan tingkah laku manusia.

  Pancasila menjadi semacam etika perilaku para penyelenggara negara dan masyarakat
Indonesia agar sejalan dengan nilai normatif Pancasila itu sendiri. Pengalaman sejarah pernah
menjadikan Pancasila sebagai semacam norma etik bagi perilaku segenap warga bangsa.
Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P4 dapat dianggap sebagai etika sosial dan etika
politik bagi bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila (Achmad Fauzi,
2003).

      Di era sekarang ini, tampaknya kebutuhan akan norma etik untuk kehidupan bernegara
masih perlu bahkan penting untuk ditetapkan. Hal ini terwujud dengan keluarnya ketetapan
MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.

      Etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat ini bertujuan untuk :

1.memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam menjalankan
kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek.

2. menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

3. menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

      Etika kehidupan berbangsa meliputi sebagai berikut:

a. etika sosial dan budaya

b. etika pemerintahan dan politik

4
c. etiaka ekonomi dan bisnis

d. etika penegakan hukum yang berkeadilan

e. etika keilmuan dan disiplin kehidupan

2.3 Pancasila Sebagai Solusi Problem Bangsa, Seperti Korupsi, Kerusakan Lingkungan,
Dekadensi Sosial

Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman. Baik itu budaya, alam,
agama, ras, golongan, adat istiadat dsb. Wilayah negara kita yang tersebar luas, juga banyak
jumlah penduduk yang padat membuat banyak perbedaan itu terasa apalagi dalam
berkehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Namun jangan dikira bahwa
perbedaan itu dapat memecahbelah semangat persatuan dan kesatuan tetapi malah semakin
menciptakan toleransi dan semangat kekeluargaan antar warga negara. Jumlah wilayah yang
cukup luas. Dalam cara pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku memiliki
perbedaan. Ketika terjadi pertentangan antar individu atau masyarakat yang berlatar belakang
suku bangsa yang berbeda, mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah. Itu
menyebabkan pertentangan atau ketidakseimbangan dalam suatu negara. Oleh karena itu,
sangat penting menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan antar warga negara dengan cara
menaati hukum yang belaku, menaati dan menerapkan nilai-nilai dasar pancasila, dan atau
norma-norma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perlu dipahami bahwa
pancasila merupakan dasar negara yang konkret dan mutlak, pancasila digunakan untuk
menyelesaikan segala kasus atau masalah dalam kehidupan karena kita tahu bahwa pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia walaupun ada ideologi yang lebih
baik, pancasila tidak dapat di hapus atau diganti.

1. PANCASILA SEBAGAI SOLUSI DARI PROBLEM KORUPSI

 Situasi negara Indonesia saat ini memprihatinkan. Begitu banyak masalah menimpa
bangsa ini dalam bentuk krisis yang multidimensial. Krisis ekonomi, politik, budaya, sosial,
hankam, pendidikan dan lain-lain, yang sebenernya berhulu pada krisis moral. Moralitas
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan untuk mengatasi segala krisis
yang melanda negara tercinta ini. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka
melalui moralitas pula krisis dapat diatasi. Moralitas individu adalah kesadaran tentang
prinsip baik bersifat ke dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara
berfikir dan bertindak. Seseorang yang mempunyai moralitas individu yang baik akan muncul

5
dalam sikap dan perilaku seperti sopan santu, rendah hari, tidak suka menyakiti orang lain,
toleran, dsb. Moralitas individu ini terakumulasi menjadi moralitas sosial, sehingga akan
tampak perbedaan masyarakat yang bermoral tinggi dan bermoral rendah. Moralitas sosial
juga tercermin dari moralitas individu dalam melihat kenyataan sosial. Bisa jadi sorang yang
moral individunya baik tapi moral sosialnya kurang, hal ini terutama terlihat pada bagaimana
mereka berinteraksi dengan masyarakat yang majemuk. Sikap toleran, suka membantu dsb.
Membangun kesadaran moral anti korupsi berdasarkan pancasila adalah membangun
mentalitas melalui penguatan eksternal dan internal tersebut dalam diri masyarakat. Nilai-
nilai pancasila apabila betul-betul dipahami, dihayati, dan diamalkan tentu mampu
menurunkan angka korupsi, penanaman satu sila saja yaitu sila pertama  apabila bangsa
indonesia menyadari jati dirinya sebagai makluk Tuhan tentu tidak akan mudah menjatuhkan
martabat dirinya ke dalam kehinaan dengan melakukan korupsi. Perbuatan korupsi terjadi
karena hilangnya kontrol diri dan ketidakmampuan untuk menahan diri melakukan kejahatan.

2. PANCASILA SEBAGAI SOLUSI DARI KERUSAKAN LINGKUNGAN


Penjabaran, pengamalan atau aplikasi nilai-nilai Pancasila dalam aspek pembangunan
berwawasan lingkungan tidak bisa dipisahkan, sebab Pancasila merupakan kesatuan yang
bulat dan utuh yang memberikan keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia, bahwa
kebahagiaan hidup akan tercapai jika didasarkan atas keselarasan, keserasian dan
keseimbangan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa maupun
manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia sebagai pribadi, dalam rangka
mencapai kemajuan lahir dan kemajuan batin. Antara manusia, masyarakat dan lingkungan
hidup terdapat hubungan timbal balik, yang harus selalu dibina dan dikembangkan agar dapat
tetap dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan yang dinamis (Koesnadi
Hardjasoemantri, 2000 : 575).
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila ke V yang harus
diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup adalah
sebagai berikut ( Soejadi, 1999 : 88- 90) :
Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain :
1.  Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu
dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil,
Maha Bijaksana dan sebagainya;
2. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah- NYA dan
menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh

6
Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk
yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-
baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan
makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikemanusiaan
yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara lain
sebagai berikut :
1.  Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan sehala hak dan kewajiban
asasinya;
2.  Perlakuan yang adil terhdap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan
terhadap Tuhan;

3.Manusia sebagai makhluk beradab atau berbudaya yang memiliki daya cipta, rasa, karsa
dan keyakinan.

Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari hari dapat diwujudkan
dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk memperoleh lingkungan hidup yang
baik dan sehat; hak setiap orang untuk mendapatkan informasi lingkungan hidup yang
berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk
berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuan
ketentuan hukum yang berlaku dan sebagainya (Koesnadi Hardjasoemantri, 2000 : 558).
Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengamalkan Sila ini,
misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara agar udara yang dihirup bisa tetap
nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar; mengadakan
gerakan penghijauan dan sebagainya.
Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam
hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut :
1.  Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia serta
wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme);
2.  Pengakuan terhadap kebhinekatunggalikaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa
(berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa;
3.  Cinta dan bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme).
Aplikasi atau pengamalan sila ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan
melakukan inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam

7
pengambilan kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan
mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan dalam
pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku manusia
untuk melindungi sumber daya dan lingkungan (Salladien dalam Burhan Bungin dan Laely
Widjajati , 1992 : 156-158).

Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilainilai kerakyatan. Dalam hal ini ada
beberapa hal yang harus dicermati, yakni:

1.Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat;


2. Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat;

3. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai


kedudukan,hak dan kewajiban yang sama;
4. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat oleh wakilwakil rakyat.
Penerapan sila ini bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain (Koesnadi
Hardjasoemantri, 2000 : 560) :
1. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan
tanggung  jawab para pengambil keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup;
2. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan
tanggung jawab masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup;
3. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemitraan masyarakat,
dunia usaha dan pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup.

Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai
keadilan sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain:
1. Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan terutama di bidang politik, ekonomi dan
sosial budaya;
2.  Perwujudan keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;
3.  Keseimbangan antara hak dan kewajiban;
4.  Menghormati hak milik orang lain;

5. Cita-cita masyarakat yang adil dan makmur yang merata material spiritual bagi seluruh
rakyat Indonesia;

8
6. Cinta akan kemajuan dan pembangunan.

PANCASILA SEBAGAI SOLUSI DARI PROBLEM DEKADENSI MORAL


Pancasila adalah dasar negara kita atau juga dikenal sebagai ideologi bangsa merupakan
pedoman pokok dalam mengatur kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara dalam segi
politik, ekonomi, dan sosial. Adapan dicanangkannya pancasila sebagai dasar negara, karena
isinya dianggap sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang memiliki latar belakang
kehidupan yang beraneka ragam. Sebagai makhluk ciptaannya dan menjadi masyarakat
Indonesia khususnya wajib bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa serta menjalankan
perintahnya, itu sesuai dengan sila pertama. Tapi makin kesini makin banyak masyarakat
yang tidak memiliki jiwa pancasila, pancasila hanya sebatas ujaran dbibir saja, tapi tidak
diwujudkan,diamalkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehingga dimana-mana marak
terjadi perkelahian antar pelajar, penggunaan obat-obatan terlarang narkoba,pergaulan bebas.
Itu adalah tanda-tanda dari kemerosotan akhlak bangsa yang sulit untuk diobati karena sila
pertama untuk masyarakat yang demikian hanyalah tulisan belaka tanpa diresapi maknanya.
Kita tahu bahwa manusia terdiri dari jiwa dan raga, diberikan akal oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa, tapi seringkali akal itu dikalahkan oleh nafsu pada diri masing-masing sehingga
terciptanya kebobrokan dalam mental dan moral. Sebenarnya manusia diberikan dua pilihan,
baik atau buruk. Namun jika manusia itu tak memahami dan menjiwai arti dari setiap sila
pancasila itu sendiri, yang terjadi akan seperti demikian.
Pada sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, dari buyinya saja kita harus nya tahu bahwa
kita dituntun untuk saling bersatu membangun negeri Indonesia, dengan cara menunjukan
rasa persatuan itu dengan sifat saling toleran, kompak, gotong royong walaupun di negara
kita ini banyak sekali perbedaan dari mulai perbedaan agama, ras, suku, adat, dan latar
belakang. Akan tetapi sekarang ini bukannya bersatu untuk membangun negeri malainkan
dengan ke tidakpahaman mengenai sila-sila dalam pancasila masyarakat justru banyak yang
bentrok dan lain sebagainya bahkan dari kisruh di masyarakat tersebut yang mengenaskan
adalah terjadinya pembunuhan.
Dengan kondisi seperti ini saya sebagai mahasiswa atau yang bisa dikenal dengan kaum
intelektual merasa prihatin dan miris. Karena dengan mereka berkelakuan demikian, sama
saja mereka tidak memahami dan tidak mengerti nilai-nilai dalam Pancasila. Dan saya
sebagai generasi penerus mempunyai tanggung jawab untuk menjujung tinggi dan mencintai
Pancasila sebagai pandangan hidup saya, karena kelima sila dalam Pancasila itu sendiri

9
sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama dan seyogyanya kitya harus menjadi sarjana
yang berakhlak mulia, karena maju atau tidaknya suatu bangsa ditentukan oleh moral
masyarakat bangsa itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika dibagi
menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan
prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia, sedangkan etika
khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan
manusia (Suseno, 1987).

       Hubungan antara nilai, norma, moral dan etika memang sangat erat sekali dan
kadangkala hal tersebut disamakan begitu saja. Namun sebenarnya hal tersebut memiliki
perbedaan.

      Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagai filsafat hidup bangsa Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu nilai-nilai yang bersifat sistematis. Oleh karena itu sebagai suatu
dasar filsafat maka sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat, hierarkhis dan
sistematis. Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi
manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3.2 Saran

Saran yang dapat kami petik dari materi ini adalah agar seluruh masyarakat mengetahui
seberapa penting Pancasila dan dapat mengamalkan nilai-nilai sila dari pancasila dengan baik
dan benar, serta tidak melecehkan arti penting pancasila.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.zonareferensi.com/pengertian-etika/

http://segallaada.blogspot.com/2015/04/etika-pancasila.html

Kaelan MS. 2002. Pendidikan pancasila.Edisi Reformasi.Yogyakarta : Paradigma.

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/4833/mod_resource/content/1/BAB
%20VI.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai