10747-Article Text-34526-1-10-20180901
10747-Article Text-34526-1-10-20180901
Uji Aktivitas Antibakteri Formula Pasta Gigi Ekstrak Batang Karui (Harrisonia
Perforata Merr.) Terhadap Bakteri Streptococcus Mutans
ABSTRACT
Karui (Harrisonia perforata Merr.) is one of the many species that live in tropical regions
such as Central Sulawesi (Palu) and has antibacterial activity. This research aims to find the
variation effect of karui stem extract (Harrisonia perforata Merr.) in toothpaste towards stability
of physical quality and antibacterial activity bacteria Streptococcus mutans. The concentrations
of karui stem extract 1%, 2%, and 3% in toothpaste tested for antibacterial activity using pitting
method which further tested for statistical analysis "One Way Anova" using SPSS 16.0 software.
The results of the evaluation of toothpaste Karui stem extract F1 (1%), F2 (2%), and F3 (3%)
showed that the test of the organoleptic and homogenity has no significant difference during the
storage time (28 days) but the test at pH, viscosity, and the scatter has significant difference.
The Formula of karui stem ekstract with 3 concentrations F1 (1%), F2 (2%), and F3 (3%)
forming an average diameter of antibacterial inhibitory 6.65 mm; 7.14 mm; and 9.85 mm. The
results of statistical analyzed from toothpaste test diameter inhibitory zone showed an
unsignificant difference.
permukaan gigi (Perry dkk, 2007). Untuk menunjukkan bahwa beberapa tumbuhan
mencegah kerusakan gigi dibutuhkan suatu dapat berperan sebagai zat aktif dalam
zat antiplak dalam pasta gigi yang saat ini mengurangi akumulasi plak pada gigi.
erat kaitannya dengan kandungan fluorida. Salah satu tumbuhan yang banyak
Pasta gigi dengan fluorida tidak cocok dimanfaatkan sebagai sediaan herbal
untuk anak-anak berusia di bawah 4 tahun. adalah Karui (Harrisonia perforata Merr.).
Hal ini juga dipertegas dengan adanya Karui merupakan salah satu jenis
instruksi oleh Badan Pengawasan Obat dan tumbuhan yang banyak hidup di daerah
Makanan (BPOM) untuk menarik seluruh tropis seperti di Sulawesi Tengah (Palu).
produk pasta gigi untuk anak-anak yang Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
masih mengandung fluorida di atas 500 oleh Sadiah (2015) menunjukkan tumbuhan
ppm (Harmely,F. dkk, 2011). Karena karui (Harrisonia perforata Merr.) memiliki
pemakaian pasta gigi yang mengandung daya hamtar terhadap bakteri
fluorida mempunyai efek samping tertentu, Streptococcus mutans. Hal ini mendorong
maka perlu dicari alternatif formula pasta peneliti untuk dapat melanjutkan penelitian
gigi dari bahan alam. ini ketahap formulasi pasta gigi, sehingga
Penambahan herbal pada pasta gigi masyarakat dapat menggunakan tumbuhan
diharapkan dapat menghambat tersebut sebagai antiplak dengan nyaman.
pertumbuhan plak dan mengurangi efek Penelitian ini bertujuan untuk
samping yang ditimbulkan akibat mengetahui stabilitas mutu fisik sediaan
penambahan zat aktif fluorida, hal tersebut pasta gigi ekstrak batang karui selama
berkaitan dengan kemampuan beberapa penyimpanan dan mengetahui aktivitas
jenis herbal yang mampu menghambat antibakteri pasta gigi ekstrak batang karui
pertumbuhan mikroba (Sasmita, 2015). terhadap bakteri Streptococcus mutans.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Ardiansah,E dkk (2014) menyatakan bahwa BAHAN DAN METODE
pada uji Two Way Anova didapatkan hasil Ekstrak batang karui (Harrisonia perforata
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna Merr.), CaCO3 (Kalsium karbonat), gliserin,
antara pasta gigi yang tidak mengandung Natrium Siklamat, mentol, Natrium Lauril
herbal dan pasta gigi dengan tambahan Sulfat, Na CMC, akuades, etanol, Biakan
herbal dalam mengurangi akumulasi plak. murni bakteri Streptococcus mutans,
Hal ini menunjukan bahwa pasta gigi medium MHA (Mueller Hinton Agar), NaCl
dengan tambahan herbal lebih efektif dalam fisiologis 0,9%, Alkohol 70%, akuades steril,
mengurangi akumulasi plak. Hal ini formula pasta gigi ekstrak batang tumbuhan
karui, pasta gigi tanpa ekstrak batang Formulasi pasta gigi ekstrak batang
tumbuhan karui, pasta gigi yang beredar di Karui
pasaran, aluminium foil, dan kapas. Formulasi pasta gigi ekstrak batang karui
dapat dilihat pada tabel 1.
dan pemisahan cairan dari pasta gigi sebanyak 500 mL disterilkan dengan
secara visual. menggunakan autoklaf selama 15 menit,
2) Pengukuran Viskositas pada suhu 1210C dan tekanan 2 atm
Pengukuran viskositas menggunakan (Oswari, 2000).
Viskometer Brookfield pada kecepatan 2. Pembuatan Suspensi Bakteri
2,0 rpm dengan menggunakan spindle Sebanyak 5 mL NaCl fisiologis
nomor 7. dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
3) Pengujian Homogenitas kemudian diambil 1 ose biakan bakteri
Pengujian homogenitas dengan dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
mengambil 0,1 g pasta gigi yang dihomogenkan dengan menggunakan
dioleskan tipis pada kaca objek, ditutup vortex serta disetarakan dengan tingkat
lagi dengan kaca objek lainnya, kekeruhan 0,5 MC Farland 1.
kemudian diamati secara visual. 3. Pembuatan Larutan Uji
4) Pengukuran pH a. Kontrol negatif menggunakan formula
Pengukuran pH menggunakan alat pasta gigi tanpa ekstrak batang
pH meter yang telah dikalibrasi tumbuhan karui diambil sebanyak 10
menggunakan larutan dapar standard g dan dilarutkan dalam 100 mL
pH 4, kemudian stik pH meter aquadest steril.
dimasukkan ke dalam sediaan Pasta gigi b. Pasta gigi dengan konsentrasi ekstrak
selanjutnya dicatat angka yang terlihat. batang karui 1% diambil sebanyak 10
5) Pengukuran Daya Sebar g dan dilarutkan dalam 100 mL
Pengukuruan daya sebar pasta gigi aquadest steril.
dilakukan dengan menimbang 0,5 g c. Pasta gigi dengan konsentrasi ekstrak
diletakkan di atas kaca ukuran 20x20 cm, batang karui 2% diambil sebanyak 10
kemudian ditimpa dengan kaca g dan dilarutkan dalam 100 mL
berikutnya yang selanjutnya digunakan aquadest steril.
pemberat diatasnya hingga bobot d. Pasta gigi dengan konsentrasi ekstrak
mencapai 125 g dan diukur diameternya batang karui 3% diambil sebanyak 10
setelah 1 menit. g dan dilarutkan dalam 100 mL
aquadest steril.
Penyiapan Bakteri Streptococcus e. Pasta gigi yang beredar di pasaran
mutans
diambil sebanyak 10 g dan dilarutkan
1. Pembuatan Medium
dalam 100 mL aquadest steril.
Medium MHA ditimbang sebanyak 19 g
4. Pengujian Aktivitas Antibakteri
kemudian ditambahkan akuades
yang menganggu kualias seperti cahaya, wadah pada penelitian ini berupa pot plastik
kelembaban/kandungan air dan suhu juga diduga ikut mempengaruhi kualitas dari
(Agoes, 2009). Selain itu, penggunaan sediaan pasta gigi.
Berdasarkan hasil analisis statistik standar pasta gigi menurut SNI 21-3542-
One Way Anova pada pH, viskositas dan 1995 yakni dalam range pH 4,5-10,5. Pada
daya sebar terdapat perbedaan yang pemeriksaan viskositas dan daya sebar
bermakna pada sediaan pasta gigi F1, F2, sediaan pasta gigi ekstrak batang karui
dan F3 selama waktu penyimpanan 28 hari. menunjukkan terjadinya peningkatan nilai
Pada pemeriksaan pH yang dapat dilihat viskositas dan penurunan nilai daya sebar
pada Tabel 3 dan Gambar 1 menunjukkan sediaan yang dapat dilihat pada Tabel 3
bahwa ketiga sediaan memenuhi pH dan Gambar 2 untuk viskositas, serta Tabel
3 dan Gambar 3 untuk daya sebar. Dari maka semakin banyak cairan yang
data tabel hasil penelitian dapat disimpulkan terperangkap dalam matriks, sehingga
bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak dapat menurunkan nilai viskositas pasta gigi
mempengaruhi nilai viskositas sediaan (Nursal, F.K., dkk, 2010). Selama waktu
pasta gigi. Hal ini disebabkan adanya penyimpanan 28 hari terjadi peningkatan
interaksi antara polimer-pelarut yang nilai viskositas dan penurunan nilai daya
menyebabkan jarak antar partikel menjadi sebar sediaan pasta gigi, hal ini diduga
kecil dan terbentuk ikatan silang antar karena adanya kontak antara udara dan
molekul, sehingga mengurangi mobilitas sediaan selama proses evaluasi mutu
pelarut. Ekstrak batang karui akan dimana tutup wadah sering terbuka dan
terperangkap pada matriks pasta gigi, tertutup, sehingga kadar air dalam sediaan
dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak menjadi berkurang dan meningkatkan nilai
yang dimasukkan dalam sediaan pasta gigi viskositas sediaan.
9
8
PH
7
6
Hari Hari Hari Hari Hari
ke-1 ke-7 ke-14 ke-21 ke-28
F0 F1 F2 F3
Gambar 5. Hasil uji aktivitas antibakteri kontrol
negatif sediaan pasta gigi
Gambar 1. Grafik hubungan antara pH dan lama
penyimpanan terhadap pasta gigi
Berdasarkan hasil analisis statistik
One Way Anova terhadap diameter zona
100000
hambat sediaan pasta gigi ekstrak batang
50000
karui menunjukkan perbedaan tidak
cPs
0
Hari Hari Hari Hari Hari bermakna pada F1, F2, dan F3. Perbedaan
ke-1 ke-7 ke-14 ke-21 ke-28
tidak bermakna ini dapat dipengaruhi oleh
F0 F1 F2 F3
tingkat viskositas sediaan, dimana nilai
Gambar 2. Grafik hubungan antara viskositas viskositas yang rendah menyebabkan
dan lama penyimpanan terhadap
pasta gigi sediaan menjadi lebih encer sehingga
memudahkan senyawa aktif untuk keluar
10 dari basis pasta gigi menuju ke media
5
dengan baik sehingga daya antibakteri yang
cm
0
terbentuk akan semakin maksimal (Hayu,
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke-
1 7 14 21 28 T.R, 2013). Sehingga formula yang baik
F0 F1 F2 F3 dalam penelitian ini adalah F3 dengan nilai
viskositas yang lebih rendah dibandingkan
Gambar 3. Grafik hubungan antara daya sebar
dan lama penyimpanan terhadap dengan F1 dan F2.
pasta gigi
Penelitian Permatasari, dkk (2014)
menuliskan bahwa tumbuhan Harrisonia
perforata Merr. memiliki kandungan
alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, dan
fenolik dan menurut Cowan (1999) produk-
produk tanaman alkaloid, flavonoid, tannin,
Gambar 4. Hasil uji aktivitas antibakteri pasta dan fenolik merupakan agen antimikroba.
gigi ekstrak batang karui terhadap
bakteri Streptococcus mutans Alkaloid dapat menghambat pertumbuhan
mikroba karena kemampuannya dalam
menginterkalasi diding sel dan DNA.