Suatu perusahaan dapat disebut sebagai Biro Perjalan Wisata apabila kegiatan utama
perusahaan tersebut ditekankan pada perencanaan dan penyelenggaraan perjalanan wisata atau
paket wisata atas inisiatif sendiri dan tanggung jawab sendiri dengan tujuan mengambil keuntungan
dari penyelenggaraan perjalanan tersebut. Namun menurut Oka A. Yoeti, suatu Biro Perjalanan
wisata atau Tour Operator, tidak selalu suatu perusahaan perjalanan, perusahaan tersebut dapat
pula berupa suatu maskapai penerbangan (airlines) yang bertujuan untuk menjual tempat duduk
(seats) pesawatnya. Atau dapat pula berupa suatu hotel yang terletak dalam suatu “tourist resort”,
yang bertujuan untuk menjual kamarnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat terlihat bahwa kegiatan usaha yang diutamakan
oleh Biro Perjalanan Wisata adalah perencanaan perjalanan wisata (tours) yang dikombinasikan
dengan penawaran-penawaran jasa usaha pariwisata lainnya, dan dikemas dalam suatu paket wisata
yang dijual langsung kepada wisatawan ataupun disalurkan melalui travel agent dan apabila paket
wisata tersebut sudah laku terjual, maka Biro Perjalanan Wisata wajib untuk melaksanakan tour
tersebut kepada wisatawan, sesuai dengan tour itinerary yang telah disepakati.
1. Menyusun dan menjual paket wisata luar negeri atas dasar permintaan.
8. Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Biro Perjalanan
Wisata mempromosikan produk atau paket perjalanan wisata ini dengan cara melakukan kunjungan
ke sekolah, universitas, kantor, instansi pemerintah serta masyarakat luas.
Biro Perjalanan Wisata harus berkoordinasi dengan beberapa pihak agar program yang
dibuat dapat berjalan dengan lancar. Pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut:
2. Penginapan/Hotel
Usaha perjalanan membuatuhkan sarana penginapan bagi peserta wisata yang dibuat dan
diselenggarakannya. Selain itu, suatu usaha jasa perjalanan juga dapat memberikan jasa untuk
pelayanan jasa pemesanan kamar hotel oleh konsumen dan akan mendapat komisi sesuai dengan
kesepakatan yang telah dibuat dengan manajemen penginapan/hotel. Dalam SK Menteri Parpostel
No. KM37/PW.304/MPPT-86, disebutkan bahwa Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang
menggunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan
minuman serta jasa lainnya bagi umum dan dikelola secara komersial.
4. Rumah makan/Restaurant
Rumah makan/Restaurant adalah penyedia jasa makan dan minum (meals) dan akan sangat
dibutuhkan karena pada hakikatnya setiap peserta dalam perjalanan wisata harus terjamin
kebutuhan makan dan minumnya.
5. Guide/Pemandu Wisata
Peranan guide sangat penting dalam sebuah perjalanan wisata karena memiliki tugas untuk
menjelaskan setiap hal yang berkaitan dengan perjalanan wisata itu sendiri baik selama di perjalanan
maupun setelah tiba di obyek wisata. Beberapa jenis guide menurut spesialisasi dan lisensi yang
dimiliki: a. Guide berbahasa asing, b. Guide berbahasa Indonesia, c. Lokal guide (guide yang hanya
memiliki lisensi pada sebuah obyek wisata saja)
7. Tour leader
Tour leader adalah pemimpin rombongan yang bertugas untuk mengatur setiap jadwal yang
tercantum dalam itinerary agar perjalanan wisata berjalan lancar tanpa hambatan.
8. Porter
Porter bertugas untuk memindahkan luggage (barang) milik peserta dari satu tempat ke
tempat lain. Biasanya porter dapat dijumpai di Airport, Pelabuhan, Stasiun, Obyek wista maupun di
Terminal bus.
9. Art shop
Art shop adalah penyedia barang oleh-oleh atau cinderamata yang biasanya harus ada
dalam sebuah paket perjalanan wisata. Hal tersebut dimaksudkan agar setiap peserta memiliki
kenang–kenangan yang dapat dibawa pulang kembali ke tempat asal masing-masing setelah
program perjalanan berakhir.
Oka A. Yoeti, 2009, Tours and Travel Management, Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 30