CHRYSOPHYTA
K E L O M P O K 7
Anggota Kelompok
Mochamad Reza Darmawan Kiana Sandra Annisa
230110200094 230110200135
pigmentasinya.
ganggang berdasarkan
Chrysophyta memiliki
zat warna
klorofil A
atau
dan C
Ada yang uniseluler (bersel satu) dan adapula yang multiseluler (bersel banyak). Ganggang yang uniseluler
Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis. Namu adapula yang bersifat
Habitat di wilayah perairan seperti air tawar, air payau maupun air laut dan ada juga yang hidup darat
Sebagian besar Chrysophyta mempunyai flagela untuk bergerak terutama yang memiliki dinding sel. Namun
ada juga yang bersifat amoeboid (bergerak merayap seperti Amoeba) bagi Chrysophyta yang tidak
berdinding sel.
Sebagian besar bersifat mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata telanjang).
air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk Xantophyceae hidup di air
tawar, air laut dan tanah. Chrysophyceae hidupnya di air laut dan air
Xantophyceae
Chrysophyceae
Bacillariophyceae
1. Xantophyceae
Xanthophyceae juga lazim dikenal dengan nama alga hijau – kuning, karena alga ini mempunyai
plastid hijau kekuningan. Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah. Susunan
tubuhnya mempunyai 3 bentuk yaitu berbentuk sel tunggal (contoh: Botrydiopsis), berbentuk filamen
(contoh: Tribonema) dan yang terakhir berbentuk tubular (contoh: Vaucheria). Algae jenis ini mempunyai
klorofil atau yang sering disebut dengan pigmen hijau daun dan xantofil atau pigmen kuning, karena itu
warnanya hijau kekuning-kuningan. Contohnya adalah Vaucheria. Vaucheria tubuhnya tesusun atas
banyak sel yang bebentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan
menyebar yang disebut dengan Coenocytic. Vaucheria tumbuh melekat pada substrat dengan
4. Ordo Mischococcales.
2. Chrysophyceae
Ganggang ini kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel
tunggal (contoh: ochromonas) dan ada yang berbentuk koloni (contoh: synura). Umumnya ganggang ini
tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga
tersusun dari lempengan silicon atau bisa juga dari cakram kalsim karbonat. Ganggang jenis ini
mempunyai alat gerak yang berupa flagella yang tidak sama jumlahnya tiap marga. Cadangan makanan
berupa tepung krisolaminarin. Algae jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan
karoten, klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin, fukoxantin, dan dinixantin.
tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan ada juga yang berbentuk koloni dengan bentuk tubuh
simetri bilateral (Pennales) dan simetri radial (centrales). Terdapat dinding sel yang disebut frustula yang
tesusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup dinamakan epiteka dan juga
sabuk atau singulum. Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi oleh silicon. Cadangan makanan
berupa tepung krisolaminarin. Alat gerak yang berupa flagel yang terdapat pada sperma. Isi sel berinti
tunggal dan berinti diploid. Kelas Bacillariophyceae ini disebut juga kelas diatom.
1. Ordo Pennales
2. Ordo Centrales
Sistem Reproduksi
1. Kelas Chrysophyceae
Perkembangbiakan pada chrysophyceae terjadi secara generative dan vegetatif, yaitu :
A. Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari koloni
B. Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflagel) dan statospora (tipe
spora unik yang ditemukan pada chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora
bersilia tersusun atas dua bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pori
A. Pembentukan Auxospora
Sel induk akan membelah menjadi 2 sel anak, masing – masing sel anak
akan membelah menjadi 2 sel anakan, sel anak makin lama makin
auxospora.
B. Partenogenesis
Sel induk tidak membelah hanya intinya saja yang membelah secara
mitosis ke dua yang pada akhirnya dinding sel pecah dan inti diselubungi
Sel dengan satu inti membelah secara meiosis menjadi dua sel anak dan sel anak
ini akan menjadi membentuk 4 inti, plasma sel memisah dengan masing – masing
dua inti, dua inti pertama mengalami degenerasi. Dua inti yang kedua
D. Konjugasi
Konjugasi anisogami : satu sel dengan satu inti membelah secara meiosis
4 inti yang terdiri dari 2 inti besar dan 2 inti kecil. Inti kecil bergabung dengan
anisogami. Perbedaanya pada ukuran inti hasil pembelahan adalah sama besar.
E. Oogami
Oogami dilakukan oleh sel telut (non motil), gamet jantan (motil) yang
membentuk anteridium.
F. Autogami