Anda di halaman 1dari 14

PLANKTONOLOGI

CHRYSOPHYTA
K E L O M P O K 7
Anggota Kelompok
Mochamad Reza Darmawan Kiana Sandra Annisa
230110200094 230110200135

Farhan Valindra Zidan Fachriza Adya Nugraha


230110200100 230110200138

Muhamad Ghifari Hamda Renita Aulia


230110200130 230110200139
Chrysophyta berasal dari bahasa Yunani yaitu

Chryos yang berarti emas. Chrysophyta adalah satu

Pengertian kelas dari

pigmentasinya.
ganggang berdasarkan

Chrysophyta memiliki
zat warna

klorofil A
atau

dan C

dan klorofil tersebut tersimpan didalam kloroplas yang

berbentuk cakram atau lembaran. Chrysophyta

merupakan ganggang keemasan karena mengandung

pigmen kuning keemasan (chrysos). Pigmen pada

Chrysophyta terdiri dari carotine dan xanthophyl

(kuning) yang keduanya memiliki warna agak

kekuningan, sehingga Chrysophyta ini disebut juga

dengan alga kuning.


Ciri-Ciri
Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.

Ada yang uniseluler (bersel satu) dan adapula yang multiseluler (bersel banyak). Ganggang yang uniseluler

di perairan berperan sebagai komponen fitoplankton.

Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan fotosintesis. Namu adapula yang bersifat

heterotrof dengan menyerap makanan.

Habitat di wilayah perairan seperti air tawar, air payau maupun air laut dan ada juga yang hidup darat

terutama di tempat-tempat yang basah.

Ada yang memiliki dinding sel dan ada yang tidak.

Dinding sel mengandung selulosa, pektin atau silika.

Sebagian besar Chrysophyta mempunyai flagela untuk bergerak terutama yang memiliki dinding sel. Namun

ada juga yang bersifat amoeboid (bergerak merayap seperti Amoeba) bagi Chrysophyta yang tidak

berdinding sel.

Memiliki pigmen karoten, xantofil, klorofil a dan klorofil c.

Sebagian besar bersifat mikroskopis (tidak dapat diamati dengan mata telanjang).

Hidup soliter atau berkoloni.

Menyimpan cadangan makanan dalam bentuk laminarin atau minyak.


Habitat
Chrysophyta biasanya terdapat ditempat-tempat yang basah, air laut,

air tawar dan di tanah yang lembab. Untuk Xantophyceae hidup di air

tawar, air laut dan tanah. Chrysophyceae hidupnya di air laut dan air

tawar. Sedangkan Bacillariopphyceae di air laut, di air tawar ataupun

pada tanah- tanah yang lembab.


Klasifikasi
Klasifikasi Chrysophyta

dibagi menjadi 3 kelas :

Xantophyceae

Chrysophyceae

Bacillariophyceae
1. Xantophyceae
Xanthophyceae juga lazim dikenal dengan nama alga hijau – kuning, karena alga ini mempunyai

plastid hijau kekuningan. Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah. Susunan

tubuhnya mempunyai 3 bentuk yaitu berbentuk sel tunggal (contoh: Botrydiopsis), berbentuk filamen

(contoh: Tribonema) dan yang terakhir berbentuk tubular (contoh: Vaucheria). Algae jenis ini mempunyai

klorofil atau yang sering disebut dengan pigmen hijau daun dan xantofil atau pigmen kuning, karena itu

warnanya hijau kekuning-kuningan. Contohnya adalah Vaucheria. Vaucheria tubuhnya tesusun atas

banyak sel yang bebentuk benang, bercabang tapi tidak bersekat. Filamen mempunyai banyak inti dan

menyebar yang disebut dengan Coenocytic. Vaucheria tumbuh melekat pada substrat dengan

menggunakan alat yang berbentuk akar.

Xantophyceae dibagi menjadi 7 ordo :

1. Ordo Chloramoebales. 5. Ordo Rhizochloridales.

2. Ordo Eustigmatophyceae. 6. Ordo Tribonematales.

3. Ordo Heterogloeales. 7. Ordo Vaucheriales.

4. Ordo Mischococcales.
2. Chrysophyceae
Ganggang ini kebanyakan hidup di air laut atau air tawar. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel

tunggal (contoh: ochromonas) dan ada yang berbentuk koloni (contoh: synura). Umumnya ganggang ini

tidak mempunyai dinding sel. Bila mempunyai dinding sel, biasanya terdiri dari lorika atau bisa juga

tersusun dari lempengan silicon atau bisa juga dari cakram kalsim karbonat. Ganggang jenis ini

mempunyai alat gerak yang berupa flagella yang tidak sama jumlahnya tiap marga. Cadangan makanan

berupa tepung krisolaminarin. Algae jenis ini mempunyai pigmen keemasan yang sering disebut dengan

karoten, klorofil a, b, dan c, beta karoten, xantofil berupa lutein, dindinoxantin, fukoxantin, dan dinixantin.

Chrysophyceae dibagi menjadi 10 ordo :

1. Ordo Chromalinales 6. Ordo Chrysosphaerales

2. Ordo Chromulinales 7. Ordo Dictyochales

3. Ordo Chrysamoebidales 8. Ordo Synurales

4. Ordo Chrysapiales 9. Ordo Phaeothamniales

5. Ordo Chrysocapsales 10. Ordo Thallochrysidales


3. Bacillariophyceae
Ganggang ini banyak ditemukan hidup di air tawar, air laut dan tanah-tanah yang lembab. Susunan

tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal dan ada juga yang berbentuk koloni dengan bentuk tubuh

simetri bilateral (Pennales) dan simetri radial (centrales). Terdapat dinding sel yang disebut frustula yang

tesusun dari bagian dasar yang dinamakan hipoteka dan bagian tutup dinamakan epiteka dan juga

sabuk atau singulum. Frustula ini tersusun oleh zat pectin yang dilapisi oleh silicon. Cadangan makanan

berupa tepung krisolaminarin. Alat gerak yang berupa flagel yang terdapat pada sperma. Isi sel berinti

tunggal dan berinti diploid. Kelas Bacillariophyceae ini disebut juga kelas diatom.

Menurut bentuknya, Bacillariophyceae dibagi menjadi 2 ordo :

1. Ordo Pennales

2. Ordo Centrales
Sistem Reproduksi

1. Kelas Chrysophyceae
Perkembangbiakan pada chrysophyceae terjadi secara generative dan vegetatif, yaitu :

A. Koloni memisah menjadi 2 atau lebih (sel tunggal melepaskan diri dari koloni

kemudian membentuk koloni baru).

B. Sporik dengan membentuk 2 oospora (untuk sel yang tidak berflagel) dan statospora (tipe

spora unik yang ditemukan pada chrysophyta, dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora

bersilia tersusun atas dua bagian yang saling tumpang tindih, mempunyai lubang atau pori

ditutupi oleh sumbat yang mengandung gelatin).


2. Kelas Bacillariophyceae
Secara vegetatif, dengan pembelahan sel. Secara gametik, dengan

membentuk auxospora, dengan cara : Partenogenesis, pedogami, konjugasi

isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.

A. Pembentukan Auxospora

Sel induk akan membelah menjadi 2 sel anak, masing – masing sel anak

akan membelah menjadi 2 sel anakan, sel anak makin lama makin

mengecil. Sel anak anak lama kelamaan menjadi besar membentuk

auxospora.

B. Partenogenesis

Sel induk tidak membelah hanya intinya saja yang membelah secara

mitosis, diawali dari mitosis pertama. Kemudian inti melebur, dilanjutkan

mitosis ke dua yang pada akhirnya dinding sel pecah dan inti diselubungi

lendir dan membentuk dinding baru (auxospora).


C. Pedogami

Sel dengan satu inti membelah secara meiosis menjadi dua sel anak dan sel anak

ini akan menjadi membentuk 4 inti, plasma sel memisah dengan masing – masing

dua inti, dua inti pertama mengalami degenerasi. Dua inti yang kedua

mengadakan penggabungan (perkawinan anak), membentuk auxospora.

D. Konjugasi

Konjugasi anisogami : satu sel dengan satu inti membelah secara meiosis

membentuk menjadi 4 inti. 2 inti mengalami degenerasi dan 2 inti bersifat

fungsional. 2 inti yang fungsional mengadakan pembelahan sel lagi membentuk

4 inti yang terdiri dari 2 inti besar dan 2 inti kecil. Inti kecil bergabung dengan

inti kecil (auxospora).

Konjugasi isogami : pada prinsipnya proses konjugasi isogami sama dengan

anisogami. Perbedaanya pada ukuran inti hasil pembelahan adalah sama besar.
E. Oogami

Oogami dilakukan oleh sel telut (non motil), gamet jantan (motil) yang

mendatangi gamet betina (sel telur), mengadakan pembelahan meiosis dan

membentuk anteridium.

F. Autogami

Inti sel membelah secara mitosis menjadi 2 inti, dilanjutkan dengan

pembelahan meiosis membentuk 4 inti, 2 inti mengalami degenerasi dan 2

inti bergabung membentuk auxospora.


Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang

(ganggang keemasan) berperan untuk pembuatan plastik

kosmetik dan tekstil.

Peranan Chrysophyta merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan;

Chrysophyta plankton hewan disebut zooplankton) yang berfungsi

sebagai makanan ikan.

Chrysophyta merupakan produsen primer, yaitu sebagai

penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan

air seperti ikan, udang dan serangga air.

Anda mungkin juga menyukai