DOSEN PENGAMPU
HUSNUL KHOTIMAH, M. Pd. I
DISUSUN OLEH:
Yayang Kharisma Putri (932203618)
Diawati Sri Nur Indah (932206018)
Eviana Dewi Yunitamara (932206918)
Kelas B
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................ 3
A. LATAR BELAKANG...................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.............................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................. 4
A. PENDEKATAN FILOSOFIS....................................... 4
B. PENDEKATAN HISTORIS .........................................6
C. PENDEKATAN PSIKOLOGIS....................................7
D. PENDEKATAN IDEOLOGIS KOMPREHENSIF...... 8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW hadir
sebagai agama penyempurnadari agama terdahulu. Namun dewasa ini, di
dunia yang serba modern, Islam sedang menghadapi tantangan dari
kehidupan dunia dan budaya modern. Studi keislaman menjadi sangat
penting. Studi Islam dituntut untuk membuka diri terhadap masuknya
budaya – budaya modern. Maka dari itu, digunakan pendekatan-
pendekatan yang bersifat objektif dan rasional.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendekatan Filosofis dalam Studi Islam?
2. Bagaimana Pendekatan Historis dalam Studi Islam?
3. Bagaimana Pendekatan Psikologis dalam Studi Islam?
4. Bagaimana Pendekatan Ideologis Komprehensif dalam Studi Islam?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti
cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian
filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah.1 Terhadap pengertian
seperti ini al-syaibani mengatakan filsafat bukanlah hikmah itu sendiri,
akan tetapi cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya,
memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sifat positif terhadapnya.
Selanjutnya Al-syaibani menambahkan filsafat dapat pula berarti mencari
hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha
menafsirkan pengalaman – pengalaman manusia.2
3
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Mizan, 2008), hlm. 17
4
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2007), hlm.
12
5
Karen Amstrong, A History of God: 4.000 Year Quest of Judaism, Christianity and Islam terj.
Zaimul Am Sejarah Tuhan, Kisah 4.000 Tahun Pencarian Tuhan dalam Agama-agama Manusia,
(Bandung: Mizan, 2012), hlm. 266
tetapi sumbernya berbeda. Kebenaran agama bersumber dari Tuhan yang
dimanifestasikan dalam kitab suci melalui utusan-Nya. Dasar pembenaran
agama adalah keyakinan. Sementara itu kebenaran filsafat bersumber dari
manusia melalui akal, sehingga ukuran benar-salah tergantung pada akal.
Perbedaan tersebut akhirnya menimbulkan konflik antara agama dan
filsafat.6
6
Murtadha Muthahhari, Perspektif al-Quran tentang Manusia dan Agama, (Bandung: Mizan,
1992), hlm. 72.
7
Abdul Munir Mulkhan, Islam Sejati K.H. Ahmad Dahlan dan Petani Muhammadiyah, (Jakarta:
Serambi, 2005), hlm. 109.
8
W. Poespoprodjo, Logika Sientifika Pengantar Dialektika dan Ilmu, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1985), hlm. 47
wahyu diperlukan alat bantu agar bisa dipahami secara logis. Berdasarkan
konsep ini kemudian muncul istilah tafsir, ta`wil, qiyas, dan sebagainya
yang kalau ditelusuri bersumber dari filsafat. Filsafat diperlukan untuk
memahami agama sehingga ada usaha kompromi antara agama dan
filsafat. Bahkan ada yang menganggap pentingnya filsafat untuk
memahami agama sehingga wajib hukumnya mempelajari filsafat atau
setidaknya sangat dianjurkan.9
9
Murtadha Muthahhari, Pengantar Epistemologi Islam: Sebuah Pemetaan dan Kritik
Epistemologi Islam atas Paradigma Pengetahuan Ilmiah dan Relevansi Pandangan Dunia,
(Jakarta: Sadhra Press, 2010)
10
Taufik Abdullah (ED), Sejarah dan Masyarakat,(Jakarta : Pustaka Firdaus, 1987), hlm. 105
11
Kuntowijoyo, Paradigma Islam interpretasi untuk aksi, (Bandung : Mizan, 1991), cet. I, hlm.
328
6
zhalimun (para tiran), aghniya (orang kaya), mustakbirun (penguasa),
mufasidun (koruptor-koruptor) dan sebagainya.
Psikologi terdiri dari kata “psyche”, yang berarti jiwa dan kata
“logos” yang berarti ilmu pengetahuan., akar kata ini berasal dari bahasa
Yunani. Secara harfiah psikologi diartikan dengan ilmu jiwa (Wirawan,
1982).12 Sedangkan pengertian psikologi secara istilah adalah ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya,
prosesnya, maunpun latar belakangnya (Ahmadi, 2003).13 Lehay
memberikan definisi “psychology is the scientific of behavior and mental
processes” psikologi adalah kajian ilmiah tentang tingkah laku dan proses
mental (Lehay, 2003).14
12
Wirawan, S , Pengantar Ilmu Psikologi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1982)
13
Ahmadi, A, Psikologi Umum, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003)
14
Lehay, B.B, Psychology An Introduction, (New York : Mc Graw Hill, 2003)
15
Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1987), Cet. I, hlm. 76
7
Berhubungan dengan kajian studi islam teori-teori psikologi
digunakan untuk menjelaskan lahiriyah orang beragama. Yang termasuk
gejala-gejala kejiwaan yang berkaitan dengan agama seperti sikap orang
beriman dan bertaqwa, orang yang berbuat baik, orang yang jujur dan
sebagainya. Melalui teori-teori psikologi akan mudah diketahui tingkat
keagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkan seseorang. Selain itu
psikologi juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan kedalam
jiwa seseorang sesuai tingkat usianya. Dengan demikian pendekatan
psikologi dalam studi agama digunakan sebagai alat untuk menjelaskan
gejala atau sikap keagamaan seseorang.
Pendekatan ini bermula dari realita ajaran Islam itu sendiri secara
objektif, tidak terpengaruh pandangan subjektif keilmuwan Barat. Islam
adalah agama (ad-din) yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah,
dengan dirinya sendiri dan dengan sesamanya.
8
3. Peraturan (sistem) yang menyangkut hubungan dengan orang lain, seperti
masalah bisnis-perdagangan, pendidikan, sosial- masyarakat,
pemerintahan, politik, sanksi hukum-peradilan dan lain-lain.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Widagdho, Djoko. Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Alamiah Dasar dan Ilmu Sosial
Dasar. Semarang : Anugerah Ilmu, 2005.
Asy-Syaibany, Muhammad Athaumy. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Al
Ma`arif, 1992.
Tafsir, Ahmad. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Mizan, 2008.
Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2007
Amstrong, Karen. A History of God: 4.000 Year Quest of Judaism, Christianity
and Islam terj. Zaimul Am Sejarah Tuhan, Kisah 4.000 Tahun Pencarian Tuhan
dalam Agama-agama Manusia. Bandung: Mizan, 2012.
Muthahhari, Murtadha. Perspektif al-Quran tentang Manusia dan Agama.
Bandung: Mizan, 1992.
Mulkhan, Abdul Munir, Islam Sejati K.H. Ahmad Dahlan dan Petani
Muhammadiyah. Jakarta: Serambi, 2005.
W. Poespoprodjo. Logika Sientifika Pengantar Dialektika dan Ilmu. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1985.
Muthahhari, Murtadha. Pengantar Epistemologi Islam: Sebuah Pemetaan dan
Kritik Epistemologi Islam atas Paradigma Pengetahuan Ilmiah dan Relevansi
Pandangan Dunia. Jakarta: Sadhra Press, 2010.
Taufik Abdullah (ED), Sejarah dan Masyarakat. Jakarta : Pustaka Firdaus, 1987.
Kuntowijoyo, Paradigma Islam interpretasi untuk aksi. Bandung : Mizan, 1991.
Wirawan, S , Pengantar Ilmu Psikologi, Jakarta : Bulan Bintang, 1982.
Ahmadi, A, Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta, 2003.
Lehay, B.B, Psychology An Introduction. New York : Mc Graw Hill, 2003.
Daradjat, Zakiyah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang, 1987.
Prasetiadi, Yan S, 2013. Makalah: Telaah Kritis Berbagai Pendekatan Studi
Islam.Purwakarta: Ukhuwah Islamiyyah Institute (UISI).