Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Kedokteran Hewan Andriyanto, dkk

ISSN : 1978-225X

EFEK PEMBERIAN HORMON PREGNANT MARE’S SERUM


GONADOTROPIN (PMSG) SEBELUM KAWIN TERHADAP
GAMBARAN DARAH MERAH INDUK DOMBA
SELAMA PERIODE KEBUNTINGAN
The Effect of Pregnant Mare’s Serum Gonadotropin (PMSG) Administration Prior to
Mating on Red Blood Cell Parameters of Ewes During Pregnancy

Andriyanto1, Ridi Arif1, Muhammad Darjat Darulfalah1, Ganjar Maulana Nugraha1,


Nastiti Kusomorini1, Hera Maheshwari1, dan Wasmen Manalu1
1
Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor
E-mail: ayanvet@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian hormon PMSG sebelum kawin terhadap gambaran darah merah induk domba
bunting. Sebanyak 14 ekor induk domba bunting dengan kisaran bobot badan antara 20-25 kg dikelompokkan ke dalam dua kelompok,
masing-masing terdiri atas 7 ekor domba. Perlakuan pertama terdiri atas induk domba bunting hasil perkawinan alami tanpa diberikan
hormon PMSG (P0) dan perlakuan kedua terdiri atas induk domba bunting yang diberikan 125 IU PMSG (PG 600, Intervet, Holland)
sebelum dikawinkan (P1). Sebelum diberikan hormon PMSG, domba penelitian diserentakkan berahinya dengan menyuntikkan 10 mg/ekor
prostaglandin (PGF2α, LutalyseTM, Pharmacia & Upjohn Company, Pfizer Inc.) sebanyak dua kali dengan interval sebelas hari. Penyuntikan
hormon PMSG dilakukan bersamaan dengan penyuntikan hormon PGF2α yang kedua. Domba betina yang estrus dikawinkan secara alami
dengan pejantan yang telah diseleksi. Pada hari ke-30 setelah dikawinkan, dilakukan pemeriksaan kebuntingan dan jumlah fetus dengan
menggunakan ultrasonografi (USG). Sampel darah untuk pemeriksaan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit
diambil pada periode kebuntingan bulan ke-1, 2, 3, 4, dan 5. Perlakuan hormon PMSG sebelum perkawinan meningkatkan jumlah sel darah
merah, nilai hematokrit, dan kadar hemoglobin induk domba bunting. Peningkatan jumlah sel darah merah, nilai hematokrit, dan kadar
hemoglobin terjadi pada periode awal kebuntingan dan menurun pada akhir masa kebuntingan.
_________________________________________________________________________________________________________________
Kata kunci: PMSG, sel darah merah, hematokrit, hemoglobin

ABSTRACT
This research aim to find out the effect of PMSG administration prior mating on erythrocytes profile of pregnant ewes. In this research
14 pregnant ewes with body weight of 20-25 kg were divided into two groups, 7 ewes each. Group I were ewes from natural mating, without
PMSG administration (P0), Group II were ewes administered with PMSG 125 IU (PG 600, Intervet, Holland) before mated (P1). Ewes were
estrous synchronized by 10 mg PGF2α injection twice with the interval of 11 day before the administration of PMSG. The injection of PMSG
and the second dose of PGF2α were carried out concurrently. Estrous ewes mated with selected male naturally. On day 30 after mated,
samples were examined for the pregnancy and the amount of fetus using USG. Blood samples were collected and hematocrit level on
pregnancy period of 1, 2, 3, 4, and 5 months. PMSG treatment before mated increased the amount of red blood cells, hematocrit, and
hemoglobin level occurs on the preliminary period of pregnancy and decreased on the end period of pregnancy.
_________________________________________________________________________________________________________________
Key words: hormone, PMSG, red blood cell, hematocrit, hemoglobin

PENDAHULUAN dihasilkan yang diindikasikan dengan peningkatan bobot


lahir (Manalu dan Sumaryadi, 1998a). Pemberian hormon
Pemberian hormon pregnant mare’s serum PMSG sebelum perkawinan juga mampu menstimulasi
gonadotropin (PMSG) telah terbukti mampu peningkatan tumbuh kembang kelenjar ambing sejak
meningkatkan produksi susu induk dan memperbaiki periode awal kebuntingan (Manalu dan Sumaryadi,
kualitas bakalan domba (Manalu dan Sumaryadi, 1998a; 1998b) yang pada akhirnya meningkatkan produksi susu
Manalu et al., 2000), kambing peranakan Ettawah pada periode laktasi (Manalu et al., 2000). Peningkatan
(Adriani et al., 2004; Adriani et al., 2007; Andriyanto dan produksi susu digunakan untuk memenuhi kebutuhan susu
Manalu, 2011), babi (Mege et al., 2007), serta sapi terhadap anak sehingga dapat melewati periode prasapih
(Sudjadmogo et al., 2001) yang dihasikan. Perbaikan dan memiliki bobot sapih yang lebih baik (Adriani et al.,
kualitas bakalan yang dihasilkan merupakan efek dari 2007; Andriyanto dan Manalu, 2011).
pemberian hormon PMSG yang meningkatkan jumlah Selain meningkatkan sekresi hormon kebuntingan,
folikel yang berovulasi dan korpus luteum (CL) dan pemberian hormon PMSG (superovulasi) dilaporkan
sekresi hormon kebuntingan, yaitu estrogen dan mampu meningkatkan jumlah ovulasi (Adriani et al.,
progesteron (Manalu et al., 1998). Hormon estrogen dan 2004). Hasil penelitian superovulasi pada domba,
progesteron berperan menentukan optimasi tumbuh kambing, dan babi dengan menggunakan hormon PMSG
kembang embrional dan fetus sejak di dalam kandungan menunjukkan peningkatan sekresi hormon kebuntingan,
(Manalu dan Sumaryadi, 1998b). Optimasi tumbuh bobot lahir, jumlah anak sekelahiran (litter size),
kembang fetus akan meningkatkan kualitas anak yang produksi susu, dan bobot sapih (Manalu et al., 2000;

1
Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 7 No. 1, Maret 2013

Mege et al., 2007; Andriyanto dan Manalu, 2011). kadar hemoglobin, dan nilai hematokritnya.
Superovulasi dengan menggunakan hormon PMSG juga Penghitungan jumlah sel darah merah dilakukan secara
meningkatkan hormon tiroid (T3 dan T4), glukosa, dan manual dengan metode hemositometer, sedangkan
trigliserida darah yang merupakan indikator peningkatan penghitungan nilai hematokrit dilakukan mengguna-
laju metabolisme tubuh (Mege et al., 2007). Peningkatan kan Adam microhematocrit reader. Pengukuran nilai
laju metabolisme biasanya diikuti dengan perubahan hemoglobin dilakukan dengan menggunakan metode
gambaran darah merah. Oleh karena itu, penelitian ini Sahli. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis
dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian sidik ragam.
hormon PMSG sebelum perkawinan terhadap gambaran
darah merah induk domba bunting. HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE Semua domba yang digunakan dalam penelitian ini
berhasil bunting. Pada kelompok P0, sebanyak 3 ekor
Sebanyak 14 ekor induk domba bunting dengan memiliki litter size 1 dan 4 ekor memiliki litter size 2
kisaran bobot badan antara 20-25 kg dikelompokkan ke sedangkan pada P1, sebanyak 5 ekor domba memiliki
dalam dua kelompok, masing-masing terdiri atas tujuh litter size 2 dan 2 ekor memiliki litter size 3. Hasil
ekor domba. Perlakuan pertama terdiri atas induk penghitungan jumlah sel darah merah induk domba
domba bunting hasil perkawinan alami tanpa diberikan bunting kembar pada kelompok P1 memiliki pola
hormon PMSG (P0) dan perlakuan kedua terdiri atas kenaikan jumlah sel darah merah selama periode
induk domba bunting yang diberikan 125 IU PMSG kebuntingan seperti yang disajikan pada Tabel 1. Jumlah
(PG 600, Intervet, Holland) sebelum dikawinkan (P1). sel darah merah selama kebuntingan pada kelompok P1
Sebelum diberikan perlakuan, domba penelitian lebih tinggi dibanding dengan kelompok P0. Nilai
diaklimatisasi selama dua minggu. Pada tahap ini, hematokrit induk domba bunting pada kelompok P1
domba penelitian diberikan obat cacing (albendazol), memiliki pola kenaikan hematokrit pada awal
vitamin B kompleks, dan antibiotik. Pemberian kebutingan dan menurun pada akhir kebuntingan seperti
albendazol dan antibiotik bertujuan agar domba yang disajikan pada Tabel 2. Pola kadar hemoglobin
penelitian terbebas dari infeksi cacing dan bakteri. Hal pada semua domba memiliki pola yang hampir sama
ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan akibat dengan kenaikan jumlah sel darah merah. Secara umum,
infeksi parasit dan bakteri. Vitamin B kompleks pola kenaikan kadar hemoglobin terjadi pada periode
diberikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan awal kebuntingan dan menurun pada akhir periode
mengoptimalkan kondisi tubuh domba. kebuntingan seperti yang disajikan pada Tabel 3.
Kandang yang digunakan dalam penelitian ini Sejak awal kebuntingan, induk domba yang
adalah kandang kelompok tipe panggung dengan diberikan hormon PMSG sebelum perkawinan memiliki
ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Pakan sekresi hormon kebuntingan (estrogen dan progesteron)
diberikan tiga kali sehari yakni pagi, siang, dan sore. yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan induk domba
Pakan yang diberikan ialah rumput dan umbi singkong. kontrol (Manalu dan Sumaryadi, 1998a; Manalu et al.,
Rumput diberikan pada pagi dan sore hari sedangkan 2000). Induk-induk yang diberikan hormon PMSG
umbi singkong diberikan pada siang hari. Air minum sebelum perkawinan dilaporkan memiliki jumlah
tersedia secara ad libitum. hormon tiroid (T3 dan T4), glukosa, dan trigliserida yang
Sebelum diberikan hormon PMSG, domba penelitian lebih tinggi (Mege et al., 2007). Peningkatan sekresi
diserentakkan berahinya dengan menyuntikkan 10 hormon kebuntingan, hormon tiroid, glukosa, dan
mg/ekor prostaglandin (PGF2α, LutalyseTM, Pharmacia & trigliserida mengindikasikan tingginya metabolisme
Upjohn Company, Pfizer Inc.) sebanyak dua kali dengan yang terjadi pada induk domba bunting kembar yang
interval sebelas hari. Penyuntikan hormon PMSG diberikan hormon PMSG sebelum perkawinan. Oleh
dilakukan bersamaan dengan penyuntikan hormon PGF2α karena itu, mekanisme hemostasis tubuh akan
yang kedua. Pemberian PGF2α dimaksudkan untuk mengimbangi peningkatan metabolisme tersebut dengan
melisiskan CL sehingga semua domba mempunyai siklus meningkatkan pembentukan sel darah merah (Guyton
estrus yang sama sedangkan pemberian hormon PMSG dan Hall, 1997) untuk mengangkut nutrisi yang
bertujuan memperoleh efek superovulasi sebelum dibutuhkan tubuh, memenuhi kebutuhan oksigen tubuh,
perkawinan. Kemudian, 24-36 jam setelah pemberian dan membuang karbondioksida ke luar dari tubuh. Sel
PMSG, domba menunjukkan gejala estrus. Domba betina darah merah mempunyai tiga fungsi penting, yaitu
yang estrus dikawinkan secara alami dengan pejantan transportasi oksigen ke jaringan, transportasi
yang telah diseleksi. Pada hari ke-30 setelah dikawinkan, karbondioksida ke paru-paru, dan sebagai penyangga
dilakukan pemeriksaan kebuntingan dan jumlah fetus atau bufer ion hidrogen (Meyer dan Harvey, 2004).
dengan menggunakan ultrasonografi (USG). Hematokrit merupakan nilai yang menunjukkan
Sampel darah diambil pada periode kebuntingan fraksi sel darah merah di dalam darah (Cunningham,
bulan ke-1, 2, 3, 4, dan 5. Sampel darah diambil dari 1997). Nilai hematokrit yang diperoleh pada semua
vena jugularis dan ditampung pada tabung reaksi yang perlakuan masih lebih kecil jika dibandingkan dengan
telah diberi antikoagulan ethylenediaminetetraacetic laporan Kozat et al. (2003) dan Kozat et al. (2006)
acid (EDTA) untuk diamati jumlah sel darah merah, yang melaporkan nilai hematokrit pada domba yang

2
Jurnal Kedokteran Hewan Andriyanto, dkk

tidak bunting dan domba bunting masing-masing Fungsi utama hemoglobin ialah untuk mengangkut
adalah ialah 34±3 dan 28,60±1,4%. Secara fisiologis, oksigen dan karbondioksida di dalam darah
nilai hematokrit pada hewan bunting selalu lebih (Cunningham, 1997). Kadar hemoglobin yang
rendah dibandingkan dengan kondisi ketika tidak diperoleh dalam penelitian ini memiliki nilai lebih
bunting. Hal tersebut dikarenakan adanya retensi cairan tinggi jika dibandingkan dengan kadar hemoglobin
yang menyebabkan kenaikan volume plasma darah. yang dilaporkan Kozat et al. (2003), yaitu sebesar
Selain volume plasma darah, total air tubuh juga 12,2±0,7 g% pada domba tidak bunting dan sebesar
meningkat, termasuk air ekstraseluler (Podymow et al., 12,3±0,58 g% pada domba bunting. Kadar hemoglobin
2010). Kenaikan volume plasma darah pada pada domba yang bunting dan tidak bunting tidak
kebuntingan kembar jauh lebih tinggi dibandingkan mengalami perubahan yang signifikan (Kozat et al.,
pada kebuntingan tunggal (Berghella, 2007). Kenaikan 2006). Kadar hemoglobin yang cenderung stabil selama
plasma darah di dalam tubuh menyebabkan proses kebuntingan memberikan banyak manfaat.
pengenceran darah atau dikenal dengan hemodilusi Kadar hemoglobin yang stabil menjaga dan mencegah
yang menyebabkan turunnya nilai hematokrit. Keadaan penurunan kadar oksigen dalam darah. Proses difusi
hemodilusi memberikan manfaat mengurangi viskositas oksigen dari darah induk ke darah fetus bergantung
darah yang meningkatkan aliran darah pada pembuluh pada perbedaan tekanan oksigen antara darah induk dan
darah kapiler (Guyton dan Hall, 1997). fetus (Guyton dan Hall, 1997).

Tabel 1. Jumlah sel darah merah (106/mm3) induk domba bunting kontrol dan kelompok induk domba bunting yang diberikan
hormon PMSG sebelum perkawinan
Kontrol (P1) Pemberian hormon PMSG sebelum perkawinan (P2)
Bulan Induk beranak 1 Induk beranak 2 Induk beranak 2 Induk beranak 3
n=3 n=4 n=5 n=2
1 10,67±0,73Aa 12,21±1,97Aab 13,83±1,22Ab 13,86±0,48Ab
2 11,39±0,46Aa 12,56±1,90 Aab 14,85±1,10 Ab 14,07±0,2Ab
3 11,32±0,17Aa 12,90±1,99 Aab 15,40±0,86 Ab 14,26±0,37 Ab
Aa Aa Ab
4 11,34±0,36 12,00±1,82 15,23±0,48 13,73±0,29Aa
5 11,29±0,93Aa 11,82±1,29Aa 15,05±0,13 Ab 13,89±0,06Aa
Aa, Ab, Aab
Huruf kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Huruf kecil yang berbeda pada baris yang
sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).

Tabel 2. Nilai hematokrit (%) induk domba bunting kontrol dan kelompok induk domba bunting yang diberikan hormon PMSG
sebelum perkawinan
Kontrol (P1) Pemberian hormon PMSG sebelum perkawinan (P2)
Bulan Induk beranak 1 Induk beranak 2 Induk beranak 2 Induk beranak 3
n=3 n=4 n=5 n=2
1 22,06±0,81Aa 24,94±2,03Aab 25,80±0,46Abc 26,64±0,09Ac
2 21,14±1,09Aa 25,48±1,88Abc 27,00±0,92Ac 27,89±0,05Bc
Aa Abc Abc
3 21,72±1,01 24,50±1,64 26,93±0,96 27,43±0,70Abbc
4 21,71±0,80Aa 23,46±1,63Aa 26,78±0,60Ab 26,67±0,09Ab
Aa Aa Ab
5 21,52±0,88 24,12±1,50 26,58±0,45 26,84±0,13Ab
Aa, Ab, Ac, Aab, Abc, Abbc
Huruf kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Huruf kecil yang berbeda pada
baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).

Tabel 3. Kadar hemoglobin (g%) induk domba bunting kontrol dan kelompok induk domba bunting yang diberikan hormon
PMSG sebelum perkawinan
Kontrol (P1) Pemberian hormon PMSG sebelum perkawinan (P2)
Bulan Induk beranak 1 Induk beranak 2 Induk beranak 2 Induk beranak 3
n=3 n=4 n=5 n=2
1 12,23±0,29Aa 13,24±1,38Aab 13,48±0,51Ab 15,13±0,86Ac
2 11,58±0,28Aa 13,76±1,11Ab 14,15±0,44Ab 15,36±0,22Ac
Aa Aab Ab
3 12,06±0,40 13,74±1,82 14,53±0,53 14,83±0,15Ab
4 11,27±0,89Aa 13,22±1,04Aab 14,73±0,49Ab 14,72±0,70Ab
5 11,59±0,13Aa 13,30±1,33Ab 14,50±0,65Ab 14,39±0,47Ab
Aa, Ab, Ac, Aab
Huruf kapital yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). Huruf kecil yang berbeda pada baris
yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05).

3
Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 7 No. 1, Maret 2013

Peningkatan jumlah sel darah merah, hematokrit, Andriyanto and W. Manalu. 2011. Increased goat productivity
through the improvement of endogenous secretion of pregnant
dan hemoglobin pada kelompok domba bunting kembar
hormones by using follicle stimulating hormone. J. Anim.
yang diberi hormon PMSG sebelum perkawinan lebih Product. 9(2):89-93.
tinggi dibandingkan kelompok kontrol, menunjukkan Berghella, V. 2007. Obstetric Evidence Based Guidelines. Informa
bahwa peningkatan sekresi hormon kebuntingan dan Healthcare, London.
Cunningham, J.D. 1997. Text Book of Veterinary Physiology. WB
peningkatan laju metabolisme pada kelompok induk
Saunders Company, Philadelphia.
domba yang disuperovulasi mampu diimbangi oleh Guyton, A.C. and J.E. Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. EGC,
respons hemostasis pembentukan butir darah merah. Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Kelompok domba bunting hasil superovulasi pada litter Kozat, S., N. YŸksek, N. AltuÛ, and A.T.Z. ÛaoÛlu. 2003. Studies
on the effect of iron (Fe) preparation in addition to babesiosis
size yang sama memiliki jumlah sel darah merah,
treatment on the hematological and some mineral levels in sheep
hematokrit, dan hemoglobin yang lebih tinggi naturally infected with Babesia ovis. YYU. Vet. Fak. Derg.
dibandingkan domba kontrol. Hal ini mengindikasikan 14(2):18-21.
bahwa peningkatan sekresi hormon kebuntingan pada Kozat, S., N. YŸksek, G.O.Z. Yasar, and K. Ihsan. 2006.
Serum iron, total iron-binding capacity, unbound iron-
kelompok domba yang diberikan hormon PMSG
binding capacity, transferin saturation, serum copper, and
sebelum kawin diduga berperan dalam peningkatan hematological parameters in pregnant akkaraman ewes infected
hematopoiesis. Jumlah dan bobot fetus yang dikandung with gastro-intestinal parasites. Turk J. Vet. Anim. Sci. 30:601-
pada kelompok domba yang diberikan hormon PMSG 604.
Manalu, W., M.Y. Sumaryadi, Sudjatmogo, and A.S. Satyaningtijas.
sebelum kawin kemungkinan berperan dalam
1998. Effect of superovulation on maternal serum progesterone
meningkatkan sel darah merah sebagai akibat tingginya concentration, uterine and fetal weights at weeks 7 and 15 of
metabolisme tubuh pada kelompok tersebut. Diduga, pregnancy in Javanese thin-tail ewes. Small Ruminant
kelompok domba superovulasi sebelum perkawinan Research 30(3):171-176.
Manalu, W. and M.Y. Sumaryadi. 1998a. Mammary gland indices
tidak memerlukan asupan pakan tambahan, seperti Fe,
at the end of lactation in Javanese thin-tail ewes with different
pada kondisi pakan yang sudah tercukupi kebutuhan litter sizes. AJAS 11(6):648-654.
nutrisinya. Manalu, W. dan M.Y. Sumaryadi. 1998b. Maternal serum
progesterone concentration during pregnancy and lamb birth
weight at parturition in Javanese thin-tail ewes with different
KESIMPULAN litter sizes. Small Ruminant Research. 30(3):163-169.
Manalu, W. and M.Y. Sumaryadi, Sudjatmogo, and A.S.
Perlakuan hormon PMSG sebelum perkawinan Satyaningtijas. 2000. Effect of superovulation prior to mating on
meningkatkan jumlah sel darah merah, nilai hematokrit, milk production performances during lactation in ewes. J. Dairy
Sci. 83(3):477-483.
dan kadar hemoglobin induk domba bunting.
Mege, R.A., S.H. Nasution, N. Kusumorini, and W. Manalu. 2007.
Peningkatan jumlah sel darah merah, nilai hematokrit, Pertumbuhan dan perkembangan uterus dan plasenta babi dengan
dan kadar hemoglobin terjadi pada periode awal superovulasi. Hayati 14(1):23-28
kebuntingan dan menurun pada akhir masa kebuntingan. Meyer, D.J. and J.W. Harvey. 2004. Veterinary Laboratory
Medicine Interpretation & Diagnosis. 3rd ed. WB Saunders,
USA.
DAFTAR PUSTAKA Podymow, T., A. Phylis, and A. Ayub. 2010. Management of renal
disease in pregnancy. Obstet. Gynecol. Clincal N. Am. 37:195-
Adriani, K. Sutama, A. Sudono, dan W. Manalu. 2004. Pengaruh 210.
superovulasi sebelum perkawinan dan suplementasi seng Sudjatmogo, B., Utomo, W. Subhiarta, W. Manalu, dan Ramelan.
terhadap produksi susu kambing peranakan Etawa. J. Anim. 2001. Tampilan produksi susu akibat peningkatan pertumbuhan
Product. 6(2):86-94. ambing sapi perah Friesian Holstein yang disuntik pregnant mare
Adriani, S. Adi, S. Toha, W. Manalu, dan I.K. Sutama. 2007. serum gonadotrophin pada program perkawinannya. Jurnal
Pertumbuhan prenatal dalam kandungan kambing melalui Pengembangan Peternakan Tropis 26:8-13.
superovulasi. Hayati 14(2):44-48.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen23 halaman
    Bab 2
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Generator Linier
    Generator Linier
    Dokumen8 halaman
    Generator Linier
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • JURNAL
    JURNAL
    Dokumen24 halaman
    JURNAL
    Andryo Iskandar
    Belum ada peringkat
  • 169 452 2 PB
    169 452 2 PB
    Dokumen13 halaman
    169 452 2 PB
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • 375 731 1 SM
    375 731 1 SM
    Dokumen3 halaman
    375 731 1 SM
    Muhammad Faruk
    Belum ada peringkat
  • 1775 2712 1 PB
    1775 2712 1 PB
    Dokumen6 halaman
    1775 2712 1 PB
    Jhorgy Arya Putra
    Belum ada peringkat
  • 2991 7260 1 SM PDF
    2991 7260 1 SM PDF
    Dokumen6 halaman
    2991 7260 1 SM PDF
    Ade Wardana
    Belum ada peringkat
  • Indo 151 21445257
    Indo 151 21445257
    Dokumen3 halaman
    Indo 151 21445257
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • JURNAL
    JURNAL
    Dokumen24 halaman
    JURNAL
    Andryo Iskandar
    Belum ada peringkat
  • 1021 1491 1 PB
    1021 1491 1 PB
    Dokumen16 halaman
    1021 1491 1 PB
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • 135 314 3 PB
    135 314 3 PB
    Dokumen10 halaman
    135 314 3 PB
    Ferry OpilOp
    Belum ada peringkat
  • Abstrak
    Abstrak
    Dokumen1 halaman
    Abstrak
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Uts SP Me 2019
    Uts SP Me 2019
    Dokumen1 halaman
    Uts SP Me 2019
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Uts SP Me 2019
    Uts SP Me 2019
    Dokumen1 halaman
    Uts SP Me 2019
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pertemuan Iv
    Tugas Pertemuan Iv
    Dokumen1 halaman
    Tugas Pertemuan Iv
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Cover, Lembar Pengesahan
    Cover, Lembar Pengesahan
    Dokumen5 halaman
    Cover, Lembar Pengesahan
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • KP_COVID
    KP_COVID
    Dokumen5 halaman
    KP_COVID
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen27 halaman
    Bab Ii
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pertemuan IX PDF
    Tugas Pertemuan IX PDF
    Dokumen1 halaman
    Tugas Pertemuan IX PDF
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pertemuan Ii
    Tugas Pertemuan Ii
    Dokumen1 halaman
    Tugas Pertemuan Ii
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi, Gambar, Dan Tabel
    Daftar Isi, Gambar, Dan Tabel
    Dokumen6 halaman
    Daftar Isi, Gambar, Dan Tabel
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • TRANSFORMASI-Z
    TRANSFORMASI-Z
    Dokumen54 halaman
    TRANSFORMASI-Z
    santosoheri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen19 halaman
    Bab Iv
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen3 halaman
    Bab V
    Rio Yudhistira
    Belum ada peringkat
  • VEKTOR
    VEKTOR
    Dokumen21 halaman
    VEKTOR
    Dwi Bagaswara
    Belum ada peringkat
  • Konvolusi Dan Transformasi Fourier
    Konvolusi Dan Transformasi Fourier
    Dokumen25 halaman
    Konvolusi Dan Transformasi Fourier
    rmatsp
    Belum ada peringkat