Jurnal Kependidikan Dan Keislaman FAI Unisma: Property

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Kependidikan Dan Keislaman FAI Unisma

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN


DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET (MANIK –MANIK DAN
SEDOTAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 2 SD
DINOYO 1 MALANG

Oleh: Ika Ratih Sulistiani

Abstrak

Mata pelajaran matematika adalah satu diantara mata pelajaran yang sangat vital dan
berperan strategis dalam pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), karena
mempelajari matematika sama halnya melatih pola inovatif dalam memecahkan masalah
yang dihadapi. Pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan manusia tidak perlu
diperdebatkan lagi. “Ilmu matematika tidak hanya untuk matematika saja tetapi teori
maupun pemakaiannya praktis banyak membantu dan melayani ilmu-ilmu lain”. Bisa
dikatakan bahwa semua aspek kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari ilmu ini.
Artinya bahwa matematika digunakan oleh manusia di segala bidang. Matematika
merupakan ilmu yang mengkaji obyek abstrak dan mengutamakan penalaran deduktif.
“Objek Matematika adalah benda pikiran yang bersifat abstrak dan tidak dapat diamati
dengan panca indra”. Karena itu wajar apabila matematika tidak mudah dipahami oleh
kebanyakan siswa. Sifat ilmu matematika yang demikian itu, tentu saja akan menimbulkan
kesulitan bagi anak-anak usia SD yang mempelajari matematika, sehingga berdampak pada
hasil belajar yang belum sesuai dengan yang kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Kata Kunci: Materi Perkalian, Media Benda Konkret, Hasil Belajar,

Pendahuluan Keberhasilan pembelajaran sendiri


dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
Belajar adalah proses mendapatkan internal (faktor yang berasal dari dalam diri
pengetahuan. Belajar dalam idealisme yang siswa) dan faktor eksternal (faktor yang
merupakan kegiatan psiko-fisik-sosio berasal dari luar diri siswa). Faktor internal
menuju keperkembangan pribadi meliputi kecerdasan, kemampuan, bakat,
seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami motivasi, dan lain sebagainya. Sedangkan
oleh sebagian masyarakat tidaklah faktor eksternal meliputi lingkungan alam,
demikian. Belajar dianggap property sosial-ekonomi, guru, metode mengajar,
sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan kurikulum, program, materi pelajaran,
dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar sarana dan prasarana. Faktor-faktor ini
masyarakat menganggap belajar di sekolah dapat menjadi penghambat maupun
adalah usaha penguasaan materi ilmu penunjang (Asri Budiningsih C., 2005: 22-
pengetahuan. Anggapan tersebut tidaklah 23).
seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Matematika merupakan ilmu yang
Reber, belajar adalah the process of mengkaji obyek abstrak dan mengutamakan
acquiring knowledge (Agus Suprijono, penalaran deduktif. “Objek Matematika
2009: 3). adalah benda pikiran yang bersifat abstrak

Jurnal Ilmiah Vicratina, Volume 10, No. 2 Nopember 2016


Jurnal Kependidikan Dan Keislaman FAI Unisma

dan tidak dapat diamati dengan panca utama dalam proses belajar yaitu siswa dan
indra” (Pujianti, 2004: 1). Pembelajaran isi pembelajaran.
matematika memerlukan media yang sesuai Oleh karena itu guru sekurang-
karena, suatu faktor yang menyebabkan kurangnya dapat menggunakan alat atau
rendahnya kualitas pembelajaran antara lain media pembelajaran yang sesuai dengan
belum dimanfaatkannya sumber belajar dan materi serta memiliki pengetahuan dan
media pembelajaran secara maksimal, baik pemahaman yang cukup tentang media
oleh guru maupun oleh siswa. Selain itu, pembelajaran (Hamalik dalam Arsyad,
Matematika adalah salah satu mata 2002:2). Mengingat media merupakan
pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem bagian yang penting dan tidak dapat
dalam melatih penalarannya. Melalui terpisahkan dari proses belajar mengajar
pengajaran matematika diharapkan akan demi tercapainya tujuan pendidikan pada
menambah kemampuan, mengembangkan umumnya dan tujuan pembelajaran di
keterampilan dan aplikasinya. Namun sekolah pada khususnya.
demikian proses belajar mengajar Perkalian merupakan materi yang
matematika sulit dimengerti oleh siswa. wajib dikuasai siswa. Materi tersebut materi
Bahkan banyak yang mengeluh bahwa esensial yang cukup lama proses
pelajaran matematika membosankan, tidak penanamannya. Bahkan, kalau sudah
menarik dan susah untuk dipahami. Karena disajikan dalam soal cerita seringkali siswa
itu hasil belajar matematika lebih rendah mengalami kesulitan. Oleh karena itu,
dibandingkan pelajaran yang lain. Berkaitan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu
dengan hal itu siswa tidak dapat disalahkan pelajaran khususnya mata pelajaran
sepenuhnya apabila hasil belajar matematika terus dilakukan. Upaya itu
matematika lebih rendah. Hal ini bukan saja antara lain dengan penggunaan media yang
faktor dari siswa itu sendiri tetapi karena tepat. Disamping itu, faktor lain yang
ada faktor-faktor yang lain. Maka dalam mempengaruhi hasil belajar adalah dari
upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam diri siswa maupun dari luar siswa.
terutama pada mata pelajaran matematika Siswa pada umumnya hanya
tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi menghafal informasi yang diperoleh,
hasil yang belajar matematika siswa perlu sehingga konsep yang tertanam kurang
mendapatkan perhatian yang sungguh- begitu kuat. Selain itu, banyak siswa yang
sungguh. hasil belajarnya rendah bahkan ada yang
Melihat kenyataan di lapangan sangat rendah, terutama pada pelajaran
tersebut maka diharapkan guru dapat matematika dalam hal hitung-menghitung.
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III Di sini siswa kurang mampu, bahkan ada
dengan menggunakan media pembelajaran juga yang tidak mampu dalam memahami
sesuai dengan materi yang diberikan. cara Perkalian dengan benar. Ini semua
Karena media pembelajaran mempunyai disebabkan karena tidak adanya media
andil yang sangat besar untuk mencapai pembelajaran yang relevan untuk
tujuan belajar yang diharapkan. Sehingga digunakan dalam menyampaikan materi
hasil belajar siswa ada peningkatkan dari pembelajaran kepada siswa dan
sebelumnya. Menurut Fleming (dalam keterbatasan guru dalam menyampaikan
Arsyad, 2002:3) bahwa pembelajaran yang materi pelajaran.
menggunakan media bisa mengatur Bertitik dari hal tersebut di atas
hubungan yang efektif antara dua pihak maka sudah sewajarnya semua guru
memberikan perhatian yang serius dalam

Jurnal Ilmiah Vicratina, Volume 10, No. 2 Nopember 2016


Jurnal Kependidikan Dan Keislaman FAI Unisma

hal peningkatan hasil belajar pada siswa Adapun langkah PTK ini terdiri dari dua
terutama pada pelajaran matematika siklus yang masing-masing siklus meliputi
khususnya Perkalian agar mereka bisa Perencanaan (Planning), Pelaksanaan
terampil kelak, dalam upaya kita (Acting), Observasi (Observation) dan
meningkatkan mutu pendidikan dan sumber Refleksi (Reflection). Data yang diambil
daya manusia. Oleh karena itu, penulis dalam penelitian ini meliputi: keaktifan
berupaya meningkatkan hasil belajar siswa yang diambil dari hasil pengamatan
matematika materi Perkalian melalui media observer yang diberikan pada tiap siklus,
pembelajaran benda konkret (manik-manik hasil belajar siswa yang diperoleh dari
dan sedotan) pada siswa kelas II SD Negeri pemberian soal tes pada setiap akhir siklus,
I Dinoyo Malang. , wawancara dengan kepala madrasah dan
Banyak sekali manfaat dari media gurudan, aktivitas guru yang diambil dari
pembelajaran. Sangat jelas sekali perbedaan lembar observasi guru dokumentasi.
hasil belajar dari penjelasan lisan saja Indikator dari hasil keberhasilan dalam
dibandingkan disertai dengan menggunakan penelitian ini adalah : (1) mampu
media pembelajaran yang relevan yaitu menyelesaikan soal dengan benar, (2)
dengan media pembelajaran benda konkret. mampu menyampaikan jawaban secara
Media pembelajaran benda konkret ini lisan, (3) mampu melaksanakan rangkaian
terbukti sangat mudah dipelajari oleh siswa kegiatan pembelajaran, (4) mampu
SD/MI terutama di SD Negeri I Dinoyo merespon materi yang diberikan.Hasil
Malang. Selain mudah dipelajari, benda belajar siswa mencapai KKM yaitu 70.
konkret ini juga mudah diperoleh di sekitar Data dalam penelitian ini diperoleh
kita, siswa juga dapat membuatnya sendiri dari hasil observasi, catatan lapangan dan
dirumah. Jadi siswa tidak merasa asing jika tes yang dilakukan terhadap siswa kelas II
kita menggunakan media pembelajaran SD Negeri I Dinoyo Malang berkaitan
benda konkret ini untuk membantu siswa dengan pemahaman siswa mengenai mata
dalam belajar matematika. Warna-warna pelajaran Matematika materi Perkalian
yang terdapat pada benda konkret tersebut setelah penggunaan media benda konkret.
juga dapat menarik perhatian siswa, Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik
sehingga belajar akan lebih menyenangkan. yang berupa fakta maupun angka (Arikunto,
Dari pendapat diatas dapat 2006: 91).
disimpulkan bahwa hasil belajar Teknik pengumpulan data dalam
matematika materi Perkalian akan penelitian ini menggunakan beberapa teknik
meningkat jika dalam proses sebagai berikut : 1). Teknik tes, adalah
pembelajarannya menggunakan media serangkaian pertanyaan atau latihan serta
pembelajaran yang tepat. Salah satu media alat lain yang digunakan untuk mengukur
yang tepat untuk pelajaran matematika keterampilan, pengetahuan intelegensi,
materi Perkalian adalah benda konkret. kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok ; 2). Wawancara,
Metode adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Penelitian ini merupakan penelitian Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
tindakan ( action research), karena yaitu pewawancara (interviewer) yang
penelitian ini dilakukan untuk memecahkan mengajukan pertanyaan dan
masalah pembelajaran di kelas. Penelitian terwawancara (interviewer) yang
ini terdiri Pendahuluan (Pra Siklus) memberikan jawaban atas pertanyaan itu ;
danLangkah Tindakan Kelas (Siklus). 3). Observasi, adalah adalah tindakan atau

Jurnal Ilmiah Vicratina, Volume 10, No. 2 Nopember 2016


Jurnal Kependidikan Dan Keislaman FAI Unisma

proses pengambilan informasi, atau data siswa sebesar 62,5% adalah dibawah
melalui media pengamatan ; 4). Catatan kriteria keberhasilan tindakan yang
lapangan, adalah catatan tertulis tentang apa ditetapkan yaitu ≥75%. (b) Nilai rata-rata
yang di dengar, dilihat, dialami, dan kelas sebesar 64,7 adalah dibawah kriteria
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data keberhasilan tindakan yang ditetapkan yaitu
dan refleksi terhadap data dalam penelitian ≥70. (c) Siswa kurang memperhatikan
kualitatif. penjelasan guru pada saat pembelajaran
Untuk menganalisa data yang berlangsung dikarenakan guru kurang bisa
diperoleh penulis menggunakan analisis mengkondisikan kelas. (d) Masih ada siswa
data kualitatif dan kuantitatif. Data yang kurang mampu dalam menggunakan
kualitatif yaitu data yang diperoleh dari media benda konkret (manik-manik dan
observasi dan catatan lapangan. Analisis sedotan), dan (e) Masih banyak siswa yang
data kualitatif dalam penelitian ini takut dan tidak berani bertanya.
menggunakan model milles dan Sedangkan pada rangkaian kegiatan
Hubberman (2000: 19) yaitu reduksi data, siklus II peneliti menemukan bahwa,
penyajian data, dan menarik kesimpulan. pembelajaran siklus II sudah bisa dikatakan
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang berhasil, karena hasil nilai tes akhir siklus
berasal dari hasil tes pada tiap akhir siklus. II, prosentase keberhasilan kegiatan
pembelajaran dan observasi pelaksanaan
Hasil Dan Pembahasan pembelajaran oleh guru dan siswa sudah
memenuhi kriteria yang ditetapkan peneliti,
Pada hari Rabu tanggal 2 April 2014 yaitu: (a) Prosentase hasil belajar siswa
peneliti mengadakan pre tes untuk sebesar 87,5% adalah diatas kriteria
mengukur kemampuan penguasaan materi ketuntasan pembelajaran yang ditetapkan
perkalian. Dari tes tersebut diperoleh data yaitu ≥75%. (b) Nilai rata-rata siswa
sebagai berikut: (a) yang memperoleh nilai sebesar 78,1 adalah diatas kriteria
≥70 (Tuntas) berjumlah 5 siswa dan keberhasilan tindakan yang ditetapkan yaitu
prosentase hasil belajar siswa hanya 31,3%; ≥70. (c) Siswa sudah memperhatikan
(b) yang memperoleh nilai <70 (Tidak penjelasan guru pada saat pembelajaran
Tuntas) berjumlah 11 siswa atau mencapai berlangsung, dan (d) Siswa sudah mampu
68,7%; dan (c) rata-rata kelas 43,1. Hal ini dalam menggunakan media benda konkret
menunjukkan bahwa kemampuan serta siswa merasa sangat antusias dan
penguasaan materi perkalian pada mata senang dalam proses pembelajaran.
pelajaran matematika kelas II yang masih Berdasarkan atas tindakan yang
sangat rendah. telah dilakukan, peneliti telah berhasil
Dalam perencanaan pembelajaran melaksanakan pembelajaran penggunaan
Siklus I dan Siklus II ini peneliti media benda konkret pada materi perkalian,
mengambil materi perkalian kelas II dengan sehingga terjadi peningkatan hasil belajar
alokasi waktu 4 x 35 menit (2 x pertemuan) matematika. Selain itu penelitian ini juga
pada masing-masing siklus. Pada tahap ini dapat meningkatkan kinerja guru dalam
peneliti melaksanakan persiapan penelitian pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan
dengan menyiapkan semua perangkat efektif. Keberhasilan peningkatan hasil
penelitian. belajar matematika pada perkalian dengan
Berdasarkan rangkaian kegiatan menggunakan media benda konkret dapat
pada siklus I maka diperoleh hasil data dilihat dari indikator ketercapaian yang
antara lain: (a) Prosentase hasil belajar ditunjukkan oleh siswa dalam penggunaan

Jurnal Ilmiah Vicratina, Volume 10, No. 2 Nopember 2016


Jurnal Kependidikan Dan Keislaman FAI Unisma

media untuk menghitung perkalian, manusia yang berkualitas dan sarana


pengerjaan soal-soal yang diberikan oleh prasarana yang memadai akan tercipta
guru, penempatan bilangan dalam pembelajaran yang efektif dan
perkalian, dan menjawab pertanyaan- bermakna, sehingga tujuan pembelajaran
pertanyaan. dapat tercapai secara optimal.
2. Kepada Guru
Simpulan Guru sebaiknya selalu berinovasi dan
kreatif dalam menciptakan,
Berdasarkan hasil penelitian ini memodifikasi serta memvariasikan
dapat diambil kesimpulan bahwa setelah media pembelajaran yang sesuai dengan
dilaksanakan pembelajaran matematika materi dan dapat menarik serta
materi perkalian menggunakan media benda menyenangkan untuk siswa. Penggunaan
konkret (manik-manik dan sedotan) dapat media yang tepat dapat mengurangi hal-
meningkatkan hasil belajar siswa kelas II hal yang bersifat abstrak bagi siswa. Hal
SD Negeri I Dinoyo Malang. Hal tersebut ini akan menjadikan pembelajaran
dapat dilihat pada nilai rata-rata kelas antara menjadi efektif dan meningkatkan
siklus I dan Siklus II dan Presentase hasil prestasi belajar siswa.
belajar siswa siklus I dan II, nilai rata-rata
kelas mencapai peningkatan pada setiap
siklus. Akhir siklus I yaitu 64,7 dengan Daftar Rujukan
presentase hasil belajar 62,5% siswa tuntas
sebanyak 10 siswa dari 16 siswa, sedangkan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
pada siklus II mencapai 78,1 dengan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
presentase hasil belajar 87,5% siswa tuntas _________,dkk. 2011. Penelitian Tindakan
sebanyak 14 siswa dari 16 siswa. Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Selain terjadi peningkatan hasil Asri Budiningsih.C. 2005. Belajar dan
belajar siswa, juga terjadi peningkatan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
dalam proses pembelajaran yaitu dari Cipta.
tingkat pemahaman siswa. Penggunaan Milles, M. B dan Huberman, M. 2000.
media benda konkret ini juga mendapat Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
respon yang baik dari semua siswa. Universitas Indonesia Press.
Sehingga dapat disimpulakan bahwa Moleong, Lexy. 2007. Metodologi
penggunaan media benda konkret dapat Penelitian Kualitatif. Bandung:
meningkatkan hasil belajar matematika PT. Remaja Rosdakarya.
materi perkalian kelas II SD Negeri I Pujianti. 2004. Belajar Matematika.
Dinoyo Malang tahun pelajaran 2013/2014. Jakarta: Bumi Aksara.
Russeffendi. 1992. Pendidikan Matematika
Saran 3. Jakarta: Departemen Pendidikan
1. Kepala Madrasah dan Kebudayaan.
Pihak madrasah sebaiknya senantiasa Suprijiono, Agus. 2009. Cooperatif
meningkatkan kualitas pendidikan baik Learning Teori dan Aplikasi
melalui peningkatan sumber daya PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
manusia yang ada maupun sarana Belajar.
prasarana pendukung pembelajaran yang Wahidmurni. 2008. Penelitian Kualitatif
salah satunya adalah media dan Kuantitatif. Jakarta: PT. Sinar
pembelajaran. Dengan sumber daya Baru.

Jurnal Ilmiah Vicratina, Volume 10, No. 2 Nopember 2016

Anda mungkin juga menyukai