Anda di halaman 1dari 9

Available online at: http://ejournal.radenintan.ac.id/index.

php/desimal/index
Desimal: Jurnal Matematika, 1 (1), 2018, 29-37

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelompok Matematika Ilmu Alam


dan Ilmu-Ilmu Sosial

Holidun1 *; Rubhan Masykur 1; Suherman1; Fredi Ganda Putra1


1Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Jalan Endro
Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung 35133, Indonesia.
*Corresponding Author. E-mail : kholidun99@gmail.com

Received: 19-12-2017; Revised: 06-01-2018; Accepted : 29-01-2018

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik kelompok Matematika Ilmu Alam (MIA) dan Ilmu-ilmu Sosial (IIS)
ditinjau dari minat belajar matematika peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif berjenis analisis. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
triangulasi yang dilakukan pada saat peneliti menganalisis kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah Model Miles dan Hubermen, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil pembahasan menunjukkan
peserta didik dengan kategori minat tinggi mampu menyelesaiakan pemecahan masalah dari
tiap tahap-tahapan pemecahan masalah dengan benar. Peserta didik dengan kategori minat
sedang dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, mampu menyelsaiakan pemecahan
masalah soal dan memenuhi semua indikator, namun dalam beberapa tahapan lainya masih
kurang sistematis dalam penyelesaianya. Peserta didik dengan kategori minat rendah hanya
mampu menyelesaiakan pada tahapan memahami masalah dan merencanakan masalah
meskipun belum maksimal, dan belum mampu untuk menyelesaiakan tahapan lainnya.
Kata kunci: Analisis, pemecahan matematis, Minat belajar Matematika.

Abstract
The purpose of this study is to find out how the analysis of the mathematical problem-solving
ability of students in Mathematics of Natural Sciences (MIA) and Social Sciences (IIS) groups in
terms of interest in learning the mathematics of learners. This research is a qualitative research
type analysis. The data collected in this research is done by a triangulation technique which is done
when the researcher analyzes the problem-solving ability of mathematical learners. The technique
of data validity used in this research is triangulation technique. Data analysis techniques used are
Model Miles and Huberman, IE data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the
discussion show students with high-interest categories can solve the problem of each of the stages
of problem-solving correctly. Students with moderate interest categories in solving the given
problem, able to solve problem problems and meet all the indicators, but in some other stages are
still less systematic in the settlement. Students with low-interest categories are only able to finish in
the stages of understanding the problem and planning the problem, although not maximal yet, and
have not been able to finish the other stages.
Keywords: Analysis, mathematical solving, Interests learning Math.

PENDAHULUAN (Fuad, 2013). Di dunia pendidikan,


matematika merupakan pelajaran yang
Pendidikan adalah hal yang
memegang peranan penting dalam
terpenting dalam kehidupan seseorang
perkembangan ilmu pengetahuan dan
merupakan salah satu faktor penting
dalam pembangunan nasional, yang teknologi (Hariyati & Usodo, 2013).
Peranan matematika sangat penting
berfungsi sebagai upaya untuk
sebagai dasar logika atau penalaran dan
meningkatkan kualitas hidup manusia

Copyright © 2018, Desimal, Print ISSN: 2613-9073, Online ISSN: 2613-9081


Desimal, 1 (1), 2018 - 30
Holidun; Rubhan Masykur; Suherman; Fredi Ganda Putra

penyelesaian kuantitatif yang dapat kelas XI bahwa dalam pembelajaran


gunakan untuk pelajaran lainnya. Namun matematika guru hanya menggunakan
dalam perkembangannya, pembelajaran metode ceramah dan drill saja, yang mana
matematika di Indonesia belum hal ini dikawatirkan penggunaan metode
memuaskan. Pada Ujian Nasional tahun pembelajaran yang bermacam-macam
2015/2016 ternyata dari rata-rata nilai membuat peserta didik kesulitan dalam
mata pelajaran matematika mempunyai menerima materi, tetapi pada
rentang yang cukup jauh antara nilai kenyataannya penggunaan model
tertinggi dan terrendah. Ini menjadi pembelajaran tersebut yang dilakukan
petunjuk kalau adanya kelemahan terus menerus membuat peserta didik
sekaligus kesulitan belajar dari peserta pasif dalam bidang pengetahuan dan
didik yang memperoleh nilai rendah keterampilannya.
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Kemampuan pemecahan masalah
banyak peserta didik mempunyai dalam pembelajaran matematika
penguasaan yang kurang terhadap merupakan hal yang sangat penting
matematika. Merujuk dengan ungkapan untuk dikembangkan (Novianti, 2017;
tersebut dapat disimpulkan bahwa Yuliasari, 2017). Kemampuan ini sangat
matematika merupakan pembelajaran berguna bagi siswa pada saat
yang kurang diminati oleh sebagian mempelajari matematika maupun dalam
banyak peserta didik. Hal tersebut sesuai kehidupan sehari-hari. Pemecahan
dengan hasil wawancara yang telah masalah menjadi penting dalam tujuan
dilakukan oleh penuis kepada para pendidikan matematika disebabkan
peserta didik kelompok MIA maupun IIS karena dalam kehidupan sehari hari
bahwa banyak peserta didik yang manusia memang tidak pernah dapat
mengalami kesulitan dalam memecahkan lepas dari masalah. Selain itu aktivitas
masalah-masalah yang ada dalam memecahkan masalah dapat dianggap
matematika, padahal pemecahan masalah suatu aktivitas dasar manusia. Setiap
pada pembelajaran matematika masalah harus dicari jalan keluarnya oleh
merupakan faktor yang penting karena manusia itu sendiri, jika tidak mau
merupakan kemampuan dasar yang dikalahkan oleh kehidupan. Karena jika
harus dikuasai siswa. kemampuan pemecahan masalah sudah
Salah satu faktor kesulitan siswa ada jalan keluarnya otomatis secara
dalam memecahkan masalah tidak sendirinya akan berpengaruh pada minat
terlepas dari model pembelajaran yang belajar.
tidak sesuai dengan pembelajaran Minat belajar matematika menjadi
matematika (Wulandari, Mujib, & Putra, faktor penting yang mempengaruhi
2016). Proses belajar mengajar di kelas penguasaan konsep matematika dalam
dapat mempengaruhi mutu memecahan masalah matematis. Minat
pendidikan(Irwandani & Rofiah, 2015). sangat erat hubungannya dengan belajar,
Proses pembelajaran matematika yang belajar tanpa minat akan terasa
monoton dan kurang kreatif, kadang membosankan. Peserta didik yang
membuat siswa sangat jenuh dan sangat berminat terhadap kegiatan belajar akan
bosan, hal ini biasanya menyebabkan berusaha lebih keras dibandingkan
siswa belajar dalam keaadan mengantuk, peserta didik yang kurang berminat
tidak konsentrasi, ramai sendiri yang (Ikhsanudin, 2013). Minat yang tinggi
mengakibatkan materi yang diajarkan terhadap suatu mata pelajaran,
tidak bisa diserap dengan baik oleh siswa. memungkinkan peserta didik
Hal tersebut sesuai dengan hasil memberikan perhatian yang tinggi
wawancara terhadap guru matematika terhadap mata pelajaran itu sehingga

Copyright © 2018, Desimal, Print ISSN: 2613-9073, Online ISSN: 2613-9081


Desimal, 1 (1), 2018 - 31
Holidun; Rubhan Masykur; Suherman; Fredi Ganda Putra

memungkinkan pula memiliki prestasi Berdasarkan pendekatan kualitatif


yang tinggi. Maka untuk mencapai dalam penelitian ini, semua fakta baik
prestasi yang tinggi, disamping tulisan maupun lisan dari sumber data
kecerdasan, minat juga perlu manusia yang telah diamati dan dokumen
ditingkatkan, sebab tanpa minat kegiatan terkait lainnya yang diuraikan apa adanya
belajar tidak akan efektif. kemudian dikaji seringkas mungkin
Memahami masalah-masalah di untuk menjawab permasalahan. Teknik
atas peneliti mencoba menganalisis analisis data yang digunakan dalam
kemampuan pemecahan masalah peserta penelitian ini adalah analisis data model
didik dilihat dari minat belajar siswa. Miles dan Huberman.
Kebaruan dalam penelitian ini akan
menganalisis kemampuan pemecahan HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah siswa yang berasal dari Pemaparan hasil penelitian
kelompok ilmu pengetahuan alam dengan dilakukan secara terurut terhadap data
siswa yang berasal dari kelompok siswa hasil tes kemampuan pemecahan masalah
ilmu-ilmu sosial. matematis dari siswa kelas XI MIA dan IIS
yang ditinjau dari minat belajar
METODE matematika. Setiap subyek masing-
masing yang mewakili katagori tinggi,
Jenis penelitian ini adalah sedang, dan rendah dari minat belajar
penelitian kualitaif, yaitu suatu penelitian matematika. Selanjutnya di analisis
yang ditujukan untuk mendeskripsikan bagaimanakah penyelesain peserta didik
dan menganalisis fenomena, peristiwa, tersebut dalam menyelesaikan
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, pemecahan masalah matematis. Data
persepsi, pemikiran orang secara tersebut diuraikan menurut langkah-
individual maupun kelompok (Nana, langkah pemecahan masalah matematis
2010). dari Polya yang meliputi memahami
Penelitian ini menggambarkan atau masalah, merencanakan penyelesaian,
mendeskripsikan kejadian-kejadian yang menjalakan rencana penyelesaian,
menjadi pusat perhatian (kemampuan mengecek kembali. Kemampuan
pemecahan masalah, minat belajar pemecahan masalah ditinjau dari masing-
peserta didik) secara kualitatif dan masing langkah-langkah penyelesaian
berdasarkan pada data kualitatif. Data soal. Dari data yang terkumpul melalui
yang dihasilkan nantinya berupa kata- angket minat belajar matematika
kata atau ucapan-ucapan yang diperoleh menunjukan nilai yang dihasilkan cukup
dari hasil wawancara dan tulisan atau bervariasi.
bilangan yang diperoleh dari hasil
wawancara.
Tabel 1
Deskriptif Data Minat Belajar Matematika Kelas XI Kelompok MIA 2
Minat Belajar Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Nilai ≥ x̄ + SD x̄ - SD ≤ Nilai < x̄ + SD Nilai < x̄ - SD


Frekuensi 8 17 5 30

Berdasarkan Tabel 1, dari 30 jumlah kemudian frekuensi untuk kategori minat


peserta didik kelas XI kelompok MIA 2 sedang ada 17 peserta didik dan
diperoleh bahwa frekuensi dari kategori frekuensi kategori minat rendah ada 5
minat tertinggi ada 8 peserta didik, peserta didik.

Copyright © 2018, Desimal, Print ISSN: 2613-9073, Online ISSN: 2613-9081


Desimal, 1 (1), 2018 - 32
Holidun; Rubhan Masykur; Suherman; Fredi Ganda Putra

Tabel 2.
Deskriptif Data Minat Belajar Matematika Kelas XI Kelompok IIS 1
Minat Belajar Tinggi Sedang Rendah Jumlah

Nilai ≥ x̄ + SD x̄ - SD ≤ Nilai < x̄ + SD Nilai < x̄ - SD


Frekuensi 8 21 9 38

Berdasarkan tabel 2., dari 38 jumlah memiliki motivasi untuk menyelesaiakan.


peserta didik kelas XI kelompok IIS 1, Dalam mendefinisikan, siswa mampu
diperoleh bahwa frekuensi dari kategori memahami soal dengan baik, mengetahui
minat tertinggi ada 8 peserta didik, dengan tepat informasi yang ada dalam
kemudian frekuensi untuk kategori minat soal. Subyek H1 dalam tahap
sedang ada 21 peserta didik dan merencanakan masih terdapat
frekuensi kategori minat rendah ada 9 kekurangan, siswa cenderung bingung
peserta didik. dan salah untuk menentukan simbol dari
Pemecahan masalah matematis nialai optimum. Dalam mengerjakan,
merupakan pemecahan masalah yang subyek H1 menyelesaiakan masalah
memerlukan tahap-tahap atau langkah- dengan tahapan dan proses perhitungan
langkah yang dilakukan siswa secara yang benar. Subyek H1 dalam tahapan
sistematis. Berdasarkan hasil tes angket melihat kembali jawaban mampu
yang diberikan kepada kelas XI MIA 2 dan memeriksa hasil penyelesaian dengan
IIS 1, dari kelas MIA 2 terdapat 30 jumlah benar. Berdasarkan pembahasan
peserta didik diperoleh masing-masing tersebut, siswa pada kategori minat tinggi
kategori minat tertinggi ada 8 peserta diketahui bahwa pada tahapan
didik, kemudian untuk kategori minat merencanakan masih terdapat
sedang ada 17 peserta didik dan kategori kekurangan dibandingkan tahap
minat rendah ada 5 peserta didik. pemecahan yang lain.
Sedangkan dari kelas XI IIS 1, terdapat 38 Berdasarkan indikator kemampuan
jumlah peserta didik diperoleh masing- pemecahan masalah matematis peserta
masing kategori minat tertinggi ada 8 didik H1 dalam menyelesaiakan masalah
peserta didik, kemudian untuk kategori matematika berdasarkan teori Polya
minat sedang ada 21 peserta didik dan yaitu: peserta didik H1 dapat memahi
kategori minat rendah ada 9 peserta masalah, merencanakan penyelesaian:
didik. Pengelompokan peserta didik menyelesaiakan penyelesaian, dan
kedalam masing-masing kategori minat mengecek kembali, tetapi proses yang
didasarkan pada perolehan skor masing- dilakukan peserta didik masih kurang
masing. Selanjutnya dipilih 3 siswa dari maksimal.
kelas XI MIA 2 dan 3 siswa dari kelas XI Hasil penelitian yang dilakukan oleh
IIS 1 untuk mewakili masing-masing Rofikoh tahun 2015 menunjukan bahwa
kategori minat. Adapun pembahasan dari pemecahan masalah (Problem Solving)
setiap subyek dapat dinyatakan sebagai merupakan suatu proses yang masih sulit
berikut: bagi siswa salah satunya pada tahap
merencanakan masalah, sehingga tidak
1. Kemampuan yang diperoleh semua soal dapat diselesaikan dengan
subyek H1 baik (Rofiqoh, 2015). Sejalan dengan
penelitian Rofiqoh, dalam tahap
Berdasarkan hasil penelitian penyelesaian masalah ini, peserta didik
diperoleh bahwa, dalam memecahkan melakukan proses tahap-tahapan yang
masalah tahap pertama subyek H1 sudah benar namun masih kurang maksimal

Copyright © 2018, Desimal, Print ISSN: 2613-9073, Online ISSN: 2613-9081


Desimal, 1 (1), 2018 - 33
Holidun; Rubhan Masykur; Suherman; Fredi Ganda Putra

meskipun hasil yang diperoleh dari soal 3. Kemampuan yang diperoleh


itu benar. subyek H3

2. Kemampuan yang diperoleh Berdasarkan hasil penelitian


subyek H2 diperoleh bahwa, dalam memecahkan
masalah tahap pertama subyek H3
Berdasarkan hasil penelitian memilki motivasi untuk menyelesaikan
diperoleh bahwa, dalam memecahkan permasalahan dalam soal. Dalam
masalah tahap pertama subyek H2 sudah memahami dan merencanakan siswa
memilki motivasi untuk menyelesaikan belum bisa menyebutkan apa informasih
permasalahan dalam soal. Dalam yang diketahui dalam soal dengan tepat.
merencanakan masalah, siswa belum bisa Subyek H3 dalam melaksanakan
menyebutkan apa informasi yang penyelesaian siswa tidak mampu
diketahui dengan lengkap. Subyek H2 menyelesaiakanya masalah dalam soal.
dalam melaksanakan penyelesaian masih Dalam tahap melihat kembali jawaban
banyak kekurangan belum menggunakan siswa tidak menuliskan apapun.
langkah yang tepat dan sistematis untuk Berdasarkan pembahasan tersebut, siswa
mendapatkan hasilnya. Subyek H2 dalam pada kategori minat rendah hanya
tahap melihat kembali jawaban pada memiliki motivasi tetapi kurangnya
nomor 1 masih kurang yakin dan pada pengetahuan untuk tahap-tahap yang
soal nomor 2 siswa tidak menuliskan lain. Berdasarkan indikator kemampuan
apapu. Berdasarkan pembahasan pemecahan masalah matematis peserta
tersebut, siswa pada kategori minat didik H3 dalam menyelesaiakan masalah
sedang hanya mampu untuk mengerjakan matematika berdasarkan teori Polya
tetapi kurang maksimal untuk langkah- yaitu: peserta didik H3 hanya mampu
langkah yang lain. menyelesaiakan pada tahap memahami
Berdasarkan indikator kemampuan masalah, dan peserta didik H3 belum
pemecahan masalah matematis peserta mampu untuk menyelesaiakan tahap-
didik H2 dalam menyelesaiakan masalah tahapan lainya.
matematika berdasarkan teori Polya
yaitu: peserta didik H2 dapat memahi 4. Kemampuan yang diperoleh
masalah, merencanakan penyelesaian, subyek T1
menyelesaiakan penyelesaian, dan
mengecek kembali, tetapi proses yang Berdasarkan hasil penelitian
dilakukan peserta didik masih kurang diperoleh bahwa, dalam memecahkan
sistematis. Hasil yang sama dengan masalah tahap pertama subyek T1 sudah
penelitian oleh Zeni Rofikoh pada tahun memiliki motivasi untuk menyelesaiakan.
2015 mengungkapkan bahwa respon Dalam mendefinisikan, siswa mampu
siswa pada tahap menyelsaikan masalah: memahami soal dengan baik, mengetahui
peserta didik menuliskan hasil dengan tepat informasi yang ada dalam
penyelesaian permasalahan soal soal. Subyek T1 dalam tahap
matematika yang diberikan dengan benar merencanakan masih terdapat
namun masih ada yang salah pada tahap- kekurangan, siswa cenderung bingung
tahap lainya, sehingga tidak dapat dan salah untuk menentukan simbol dari
memberikan hasil penyelesaian yang nialai optimum. Dalam mengerjakan,
sistematis. subyek T1 menyelesaiakan masalah
dengan tahapan dan proses perhitungan
yang benar. Subyek T1 dalam tahapan
melihat kembali jawaban mampu

Copyright © 2018, Desimal, Print ISSN: 2613-9073, Online ISSN: 2613-9081


Desimal, 1 (1), 2018 - 34
Holidun; Rubhan Masykur; Suherman; Fredi Ganda Putra

memeriksa hasil penyelesaian dengan soal nomor 2 siswa tidak menuliskan


benar. Berdasarkan pembahasan apapun. Berdasarkan pembahasan
tersebut, siswa pada kategori minat tinggi tersebut, siswa pada kategori minat
diketahui bahwa pada tahapan sedang hanya mampu untuk mengerjakan
merencanakan masih terdapat tetapi kurang maksimal untuk langkah-
kekurangan dibandingkan tahap langkah yang lain.
pemecahan yang lain. Berdasarkan indikator kemampuan
Berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah matematis peserta
pemecahan masalah matematis peserta didik T2 dalam menyelesaiakan masalah
didik T1 dalam menyelesaiakan masalah matematika berdasarkan teori Polya
matematika berdasarkan teori Polya yaitu: peserta didik T2 dapat memahi
yaitu: peserta didik T1 dapat memahi masalah, merencanakan penyelesaian,
masalah, merencanakan penyelesaian: menyelesaikan penyelesaian, dan
menyelesaiakan penyelesaian, dan mengecek kembali, tetapi proses yang
mengecek kembali, tetapi proses yang dilakukan peserta didik masih kurang
dilakukan peserta didik masih kurang sistematis. Hasil yang sama dengan
maksimal. penelitian oleh Zeni Rofikoh pada tahun
Hasil penelitian yang dilakukan oleh 2015 mengungkapkan bahwa respon
Zeni Rofikoh tahun 2015 menunjukan siswa pada tahap menyelsaikan masalah:
bahwa pemecahan masalah (Problem peserta didik T2 menuliskan hasil
Solving) merupakan suatu proses yang penyelesaian permasalahan soal
masih sulit bagi siswa salah satunya pada matematika yang diberikan dengan benar
tahap merencanakan masalah, sehingga namun masih ada yang salah pada tahap-
tidak semua soal dapat diselsaikan tahap lainya, sehingga tidak dapat
dengan baik. Sejalan dengan penelitian memberikan hasil penyelesaian yang
(Zeni Rofikoh 2015) dalam tahap sistematis.
penyelesaian masalah ini, peserta didik
melakukan proses tahap-tahapan yang 6. Kemampuan yang diperoleh
benar namun masih kurang maksimal subyek T3
meskipun hasil yang diperoleh dari soal
itu benar. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh bahwa, dalam memecahkan
5. Kemampuan yang diperoleh masalah tahap pertama subyek T3
subyek T2 memilki motivasi untuk menyelesaikan
permasalahan dalam soal. Dalam
Berdasarkan hasil penelitian memahami dan merencanakan siswa
diperoleh bahwa, dalam memecahkan belum bisa menyebutkan apa informasih
masalah tahap pertama subyek T2 sudah yang diketahui dalam soal dengan tepat.
memilki motivasi untuk menyelesaikan Subyek T3 dalam melaksanakan
permasalahan dalam soal. Dalam penyelesaian siswa tidak mampu
merencanakan masalah, siswa belum bisa menyelesaiakanya masalah dalam soal.
menentukan titik koordinat dari tiap Dalam tahap melihat kembali jawaban
pertidaksamaan dalam soal. Subyek T2 siswa tidak menuliskan apapun.
dalam melaksanakan penyelesaian masih Berdasarkan pembahasan tersebut, siswa
banyak kekurangan belum menggunakan pada kategori minat rendah hanya
langkah yang tepat dan sistematis untuk memiliki motivasi tetapi kurangnya
mendapatkan hasilnya. Subyek T2 dalam pengetahuan untuk tahap-tahap yang
tahap melihat kembali jawaban pada lain.
nomor 1 masih kurang yakin dan pada

Copyright © 2018, Desimal, Print ISSN: 2613-9073, Online ISSN: 2613-9081


Desimal, 1 (1), 2018 - 35
Holidun; Rubhan Masykur; Suherman; Fredi Ganda Putra

Berdasarkan indikator kemampuan indikator penyelesaian masalah yang


pemecahan masalah matematis peserta berbeda-beda. Peserta didik dengan
didik H3 dalam menyelesaiakan masalah kategori minat tinggi memenuhi semua
matematika berdasarkan teori Polya indikator tahapan penyelesaian masalah,
yaitu: peserta didik H3 hanya mampu dari memahami masalah, merencanakan
menyelesaiakan pada tahap memahami masalah, menyelesaikan masalah, dan
masalah, dan peserta didik H3 belum mengecek kembali. Peserta didik mampu
mampu untuk menyelesaiakan tahap- menyelesaiakan ke empat tahapan
tahapan lainya. indikator tersebut dari permasalahan soal
Pada penelitian ini juga terdapat yang diberikan. Maka dapat disimpulkan
temuan baru bahwa dari hasil triangulasi bahwa peserta didik dengan kategori
pekerjaan siswa dan wawancara dapat minat tinggi mampu menyelesaiakan
disimpulkan bahwa tahap yang paling pemecahan masalah dari tiap tahap-
banyak terdapat kesalahan adalah pada tahapan pemecahan masalah dengan
saat tahap merencanakan masalah benar.
dimana peserta didik harus membuat Peserta didik dengan kategori minat
model matematika dan menentukan titik sedang dalam menyelesaikan masalah
perpotongan persamaan dari soal yang diberikan, mampu menyelsaiakan
program linear. Sedangkan tahap mudah pemecahan masalah soal dan memenuhi
diselesaikan oleh subyek adalah pada semua indikator, namun dalam beberapa
tahap memahami masalah dimana siswa tahapan lainya masih kurang sistematis
hanya memisalkan varibel x dan y dari dalam penyelesaianya. Maka dapat
permasalah soal program linear. Salah disimpulkan bahwa peserta didik dengan
satu solusi untuk memeperbaiki kategori minat sedang mampu
pemhaman siswa dari permasalahan ini menyelesaiakan pemecahan masalah dari
yaitu pendidik harus memberikan tiap tahap-tahapan pemecahan masalah,
perhatian yang lebih kepada siswa ketika tetapi belum sistematis dan maksimal.
proses pembelajaran, menggunakan Berbeda dengan peserta didik dengan
strategi pembelajaran yang baik sehingga kategori minat rendah, yang dapat dilihat
materi yang disampaikan mudah di dari keterpenuhan indikator minat
pahami oleh peserta didik, mewajibkan belajar matematika, peserta didik dengan
siswa untuk proaktif ketika proses kategori minat rendah hanya mampu
pemebelajaran berlangsung dan menyelesaiakan pada tahapan memahami
memberikan banyak latihan soal yang masalah dan merencanakan masalah
harus dikerjakan oleh siswa agar meskipun belum maksimal, dan peserta
pemahaman siswa lebih meningkat salah didik minat rendah belum mampu untuk
satunya pada tahapan merencanakan menyelesaiakan tahapan lainya. Maka
masalah. dapat disimpulkan bahwa peserta didik
dengan kategori minat rendah belum
SIMPULAN DAN SARAN mampu menyelesaiakan pemecahan
masalah dari tiap tahap-tahapan
Berdasarkan hasil analisis data dan pemecahan masalah dengan benar.
pembahasan dari pemecahan masalah Namun peserta didik dengan kategori
matematis siswa kelas XI MIA 2 dan IIS 1 minat rendah sudah memiliki motivasi
yang ditinjau dari minat belajar dan keyakinan untuk mengerjakan soal
matematika dapat disimpulkan bahwa yang diberikan.
peserta didik dengan minat tinggi, Kemampuan penyelesaian
sedang, dan rendah memiliki kemampuan pemecahan matematis peserta didik yang
penyelesaian soal dari tiap tahapan ditinjau dari minat belajar matematika

Copyright © 2018, Desimal, Print ISSN: 2613-9073, Online ISSN: 2613-9081


Desimal, 1 (1), 2018 - 36
Holidun; Rubhan Masykur; Suherman; Fredi Ganda Putra

masih banyak mengalami hambatan. Pemecahan Masalah Geometri Siswa


Adapun hambatan yang mengakibatkan SMA (PhD Thesis). Universitas
peserta didik belum mampu memberikan Terbuka.
hasil secara maksimal jika dilihat dari Irwandani, I., & Rofiah, S. (2015).
indikator pemechan masalah matematis: Pengaruh Model Pembelajaran
(1) peserta didik belum mampu Generatif Terhadap Pemahaman
menuangkan langkah penyelesaian Konsep Fisika Pokok Bahasan Bunyi
matematika yang berbentuk soal cerita Peserta Didik MTs Al-Hikmah Bandar
dengan baik ke dalam model Lampung. Jurnal Ilmiah Pendidikan
penyelesaian matematika; (2) peserta Fisika Al-Biruni, 4(2), 165–177.
didik belum maksimal dalam https://doi.org/10.24042/jpifalbiru
meyelesaikan masalah pada tahapan ni.v4i2.90
merencankan masalah; (3) Nana, S. (2010). Metode Penelitian
peserta didik belum terbiasa meninjau Pendidikan. Bandung: Remaja
ulang kembali jawaban yang telah Rosdakarya.
dikerjakan. Novianti, D. E. (2017). Profil Pemecahan
Bagi guru dengan mengetahui Masalah Matematika Dalam
kemampuan pemecahan masalah Menyelesaikan Permasalahan
matematis dari tiap peserta didik dan Pemrograman Linear Ditinjau Dari
untuk meningkatkan pemaham Kemampuan Komunikasi Matematis
kemampuan pemecahan masalah Mahasiswa. JIPM (Jurnal Ilmiah
matematis peserta didik, guru dapat Pendidikan Matematika), 6(1), 53–
menggunakan strategi pembelajaran yang 59.
lebih baik sehingga materi yang Putra, F. G. (2017). Eksperimentasi
disampaikan mudah di pahami oleh Pendekatan Kontekstual Berbantuan
peserta didik, mewajibkan siswa untuk Hands On Activity (HoA) Terhadap
proaktif ketika proses pemebelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah
berlangsung dan memberikan banyak Matematik. Al-Jabar : Jurnal
latihan soal yang harus dikerjakan oleh Pendidikan Matematika, 8(1), 73–80.
siswa agar pemahaman siswa lebih https://doi.org/10.24042/ajpm.v8i1
meningkat. .1148
Rofiqoh, Z. (2015). Analisis kemampuan
DAFTAR PUSTAKA pemecahan masalah matematika
Fuad, I. (2013). Dasar-dasar Pendidikan. siswa kelas x dalam pembelajaran
Jakarta: Rineka Cipta. discovery learning berdasarkan gaya
Hariyati, E., & Usodo, B. (2013). belajar siswa (PhD Thesis).
Efektivitas Model Pembelajaran UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.
Kooperatif Tipe Team Assisted Wulandari, P., Mujib, M., & Putra, F. G.
Individualization (TAI) dan Problem (2016). Pengaruh Model
Based Learning (PBL) Pada Prestasi Pembelajaran Investigasi Kelompok
Belajar Matematika Ditinjau Dari berbantuan Perangkat Lunak Maple
Multiple Intelligences Siswa SMP terhadap Kemampuan Pemecahan
Kabupaten Lampung Timur Tahun Masalah Matematis. Al-Jabar: Jurnal
Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Matematika, 7(1), 101–
Pembelajaran Matematika, 1(7). 106.
Ikhsanudin, I. (2013). Pengaruh Yuliasari, E. (2017). Eksperimentasi
Penggunaan Pembelajaran Model PBL dan Model GDL Terhadap
Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Kemampuan Pemecahan Masalah
Wingeom Terhadap Kemampuan Matematis Ditinjau dari Kemandirian

Copyright © 2018, Desimal, Print ISSN: 2613-9073, Online ISSN: 2613-9081


Desimal, 1 (1), 2018 - 37
Holidun; Rubhan Masykur; Suherman; Fredi Ganda Putra

Belajar. JIPM (Jurnal Ilmiah


Pendidikan Matematika), 6(1), 1–10.

Copyright © 2018, Desimal, Print ISSN: 2613-9073, Online ISSN: 2613-9081

Anda mungkin juga menyukai