Daring EA Unit 1
Daring EA Unit 1
Rekan Kerja
( )
A. Pembanding Tegangan
Tujuan : Menunjukkan cara kerja Open-Loop Gain suatu op-amp, dimana dengan adanya
perbedaan tegangan pada input-inputnya akan menyebabkan tegangan output berada
dalam keadaan saturasi, yaitu VSAT sama dengan 90% tegangan catu.
+V
R1 10 k
V1 2
- 7 VOUT
741 6
V2 +
3 4
R2 10 k RL
-V
10 k
+ 1 + 2
+ 2 + 1
+ 1,2 + 1,5
- 1 - 2
- 2 - 1
- 1,5 - 1,2
0 0
B. Voltage Follower
Tujuan : Menunjukkan cara kerja op-amp sebagai voltage follower (pengikut tegangan).
+V
2 7
- VOUT
741 6
3
+ 4
VIN RL
-V
10 k
Langkah Pengujian :
1. Gambarlah rangkaian tersebut pada software simulasi.
2. Berikan tegangan DC pada VIN sebesar + 2 volt.
3. Jalankan simulasi pada software simulasi.
4. Amati gelombang yang muncul pada hasil simulasi dan catat nilai V OUT
5. Ulangi dari langkah No. 2 dengan merubah nilai VIN sesuai dengan tabel data pengamatan.
6. Kemudian ganti VIN dengan tegangan AC sinusoidal (gunakan VSINE) sebesar 2 Vpp - 1 kHz,
lalu simulasikan, amati gelombang output dan catat nilai VOUT.
7. Ulangi langkah No. 6 dengan merubah nilai VIN sesuai dengan tabel data pengamatan.
VIN DC [volt] VOUT [volt] VIN AC [Vpp] VOUT [Vpp] Beda Fase VIN dan VOUT
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
C. Non-Inverting Amplifier
Tujuan : Menunjukkan cara kerja op-amp sebagai penguat tak-membalik.
R1 100 k RF 100 k
+V
2
- 7 VOUT
741 6
+ 4
3
VIN -V RL
10 k
Langkah Pengujian :
1. Gambarlah rangkaian tersebut pada software simulasi.
2. Berikan tegangan DC pada VIN sebesar + 2 volt.
3. Jalankan simulasi pada software simulasi.
4. Amati gelombang yang muncul pada hasil simulasi dan catat nilai V OUT.
5. Ulangi dari langkah No. 2 dengan merubah nilai VIN sesuai dengan tabel data pengamatan.
6. Kemudian ganti nilai R1 dengan 47 k dan ulangi langkah di atas, lengkapi tabelnya.
7. Lalu ganti tegangan input DC dengan tegangan AC sinusoidal (gunakan V SINE) pada VIN
sebesar 2 Vpp – 1 kHz, lalu amati gelombang output dan catat nilai VOUT.
8. Ulangi langkah No. 7 dengan merubah nilai VIN sesuai dengan tabel data pengamatan.
VIN VOUT AV VIN VOUT AV VIN VOUT AV Beda Fase VIN &
[volt] [volt] (Gain) [volt] [volt] (Gain) [Vpp] [Vpp] (Gain) VOUT
2 2 2
3 2,5 3
4 3 4
5 3,5 6
6 4 8
RF 100 k
R1
100 k +V
2 VOUT
- 7
VIN 741 6
+ 4
3
-V RL
10 k
Langkah Pengujian :
1. Gambarlah rangkaian tersebut pada software simulasi.
2. Berikan tegangan DC pada VIN sebesar + 2 volt
3. Jalankan simulasi pada software simulasi.
4. Amati gelombang yang muncul pada hasil simulasi dan catat nilai V OUT
5. Ulangi dari langkah No. 2 dengan merubah nilai VIN sesuai dengan tabel data pengamatan.
6. Kemudian ganti nilai R1 dengan 47 k dan ulangi langkah di atas, lengkapi tabelnya.
7. Lalu ganti tegangan input DC dengan tegangan AC sinusoidal (gunakan VSINE) pada VIN
sebesar 2 Vpp – 1 kHz, lalu amati gelombang output dan catat nilai VOUT
8. Ulangi langkah No. 7 dengan merubah nilai VIN sesuai dengan tabel data pengamatan.
VIN VOUT AV VIN VOUT AV VIN VOUT AV Beda Fase VIN &
[volt] [volt] (Gain) [volt] [volt] (Gain) [Vpp] [Vpp] (Gain) VOUT
2 2 2
4 3 4
6 4 6
8 5 8
10 6 10
R F 100 k
R1
+V
10 k 2 7
V IN - VOUT
741 6
3
+ 4
FG -V
Langkah Pengujian :
1. Gambarlah rangkaian tersebut pada software simulasi.
2. Berikan tegangan AC sinusoidal (gunakan VSINE) pada VIN sebesar 2 Vpp. Atur frekuensi
input pada 100 Hz.
3. Jalankan simulasi pada software simulasi.
4. Amati gelombang yang muncul pada hasil simulasi dan catat nilai V OUT.
5. Ulangi dari langkah No. 2 dengan menaikkan nilai frekuensi input sesuai dengan tabel data
pengamatan dan pastikan amplitudo input tetap 2 Vpp.
VOUT VOUT
6. Hitunglah nilai AV dan AdB dengan rumus : AV AdB 20 log
V IN V IN
100
1k
10 k
40 k
60 k
80 k
100 k
140 k
180 k
200 k
300 k
400 k
500 k