Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN USAHA BUDIDAYA

UNGGAS PEDAGING

DISUSUN OLEH
DEA SYAFINA
XII MIPA 4

SMA NEGERI 2 TANJUNGPINANG


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karna atas limpahan rahmat, nikmat
sertahidayahnya saya dapat menyelesaikan Makalah Perencanaan Usaha Budidaya Unggas
Pedaging yang disusun berdasarkan dari beberapa sumber yang kami dapat dari hasil temu
narasumber beserta buku-buku.

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, saya yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tanjungpinang, 22 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B. PERUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. JENIS-JENIS UNGGAS PEDAGING............................................................2


B. SARANA DAN PERALATAN BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING.........3
C. PEMELIHARAAN UNGGAS DAN KANDANG..........................................6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.................................................................................................7
B. PENUTUP..........................................................................................................7
C. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................7

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Unggas pedaging adalah unggas yang dapat dibudidayakan untuk diambil
dagingnya. Contoh : Ayam, burung puyuh, entok, angsa dan bebek/itik. Ayam merupakan
jenis unggas pedaging yang paling banyak diminati. Ayam pedaging memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: ukuran badan besar, pertumbuhan cepat, berdaging, memiliki
temperamen tenang dan lamban, serta kaki berbulu. Jenis ayam pedaging terdiri atas
ayam ras pedaging (Broiler), ayam ras petelur afkir, ayam jantan ras petelur, ayam induk
petelur, ayam induk pedaging, dan ayam bukan ras. Pada awalnya ayam boiler sangat
populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemerintah mencanangkan
penggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu sulit keberadaannya. Itik
merupakan unggas yang hidup di air. Itik memiliki memiliki pertumbuhan yang cepat dan
badan berukuran besar. Terdapat tiga jenis itik pedaging sudah dikenal masyarakat, yaitu:
itik Alabio, itik Mojosari, itik Bali, dan entok.

B. PERUMUSAN MASALAH
1. Jenis-jenis unggas pedaging
2. Sarana dan peralatan budidaya unggas pedaging
3. pemeliharaan unggas dan kandang

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberi suatu pelajaran atau wawasan kepada orang lain cara membudidaya unggas
pedaging.
2. Kita bisa mengetahui jenis-jenis unggas pedaging.
3. Kita bisa mengetahui dan belajar cara memelihara unggas pedaging yang benar .
4. Kita bisa mengetahui sarana dan peralatan dalam budidaya unggas pedaging.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. JENIS-JENIS UNGGAS PEDAGING


1. Ayam
a. Ayam bukan ras
Ayam bukan ras disebut juga ayam kampung yang tersebar di wilayah Indonesia
sehingga namanya memakai nama suatu daerah, misal ayam kedu, ayam nunukan,
atau ayam sentul. Ayam kampung merupakan hasil domestifikasi ayam hutan.
b. Ayam ras pedaging (Broiler)
Ayam ras pedaging merupakan ayam pedaging yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat. Ayam ras pedaging memiliki jaringan ikat yang lunak dan berwarna
putih. Ayam ini dipelihara selama 5-7 minggu lalu dipotong. Ukuran ayam ras
pedaging berkisar antara 1.3-1.5 kg/ekor.
c. Ayam ras petelur afkir
Ayam ras petelur afkir adalah ayam petelur yang sudah habis masa bertelurnya.
Ayam ras afkir petelur berumur sekitar 20 bulan dengan berat 2.0-2.5 kg/ekor.
Kepadatan jaringan ikat ayam ini tergolong baik, namun memiliki kualitas daging
yang rendah karena kandungan lemak yang tinggi. Ayam ras petelur dapat berasal
dari tipe ringan atau tipe medium.
d. Ayam jantan ras petelur
Jenis ayam jantan ras petelur adalah ayam petelur yang berkelamin jantan. Ayam
jantan ras petelur dipelihara untuk diambil dagingnya. Harga bibit ayam jantan ras
petelur lebih murah dan pertumbuhannya tergolong cepat.
e. Ayam induk petelur
Ayam induk petelur adalah ayam ras betina dan jantan penghasil telur bibit untuk
ditetaskan menjadi bibit ayam. Karkas yang dihasilkan oleh ayam induk petelur
keras, kulit kuat, dan mengandung banyak lemak di bawah kulit.
f. Ayam induk pedaging
Ayam induk pedaging adalah ayam induk yang menghasilkan telur untuk
ditetaskan menjadi ayam pedaging. Ayam ini terdiri dari ayam induk betina dan
ayam induk jantan. Ayam induk pedaging mengandung banyak lemak di bawah
kulit.

2. Itik
a. Itik Alabio
Itik alabio yang dijadikan pedaging dapat berkelamin betina atau jantan. Berat
badan dewasa untuk betina adalah 1.4 kg dan jantan 1.5 kg.

2
b. Itik Mojosari
Itik pedaging Mojosari dapat berkelamin jantan atau betina. Berat badan itik
dewasa dapat mencapai 1.4-1.5 kg.
c. Itik Bali
Itik Bali memiliki leher lebih pendek. Bobot itik Bali jantan dan betina dapat
mencapai 1.5 kg.
d. Itik Manila (Entok)
Entok ditandai oleh gerakan yang lamban, posisi badan mendatar, sayap lebar
sehingga dapat terbang. Entok memililki berat badan yang mencapai 4 kg.

3. Burung Puyuh
Salah satu jenis burung yang banyak diternakkan secara komersial untuk diambil
dagingnya adalah burung puyuh. Burung puyuh memiliki bulu yang berwarna coklat
bercak-bercak hitam putih. Burung puyuh terlihat pendek dan gemuk.

B. SARANA DAN PERALATAN BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING


1. Kandang
Kandang adalah bangunan yang berfungsi untuk melindungi ternak dari iklim
buruk, seperti hujan, panas, dan angin. Kandang memberikan lingkungan
pertumbuhan yang sesuai untuk unggas karena unggas dapat terhindar dari stres dan
pemberian pakan lebih efisien. Kandang juga dapat melindungi unggas dari serangan
pemangsa dan mempermudah pengendalian hama dan penyakit unggas.
Kandang juga ditujukan untuk memberikan tempat tinggal yang nyaman bagi
unggas untuk tumbuh dan berkembang serta bertelur. Kandang memudahkan
pemeliharaan unggas, seperti memberikan pakan dan obat-obatan. Dalam budi daya
ayam pedaging, pemilihan lokasi harus dilakukan sebaik mungkin. Lokasi yang
sesuai untuk budi daya ayam pedaging adalah jauh dari keramaian, mudah dijangkau
untuk pemasaran, dan bersifat menetap.Kandang dapat dibuat dengan bahan yang
murah, seperti kayu dan bambu, namun harus kuat. Syarat kandang untuk unggas
pedaging
adalah:
1. Temperatur kandang berkisar antara 32,2–35°C,
2. Kelembapan udara berkisar antara 60–70%,
3. Tersedia lampu penerangan dan atau pemanasan kandang,
4. Mendapat sinar matahari pagi yang cukup,
5. Memiliki sirkulasi udara yang baik,
6. Kandang harus bersih,
7. Memiliki kontruksi yang kuat,
8. Memiliki wadah pakan, minum, dan obat-obatan.
Menurut sistemnya, kandang dapat dikelompokkan menjadi:

3
1. Kandang battery, yaitu kandang yang berbentuk kotak dan bersambungan antara
satu dengan yang lainnya, dapat bertingkat atau satu tingkat saja. Keuntungan
kandang battery adalah dapat menghindari kanibalisme di antara unggas,
menghemat pakan, dan mengurangi penularan penyakit, sedangkan kelemahannya
adalah diperlukan biaya yang tinggi untuk membangun kandang dan ayam kurang
bergerak.
2. Kandang postal, yaitu kandang berlantai rapat dan biasanya menggunakan litter.
Keuntungan kandang postal adalah mudah dibersihkan, sedangkan kelemahannya
adalah litter harus sering diganti dan tingkat kanibalisme yang tinggi serta sulit
mengawasi kesehatan individu unggas.
Sistem kandang berdasarkan bangunannya terdiri atas:
1. Sistem litter, kandang sistem litter adalah kandang memiliki alas lantai yang
berfungsi untuk menyerap air. Bahan litter yang dapat digunakan adalah sekam,
potongan jerami, atau ampas tebu.
2. Sistem sangkar, kandang dibuat berbentuk kurungan. Kadang-kadang jika
diperlukan dibuat bertingkat.
3. Sistem umbaran, kandang umbaran adalah kandang yang dilengkapi dengan
umbaran.
Jenis kandang berdasarkan alas lantainya (litter) dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kandang dengan lantai litter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit
padi, pesak/sekam padi. Kandang dengan lantai litter diterapkan pada kandang
sistem koloni.
2. Kandang dengan lantai kolong berlubang, memiliki lantai terbuat dari kayu kaso
dengan lubang-lubang diantaranya. Lubang berfungsi sebagai tempat untuk
membuang tinja ayam dan langsung ke tempat penampungan.
3. Kandang dengan lantai campuran litter dengan kolong berlubang, dengan
perbandingan 40% luas lantai kandang untuk alas litter dan 60% luas lantai dengan
kolong berlubang (terdiri atas 30% di kanan dan 30% di kiri).
Berdasarkan jumlah unggas yang menempati, kandang dikelompokkan menjadi:
1. Kandang tunggal (kandang individual): satu kandang ditempati oleh satu ekor.
2. Kandang ganda: satu kandang ditempati oleh 2-10 ekor.
3. Kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam kandang. Kandang koloni
banyak digunakan dalam budi daya unggas pedaging secara komersial.

2. Peralatan lainnya
Selain kandang, dibutuhkan juga peralatan seperti berikut ini:
1. Tempat bertengger, Tempat bertengger diperlukan untuk tempat ayam
beristirahat.

4
2. Tempat makan, minum, dan grit. Tempat makan dan minum harus tersedia dalam
jumlah yang cukup. Dapat terbuat dari bambu, almunium, atau bahan lainnya
yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat.

3. Bibit
Bibit unggas pedaging dapat diperoleh pada penyedia bibit. Misal untuk ayam,
bibit yang digunakan disebut DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari. Bibit
unggas pedaging sebaiknya berasal dari pembibitan pedaging sesuai standar yang
telah ditetapkan dalam SNI 01.4868.1-1998, yaitu memiliki berat badan minimal 37
g/ekor untuk ayam. Bibit unggas pedaging yang dipelihara harus bebas dari penyakit
unggas, misalnya Avian Infl uenza, Newcastle Disease (ND), Infectious
Laryngotracheitis, Fowl Cholera, Fowl Fox, Fowl Typhoid, Infectious Bursal
Disease, Marek Disease, Avian Mycoplasmosis (M. Gallisepticum), Avian
Chlamydiosis, Avian Encephalomyelitis, Swollen Head Syndrome, Infectious
Coryza.

4. Pakan
Pakan adalah campuran bahan-bahan makanan yang mengandung nutrisi lengkap
dan sesuai dengan kebutuhan unggas. Pakan yang baik adalah pakan yang memiliki
keseimbangan nutrisi, sehingga dapat diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan
unggas. Pakan unggas dapat berasal dari pabrik pakan atau pakan buatan sendiri.
Pakan yang digunakan harus cukup, sehat, serta berkualitas sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Sebagai contoh mutu pakan ayam pedaging sesuai dengan SNI
01-3930-1995 dan SNI 01-3931-1995. Pakan yang diberikan harus sesuai dengan
jumlah dan mutunya, umur, dan periode pertumbuhan ayam.

5. Obat-obatan, Vitamin, dan Hormon Pertumbuhan


Selain pakan, perlu disiapkan juga obat-obatan untuk ayam pedaging. Obat-
obatan yang digunakan sebaiknya adalah obat yang sudah terdaftar. Penggunaan obat-
obatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada periode akhir masa
pemeliharaan ayam pedaging, ternak dijaga supaya tidak mengalami kecelakaan
yang mengakibatkan patah tulang atau luka memar pada kulit.Usaha peternakan ayam
pedaging harus bebas dari penyakit-penyakit ayam yang berbahaya dan menular
seperti:
1. Avian Infl uenza;
2. Newcastle Disease (ND);
3. Infectious Laryngotracheitis;
4. Fowl Cholera, Fowl Pox;
5. Fowl Typhoid;
6. Infectious Bursal Disease;

5
7. Marek Disease.
8. Avian Mycoplasmosis (M.Gallisepticom).
9. Avian Chlamydiosis.
10. Avian Encephalomyelitis.
11. Swollen head syndrome.
12. Infectious coryza.
Vaksinasi adalah usaha untuk menimbulkan kekebalan tubuh. Tujuan vaksinasi
adalah untuk pengendalian penyakit menular yang disebabkan oleh virus.
Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin
dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Vaksin aktif: vaksin yang mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan
lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
2. Vaksin inaktif: vaksin yang mengandung virus yang telah dilemahkan/dimatikan
tanpa merubah struktur antigenik sehingga mampu membentuk zat kebal.
Kekebalan yang ditimbulkan oleh vaksin inaktif lebih pendek, tapi hanya
diberikan pada ayam yang diduga sakit.

C. PEMELIHARAAN UNGGAS DAN KANDANG


Dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Pemeliharaan secara ekstensif: unggas dipelihara dengan cara dilepas dan
dikandangkan hanya pada malam hari saja sehingga kandang berfungsi sebagai
tempat istirahat dan tidur di malam hari dan bertelur untuk unggas petelur.
b. Pemeliharaan secara semi intensif: unggas dipelihara dengan cara dilepas dan
dikandangkan sehingga sebagian pakan disediakan oleh peternak dan sebagian lagi
dicari sendiri oleh unggas. Kandang berfungsi sebagai tempat istirahat dan bertelur
serta tempat makan.
c. Pemeliharaan secara intensif: pemeliharaan unggas dengan cara dikurung terus
menerus dalam kandang sehingga semua pakan unggas dipenuhi peternak. Kandang
berfungsi sebagai istirahat, makan dan minum, bertelur, serta tempat pengobatan.
Semua. aktivitas unggas yang dipelihara secara intensif dilakukan dalam kandang.

6
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Unggas pedaging adalah unggas yang dapat dibudidayakan untuk diambil
dagingnya. Contoh : Ayam, burung puyuh, entok, angsa dan bebek/itik. Sarana dan
peralatan yang dibutuhkan dalam budi daya ayam pedaging terdiri atas kandang,
peralatan dalam kandang, bibit ayam, pakan, obat-obatan, serta vitamin. Pemeliharaan
unggas dan kadang dibagi menjadi 3 yaitu pemeliharaan secara ekstensif, pemeliharaan
secara semi intensif, pemeliharaan secara intensif. Semua pembahasan tersebut bisa
dilihat di makalah ini.

B. PENUTUP
Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu guru yang telah membaca makalah ini.
Saya merasa bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan saya berharap
Kritik dan Saran dari Ibu guru, agar makalah saya kedepannya lebih baik lagi.

C. DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/mobile/SitiFaridaXX/pkwu-unggas-pedaging
https://belajarunggas.blogspot.com/2014/08/sistem-pemeliharaan.html?m¿1
https://ex-school.com/artikel/mengenal-jenis-jenis-dari-sebuah-unggas-pedaging

Anda mungkin juga menyukai