Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN MANAJEMEN SISTEM INFORMASI DENGAN KINERJA GURU DI SD

NEGERI KELURAHAN TANAH TINGGI JAKARTA PUSAT

Elan Suherlan, Mukhneri Mukhtar, Eliana Sari

ABSTRACT

This study aims to determine Relationship Management Information Systems with Elementary
School Teacher Performance in Central Jakarta Sub Highlands. The sample in this study were
teachers Highlands Village SDN 75 people. Proportional sampling using sampling. The method
used was survey method with the correlational approach. The data collection was done by
distributing questionnaires and analyzed using Normality Test and Test of Significance analysis
technique Product Moment and conclusions with Hypothesis Testing. The results showed that the
positive effect of management information systems with the performance of primary school
teachers in the village of Highlands, Central Jakarta. These results indicate that management
information systems can be used as one of the efforts to improve the performance of primary school
teachers in the village of Highlands, Central Jakarta. Therefore, teachers need to know about the
system implemented in the school as well as the delivery of accurate information from the school
to the teacher. Facilities required to meet the school does in IT so that classroom teaching and
learning activities designed by teachers varied, in order to improve teacher performance.

koywords: Management Information Systems, Performance.

Pendahuluan Pengembangan manajemen sistem informasi


pada lembaga pendidikan sangat dibutuhkan,
Pendidikan pada saat ini membutuhkan dasar karena dalam menghadapi persaingan global
yang harus dibangun, yaitu menyadari posisi lembaga pendidikan dituntut untuk
sebagai penghasil jasa pendidikan lembaga memberikan informasi lebih cepat, akurat
pendidikan harus memahami dengan baik dan nyaman yang merupakan bagian dari
kebutuhan masyarakat yang makin komplek kalitas pelayanan, sehingga akan menjadi
terutama diikuti pengembangan teknologi sebuah keunggulan bersaing (competitive
pendidikan yang sangat pesat. Strategi paling advantage).
tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah memberikan layanan pendidikan Guru dalam proses pembelajaran dikelas
dengan memfasilitasi praktek pembelajaran dipandang dapat memainkan peran penting
dengan menggunakan infrastruktur terutama dalam membantu peserta didik
teknologi, dan memadukan komputer. untuk membangun sikap positif dalam
belajar, membangkitkan rasa ingin tahu,
Maksud diterapkannya manajemen sistem mendorong kemandirian dan ketepatan
informasi pada lembaga pendidikan adalah logika intelektual, serta menciptakan kondisi-
sebagai pendukung kegiatan fungsi kondisi untuk sukses dalam belajar. Kinerja
manajemen; Planning, Organizing, Staffing, guru memikul tanggung jawab utama dalam
Directing, Evaluating, Coordinating, dan transformasi orientasi peserta didik dari
Budgeting. ketidaktahuan menjadi tahu, dari

64
ketergantungan menjadi mandiri, dari tidak berhubungan, mengumpulkan
terampil manjadi terampil, dengan metode- (mendapatkan) memproses, menyimpan dan
metode pembelajaran bukan lagi mendistrubusikan informasi untuk
mempersiapkan peserta didik yang pasif, menunjang pengambilan keputusan dan
melainkan peserta didik berpengetahuan pengawasan dalam suatu organisasi. Sistem
yang senantiasa mampu menyerap dan informasi menurut Romney yang
menyesuaikan diri dengan informasi baru diterjemahkan oleh Krismiaji (2002:12)
dengan berpikir, bertanya, menggali, adalah sebagai berikut: Sistem Informasi
mencipta dan mengembangkan cara-cara adalah cara-cara yang diorganisasi untuk
tertentu dalam memecahkan masalah yang mengumpulkan, memasukkan, mengolah,
berkaitan dengan kehidupannya. dan menyimpan data dan cara-cara yang
diorganisasi untuk menyimpan, mengelola,
Berdasarkan uraian tersebut di atas peneliti mengendalikan dan melaporkan informasi
tertarik untuk mengambil judul penelitian: sedemikian rupa sehingga sebuah organisasi
“Hubungan antara Manajemen Sistem dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Informasi dengan Kinerja Guru SD
Negeri di Kelurahan Tanah Tinggi Menurut Amsyah (2005:1) manajemen
Jakarta Pusat”. sistem informasi adalah mata kuliah yang
mengajari cara-cara mengelola pekerjaan
Kajian Teori informasi dengan menggunakan pendekatan
sistem yang berdasarkan kepada prinsip-
Menurut Robbins dan Coulter (2003:6) yang prinsip manajemen. Griffin (2004:227)
dimaksud dengan manajemen adalah “The menambahkan lnformasi dianggap
process of coordinating work activities so bermanfaat jika akurat, tepat waktu, lengkap,
that they are completed efficiently with and dan relevan.
throught other people”. Lewis, Goodman,
dan Fandt (2004:5) menyatakan manajemen Zulkifly A.M (2005:36) menjelaskan
adalah “The process of administering and Manfaat lembaga mengelola Sistem
coordinating recourses effectively. and Informasi, yaitu: 1) Sistem Pemrosesan
efficiently in an effort to achieve the goals of Transaksi (Transaction Processing Sytems-
organization”. Menurut Terry dalam TPS). TPS merupakan hasil perkembangan
Mulyono (2009:16) yang menyebutkan: dari pembentukan kantor elektronik, dimana
“Management is a distinct process consisting sebagian dari pekerjaan rutin diotomatisasi
of planning, organizing, actuating and termasuk untuk pemrosesan transaksi. Pada
controlling gperformen to determine and TPS, data yang dimasukkan merupakan data-
accomplish stated objective by the use of data transaksi yang terjadi. 2) Sistem
human being and ather resources.” Informasi Manajemen (SIM). SIM adalah
sebuah kelengkapan pengelolaan dari proses-
Menurut Efraim Turban, et.all. (2004:51), proses yang menyediakan informasi untuk
“information system are built to attein manajer guna mendukung operasi-operasi
several goals. One of the primary goals is to dan pembuatan keputusan dalam sebuah
economically process data into information organisasi. Pada SIM, masukan yang
of knowladge”. Menurut Laudon dan Aludon diberikan berupa data transaksi yang telah
(2007:15) yang diterjmahkan Sungkono & diproses, beberapa data yang asli, model-
Eka mendefinisikan sistem informasi sebagai model pengolahan data.. 3) Sistem
sekumpulan komponen yang saling Pendukung Keputusan (SPK) merupakan

65
peningkatan dari SIM dengan penyediaan kesediaan seseorang atau sekelompok orang
prosedur-prosedur khusus dan pemodelan untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
yang unik yang akan membantu manajer menyempurnakan sesuai dengan tanggung
dalam memperoleh alternative keputusan. 4) jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.
Sistem Informasi e-Business dibangun untuk Maka kinerja merupakan keberhasilan yang
menjawab tantangan pengintegrasian data dicapai seseorang dalam melaksanakan
dan informasi dari proses bisnis berbasis tugasnya atau pekerjaannya.
internet.
Menurut model partner-lawyer dalam Rivai
Perihal lain Zulkifli (2005: 65) menerangkan (2005:16), kinerja individu pada dasarnya
Implementasi Manajemen Sistem Informasi dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1) Harapan
sebagai berikut: 1) Kegiatan Pembelajaran. mengenai imbalan, 2) Dorongan, 3)
Dalam proses pembelajaran peran Kemampuan, kebutuhan, sifat, 4) Persepsi
manajemen sistem informasi jelas terhadap tugas, 5) Imbalan internal dan
memberikan manfaat yang sangat besar, eksternal, 6) Persepsi terhadap imbalan dan
karena pengelolaan manajemen sistem kepuasan kerja
informasi akan memberikan kemudahan-
kemudahan dalam memperoleh informasi. Hersey, Blanchard, dan Johnson dalam
Salah satu contoh peran manajemen sistem Wibowo (2013:53) merumuskan adanya
informasi dalam kegiatan pembelajaran enam faktor yang memengaruhi kinerja dan
adalah pemberian skor atau nilai pada siswa. dirumuskan dengan akronim ACHIEVE. A –
2) Kegiatan Selain Pembelajaran. Pengertian Ability (knowledge and skill). C – Clarity
dasar dari manajemen sistem informasi cara (understanding or role perception). H – Help
melakukan pengelolaan data sering kita (organizational support). I – Incentive
temui contoh dalam kehidupan sehari-hari, (motivation or willingness). V – Validity
misalnya manfaat manajemen sistem (valid dan legal personnel practices). E –
informasi selain pembelajaran dapat Environment (environmental).
digunakan untuk melakukan pendataan
penduduk, KTP, Sensus, dan sebagainya. Sagala Syaiful (2007:158) juga
mengemukakan faktor-faktor yang
Kinerja menurut Hellriegel dan Slocum mempengaruhi kinerja yaitu (1). Human
(1998:446) menerangkan “Performance is performance yang menggambarkan
the level of the individual’s work kemampuan (ability) yang didukung oleh
achievement that comes only after effort has motivasi yang kuat; (2). Kemampuan
been exerted”. Pendapat Kanfer yang dikutip (ability) yang menggambarkan pengetahuan
oleh George dan jones (2012:158) (knowledge) didukung oleh keterampilan
berpendapat bahwa “Performance is an (skil).
evaluation of the results of a person’s
behavior: It involves determining how well or Dessler mengungkapakan dalam Deb
poorly a person has accomplished a task or (2008:69) bahwa: Performance Appraisal
done a job.” Pendapat Mc Cloy et.all. yang may be defined as any procedure that
dikutip oleh Khaerul Umam (2010:187) involves (1) setting work standards; (2)
mengatakan bahwa kinerja berarti perilaku- assessing the employee’s actual performance
perilaku atau tindakan-tindakan yang relevan relative to these standards; and (3) providing
terhadap tercapainya tujuan organisasi. Rivai feedback to the employee with the aim of
(2005:15) menjelaskan kinerja adalah motivating that person to eliminate

66
performance deficiencies or to continue to criterion measure be a valid measure of the
perform above par. Penilaian kinerja performance dimension in question. Suppose
menurut Rivai (2005:19) yaitu sebagai: (1). we develop a measure of a sales associate
Alat yang paling baik untuk menentukan performance based on an overall rating
apakkah karyawan telah memberikan hasil assigned by a supervisor. This measure might
kerja yang memadai dan melaksanakan be relevant to sales performance in that it
akitivitas kinerja sesuai dengan standar captures behaviours related to service
kinerja.; (2).Salah satu cara penilaian kinerja orientation, communication, and
dengan melakukan penilaian mengenai interpersonal relations. a) Criterion
kekuatan dan kelemahan karyawan. Alat relevance The degree to which the criterion
yang baik untuk menganalisis kinerja measure captures behaviours or
karyawan dan membuat rekomendasi competencies that constitute job
perbaikan performance. b) Criterion deficiency Refers
to those job performance behaviours or
Cahyani (2009:93) Tujuan penilaian kinerja competencies that are not measured by the
yaitu dapat digunakan untuk meningkatkan criterion. c) Criterion contamination The
kinerja seseorang pada saat ini, sebagai degree to which the criterion measure Is
umpan balik, meningkatkan motivasi, Influenced by, or measures, behaviours of
mengidentifikasi kemampuan karyawan, competencies that are not part of job
membiarkan seseorang yang dinilai performance. 2) Reliability, reliability
kinerjanya mengetahui hal yang diharapkan involves agreement between different
dari sebuah organisasi, memusatkan evaluations, at different periods of time, and
perhatian pada pengembangan karier, with different, although apparently similar,
meningkatkan imbalan, serta memecahkan measures; that is, the criterion measure must
masalah dalam pekerjaan. Begitu banyak meet scientific and professional standards of
keberagaman tujuan dari penilaian kinerj reliability. 3) Practicality, practicality the
maka pada saat melakukan penilaian kinerja degree to which a criterion measure Is
perlu ditetapkan secara pasti tujuan penilaian available, plausible, and acceptable to
kinerja pada saat itu. organizational decision makers.

Menurut Mangkupawira dalam Cahyani Umar (2003:266) mengemukakan ukuran


(2009: 99) manfaat dari penilaian kinerja kinerja pegawai, sebagai berikut: mutu kerja,
karyawan adalah: (1) perbaikan kinerja; (2) kejujuran pegawai, inisiatif, kehadiran, sikap,
penyesuaian kompensasi; (3) keputusan keandalan, kerjasama, pengetahuan tentang
penetapan; (4) kebutuhan pelatihan dan pekerjaan, tanggung jawab dan ketepatan
pengembangan; (5) perencanaan dan waktu. Menurut Sanjaya, (2005:13) kinerja
pengembangan karir; (6) efisiensi proses guru berkaitan dengan tugas perencanaan,
penempatan staf; (7) ketidakakuratan pengelolalan pembelajaran dan penilaian
informasi; (8) kesalahan rancangan hasil belajar siswa. Sebagai perencana, maka
pekerjaan; (9) kesempatan kerja yang sama; guru harus mampu mendesain pembelajaran
(10) tantangan-tantangan eksternal; (11) yang sesuai dengan kondisi di lapangan,
umpan balik pada SDM. sebagai pengelola maka guru harus mampu
menciptakan iklim pembelajaran yang
Menurut Catano et all., (2010: 187-189) kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan
ukuran kinerja terbagi ke dalam 3 bagian baik, dan sebagai evaluator maka guru harus
yaitu: 1) Relevancy, relevancy requires that a mampu melaksanakan penilaian proses dan

67
hasil belajar siswa. Brown dalam Sardiman didiknya supaya bisa tercapai sesuai dengan
(2000:142) menjelaskan tugas dan peranan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
guru, antara lain: menguasai dan Dengan indikator: 1) mutu kerja 2) inisiatif 3)
mengembangkan materi pelajaran, Persepsi terhadap tugas 4) Penilaian siswa 5)
merencanakan dan mempersiapkan pelajaran Kesediaan untuk berkorban.
sehari-hari, dan mengontrol dan
mengevaluasi kegiatan belajar siswa Peneliti menggunakan skala Likert untuk
pemberian nilai atau bobot pada setiap
Metode Penelitian instrumen. Angket disusun berdasarkan
indikator-indikator dari variabel yang diteliti
Penelitian dilakukan selama enam bulan kemudian dituangkan dalam bentuk
dimulai dari bulan Juni hingga Desember pernyataan-pernyataan dengan alternatif
2015 di SD Negeri yang berada di Kelurahan jawaban Sangat Sering (SS), sering (SR),
Tanah Tinggi Jakarta Pusat. Metode Jarang (J), Sangat Jarang (SJ), dan Tidak
penelitian yang digunakan dalam penelitian Pernah (TP) untuk variabel Manajemen
ini adalah metode Survey melalui analisis sistem informasi. Sedangkan untuk variabel
korelasional. Dalam rancangan survey. Kinerja guru digunakan alternatif jawaban
Metode survey dengan teknik angket atau Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (J),
kuesioner Pernah (P), Tidak Pernah (TP).

Penelitian ini menggunakan metode Sebelum kuesioner digunakan dalam


deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan penelitian dilakukan uji validitas dan uji
kepada 75 guru sebagai sample penelitian reliabilitas. Untuk menguji validitas dan
yang di ambil dari sebagian populasi reliabilitas adalah Pearson’s product moment
sebnayak 94 dengan teknik pengambilan formula. Setelah diuji cobakan item
sample Provorsional Random Sampling. kuesioner yang tidak valid dihapus dari
Variabel independen dalam penelitian ini kuesioner karena sudah terwakili oleh item
yaitu Manajemen Sistem Informasi. Variabel pernyataan yang lain. Selanjutnya kuesioner
dependen dalam penelitian ini adalah yang sudah valid dan reliabel diperbanyak
Kinerja. untuk digunakan mengumpulkan data
penelitian yaitu data manajemen sistem
Manajemen sistem informasi adalah informasi dan kinerja guru. Setelah data
penerapan sistem informasi yang dilakukan dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisis
guru dalam sekolah untuk mendukung data
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen sekolah, serta penerapan dalam Kriteria yang digunakan untuk uji validitas
pembelajaran. Dengan indikator: 1) butir adalah rtabel pada α= 0.05 dengan n=20,
Perencanaan Pengumpulan Data yang yaitu 0.444. Hasil dari uji coba instrumen
Akurat; 2) Pengelolaan Pemrosesan Data Variabel X (manajemen sistem informasi)
yang Efisisen; 3) Pengelolaan Penyimpanan yang berjumlah 40 butir pernyataan diperoleh
Data yang Efektif; 4) Pengontrolan Penyajian 31 butir pernyataan valid dan 9 butir
Informasi yang Akurat; 5) Pengawasan pernyataan drop. Selanjutnya pada instrumen
Penggunaan Informasi yang Relevan. Variabel Y (kinerja guru) yang berjumlah 40
Sedangkan definisi operasional Kinerja Guru butir pernyataan diperoleh 30 butir
adalah hasil kerja seorang guru dalam pernyataan valid dan 10 butir pernyataan
mengajarkan dan mencerdaskan peserta

68
drop. Dengan kata lain pernyataan yang valid Variabel
tersebut menandakan rhitung > rtabel. No Data
X Y
Setelah uji validitas, selanjutnya adalah uji 1 Skor Terendah 106 105
reliabilitas. Reliabilitas menunjuk pada satu 2 Skor Tertinggi 153 143
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup 3 Total Skor 9931 9204
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat 4 Mean 131.08 122.72
pengumpul data karena instrumen tersebut
5 Modus 130 116
sudah baik. Pengujian dimaksudkan untuk
menjamin instrumen yang digunakan 6 Median 130 123
merupakan sebuah instrumen yang handal, Standar
7 11.87 8.44
konsisten, dan stabil. Rumus yang digunakan Deviasi
untuk uji reliabilitas adalah rumus Alpha
Cronbach. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan
pengujian persyaratan analisis data, yang
Hasil perhitungan reliabilitas pada variabel X pertama adalah uji normalitas. Uji normalitas
sebesar 0,902 dan variabel Y sebesar 0,907. dilakukan untuk dapat mengetahui apakah
Dengan jumlah responden uji coba sebanyak sampel berasal dari populasi yang
20 guru dengan nilai rtabel = 0.444. berdistirbusi normal atau tidak. Berdasarkan
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka perhitungan normalitas dengan
angket kedua variabel dinyatakan reliabel menggunakan Liliefors dengan α = 0.05 dan
untuk digunakan dalam penelitian. n=40, maka dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
Pada uji hipotesis dilakukan untuk
mengetahui hasil dari hipotesis apakah Variabel Lhitung Ltabel Kesimpulan
ditolak atau diterima. Pengujian hipotesis ini Lhitung 0.0806
dengan menggunakan korelasi product 0.0806 0.1023 < Ltabel
X
moment untuk memperoleh koefisien 0.1023
korelasi (r). Kemudian dilanjutkan dengan
mencari koefisien determinasi (Kd). Lalu Lhitung 0.0683
dibandingkan nilai t hitung tersebut dengan Y 0.0683 0.1023 < Ltabel
nilai t tabel dan dihasilkan pada dk = n-2 0.1023
dengan taraf signifikansi = 0.05, maka
diperoleh hasil kriteria penerimaan dan Berdasarkan dari deskripsi data perhitungan
penolakan hipotesis sebagai berikut: normalitas di atas, dapat disimpulkan bahwa
data sampel Variabel X (Manajemen sistem
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak informasi) dan sampel Variabel Y (Kinerja
guru) berasal dari populasi yang berdistribusi
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima normal. Selanjutnya uji linieritas digunakan
untuk mengetahui pengaruh variabel X
Hasil Penelitian dan Pembahasan terhadap variabel Y, yang akan ditarik suatu
garis lurus pada diagram pencar.
Sebelum melakukan pengujian prasyarat,
deskripsi data penelitian dapat dijabarkan Dari hasil uji regresi linier antara kedua
sebagai berikut: variabel dalam penelitian ini didapat
persamaan Ŷ = 84,10 + 0,29x. Bila

69
digambarkan dalam bentuk grafik persamaan 1,993. Dari hasil tersebut maka diperoleh
linier, maka tampak sebagai berikut: thitung lebih besar dari ttabel (thitung = 3,891> ttabel
= 1,993), sehingga H0 dinyatakan dalam
Kemudian adalah mencari regresi linier yaitu koefisien korelasi signifikan ditolak. Dapat
menentukan ketetapan persamaan estimasi disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
yang dihasilkan berdasarkan perhitungan positif antara Manajemen sistem informasi
dengan dk = n – 2 = 75 – 2 = 73, diperoleh dengan kinerja guru di SD Negeri Kelurahan
Standard Error of Estimate (Se) sebesar Tanah Tinggi Jakarta Pusat.
7,7289. Selanjutnya dalam pengujian
terhadap koefisien regresi dengan derajat Koefisien determinasi (Kd) antara kedua
kebebasan (degree of freedom) dan taraf variabel adalah 17,18 %. Hal ini
signifikansi α = 0,05, maka nilai kritis menunjukkan bahwa besarnya kontribusi
pengujian adalah t(n-k;α/2) = t(75-2;0,05/2) = yang diberikan manajemen sistem informasi
t(73;0,025) = ± 1,993. Dari hasil perhitungan dengan kinerja guru di SD Negeri Kelurahan
yang dilakukan maka dapat diketahui Tanah Tinggi Jakarta Pusat.adalah sebesar
kesalahan standar koefisien regresi (Sb) 17,18 %. Sedangkan 82,82 % lainnya
adalah sebesar 0,0757. Dengan demikian dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.
nilai thitung yang dihasilkan adalah sebesar
3,891. Arah hubungan dalam penelitian ini adalah
positif, antara Manajemen sistem informasi
Berdasarkan hasil hitungan di atas, dengan kinerja guru di SDN Kelurahan
menunjukkan nilai thitung berada di daerah Tanah tinggi Jakarta Pusat. Dari kesimpulan
penolakan H0, maka keputusannya adalah tersebut, dapat diketahui bahwa semakin
menolak H0, berarti nilai b secara statistik tinggi manajemen informasi yangdimiliki
tidak sama dengan 0 (H0 : β ≠ 0). Sehingga oleh seorang guru maka semakin tinggi
dapat disimpulkan secara statistik bahwa kinerja guru di sekolah tersebut. Adapun
variabel X yaitu Manajemen sistem informasi kontribusi yang diberikan oleh manajemen
berhubungan dengan variabel Y yaitu Kinerja sistem informasi sekolah terhadap kinerja
guru. guru setelah melakukan perhitungan dengan
uji koefisein determinasi adalah sebesar
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian 17,18 %. Dari nilai tersebut dapat
ini adalah hipotesis alternatif (Ha) yang memberikan gambaran bahwa manajemen
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif sistem informasi sekolah berhubungan
antara Manajemen sistem informasi dengan dengan peningkatan kinerja guru, di samping
kinerja guru di SD Negeri Kelurahan Tanah faktor-faktor lain yang berhubungan baik dari
Tinggi Jakarta Pusat. Setelah data yang faktor yang berasal dari dalam maupun dari
diperoleh, diolah dan dilakukan perhitungan luar individu guru.
dengan menggunakan rumus korelasi
Product Moment, maka didapat koefisien Kesimpulan
korelasi (rxy) sebesar 0,4144, dan selanjutnya
koefisien korelasi tersebut dimasukan ke 1. Terdapat hubungan yang positif
dalam rumus uji t untuk pengujian hipotesis antara manajemen sistem informasi
sehingga menghasilkan thitung sebesar 3,891. dengan kinerja guru Sekolah Dasar
Untuk uji satu pihak dengan dk = 73 serta Negeri di Kelurahan Tanah Tinggi
taraf signifikansi α = 0,05 dari daftar Jakarta Pusa Semakin tinggi
signifikansi diperoleh t0,95 adalah sebesar manajemen sistem informasi yang

70
dimiliki oleh seorang guru, maka Daftar Pustaka
akan semakin tinggi kinerja guru
Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Amsyah, Zulkifli. (2003). Manajemen
Tanah Tinggi Jakarta Pusat. Sistem Informasi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka.
Saran
Cahyani, Ati. (2009). Strategi dan
1. Kepada sekolah, saran yang dapat Kebijakan Manajemen Sumber Daya
diberikan adalah sebagai organisasi Manusia. Jakarta: PT Indeks.
tempat bernaungnya guru sebaiknya
selalu memberikan dukungan kepada Catano, Wiesner et all. (2010). Recrutment
guru-guru dalam segala hal terutama and selection in canada 4th edition.
dalam upaya peningkatan dayakinerja America: Nelson Education.
guru. Agar dapat tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan oleh sekolah. Deb, Tapomoy. (2008). Performance
Karena dengan adanya kinerja guru Apparesial And Management. New Delhi:
yang tinggi, pencapaiantujuan yang Exel Books.
telah ditetapkan sekolah akan tercapai
sesuai terget yang diharapkan. Efraim turban, et.all., (2004). Information
2. Kepada kepala sekolah, saran yang Technology For Management. 4th edition.
dapat diberikan adalah sebagai New Jersey: John Willey & Sons.
pemegang kebijakan haruslah mampu
memanajemen kondisi lingkungan Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen,
sekolah dalam rangka mentata terjemahan Gina Gania jilid dua, edisi ke
informasi yang dibutuhkanoleh guru tujuh. Jakarta: Erlangga.
maupun orangtua siswa. Adanya
operator di sekolah akan membantu Hellriegel and Slocum, (1998).
dalam peningkatan penataan Management. Boston: Wesley Publishing
informasi yang ada di sekolah. Company,inc,
3. Kepada guru, saran yang dapat
diberikan adalah sebagai pendidik Krismiaji. (2002). Sistem Informasi
sekaligus fasilitator dalam proses Akuntansi, Jilid 1, Yogyakarta: UPP AMP
belajar mengajar hendaknya selalu YKPN.
memperbarui gaya mengajar, serta
media ajar yang digunakan sesuai Kusmianto. (1997). Panduan Penilaian
dengan karakteristik siswa. Selain itu, Kinerja Guru Oleh Pengawas. Jakarta.
penggunaan teknologi informasi dan
komputer dalam proses belajar Laudon, Kenneth C, Aludon, Jane P. (2007).
mengajar juga sebaiknya Management Information System, 10th
ditingkatkan mengingat semakin Edition diterjemahkan oleh Criswan
banyak alat-alat terbaru yang dapat Sungkono & Machmud Eka P. (Nort
digunakan sebagai media belajar America: Person Education Inc.
sekaligus dapat menggugah minat
siswa untuk lebih semangat lagi Lewis, Pamela, and Goodman, Stephen H.
dalam belajar. (2004). Patricia M Fandt, Management 4th

71
ed., Canada; South-Western Challenges For Rivai, Veithzal. (2005). Performance
Tomorrow’s Leaders Apprasial. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru
Profesional: Menciptakan Pembelajaran Sardiman. A. M. (2005). Interaksi dan
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rosdakarya Raja Grafindo.

Mulyono (2009). Manajemen Administrasi Syaiful, Sagala. (2007). Strategik dalam


dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar- Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:
Ruzz Media. Alfabeta.

Robbins, Stephen P. and Mary Coulter. Umam, Khaerul. (2010. Perilaku


(2003). Management, 7th ed. New Jersey: Organisasi. Jakarta: CV. Pustaka Setia.
Prentice Hall
Wibowo. (2013). Manajemen Kinerja.
Jakarta: Rajawali Pers.

72

Anda mungkin juga menyukai