Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN ANAMNESIS KASUS

KONSERVASI GIGI

Oleh:
Florencia Natasya Putri Saraswati
1506668965

Pembimbing
drg. Dini Asrianti, Sp.KG(K)

DEPARTEMEN ILMU KONSERVASI GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS INDONESIA
2020
DAFTAR ISI

Foto Intraoral (sebelum perawatan) ...................................................... 4

Foto Radiograf (sebelum perawatan) ................................................... 5

BAB I Pengenalan Masalah Umum .................................................. 6

1.1 Temuan Masalah............................................................................. 6

1.2 Hubungan Antar Masalah ............................................................... 7

1.3 Strategi Perawatan Umum .............................................................. 8

1.4 Prioritas Perawatan Umum ............................................................. 9

BAB II Pengenalan Masalah Konservasi ....................................... 11

2.1 Rekam Medik Konservasi ............................................................ 11

2.2 Prioritas Rencana Perawatan ........................................................ 11

2.3 Diagnosis dan Rencana Perawatan ............................................... 12

BAB III Terapi Konservasi .............................................................. 15

3.1 Terapi Non Invasif ........................................................................ 15

3.2 Terapi Invasif ............................................................................... 15

BAB IV Prognosis ............................................................................. 23

Daftar Referensi .................................................................................. 24

2
DATA DIRI PASIEN

Nama : Sarifah

Tempat/Tanggal Lahir : Serang, 12 Maret 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum kawin

Agama : Islam

Alamat Tetap : Cilegon


Pekerjaan : Pegawai

Riwayat Penyakit : Disangkal

3
FOTO INTRAORAL SEBELUM PERAWATAN

4
RADIOGRAF SEBELUM PERAWATAN

Elemen gigi 45

5
BAB I
PENGENALAN MASALAH UMUM

1.1 Temuan Masalah (Kunjungan 17 Desember 2019)


Pasien perempuan usia 19 tahun datang ke klinik Integrasi 1 RSKGM FKGUI
dengan keluhan terdapat gigi berlubang pada sebelah belakang kanan bawah
berlakangnya sejak SMP. Gigi tersebut terasa sakit jika makanan terselip ke dalam
lubang, terkadang ngilu saat dipakai untuk makan dan minum dingin, dan bertahan
sampai kurang lebih 1 menit setelahnya, kemudian normal kembali. Dahulu gigi
tersebut pernah sakit berdenyut selama 1 minggu, dengan frekuensi setiap hari,
sebanyak 1 kali per hari.
Pasien mengaku sering mengonsumsi makanan manis 2x sehari di antara jam
makan, sikat gigi rata-rata 2-3 kali sehari, yaitu pada pagi hari sebelum sarapan, siang
saat shalat, dan malam hari saat mandi setelah pulang kerja. Pasien mengonsumsi air
mineral 1,5 liter per hari, dan konsumsi sayur 3 hari sekali, serta jarang mengonsumsi
buah. Pasien menyangkal adanya riwayat sistemik ataupun alergi apapun.
Pada pemeriksaan ekstraoral ditemukan bahwa pasien memiliki kesimetrisan
wajah yang baik serta kondisi bibir yang normal. Pada pemeriksaan kelenjar getah
bening, diperoleh kelenjar submandibula kanan teraba lunak dan sakit, namun pada sisi
kiri tidak teraba dan tidak sakit. Pada pemeriksaan intraoral diperoleh nilai indeks plak
0,35; indeks PBI (Papilla bleeding index) = 0,4 dan Indeks kalkulus 0,8. Dari
perhitungang tersebut, diperoleh nilai OHI-S (Oral Hygiene Index Score) sebesar 1,15.
Keadaan gingiva pasien hiperemi, mukosa, palatum, lidah, dan dasar mulut sehat, serta
terdapat kelainan gigi geligi beruba agenesis gigi 42. Hubungan rahang pasien
ortognati. Pada pemeriksaan gigi geligi ditemukan terdapat karies mencapai pulpa pada
gigi 45 D6 (Site 2 Size 3). Pada pemeriksaan radiografis pada gigi 45 tampak
radiolusensi pada mahkota bagian distal mencapai tanduk pulpa, dan radiolusensi pada
apikal dengan diameter 1 mm. Diagnosis untuk gigi 45 adalah periodontitis apikalis
kronis et causa pulpitis kronis. Temuan lain pada gigi geligi adalah karies email pada
gigi 36, 37, dan 25 D3 (site 1 size 1), serta karies dentin pada gigi 46 D4 (site 1 size 2),
dan gigi 47 D4 (site 1 size 2).
Pada pemeriksaan faktor resiko karies, hidrasi saliva tanpa stimulasi diperoleh
hasil waktu 30-60 detik, viskositas jernih-cair. Pasien menggunakan pasta gigi

6
berfluoride dan tidak mengkonsumsi air minum berfluoridasi maupun menggunakan
bahan topikal fluoride. Pasien menyangkal mengkonsumsi obat peningkat aliran saliva,
tidak terdapat penyakit penyebab mulut kering, dan tidak sedang menggunakan
protesa/alat ortodonsi. Pasien menyadari saat ini memiliki kondisi gigi berlubang dan
mau mengubah sikapnya (status dan sikap pasien tergolong kategori 3A). Pasien
tergolong kooperatif dan ingin untuk dilakukan perawatan.

1.2 Hubungan Antar Masalah

Status Umum Faktor Risiko Karies Faktor Kebersihan Faktor Sosial


Mulut Ekonomi
- Jenis kelamin - Hidrasi saliva tanpa
perempuan usia stimulasi 30-60 detik - Skor OHIS 1,15à - Latar belakang
19 tahun - Viskositas saliva jernih-cair baik sosial ekonomi
- Keadaan umum - Konsumsi manis rata rata - Pasien menyikat gigi rendah
baik >2x / hari 3x/hari (pagi sebelum
- Kesadaran - Diet asam <2x/hari sarapan, siang saat
compos mentis - Fluoride hanya didapat dari shalat, dan sore
pasta gigi pulang kerja)
- Asupan air putih rata-rata
1,5L/hari

Faktor Lokal Gigi 45 Faktor Lokal Gigi 36, 37,25 Faktor Lokal Gigi 46,47

- Karies mencapai pulpa 45 - Terdapat karies - Terdapat karies


menyebabkan terjadinya mencapai email di mencapai dentin di
inflamasi kronis pada permukaan oklusal gigi permukaan oklusal gigi
pulpa 36 dan 37 46 dan 47
- Terdapat karies
mencapai email di
permukaan bukal gigi
Diagnosis 25 Diagnosis
Gigi 46,47 : karies mencapai
Periodontitis apikalis kronis et
dentin D4 (1,2)
causa pulpitis kronis gigi 45 Diagnosis
Gigi 25,36,37 : karies
mencapai email D3 (1,1)

Rencana Perawatan

- 45 Perawatan Saluran Akar dan restorasi onlay


- 46,47 Restorasi Resin Komposit
- 25, 36, 37 Restorasi GIC

7
1.3 Strategi Perawatan Umum

Berdasarkan pengumpulan informasi dari anamnesis dan berdasarkan


pemeriksaan klinis pasien, berbagai faktor memegang peran penting dalam timbulnya
masalah yang terdapat pada rongga mulut pasien. Faktor umum meliputi tingkat
pengetahuan pasien akan kesehatan rongga mulutnya yang masih rendah. Hal tersebut
dapat dilihat dari penilaian faktor risko karies pasien, didapatkan bahwa pasien
memiliki kebiasaan mengonsumsi gula dalam bentuk makanan ringan dan minuman
dengan frekuensi >2 kali sehari, dan mengonsumsi makanan atau minuman asam <2
kali. Pasien mendapat asupan fluor hanya dari pasta gigi saja, dan pasien menyikat gigi
hingga 3 kali sehari, namun pada waktu yang tidak tepat. Pasien mengonsumsi air putih
kurang dari cukup yaitu 1,5L/hari.

Pertama-tama, perawatan dimulai dari perawatan non-invasif berupa edukasi


kepada pasien mengenai frekuensi, waktu, dan teknik membersihkan gigi dan mulutnya
dengan baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk mengeliminasi salah satu etiologi dari
karies. Edukasi mengenai cara sikat gigi yang baik dan benar dimulai dari frekuensi
sikat gigi yang benar, yaitu 2 kali sehari, di waktu yang benar yaitu di pagi hari setelah
sarapan dan malam sebelum tidur dengan metode Bass modifikasi, yaitu membentuk
45 derajat antara kepala sikat gigi dengan gusi dan gigi. Cara penyikatan dilakukan dari
gusi ke gigi. Hal ini bertujuan untuk mencegah trauma pada gusi dan membersihkan
plak yang terdapat pada sulkus gigi. Penyikatan dilakukan pada seluruh permukaan gigi
dengan anjuran durasi minimal 2 menit. Sikat gigi dilakukan 30 menit setelah makan,
karena setelah makan, saliva akan bekerja untuk menetralikan asam dalam mulut paska
konsumsi makanan, memberikan waktu bagi gigi untuk remineralisasi. Sebaiknya
gunakan sikat gigi dengan ujung yang lembut sehingga dapat mudah menjangkau sela-
sela gigi dan tidak mengiritasi gusi. Terkait kebiasaan makan dan minum manis di
antara makan besar, pasien juga perlu informasi mengenai pengurangan frekuensi
konsumsi gula, contohnya yaitu makanan manis sebaiknya dikonsumsi sesaat setelah
makan besar dan setelahnya bilas dengan air putih untuk menghilangkan sisa gula yang
menempel pada gigi. Sarankan pemeriksaan rutin ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali
kepada pasien.

8
Faktor modifikasi:

Kolonisasi bakteri • hidrasi saliva sedang


• diet gula tinggi
• pembersihan kurang adekuat
• faktor proteksi minimal

Metabolisme bakteri berupa asam

pH rongga mulut asam (<5,5) à demineralisasi > remineralisasi

ukuran kristal HA mengecil, ruang interkristalin membesar à email berporus

terbentuk kavitas à karies email

Tahap yang kedua adalah perawatan invasif. Perawatan invasif ini dimulai dari
keluhan utama pasien, yaitu gigi 45, dengan rencana perawatan saluran akar yang
kemudian dilanjutkan dengan restorasi definitive onlay. Setelah keluhan utama
dituntaskan, perawatan dilanjutkan dengan restorasi resin komposit pada gigi 46 dan
47 untuk mengatasi karies D4, dan restorasi GIC pada gigi 25,36,37 untuk mengatasi
karies D3. Setelah seluruh masalah gigi geligi pasien selesai, aplikasi fluoride topikal
dapat dilakukan untuk memperkuat enamel sebagai bentuk pecegahan karies.

1.4 Prioritas Perawatan Umum


1.4.1 Perawatan Non Invasif
a. Mengevaluasi & Meningkatkan Pola Pembersihan Mulut
• Edukasi pasien untuk sikat gigi 2 kali sehari (pagi 30 menit setelah sarapan
dan malam sebelum tidur), dengan metode modifikasi Bass, dilakukan
pada seluruh permukaan gigi, menggunakan sikat gigi berbulu lembut
dengan gerakan dari gusi ke gigi, dan dengan tekanan yang optimal selama
minimal 2 menit, serta penggantian sikat gigi setiap 3 bulan sekali.
• Edukasi penggunaan dental floss untuk membersihkan akumulasi plak dan
retensi makanan pada daerah interdental yang sulit terjangkau oleh sikat
gigi.
b. Modifikasi Diet

9
Edukasi pasien untuk mengurangi frekuensi konsumsi makanan dan
minuman manis di antara waktu makan utama, dan sebaiknya dikonsumsi
bersamaan saat waktu makan besar. Setelah konsumsi gula, instrusikan
pasien untuk segera berkumur dengan air putih untuk melarutkan gula yang
menempel pada permukaan gigi.

1.4.2 Perawatan Invasif


a. Gigi 45 pro perawatan saluran akar dengan restorasi paska endodontik onlay.
b. Gigi 46 dan 47 pro restorasi RK.
c. Gigi 25, 36, dan 37 pro restorasi GIC.

10
BAB 2
PENGENALAN MASALAH KONSERVASI

2.1 Rekam Medik Status Konservasi


Perawatan Invasif
Elemen K T Diagnosis Rencana Elemen K T Diagnosis Rencana
V Perawatan V Perawatan

18 21 61
17 22 62
16 D3 + Site 2 size 2 RK 23 63
15 55 + Abfraksi RK 24 64 + Abfraksi RK
14 54 + Abfraksi RK 25 65 + Abfraksi RK
13 53 + Abfraksi RK 26 KS/ + Nekrosis PSA non vital
D6 Pulpa + onlay
12 52 27
11 51 28

41 81 38
42 82 37
43 83 36
44 84 + Abfraksi RK 35 75 + Abfraksi RK
45 85 D4 + Site 2 size 3 RK 34 74 + Abfraksi RK
46 + Pulpitis PSA vital 33 73
Irreversible + dowel
e.c trauma crown
oklusi
47 D3 + Site 1 size 2 GIC 32 72
48 31 71
Elemen yang tidak ada K : Karies D1-D6 /KS ; TV: Tes Vitalitas : +/-

2.2 Prioritas Rencana Perawatan

No. Masalah Diagnosis Alternatif Perawatan Prognosis


Perawatan yang Dipilih
1 Gigi 45 Abses Apikalis - PSA dan PSA + Onlay Baik
Akut et causa Onlay
Partial Nerosis
gigi 16
2 Gigi 46 Karies D4 site - Resin - Resin Baik
1 size 2 komposit komposit
3 Gigi 47 Karies D4 site - Resin - Resin Baik
1 size 2 komposit komposit
4 Gigi 25 Karies D3 site - Restorasi Restorasi GIC Baik
1 size 1 GIC

11
5 Gigi 36 Karies D3 site - Restorasi Restorasi GIC Baik
1 size 1 GIC
6 Gigi 37 Karies D3 site - Restorasi Restorasi GIC Baik
1 size 1 GIC
7 Terapi - Kunjungan Kunjungan Baik
pemeliharaan berkala ke berkala ke
dokter gigi dokter gigi 3-
minimal 6 bulan
setiap 6 Scaling
bulan
- Scaling

2.3 Diagnosis dan Rencana Perawatan


1. Gigi 45
Diagnosis : Periodontitis Apikalis Kronis et causa Pulpitis Kronis gigi 45
Pemeriksaan :
• Pemeriksaan subjektif :
Gigi kanan bawah belakang terasa sakit jika makanan terselip ke dalam
lubang, terkadang ngilu saat dipakai makan dan minum dingin, dan
bertahan sampai kurang lebih 1 menit setelahnya, kemudian normal
kembali. Dahulu gigi tersebut pernah sakit berdenyut selama 1 minggu,
dengan frekuensi setiap hari, sebanyak 1 kali per hari.
• Pemeriksaan objektif:
Tes perkusi positif dan palpasi negatif, dan tes termal dengan ethyl
chloride positif.
• Radiograf:
Terdapat gambaran radiolusensi pada periapikal dengan diameter 1 mm.
Radiolusensi pada mahkota sebelah disal, mencapai tanduk pulpa,
saluran akar dan kondisi akar normal. Terdapat pelebaran ruang
periodonsium dan putusnya lamina dura di 1/3 apikal.
Rencana perawatan : PSA vital
Rencana restorasi : Onlay
Alasan:
Pada kasus ini, terdapat karies mencapai kamar pulpa sehingga terjadi
inflamasi pada pulpa. Pilihan perawatan yang sesuai adalah perawatan saluran
akar untuk membersihkan jaringan pulpa yang terinfeksi, bakteri, dan

12
toksinnya. Apeks gigi dan foramen apikal sudah terbentuk sempurna, dan sisa
struktur gigi masih adekuat untuk restorasi pasca endodontik.
Restorasi pasca endodontik yang dipilih adalah restorasi onlay dengan
alasan struktur gigi paska PSA sudah tidak adekuat untuk menahan restorasi
intrakoronal, sehingga restorasi ekstrakoronal seperti onlay dapat mengurangi
resiko fraktur.

2. Gigi 46 dan 47
Diagnosis : D4 (site 1 size 2)
Pemeriksaan :
• Pemeriksaan subjektif :
Tidak ada keluhan subjektif.
• Pemeriksaan objektif :
Terdapat kavitas mencapai dentin pada permukaan oklusal gigi meluas
hingga bagian fossa. Tes thermal menggunakan ethyl chloride positif.
Rencana perawatan : Restorasi Resin Komposit
Alasan:
Karies mencapai dentin pada permukaan oklusal gigi posterior dapat
dirawat menggunakan restorasi direk sewarna gigi yang memiliki kekuatan
lebih baik daripada GIC. Bahan ini berikatan dengan micromechanical
interlocking melalui mikroporusitas yang dibentuk oleh etsa, dan berikatan
dengan tubulus dentin. Restorasi dengan sifat seperti RK lebih baik untuk
restorasi karies dengan kedalaman mencapai dentin untuk mencapai retensi
yang lebih baik dan memiliki kemampuan menahan tekanan oklusal yang lebih
baik.

3. Gigi 25, 36, dan 37


Diagnosis : D3 (site 1 size 1)
Pemeriksaan :
• Pemeriksaan subjektif :
Tidak ada keluhan subjektif.
• Pemeriksaan objektif :

13
Terdapat kavitas mencapai email pada permukaan oklusal gigi 36 dan
37, serta kavitas mencapai email pada permukaan bukal gigi 25. Tes
thermal menggunakan ethyl chloride positif.
Rencana perawatan : Restorasi GIC
Alasan:
Karies dangkal (mencapai email) pada permukaan oklusal gigi posterior
dapat dirawat menggunakan restorasi direk yang estetis yaitu GIC. Bahan ini
memiliki keuntungan yaitu fluoride release, dibandingkan dengan bahan Resin
Komposit yang salah satu mekanisme perlekatannya adalah melalui tubulus
dentin. Restorasi dengan sifat seperti GIC baik untuk remineralisasi struktur
email gigi dan cocok untuk dijadikan bahan restorasi karies email.

14
BAB 3
TERAPI KONSERVASI

3.1 Terapi Non Invasif


1. Pembersihan gigi dan mulut:
§ Sikat gigi 2 kali sehari (pagi 30 menit setelah sarapan dan malam sebelum
tidur), dengan metode modifikasi Bass, berdurasi minimal 2 menit,
dilakukan pada seluruh permukaan gigi, menggunakan sikat gigi berbulu
lembut dengan tekanan yang optimal, serta penggantian sikat gigi setiap 3
bulan sekali.
§ Penggunaan dental floss pada daerah interdental.
2. Modifikasi diet
Pengurangan frekuensi konsumsi gula di antara waktu makan utama dan kumur
air putih setelahnya.

3.2 Terapi Invasif


1. Gigi 45 : Periodontitis Apikalis Akut et causa gigi 45 à PSA vital + Onlay
Tahapan PSA menggunakan Teknik ISO
o Foto diagnosis pre-operatif
Ukur panjang gigi pre operatif (jarak titik
acuan ke apeks), kemudian dikurangi 2 mm
untuk mendapatkan panjang kerja estimasi.
o Preparasi Akses
§ Bongkar tumpatan sementara dan
ekskavasi jaringan karies dengan metal round bur.
§ Lakukan open access menggunakan bur metal round sampai
menembus kamar pulpa sesuai dengan bentuk regangan kavitas (oval
untuk gigi 45). Angkat seluruh atap kamar pulpa. Haluskan tepi
kavitas dengan bur diamendo dan periksa dengan sonde berkait
untuk memastikan seluruh atap pulpa sudah terangkat.
Syarat preparasi akses selesai :
- Kavitas telah bebas dari jaringan karies dan restorasi yang
buruk.

15
- Atap pulpa telah terangkat sempurna, pandangan ke orifis dan
saluran akar terlihat jelas, cek dengan sonde berkait
- Jarum endodontik dapat masuk dan difungsikan tanpa
hambatan
- Bentuk dari kavitas memberikan retensi yang baik bagi
tumpatan sementara
o Penjajakan Saluran Akar dan Ekstirpasi Jaringan Pulpa
§ Penjajakan menggunakan file #10/#15 sepanjang kerja estimasi. PK
estimasi ditentukan dengan mengukur jarak antara titik acuan dan
apikal gigi kemudian dikurangi 2 mm. Titik acuan merupakan titik
pada bidang oklusal/insisal yang tidak berubah, dan dijadikan
patokan menyentuh stopper selama perawatan.
§ Olesi jarum endodontik dengan EDTA setiap akan masuk ke saluran
akar, lalu irigasi menggunakan NaOCL 2.5%.
§ Penjajakan dengan gerakan watch winding untuk melepaskan
jaringan pulpa dari dinding saluran akar.
§ Ekstirpasi jaringan pulpa dengan jarum ekstirpasi yang sesuai
dengan diameter saluran akar, masukkan sepanjang 2/3 PK estimasi,
dengan cara putar 180°, lalu Tarik. Ulangi hingga saat ditarik, sudah
tidak ada sisa jaringan pulpa.
o Penentuan Panjang Kerja Sebenarnya
§ Foto radiograf dengan K-file minimal
#20, sepanjang kerja estimasi.
§ Panjang kerja sebenarnya dihitung
berdasarkan hasil evaluasi foto alat
tersebut. Evaluasi apabila panjang kerja
kurang ataupun lebih. Sesuaikan sampai
0,5 mm dari apeks untuk konstriksi apikal.
o Preparasi apikal dan percobaan KGU
§ Tentukan file awal (file yang terbesar yang dapat masuk sepanjang
kerja pada saluran akar sebelum dipreparasi, dan terasa pas pada 1/3
apikal).
§ Preparasi dilakukan dengan gerakan reaming. Irigasi saluran akar
dengan NaOCl 2,5%, kemudian preparasi dilanjutkan hingga

16
mencapai File Apikal Utama (FAU) à file yang terbesar yang dapat
masuk sepanjang kerja pada saluran akar setelah dipreparasi, dan
terasa pas pada 1/3 apikal.
§ Cek retensi dan resistensi dengan menggunakan kon gutap utama.
Bila dimasukkan ketika ditekan akan terasa ada apical stop dan
terasa tug back ketika ditarik keluar.
§ Preparasi step-back
o Preparasi dengan menggunakan file 1 nomor lebih besar dari
FAU sedalam PK dikurangi 2 mm dengan gerakan
circumferential filling.
o Preparasi dengan menggunakan file 2 nomor lebih besar dari
FAU sedalam PK dikurangi 3 mm dengan gerakan
circumferential filling.
o Preparasi dengan menggunakan file 3 nomor lebih besar dari
FAU sedalam PK dikurangi 4 mm dengan gerakan
circumferential filling.
§ Selalu oleskan EDTA ke semua jarum endodontik dan irigasi dengan
NaOCl 2,5%. Rekapitulasi dengan file utama sepanjang kerja untuk
memastikan Panjang kerja tidak berubah.
§ Lakukan pengecekan kembali dengan kon utama, dimasukkan
sepanjang kerja, pastikan masih terdapat tug back dan apical stop,
spreader bisa masuk 2 mm lebih pendek dari panjang kerja à
saluran akar sudah berbentuk taper.
§ Lakukan foto radiografis untuk
mengevaluasi KGU. Pada foto radiograf,
KGU berada pada konstriksi apikal,
kurang lebih 1 mm dari ujung apeks.
o Medikasi Antar Kunjungan
Setelah preparasi saluran akar selesai, lakukan irigasi dan keringkan
saluran akar dengan paper point dan berikan medikasi antar kunjungan
berupa ChKM. Tumpat sementara kavitas dengan Cavit.
Cek keluhan subjektif pasien dan keluhan objektif dengan perkusi dan
palpasi pada saat kontrol 7 hari kemudian. Jika tidak ada keluhan dan
tidak ada tanda-tanda kelainan, obturasi dapat dilakukan.

17
o Pengisian Saluran Akar
§ Bongkar tumpatan sementara, irigasi dengan NaOCl 2,5 %
§ Rekapitulasi dan irigasi NaOCl 2,5%, keringkan dengan paper point
Syarat saluran akar dapat diobturasi:
- Keluhan subjektif, perkusi, dan palpasi negatif
- Tidak ada serbuk dentin pada file
- Saat irigasi, terlihat serbuk dentin sehat
- Saluran akar kering, tidak berbau
§ Pengadukan sealer
o Aduk sealer endomethasone (powder dan liquid) sampai
homogen dalam konsistensi krim. Aduk dengan gerakan
memutar sampai konsistensi krim dan homogen.
o Cek à spatula diangkat 2 cm tanpa terputus
§ Obturasi dengan teknik kondensasi lateral / ISO
o Oleskan sealer ke dinding saluran akar menggunakan lentulo
yang digerakkah searah jarum jam. Masukkan guttap, perlahan-
lahan ditarik sedikit satu-dua kali agar kelebihan semen dapat
keluar, kemudian masukkan guttap sepanjang kerja.
o Kon utama ditekan dengan spreader sampai rapat ke dinding
saluran akar. Spreader ditekan ke apeks hingga 2 mm dari apeks,
putar ke kiri dan kanan, lalu keluarkan dari saluran akar.
o Kon tambahan yang sudah diolesi dengan
sealer dimasukkan segera setelah spreader
diangkat. Lakukan hingga spreader tidak
dapat masuk lagi ke saluran akar
(hermetis).
o Foto radiograf untuk evaluasi pengisian
saluran akar
• Penumpatan Basis
o Bersihkan dasar kavitas dengan cotton pellet, kemudian dasar
kamar pulpa dilapisi dengan basis RM-GIC.
o Setelah 1 minggu, dilakukan kontrol untuk melihat adaptasi
bahan pengisian terhadap jaringan periapikal, kemudian

18
dilakukan restorasi tetap dengan menggunakan full-metal
Onlay.
o Restorasi pasca endodontik
Untuk restorasi pasca endodontik kasus ini digunakan Onlay gigi 45.

• Restorasi pasca endodontik (Onlay full metal)


Tahapan kerja :

1. Bongkar tumpatan sementara


2. Reduksi oklusal
Bidang oklusal direduksi hingga 1-1,5 mm untuk memberikan ruang
material onlay. Preparasi mengukuti kontur anatomi oklusal. Cek dengan
sonde apakah sonde dapat dilewatkan dengan mudah dalam keadaan oklusi.
Sebelumnya buat pedoman alur pada permukaan oklusal dinding bukal dan
lingual/palatal (tanpa menyertakan dinding mesial).
3. Preparasi Kavitas
Lakukan preparasi kavitas dengan mempreparasi dinding bukal dan lingual
menggunakan bur fisur agar dibuat divergen ke oklusal 2-5°. Periksa
kedalaman dengan pocket probe. Dasar kavitas diratakan dan garis sudut
dibuat membulat. Jika serviko-oklusal gigi pendek, basis GIC diaplikasikan
hanya untuk menutup orifis sehingga dapat meningkatkan kedalaman
restorasi.
4. Preparasi bevel
Lakukan preparasi bevel dengan kontrabevel (tepi kavitas luar) dibuat
kemiringan 30° sedalam 1,5 mm dan intrabevel (tepi kavitas dalam) dengan
kemiringan 40° sedalam 0,5 mm. Bevel gingival dibuat kemiringan 30°
sedalam 0,5 mm. Haluskan sudut yang tajam, cuci kavitas dengan aquades
steril.
5. Pencetakkan
Lakukan pencetakan gigi dengan teknik double impression, menggunakan
polysiloxane impression yang terdiri dari material heavy body dan light
body. Gunakan sendok cetak sebagian. Aplikasikan heavy body pada
sendok cetak, letakkan lapisan plastic di atas material cetak, lalu cetakkan
ke gigi. Aplikasikan light body ke heavy body pada sendok cetak, lalu

19
aplikasikan juga ke gigi dengan syringe. Masukkan ke rongga mulut dan
tahan hingga mengeras. Selanjutnya buat catatan gigit dengan wax. Hasil
cetakan dikirim ke lab yang akan membuatkan restorasi onlay. Tahap
selanjutnya berupa pembuatan onlay yang dilakukan di laboratorium.
6. Pencetakan rahang antagonis menggunakan alginate, dan pembuatan
catatan gigit.
7. Lakukan penumpatan sementara, kirim hasil cetakan beserta catatan gigit.
8. Try in dan penyesuaian kontak proksimal
Bongkar tumpatan sementara, cuci kavitas, lalu lakukan pencobaan onlay.
Cek adaptasi tepi restorasi, pastikan titik kontak ada dan dental floss bisa
masuk ke interdental. Pengecekan lainnya juga dilakukan dengan foto
radiograf bitewing untuk mengetahui kontak antara onlay dengan gigi dan
apakah restorasi overhanging.
9. Sementasi
Jika seluruh hasil evaluasi sudah baik, maka lakukan sementasi dengan GIC
tipe 1 luting cement, dengan perbandingan bubuk dan cairan sesuai takaran
pabrik. Aduk di atas mixing slab hingga konsistensi krim. Kavitas
dibersihkan dengan aquadest lalu keringkan dengan sedikit lembab. Lapisi
bagian intaglio pada onlay dan pada kavitas, kemudia tekan onlay pada
kavitas, sampai semen keluar melalui tepi restorasi, dan tunggu hingga
sedikit mengeras. Kelebihan semen segera dibersihkan dengan kapas butir
sebelum mengeras seluruhnya, bagian proksimal dibersihkan dengan dental
floss. Sementasi dianggap baik jika keseluruhan semen keluar dari seluruh
tepi restorasi yang berarti seluruh permukaan restorasi yang menghadap
kavitas telah terisi semen.
10. Kontrol
Isntruksikan untuk kontrol kurang lebih 1 minggu setelah sementasi untuk
mengecek adanya keluhan subjektif, dan kondisi objektif yaitu posisi onlay,
kerapatan margin, titik kontak, serta fungsional.

2. Gigi 46 dan 47:Karies Dentin (site 1 size 2) à Restorasi resin komposit


Tahapan kerja:

20
• Ekskavasi jaringan karies sampai tersisa dentin affected dengan
ekskavator atau bur metal bulat
• Preparasi kavitas dan bentuk dinding divergen, serta bevel pada bagian
mesian dan distal tepi kavitas. Haluskan tepi kavitas yang tajam dengan
bur fissure.
• Isolasi daerah kerja, lalu pilih shade warna resin yang sesuai dengan
warna gigi
• Aplikasikan etsa selama 15 detik pada kavitas, lalu bilas dengan water
syringe, dan keringkan dengan cotton pellet lembab
• Aplikasikan bonding agent, ratakan hingga tipis dengan air syringe,
tunggu selama 10 detik. Setelah itu, lakukan curing dengan light curing
unit selama 20 detik.
• Tumpat resin komposit pada kavitas, bentuk sesuai anatomis. Lakukan
penyinaran dengan light curing unit selama 20 detik (metode incremental
setiap kedalaman 2 mm).
• Cek oklusi dan artikulasi dengan articulating paper. Kurangi jika ada yg
menghasilkan jejas tebal
• Lakukan polishing agar permukaan tumpatan halus dan mengkilap
dengan enhance pointed menggunalan low speed.
• Instruksikan untuk kontrol kurang lebih 1 minggu setelahnya.

3. Gigi 25, 36, dan 37: Karies Email (site 1 size 1) à Restorasi GIC
Tahapan kerja :
• Ekskavasi jaringan karies dengan ekskavator atau bur metal bulat
• Haluskan tepi kavitas dengan bur fissure
• Isolasi daerah kerja
• Manipulasi dan penumpatan GIC
o Aplikasi dentin conditioner selama 20 detik, bilas atau cuci dengan
water syringe, keringkan lalu biarkan dalam keadaan lembab
menggunakan cotton pellet yang dibasahi aquades lalu di peras.
o Aduk powder dan liquied GIC dengan gerakan melipat di atas paper
pad, sesuai dengan petunjuk pabrik, tumpat pada kavitas sambil
membentuk kontur gigi sesuai anatomi.

21
o Cek oklusi artikulasi dengan articulating paper, kurangi dengan
finishing bur jika ada yg terlalu tebal dan mengganjal, serta perbaiki
bentuk anatomi.
• Finishing dan polishing
o Pemolesan dilakukan 24 jam setelah penumpatan dengan
menggunakan enhance dan low speed.
o Pemolesan dilakukan agar permukaan tumpatan halus dan mengkilap
sehingga tidak mengakibatkan retensi plak dan debri.
• Instruksikan untuk kontrol kurang lebih 1 minggu setelahnya.

22
BAB 4
PROGNOSIS

1. Prognosis Umum
Prognosis baik : Pasien dalam kondisi keadaan umum baik, tidak ada kelainan
sistemik, sikap pasien kooperatif, dengan motivasi pasien tinggi untuk memperbaiki
pola kebersihan mulut dan kesehatan mulutnya.
2. Prognosis Lokal
a. Gigi 45
Prognosis baik : Gigi masih dapat dirawat saluran akar dan sisa jaringan masih
banyak sehingga mendukung untuk dilakukan restorasi paska endodontik.
b. Gigi 46 dan 47
Prognosis baik : Gigi kehilangan struktur mahkota mencapai dentin dan masih
dapat memberikan retensi dan resistensi terhadap material restorasi
intrakoronal.
c. Gigi 25, 36, dan 37
Prognosis baik : Gigi kehilangan struktur mahkota mencapai email dan masih
dapat memberikan retensi dan resistensi terhadap material restorasi
intrakoronal.

23
REFERENSI

1. Mount GJ, Hume WR. Preservation and restoration of tooth structure. 2nd ed.
Queensland: Knowledge books and software; 2005.
2. Buku Standar Operasional Prosedur : Restorasi Resin Komposit. JILID 1.
Departemen Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
3. Walton R, Torabinejad M. Principles and Practice of Endodontics. 3rd ed. USA: W.
B. Saunders Company; 2002.
4. Nursasongko B. Buku Pegangan Endodontik Praklinik Edisi II. Jakarta:
Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG UI; 2007.
5. Cohen S, Hargreaves KM. Pathways of the Pulp. 9th ed: Elsevier; 2006.
6. Heymann, Harald O, Edward J Swift, and Andre V Ritter. Sturdevant's Art &
Science Of Operative Dentistry. 1st ed. Saint Louis: Elsevier Health Sciences, 2012.
Print.

24

Anda mungkin juga menyukai