Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN

RENTABILITAS UNTUK MELIHAT KINERJA KEUANGAN


BANK
(STUDI PADA PT. BANK CIMB NIAGA, TBK PERIODE 2012-2017)

Novita Sari, Sri Nuringwahyu, Dadang Krisdianto


Jurusan Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Islam Malang.
Jl. MT Haryono 193 Malang, 65144 Indonesia.
LPPM Universitas Islam Malang, Jl. MT Haryono 193 Malang, 65144 Indonesia
E-mail : Nop.nopi19@gmail.com

ABSTRAK
Hasil penelitian menemukan bahwa PT. Bank CIMB Niaga, Tbk disimpulkan bawasanya rasio
likuiditas PT. Bank CIMB Niaga, Tbk pada tahun 2012-2017 selama 6 tahun sebesar 16,09%. Jadi bisa
disimpulkan dari sisi Quick Ratio selama 6 tahun Bank termasuk kedalam kategori baik/sehat dan Bank
CIMB Niaga dikatakan baik/sehat dilihat dari sisi Cash Ratio rata-rata selama 6 tahun terakhir sebesar
90,5% karena memenuhi standar rasio ketetapan Bank Indonesia. Rasio solvabilitas periode 2012-2017
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk dalam keadaan tidak solvable, karena tidak mampu menutupi kemungkinan
kegagalan dalam pemberian pembiayaan dan juga dalam menyangga sejumlah pinjaman dari nasabah.
Rasio solvabilitas PT. Bank CIMB Niaga, Tbk pada tahun 2012-2017 adalah baik/ sehat. Rasio
rentabilitas yang menunjukkan bahwa PT. Bank CIMB Niaga, Tbk dalam keadaan tidak baik/ tidak sehat
terlihat dari sisi rasio Interest Expense Ratio, Cost of Fund dan Leverage Multiplier yang mengalami
peningkatan.

Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas

ABSTRACT

The results of the study find that the liquidity ratios of PT. Bank CIMB Niaga, Tbk for 6 years
during 2012-2017 is 16.09%.So it can be concluded from Quick Ratio during 6 years, bank is in good
category and It also can be seen from the average f the Cash Ratio during the last 6 years is 90.5%
because it meets the standard ratio of determination of Bank Indonesia. Solvency ratio of PT. Bank CIMB
Niaga, Tbk in 2012-2017 is not solvable, because it is unable to cover the possibility of failure in giving
financing and also in opposing a number of loans from customers. Solvency Ratio of PT. Bank CIMB
Niaga, Tbk in 2012-2017 is good. Ratio of profitability indicates that PT. Bank CIMB Niaga, Tbk is not
good in terms of Interest Expense Ratio ratio, Cost of Fund and Leverage Multiplier that has increased.

Keywords: Financial Performance, Liquidity Ratio, Solvency and Profitability.

135
PENDAHULUAN antara lain likuiditas, solvabilitas, dan
Latar Belakang rentabilitas. Bank seharusnya tahu cara yang
Perbankan memiliki peranan penting dilakukan kepada laporan keuangan bank untuk
dalam dunia perekonomian dan pembangunan mengetahui perkembangan dan juga kelemahan-
nasional, terutama perubahan dan susunan atau kelemahan dari kegiatan yang dilakukan oleh
struktur perbankan di Indonesia sangat bank tersebut dengan cara menganalisa atau
diharapkan dapat membawa perubahan yang menginterpretasi. Secara umum rasio-rasio
positif dan lebih baik. Bank adalah suatu keuangan perbankan tersebut dapat digunakan
lembaga yang mempunyai fungsi sebagai sebagai salah satu alat untuk menilai kinerja
intermediasi keuangan yang menyelenggarakan keuangan bank.
transaksi pembayaran serta alat transmisi Bank CIMB Niaga adalah Bank swasta
kebijakan moneter. yang menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek
Dewasa ini persaingan dalam dunia Indonesia (BEI) pada tahun 1989. Bank CIMB
perbankan sangat meningkat pesat. Secara tidak Niaga mengambil keputusan untuk menjadi
langsung masing-masing kompetitor dengan perusahaan terbuka sebagai tonggak bersejarah
ketat mengawasi, menganalisa perkembangan dan mampu meningkatkan akses pendanaan yang
bank-bank yang menjadi pesaing untuk melihat lebih luas. Bank CIMB Niaga yang dulunya
titik yang menjadi kelemahan dari suatu adalah bank yang memiliki kinerja yang kurang
perusahaan agar dapat mengeksplorasi strategi baik. Bank CIMB Niaga pernah mengalami
yang menjadi keunggulan perusahaan itu sendiri, krisis keuangan November 2002. Commerce
dan dengan demikian mereka bisa memenangkan Asset-Holding Berhard(CAHB), kini dikenal
persaingan didunia perekonomian sekarang. luas sebagai CIMB Group Holding Berhard
Persaingan tidak hanya terjadi pada produk dan dengan mengakuisisi saham mayoritas Bank
jasa apa yang ditawarkan namun hal tersebut Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan
juga berbicara tentang perencanaan keuangan Nasional (BPPN). Seluruh kepemilikan saham
yang sehat dan kinerja dalam suatu perusahaan Bank CIMB Niaga pada agustus 2007 berpindah
atau perbankan. Bank harus mampu memberikan tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari
kinerja yang baik untuk menumbuhkan loyalitas reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi
dan kepercayaan kepada masyarakat terhadap kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group
dunia perbankan. dengan Platform universal Banking. PT Bank
Kepercayaan yang turun dari masyarakat CIMB Tbk dan PT Bank Lippo Tbk mendapat
pada kinerja perbankan tercermin dengan persetujuan Bank Indonesia yang diterima dalam
terjadinya rush atau penarikan dana yang tidak bentuk surat tertanggal 16 oktober 2008 ini
wajar. Penarikan dana yang tidak wajar membuat perkembangan bagi Bank CIMB
menyebabkan terganggunya likuiditas suatu Niaga. Bank ini sampai mempunyai unit-unit
bank. Sehingga pemerintah harus melikuidasi bisnis perbankan yang mengakses jaringan
bank yang tidak memiliki kinerja yang bagus. CIMB Group dengan 1.062 cabang di seluruh
Banyak bank yang dilikuidasi, tercatat ada 71 Asia Tenggara (jaringan cabang ritel terbesar di
bank yang dilikuidasi. Bank yang dilikuidasi kawasan tersebut) yang mencakup lebih dari
tersebut sebanyak 1 bank umum dan 70 bank empat pasar besar di Indonesia, Malaysia,
perkreditan rakyat (BPR) bank selama 2005 Thailand dan Singapura. Jaringan cabang ini
hingga 2016 oleh pemerintah. membentang dari Chiang Rai di Thailand bagian
Pemerintah melakukan pemulihan dan Utara sampai Bali di Indonesia bagian Selatan.
penyehatan perbankan guna memperbaiki kinerja CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-5 di
perbankan di Indonesia hingga mempunyai Indonesia dalam hal aset, kredit, dana nasabah
kualitas yang baik. Kinerja bank ini memiliki dan jumlah jaringan cabang. CIMB Niaga
berbagai permasalahan akibat persaingan yang menawarkan produk dan layanan perbankan
ketat. Kinerja keuangan khususnya yang sangat konvensional dan syariah yang komprehensif
perlu diperbaiki didalam meningkatkan kualitas dengan gabungan kekuatan di bidang perbankan
kinerja keuangan bank. komersial dan korporat, tresuri serta layanan
Penilaian kinerja keuangan perbankan pembayaran yang didukung oleh jaringan cabang
dapat diketahui dengan berbagai cara salah serta branchless banking yang terbesar luas di
satunya adalah menggunakan Rasio Keuangan Indonesia. Bank ini juga mengembangkan bisnis
Perbankan. Rasio-rasio keuangan perbankan pembiayaan mikro dengan brand mikro laju yang
adalah suatu ukuran tertentu dalam mengadakan memiliki 350 gerai untuk melayani nasabah.
interpretasi dari analisa laporan keuangan suatu Kantor pusat Braha Niaga / Niaga Tower Jl.
bank. Rasio keuangan perbankan akan Jend. Sudirman Kav. 58 Jakarta Selatan,
memperlihatkan aspek rasio dalam keuangan, JK,12190.

136
Dewan Standart Akuntansi Keuangan Periode 2012-2017)”.
telah mengesahkan penyesuaian atas PSAK 1
tentang penyajian laporan keuangan pada tanggal
27 agustus 2014 menyebutkan laporan keuangan Rumusan Masalah
yang dibuat untuk tujuan memberikan informasi 1. Bagaimana kinerja Keuangan PT. Bank
yang menyangkut laporan posisi keuangan, CIMB Niaga, Tbk selama 6 tahun (2012-
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif, 2017) terakhir ini dilihat dari rasio
laporan perubahan ekuitas, catatan atas laporan likuiditas?
keuangan, namun demikian, laporan keuangan 2. Bagaimana kinerja Keuangan PT. Bank
tidak menyediakan semua informasi yang CIMB Niaga, Tbk selama 6 tahun (2012-
mungkin dibutuhkan pemakai dalam 2017) terakhir ini dilihat dari rasio
pengambilan keputusan ekonomi perusahaan solvabilitas?
karena laporan keuangan secara umum 3. Bagaimana kinerja Keuangan PT. Bank
menggambarkan pengaruh keuangan dari CIMB Niaga, Tbk selama 6 tahun (2012-
kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk 2017) terakhir ini dilihat dari rasio
menyediakan non keuangan. Sumber dari rentabilitas.
masalah keuangan bank adalah laporan
keuangan. Masalah yang sering muncul dalam Tujuan Penelitian
dunia perbankan adalah laporan keuangan, hal 1. Kinerja keuangan pada PT. Bank CIMB
ini sering terjadi dan sering dilakukan oleh pihak Niaga, Tbk yang dilihat dari rasio likuiditas
manajemen atau tanggungjawab manajemen atas dengan laporan keuangan tahun 2012-2017.
sumber daya yang dipercayakan pada pimpinan 2. Kinerja keuangan pada PT. Bank CIMB
perusahaan. Niaga, Tbk yang dilihat dari rasio solvabilitas
Penelitian pernah dilakukan Suciati dengan laporan keuangan tahun 2012-2017.
Hapsari, dari Program Studi Manajemen Fakultas 3. Kinerja keuangan pada PT. Bank CIMB
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Niaga, Tbk yang dilihat dari rasio rentabilitas
Surakarta dengan judul “ Analisis Perbedaan dengan laporan keuangan tahun 2012-2017.
Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan
Sesudah Merger pada Bank CIMB Niaga”. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Bagi Penulis
perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum a. Untuk mendapatkan gelar sarjana (S-1) Ilmu
dan setelah dilakukan merger kasus pada Bank Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
CIMB Niaga. Hasil penelitian yang Administrasi Universitas Islam Malang.
menggunakan Independent Sample T-test b. Untuk menambah wawasan, pengalaman, dan
terdapat satu variabel Financial Leverage pengetahuan yang berhubungan dengan
Multiplier (FLM) yang mengalami perbedaan. analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan
Sedangkan variabel Return On Total Assets rentabilitas.
(ROA), Return On Equity (ROE), Total Assets 2. Bagi Lembaga Akademis dan Peneliti
Turn Over (TATO), Net Profit Margin (NPM) a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tidak mengalami perbedaan setelah dimerger. kontribusi dalam ilmu pengetahuan
Adanya penelitian ini bertujuan untuk khususnya pada kajian rasio keuangan
melihat kinerja keuangan yang ada dalam PT. perbankan tentang analisis likuiditas,
Bank CIMB Niaga, Tbk, karena dilihat dari solvabilitas dan rentabilitas untuk mengukur
perkembangan yang baik dalam penggabungan kinerja keuangan sebuah perusahaan, serta
usaha yang dilakukan Bank selama ini. dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
Penelitian ini diharapkan dapat menambah penelitian selanjutnya.
pengetahuan dan dapat mengetahui bagaimana 3. Bagi Pihak Bank
kinerja dalam PT. Bank CIMB Niaga, Tbk. a. Bagi PT. Bank CIMB Niaga, Tbk penelitian
Laporan keuangan harus dilakukan secara hati- ini diharapkan dapat digunakan sebagai
hati dengan mempertimbangkan kondisi yang bahan pertimbangan agar kedepannya
sedang terjadi dan dapat mempengaruhi perusahaan dapat memaksimalkan kinerja
Performance perusahaan. Melihat pentingnya keuanganya.
pembahasan tentang analisis rasio keuangan
untuk mengetahui kinerja keuangan bank, maka METODE PENELITIAN
penulis mengambil judul “Analisis Rasio Jenis Penelitian
Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas Penelitian ini menggunakan metode
untuk melihat Kinerja Keuangan Bank ( diskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Studi pada PT. Bank CIMB Niaga,Tbk Menurut M. Nazir “Metode diskriptif adalah

137
suatu metode dalam meneliti status sekelompok menghasilkan laba dan posisi kas tertentu.
manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem Pengukuran kinerja keuangan, dapat dilihat
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada prospek pertumbuhan dan perkembangan
masa sekarang”. Penelitian ini menggunakan keuangan perusahaan. Perusahaan dikatakan
pendekatan penelitian kuantitatif, karena berhasil apabila perusahaan telah mencapai
penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.
ini sesuai dengan pendapat Arikunto yang Pengukuran kinerja keuangan
mengemukakan penelitian kuantitatif adalah menggunakan rasio keuangan merupakan
pendekatan penelitian yang banyak dituntut salah satu alat analisis keuangan yang paling
menguakkan angka, mulai dari pengumpulan bagus dan banyak digunakan. Berikut ini
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta adalah rasio yang digunakan peneliti untuk
penampilan hasilnya. mengetahui kinerja keuangan :
a. Rasio Likuiditas adalah rasio yang
Objek Penelitian digunakan untuk mengukur kemampuan
Objek penelitian merupakan sasaran Bank CIMB Niaga tahun 2012. 2013, 2014,
untuk mendapatkan suatu data. Sesuai pendapat 2015 dam 2016 dalam membayar semua
Sugiyono mengidentifikasi objek penelitian kewajiban jangka pendek pada saat jatuh
adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data tempo dengan menggunakan aktiva lancar
dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang yang tersedia. Dalam rasio ini alat analisis
suatu hal objektif, valid dan reliable tentang yang digunakan untuk mengetahui rata-rata
suatu hal (variabel tertentu). Menurut Umar hasil perhitungan pada laporan keuangan
Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan adalah Quick Ratio, Cash Ratio, Loan of
atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga Deposit Ratio (LDR), Loan to Assets Ratio
dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga (LAR).
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu. b. Rasio Solvabilitas adalah rasio bank untuk
Objek penelitian merupakan sasaran mengukur kemampuan suatu bank dalam
dengan tujuan dan kegunaan untuk mendapatkan mencari dana untuk membiayai
data tertentu. Objek penelitian dalam skripsi ini kegiatannya. Bisa juga rasio ini merupakan
adalah Laporan Keuangan pada Bank CIMB alat ukur untuk melihat kekayaan bank
Niaga. Laporan keuangan ini berasal dari web untuk melihat efisiensi bagi pihak
resmi Bank CIMB Niaga yaitu: manajemen bank tersebut. Beberapa jenis
https://www.cimbniaga.com/in/about- rasio yang digunakan dalam rasio
us/hubungan-investor/financial.html solvabilitas antara lain, Primary Ratio,
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan- Secondary Risk Ratio, Capital Ratio.
keuangan/bank/umum- c. Rasio Rentabilitas dipergunakan untuk
konvensional/Default.aspx mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
Waktu Penelitian bersangkutan.
Waktu yang digunakan dalam penelitian
ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2018. Populasi dan Sampel
Populasi
Variabel Penelitian Menurut Sugiyono “Populasi adalah
Menurut Sugiyono “Variabel dalam wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek,
penelitian adalah merupakan suatu atribut atau subyek yang mempunyai kualitas dan
sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini
ditarik kesimpulannya. adalah data laporan keuangan Bank CIMB
Variabel penelitian yang digunakan oleh Niaga.
penulis untuk menganalisa kinerja keuangan
Bank CIMB Niaga adalah Rasio Keuangan Sampel
Bank. Menurut Sugiyono “ Sampel adalah
sebagian dari jumlah yang dimiliki populasi
Definisi Operasional Variabel tersebut”. Penelitian yang dilakukan tidak
1. Kinerja keuangan memungkinkan untuk meneliti seluruh jumlah
Kinerja Keuangan merupakan suatu obyek yang teliti karena keterbatasan peneliti.
usaha formal untuk mengevaluasi efisiensi Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah data
dan efektivitas perusahaan dalam laporan posisi keuangan berupa neraca dan laba

138
rugi yang dihitung setiap Triwulan yang hasil perhitungan tersebut apakah sangat baik,
berjumlah 20 time series pada PT. Bank CIMB baik, sedang, kurang baik. Lalu melakukan
Niaga Tbk pada 6 (enam) periode terakhir yaitu interprestasi karena interprestasi merupakan inti
2012-2017. dari proses analisis sebagai perpaduan antara
hasil pembanding/pengukur dengan kaidah
Jenis dan Metode Pengumpulan Data teoritis yang berlaku.
Jenis Data Jenis rasio yang digunakan dalam penelitian
Jenis data yang digunakan adalah data berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.
sekunder berupa laporan keuangan berupa 17/11/PBI/2015 tanggal 25 juni 2015 Nilai
neraca yang berasal dari web resmi Bank CIMB standar tingkat kesehatan Bank Indonesia
Niaga. Menurut Supranto “Data Sekunder Sta
merupakan data yang diperoleh dalam bentuk Jeni nda
yang sudah jadi berupa publikasi”. Peneliti s Indi r
mengambil data laporan keuangan berupa neraca Rasi kato Formula Ket
dan laba rugi yang dihitung setiap Triwulan pada o r eta
periode tahun 2012-2017. Jenis data yang pan
digunakan adalah data kuantitatif. Data BI
kuantitatif adalah suatu data yang berbentuk Liku Quic Cash Assets 15
angka dengan suatu teknik penganalisisan data idita k = %-
dengan menggunakan perhitungan sebagai dasar s Ratio X 20
pengambilan keputusan. 100 % %
Total
Metode Pengumpulan Data Deposit
Menurut Indrianto dan supomo “ Metode Cash Likuid Assets >80
Pengumpulan data adalah cara-cara yang Ratio = %
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan X
data. Metode pengumpulan data yang digunakan 100 %
adalah metode dokumentasi, yaitu cara Short Term
pengumpulan data dengan mempelajari dan Borrowing
mengutip catatan maupun dokumen dari obyek Loan Total Loans ≥78
peneliti yang berkaitan dengan data yang to = %-
dibutuhkan”. Depo ≤98
Kin
sito X100 % %
Metode Analisis Data erja
Ratio Total
Penelitian ini menggunakan teknik Ke
Deposit +
analisis kuantitatif secara horizontal dengan uan
Equity
menggunakan analisis rasio keuangan. Menurut gan
Kasmir “Analisis Horizontal (Dinamis) adalah
analisis yang dilakukan dengan membandingkan Asset Total Loans -
laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari s to =
hasil analisis yang akan terlihat perkembangan Loan
perusahaan dari periode yang satu ke periode Ratio X 100 %
yang lain.” Total Assets
Dalam hal ini data yang digunakan
sebagai penganalisian adalah data laporan posisi Solv Prim Equity ≥8
keuangan dengan cara melakukan review data abili ary Capital %
laporan, melakukan perhitungan, tas Ratio =
membandingkan atau mengukur,
menginterprestasi dan mengaplikasikanya dalam X 100 %
hasil-hasil penelitian. Teknik yang digunakan Total Assets
adalah dengan menggunakan rasio-rasio yang
berkaitan dengan analisis rasio likuiditas, Seco Equity ≥10
solvabilitas dan rentabilitas.Langkah berikutnya ndar Capital %
setela melakukan perhitungan adalah y =
membandingkan atau mengukur dengan Risk
memutuskan menurut Peraturan Bank Indonesia Ratio X 100 %
No. 17/11/PBI/2015 tanggal 25 juni 2015. Secondary
Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi Risk Assets

139
Capi Equity 10 Total Loans
tal Capital %- D. Assets to
Ratio = 20 Loan Ratio = X100%
% Total Assets
X 100 % - Total Loans : Total penjumlahan
Total Loans pinjaman yang diberikan dalam rupiah
Rent Leve Total Assets - dan pinjaman dalam valuta asing.
abili rage = - Total Assets : Total seluruh jumlah aset.
tas Multi -
plier Total Equity 2. Rasio Solvabilitas
Inter Interest - Equity Capital
est Expense A. Primary Ratio = X100 %
Expe = Total Assets
nse
Ratio X 100% - Equty Capital : Total penjumlahan modal
Total disetor, cadangan umum, sisa laba tahun
Deposit lalu dan laba tahun berjalan
- Total Assets : Total seluruh jumlah aset.
Cost Interest -
Of Expense
Fund = Equity Capital
B. Secondary
X 100 % Risk Ratio = X 100 %
Total Secondary Risk Assets
Liabilities - Equty Capital : Total penjumlahan modal
disetor, cadangan umum, sisa laba tahun
Analisis rasio keuangan yang dipakai peneliti lalu dan laba tahun berjalan
adalah sebagai berikut : - Secondary Risk Assets : Total
penjumlahan total Assets dikurangi Cash
1. Rasio Likuiditas assets, securities, low risk assets.
Cash Assets Equity Capital
A. Quick Ratio = X100 % C. Capital Ratio= X 100 %
Total Deposit Total Loans
- Cash Ratio : Total penjumlahan kas, giro - Equty Capital : Total penjumlahan
pada Bank Indonesia, giro pada Bank lain modal disetor, cadangan umum, sisa
- Total Deposit : Total penjumlahan laba tahun lalu dan laba tahun berjalan
giro, tabungan dan deposit berjangka - Total Loans : Total penjumlahan
Likuid Assets pinjaman yang diberikan dalam rupiah
B. Cash Ratio = X 100 % dan pinjaman dalam valuta asing.
Short Term Borrowing 3. Rasio Rentabilitas
- Likuid Assets : Jumlah dari Cash
Assets (Kas, giro pada Bank Indonesia, giro Total Assets
pada Bank lain) A. Laverage
- Short Term Borrowing : Total penjumlahan Multiplier= X 100 %
giro, kewajiban yang harus dibayar Bank
Indonesia dan kewajiban yang harus Total Equity Capital
dibayar Bank lain.
Total Loans - Total Assets : Total seluruh jumlah
C. LDR = X 100 % aset.
Total Deposit + Equity - Equty Capital : Total penjumlahan
- Total Loans : Total penjumlahan modal disetor, cadangan umum, sisa
pinjaman yang diberikan dalam rupiah laba tahun lalu dan laba tahun
dan pinjaman dalam valuta asing. berjalan
- Total Deposit : Total penjumlahan giro, Interest Expense
tabungan dan deposito berjangka. B. Interest
- Equity Capital : Total penjumlahan modal Expense Ratio = X 100 %
disetor, cadangan umum, sisa laba tahun Total
lalu dan laba tahun berjalan Deposit

140
PEMBAHASAN PENELITIAN
- Interest Expense : Total beban bunga Perhitungan analisis rasio keuangan
- Total Deposit : Total penjumlahan berasal dari laporan keuangan berupa data
giro, tabungan dan deposito laporan posisi keuangan PT. Bank CIMB Niaga,
berjangka. Tbk Periode 2012-2016.

Interest Expense Perhitungan Kinerja Keuangan dengan


C. Cost of Fund= X 100 % Menggunakan Rasio Likuiditas, Solvabilitas
dan Rentabilitass
Total Liabilities Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas pada PT.
Bank CIMB Niaga, Tbk Periode 2012-2017
- Interest Expense : Total beban bunga Rasio Likuiditas adalah kemampuan suatu
- Total Liabilities : Total pejumlahan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
giro, kewajiban yang harus dibayar, pendeknya secara tepat waktu. Menurut Hery,
tabungan, deposito berjangka, rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan
pinjaman yang diterima, setoran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
jaminan dan rupa-rupa. kewajiban atau membayar utang jangka
pendeknya. Rasio likuiditas adalah adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur sampai
seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya
yang akan segera jatuh tempo.
Jadi, untuk mengukur tingkat likuiditas
suatu bank dapat dihitung dengan mengunakan
rumus rasio :

a. Quick Ratio
Untuk mendapatkan hasil dari Quick
Ratio dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Cash Assets
Quick Ratio = X 100 %
Total Deposit

- Cash Ratio : Total penjumlahan kas, giro


pada Bank Indonesia, giro pada Bank lain
- Total Deposit : Total penjumlahan giro,
tabungan dan deposit berjangka
Tabel 4.2.1
Perhitungan berdasarkan Quick Ratio tiap
Triwulan
(Dalam Persen)
Tahun/
I II III IV
Triwulan
17
2012 16% 21% 22%
%
30
2013 18% 19% 20%
%
15
2014 15% 15% 15%
%
17
2015 16% 16% 16%
%
13
2016 15% 13% 13%
%
13
2017 15% 19% 19%
%
Sumber : Diolah penulis (2018)

141
Quick Ratio dapat dihitung dengan triwulan per bank sebesar Rp. 13 pada triwulan pertama, Rp.
tahun sebagai berikut : 15 pada triwulan kedua, Rp. 19 pada triwulan
Tahun 2012 Triwulan 1: ketiga dan Rp. 19 triwulan keempat.
21969687X 100% = 17%
28699772 b. Cash Rasio
Berdasarkan data perhitungan berupa Untuk mendapatkan hasil dari Cash Ratio
presentase Quick Ratio pada tahun 2012 dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Triwulan pertama tingkat likuiditasnya adalah Likuid Assets
sebesar 17 %. Artinya setiap Rp. 100 Cash Ratio = X 100 %
kemampuan bank untuk membayar kewajiban Short Term Borrowing
deposan dengan harta yang paling likuid yang - Likuid Assets : Jumlah dari Cash Assets
dimiliki bank sebesar Rp. 17. Pada triwulan (Kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada
kedua sebesar 16%. Artinya setiap Rp. 100 Bank lain)
kemampuan bank untuk membayar kewajiban - Short Term Borrowing : Total penjumlahan
dengan harta yang paling likuid yang dimiliki giro, kewajiban yang harus dibayar Bank
bank sebesar Rp. 16. Likuiditas pada triwulan Indonesia dan kewajiban yang harus dibayar
ketiga dan keempat sebesar 21% dan 22%. Bank lain.
Artinya setiap Rp. 100 kemampuan bank untuk Tabel 4.2.2
membayar kewajiban dengan harta yang paling Perhitungan berdasarkan Cash Ratio tiap
likuid yang dimiliki bank sebesar Rp. 21 dan Rp. Triwulan
22. Pada tahun 2013 triwulan pertama sebesar Tahun
30%. Artinya setiap Rp. 100 kemampuan bank /
untuk membayar kewajiban dengan harta yang I II III IV
Triwul
paling likuid yang dimiliki bank sebesar Rp. 30. an
Sedangkan pada triwulan ketiga tahun 2013 2012 61% 57% 76% 81%
sebesar 18% dan kemudian naik pada triwulan
ketiga dan keempat sebesar 19% dan 20%. Jadi 2013 99% 67% 79% 84%
Artinya setiap Rp. 100 kemampuan bank untuk 2014 59% 60% 59% 62%
membayar kewajiban dengan harta yang paling 2015 70% 564% 59% 61%
likuid yang dimiliki bank sebesar Rp. 18 pada 2016 44% 53% 47% 47%
triwulan kedua, Rp. 19 triwulan ketiga dan Rp. 2017 41% 49% 57% 59%
20 pada triwulan keempat. Tahun 2014 sebesar
(Dalam Persen)
15% triwulan pertama sampai triwulan keempat
Sumber : Diolah penulis (2018)
tetap sebesar 15% dan selama tahun 2013.
Cash Ratio dapat dihitung dengan triwulan per
Artinya setiap Rp. 100 kemampuan bank untuk
tahun sebagai berikut :
membayar kewajiban dengan harta yang paling
Tahun 2012 Triwulan 1 :
likuid yang dimiliki bank sebesar Rp. 15 selama
21969687X 100% = 61%
setahun pada tahun 2014. Tahun 2015 pada
35827379
triwulan pertama yaitu sebesar 17% dan pada
Berdasarkan data perhitungan berupa
triwulan kedua sampai triwulan keempat sebesar
presentase cash ratio pada tahun 2012 Triwulan
16%. Artinya setiap Rp. 100 kemampuan bank
pertama tingkat likuiditasnya sebesar 61 %.
untuk membayar kewajiban dengan harta yang
Artinya setiap Rp.100 kemampuan bank dalam
paling likuid yang dimiliki bank sebesar Rp. 17
melunasi kewajiban yang harus segera dibayar
pada triwulan pertama dan Rp. 16 pada triwulan
dengan harta yang dimiliki bank adalah sebesar
kedua, ketiga dan keempat. Pada tahun 2016
Rp. 61. Tahun 2012 triwulan kedua sebesar 57%.
sebesar 13% pada triwulan pertama, 15% pada
Artinya setiap Rp.100 kemampuan bank dalam
triwulan kedua dan 13% pada triwulan ketiga
melunasi kewajiban yang harus segera dibayar
dan keempat yang Artinya setiap Rp. 100
dengan harta yang dimiliki bank adalah sebesar
kemampuan bank untuk membayar kewajiban
Rp. 57. Sedangkan tahun 2012 pada triwulan
dengan harta yang paling likuid yang dimiliki
ketiga dan keempat sebesar 76% dan 81%.
bank sebesar Rp. 13 pada triwulan pertama, Rp.
Artinya setiap Rp.100 kemampuan bank dalam
15 pada triwulan kedua, Rp. 13 pada triwulan
melunasi kewajiban yang harus segera dibayar
ketiga dan Rp. 13 triwulan keempat. Pada tahun
dengan harta yang dimiliki bank adalah sebesar
2017 sebesar 13% pada triwulan pertama, 15%
Rp. 76 dan Rp. 81. Pada tahun 2013 triwulan
pada triwulan kedua dan 19% pada triwulan
pertama mengalami kenaikan sebesar 99%
ketiga dan keempat yang Artinya setiap Rp. 100
sedangkan pada triwulan kedua sampai triwulan
kemampuan bank untuk membayar kewajiban
keempat sebesar 67%, 79% dan 84%. Jadi
dengan harta yang paling likuid yang dimiliki

142
Artinya setiap Rp.100 kemampuan bank dalam 4959219 X 100% = 115%
melunasi kewajiban yang harus segera dibayar 128699772+11581695
dengan harta yang dimiliki bank adalah sebesar Berdasarkan data perhitungan diatas tahun
Rp. 99 pada triwulan pertama, Rp. 67 triwulan 2012 Triwulan pertama besarnya rasio LDR
kedua, Rp. 79 triwulan ketiga dan Rp. 84 adalah 115% yang berarti setiap Rp. 100 dana
triwulan ketiga. Tahun 2014 sebesar 59% pada yang diterima bank akan diberikan kredit sebesar
triwulan pertama, 60% triwulan kedua, 59% Rp. 115. Triwulan kedua besarnya rasio LDR
triwulan ketiga dan 62% triwulan keempat, jadi adalah 126% yang berarti setiap Rp. 100 dana
Artinya setiap Rp.100 kemampuan bank dalam yang diterima bank akan diberikan kredit sebesar
melunasi kewajiban yang harus segera dibayar Rp. 126. Pada LDR triwulan ketiga dan keempat
dengan harta yang dimiliki bank adalah sebesar yaitu sebesar 137% dan 148% yang berarti setiap
Rp. 59, Rp. 60, Rp. 59 dan Rp.62. Tahun 2015 Rp. 100 dana yang diterima bank akan diberikan
triwulan pertama sebesar 70%, triwulan kedua kredit sebesar Rp. 137 dan Rp. 148. Pada tahun
564%, triwulan ketiga 59% dan triwulan 2013 triwulan pertama besarnya rasio LDR
keempay 61%. Pada tahun 2016 sebesar 44% sebesar 158%, triwulan kedua 168%, triwulan
pada triwulan pertama, 53% triwulan kedua, 47% ketiga 178% dan triwulan keempat 189% yang
pada triwulan ketiga dan keempat. Tahun 2017 berarti setiap Rp. 100 dana yang diterima bank
sebesar 41% pada triwulan pertama, 49% akan diberikan kredit sebesar Rp. 158 triwulan
triwulan kedua, 57% triwulan ketiga dan 59% pertama, Rp. 168 triwulan kedua, Rp. 178
triwulan keempat, jadi Artinya setiap Rp.100 triwulan ketiga dan Rp. 189 triwulan keempat.
kemampuan bank dalam melunasi kewajiban Tahun 2014 besarnya rasio LDR yaitu sebesar
yang harus segera dibayar dengan harta yang 200% triwulan pertama, 208% triwulan kedua,
dimiliki bank adalah sebesar Rp. 41, Rp. 49, Rp. 213% triwulan ketiga dan 215% triwulan
57 dan Rp.59. keempat yang berarti setiap Rp. 100 dana yang
diterima bank akan diberikan kredit sebesar Rp.
c. Loan to Deposit Ratio 200, Rp. 208, Rp. 213 dan Rp. 215. Tahun 2015
Untuk mendapatkan hasil dari Loan to sebesar 229% triwulan pertama, 230% triwulan
Deposit Ratio dapat digunakan rumus sebagai kedua dan ketiga sedangkan triwulan keempat
berikut : yaitu sebesar 231% yang berarti setiap Rp. 100
Total Loans dana yang diterima bank akan diberikan kredit
LDR = X 100 % sebesar Rp. 229, Rp. 230, Rp.230 dan Rp. 231.
Total Deposit + Equity Sedangkan tahun 2016 rasio LDR mencapai
- Total Loans : Total penjumlahan pinjaman 234% pada triwulan pertama, 238% triwulan
yang diberikan dalam rupiah dan pinjaman kedua, 244% triwulan ketiga dan 251% triwulan
dalam valuta asing. keempat yang berarti setiap Rp. 100 dana yang
- Total Deposit : Total penjumlahan giro, diterima bank akan diberikan kredit sebesar Rp.
tabungan dan deposito berjangka. 234, Rp. 238, Rp. 244 dan Rp.251. Tahun 2017
- Equity Capital : Total penjumlahan modal rasio LDR mencapai 240% pada triwulan
disetor, cadangan umum, sisa laba tahun lalu pertama, 253% triwulan kedua, 260% triwulan
dan laba tahun berjalan. ketiga dan 268% triwulan keempat yang berarti
Tabel 4.2.3 setiap Rp. 100 dana yang diterima bank akan
Perhitungan berdasarkan LDR tiap diberikan kredit sebesar Rp. 240, Rp. 253, Rp.
Triwulan 260 dan Rp.268.
(Dalam Persen)
Tahu d. Assets to Loan Ratio
n/ Untuk mendapatkan hasil dari Assets to
I II III IV
Triwu Loan Ratio dengan rumus sebagai berikut :
lan Total Loans
2012 115% 126% 137% 148% Assets to
2013 158% 168% 178% 189% Loan Ratio = X 100 %
2014 200% 208% 213% 215% Total Assets
2015 229% 230% 230% 231% - Total Loans : Total penjumlahan pinjaman
2016 234% 238% 244% 251% yang diberikan dalam rupiah dan pinjaman
2017 240% 253% 260% 268% dalam valuta asing.
Sumber : Diolah Penulis (2018) - Total Assets : Total seluruh jumlah aset.
LDR dapat dihitung dengan triwulan per tahun
sebagai berikut :
Tahun 2012 Triwulan 1 :

143
Tabel 4.2.4 dimiliki akan dibayar sebesar Rp.19, Rp. 12, Rp.
Perhitungan berdasarkan Assets to Loan 14 dan Rp. 20. Sedangkan tahun 2017 besarnya
Ratio tiap Triwulan Assets to Loan Ratio 20% triwulan pertama, 22%
(Dalam Persen) triwulan kedua 25% triwulan ketiga dan 21%
Tahun triwulan keempat. Artinya tetap Rp. 100 kredit
/ yang disalurkan oleh bank dengan jumlah harta
I II III IV
Triwul yang dimiliki akan dibayar sebesar Rp.20, Rp.
an 22, Rp. 25 dan Rp. 21.
2012 3% 3% 3% 2%
2013 11% 21% 12% 3% 2. Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas pada
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk Periode 2012-
2014 11% 10% 13% 9%
2017
2015 14% 12% 10% 17% Rasio Solvabilitas bank merupakan
2016 19% 12% 14% 20% ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber
2017 20% 22% 25% 21% dana untuk membiayai kegiatanya. Bisa juga
Sumber : Diolah Penulis (2018) dikatakan rasio ini merupakan alat ukur untuk
Assets to Loan Ratio dapat dihitung dengan melihat kekayaan bank dan untuk melihat
triwulan per tahun sebagai berikut : efisiensi bagi pihak manajemen bank tersebut.
Tahun 2012 Triwulan 1 : Jadi, untuk mengukur tingkat Solvabilitas suatu
4959219 X 100% = 3% bank dapat dihitung dengan menggunakan rumus
169380932 rasio :
Berdasarkan perhitungan diatas berupa a. Primary Ratio
presentase tahun 2012 Triwulan pertama Untuk mendapatkan hasil dari Primary Ratio
besarnya Assets to Loan Ratio adalah 3%. dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Artinya Rp. 100 kredit yang disalurkan oleh Equity Capital
bank dengan jumlah harta yang dimiliki akan Primary Ratio = X 100 %
dibayar sebesar Rp.3. Triwulan keduadan ketiga Total Assets
pada tahun 2012 besarnya Assets to Loan Ratio
besarnya sama yaitu 3%. Artinya tetap Rp. 100 - Equty Capital : Total penjumlahan modal
kredit yang disalurkan oleh bank dengan jumlah disetor, cadangan umum, sisa laba tahun lalu
harta yang dimiliki akan dibayar sebesar Rp.3. dan laba tahun berjalan
Pada triwulan keempat sebesar 2%. Artinya Rp. - Total Assets : Total seluruh jumlah aset.
100 kredit yang disalurkan oleh bank dengan
jumlah harta yang dimiliki akan dibayar sebesar Tabel 4.2.5
Rp.2. pada tahun 2013 mencapai 11% pada Perhitungan berdasarkan Primary Ratio tiap
triwulan pertama, 21% pada triwulan kedua. Triwulan
Tahun 2013 triwulan ketiga dan keempat sebesar Tahu
12% dan 3%. Artinya tetap Rp. 100 kredit yang n/
disalurkan oleh bank dengan jumlah harta yang I II III IV
Triwu
dimiliki akan dibayar sebesar Rp.11, Rp. 21, Rp. lan
12 dan Rp. 3 pada tahun 2013. Tahun 2014
2012 7% 7% 7% 8%
besarnya Assets to Loan Ratio sebesar Rp. 11%
triwulan pertama, 10% triwulan kedua, 13% 2013 33% 67% 59% 60%
triwulan ketiga dan 9% triwulan keempat. 2014 88% 88% 89% 84%
Artinya tetap Rp. 100 kredit yang disalurkan
oleh bank dengan jumlah harta yang dimiliki 2015 78% 83% 84% 86%
akan dibayar sebesar Rp.11, Rp. 10, Rp. 13 dan 2016 112% 95% 109% 112%
Rp. 9. Tahun 2015 mencapai sebesar 14% 2017 109% 106% 81% 83%
triwulan pertama, 12% triwulan kedua, 10% (Dalam Persen)
triwulan ketiga dan 17% triwulan keempat. Sumber : Diolah Penulis (2018)
Artinya tetap Rp. 100 kredit yang disalurkan Primary Ratio dapat dihitung dengan triwulan
oleh bank dengan jumlah harta yang dimiliki per tahun sebagai berikut :
akan dibayar sebesar Rp.14, Rp. 12, Rp. 10 dan Tahun 2012 Triwulan 1 :
Rp. 17. Tahun 2016 besarnya Assets to Loan 11581565X 100% = 7%
Ratio 19% triwulan pertama, 12% triwulan 169380932
kedua 14% triwulan ketiga dan 20% triwulan Berdasarkan perhitungan diatas berupa
keempat. Artinya tetap Rp. 100 kredit yang presentase tahun 2012 Triwulan pertama
disalurkan oleh bank dengan jumlah harta yang besarnya Primary Ratio adalah 7%. Artinya

144
setiap Rp.100 total aset dijamin oleh modal Tabel 4.2.6
sebesar Rp. 7. Triwulan kedua dan ketiga pada Perhitungan berdasarkan Secondary Risk
tahun 2012 sebesar tetap sama 7%. Artinya Ratio tiap Triwulan
setiap Rp.100 total aset dijamin oleh modal
sebesar Rp. 7. Sedangkan pada triwulan keempat Tahun
sebesar 8%. Artinya setiap Rp.100 total aset /
dijamin oleh modal sebesar Rp. 8. Tahun 2013 Triwul I II III IV
besarnya primary ratio yaitu 33% triwulan an
pertama 67% triwulan kedua 59% triwulan
ketiga 60% triwulan keempat. Artinya tetap Rp. 2012 8% 9% 9% 10%
100 kredit yang disalurkan oleh bank dengan 2013 10% 10% 10% 11%
jumlah harta yang dimiliki akan dibayar sebesar 2014 11% 11% 11% 11%
Rp.33, Rp. 67, Rp. 59 dan Rp. 60. Tahun 2014 2015 11% -56% 11% 11%
mencapai sebesar 88% pada triwulan pertama -
dan kedua, 89% triwulan ketiga dan triwulan 2016 392% 415% -400% -415%
keempat 84%. Artinya tetap Rp. 100 kredit yang 2017 9% 9% 9% 9%
disalurkan oleh bank dengan jumlah harta yang (Dalam Persen)
dimiliki akan dibayar sebesar Rp.88, Rp. 88, Rp. Sumber : Diolah Penulis (2018)
89 dan Rp. 84. Pada tahun 2015 sebesar 78% Secondary Risk Ratio dapat dihitung dengan
triwulan pertama, 83% triwulan kedua, 84% triwulan per tahun sebagai berikut :
Triwulan ketiga, 86% triwulan keempat. Artinya Tahun 2012 Triwulan 1 :
tetap Rp. 100 kredit yang disalurkan oleh bank 140690057X 100% = 8%
dengan jumlah harta yang dimiliki akan dibayar 11581565
sebesar Rp.78, Rp. 83, Rp. 84 dan Rp. 86. Tahun Berdasarkan perhitungan diatas berupa
2016 mencapai sebesar 112% triwulan pertama, presentase tahun 2012 Triwulan pertama yaitu
95% triwulan kedua, 109% triwulan ketiga dan sebesar 8%, kedua 9%, ketiga 9% dan keempat
112% triwulan keempat. Artinya tetap Rp. 100 10%. Artinya setiap Rp.100 total aktiva
kredit yang disalurkan oleh bank dengan jumlah dikurangi dengan kas, giro pada bank indonesia,
harta yang dimiliki akan dibayar sebesar Rp.112, giro pada bank lain, aktiva tetap, inventaris,
Rp. 95, Rp. 109 dan Rp. 112. Sedangkan tahun aktiva lain-lain dan securities dijamin oleh modal
2017 mencapai sebesar 109% triwulan pertama, sebesar Rp. 8, Rp. 9, Rp. 9 dan Rp. 10. Pada
106% triwulan kedua, 81% triwulan ketiga dan tahun 2013 Triwulan pertama kedua dan ketiga
83% triwulan keempat. Artinya tetap Rp. 100 nilai Secondary Risk Assets 10% Artinya setiap
kredit yang disalurkan oleh bank dengan jumlah Rp.100 total Secondary Risk Assets dijamin oleh
harta yang dimiliki akan dibayar sebesar Rp.109, modal sebesar Rp. 10, sedangkan triwulan
Rp. 106, Rp. 81 dan Rp. 83. keempat sebesar 11%. Nilai Secondary Risk
b. Secondary Risk Ratio Assets Tahun 2014 dari triwulan pertama sampai
Untuk mendapatkan hasil dari Secondary Risk triwulan keempat mencapai prosentase yang
Ratio dapat digunakan rumus sebagai berikut : sama yaitu 11%. Artinya setiap Rp.100 total
Equity Capital Secondary Risk Assets dijamin oleh modal
Secondary sebesar Rp. 11 selama tahun 2014 tiap
Risk Ratio = X100% triwulannya. Tahun 2015 triwulan pertama 11%,
Secondary Risk Ratio triwulan kedua -56%, triwulan ketiga dan
- Equty Capital : Total penjumlahan modal keempat 11%. Artinya setiap Rp.100 total
disetor, cadangan umum, sisa laba tahun lalu Secondary Risk Assets dijamin oleh modal
dan laba tahun berjalan sebesar Rp. 11 selama triwulan pertama, ketiga
- Secondary Risk Assets : Total penjumlahan dan keempat. Sedangkan triwulan kedua
total Assets dikurangi Cash assets, securities, mengalami pengurangan modal sebesar 56%
low risk assets. pada tahun 2015. Tahun 2016 mencapai 392%
pada triwulan perta ma. Artinya setiap Rp.100
total Secondary Risk Assets dijamin oleh modal
sebesar Rp. 392 sedangkan pada triwulan kedua
sampai keempat mengalami pengurangan modal
sebesar 415%, 400% dan 415% . Artinya setiap
Rp.100 total Secondary Risk Assets tidak dijamin
oleh modal sebesar Rp. 415, Rp. 400 dan Rp.
415 melainkan dikurangi. Nilai Secondary Risk
Assets Tahun 2017 dari triwulan pertama sampai

145
triwulan keempat mencapai prosentase yang 7,98% triwulan pertama, 8,99% triwulan kedua,
sama yaitu 9%. Artinya setiap Rp.100 total 6,69% triwulan ketiga dan 8,97% triwulan
Secondary Risk Assets dijamin oleh modal keempat. Artinya setiap Rp. 100 total
sebesar Rp. 9 selama tahun 2014 tiap pembiayaan dijamin oleh modal sebesar Rp.
triwulannya. 7,98, Rp. 8,99, Rp. 6,69 dan Rp. 8,97. Tahun
c. Capital Ratio 2015 mencapai 5,80% triwulan pertama, 6,92%
Untuk mendapatkan hasil dari Capital Ratio triwulan kedua, 8,69% triwulan ketiga dan
dapat digunakan rumus sebagai berikut : 5,08% triwulan keempat. Artinya setiap Rp. 100
Quity Capital total pembiayaan dijamin oleh modal sebesar Rp.
Capital Ratio= X 100 % 5,80, Rp. 6,92, Rp. 8,69 dan Rp. 5,08. Tahun
Total Loans 2016 besarnya mencapai 5,84% triwulan
- Equty Capital : Total penjumlahan modal pertama, 7,66% triwulan kedua, 7,97% triwulan
disetor, cadangan umum, sisa laba tahun ketiga dan 5,53% triwulan keempat. Artinya
lalu dan laba tahun berjalan setiap Rp. 100 total pembiayaan dijamin oleh
- Total Loans : Total penjumlahan pinjaman modal sebesar Rp. 5,84, Rp. 7,66, Rp. 7,97 dan
yang diberikan dalam rupiah dan pinjaman Rp. 5,53. Sedangkan tahun 2017 besarnya
dalam valuta asing. mencapai 5,40% triwulan pertama, 4,76%
triwulan kedua, 3,25% triwulan ketiga dan
Tabel 4.2.7 3,90% triwulan keempat. Artinya setiap Rp. 100
Perhitunganberdasarkan Capital Ratio tiap total pembiayaan dijamin oleh modal sebesar Rp.
5,40, Rp. 4,76, Rp. 3,25 dan Rp. 3,90.
Tahun/
Triwul I II III IV 3. Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas pada
an Bank CIMB Niaga Periode 2012-2017
2012 2,34% 2,66% 2,22% 3,82% Rasio Rentabilitas yang sering disebut
2013 2,93% 3,20% 5,05% 19,15% profitabilitas usaha dipergunakan untuk
2014 7,98% 8,99% 6,69% 8,97% mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
2015 5,80% 6,92% 8,69% 5,08%
bersangkutan.
2016 5,84% 7,66% 7,97% 5,53% a. Laverage Multiplier
2017 5,40% 4,76% 3,25% 3,90% Untuk mendapatkan Laverage Multiplier dapat
Triwulan digunakan rumus sebagai berikut :
(Dalam Persen) Total Assets
Sumber : Diolah Penulis (2018) Laverage
Capital Ratio dapat dihitung dengan triwulan per Multiplier= X 100 %
tahun sebagai berikut : Total Equity
Tahun 2012 Triwulan 1 : - Total Assets : Total seluruh jumlah aset.
11581565X 100% = 2,34% - Equty Capital : Total penjumlahan modal
4959219 disetor, cadangan umum, sisa laba tahun lalu
Berdasarkan perhitungan diatas berupa dan laba tahun berjalan
presentase tahun 2012 Triwulan pertama Capital
Ratio sebesar 2,34 %. Artinya setiap Rp. 100 Tabel 4.2.8
total pembiayaan dijamin oleh modal sebesar Rp. Perhitungan berdasarkan Leverage Multiplier
2,34. Triwulan kedua pada tahun 2012 sebesar tiap Triwulan
2,66%. Artinya setiap Rp. 100 total pembiayaan (Dalam Persen)
dijamin oleh modal sebesar Rp. 2,66. Pada Tahun
triwulan ketiga sebesar 2,22%. Pada tahun 2012 /
Triwulan keempat mengalami kenaikan Capital I II III IV
Triwu
Ratio yaitu sebesar 3,82% artinya setiap Rp. 100 lan
total pembiayaan dijamin oleh total modal 2012 14,63 13,94 13,63 13,03
sebesar Rp. 3,82. Tahun 2013 besarnya Capital 2013 3,02 1,50 1,69 1,66
Ratio sebesar 2,93% triwulan pertama, 3,20% 2014 1,14 1,14 1,12 1,19
triwulan kedua, 5,05 triwulan ketiga dan 19,15% 2015 1,28 1,21 1,20 1,17
triwulan keempat. Artinya setiap Rp. 100 total
2016 0,90 1,05 0,92 0,90
pembiayaan dijamin oleh modal sebesar Rp. 2,93
2017 0,92 0,95 1,23 1,20
triwulan pertama, Rp. 3,20 triwulan kedua, Rp.
Sumber : Diolah Penulis (2018)
5,05 triwulan ketiga, Rp.19,15 triwulan keempat.
Leverage Multiplier dapat dihitung dengan
Tahun 2014 besarnya prosentase mencapai
triwulan per tahun sebagai berikut :

146
Tahun 2012 Triwulan 1 :
169380932 X 100% = 14,63 Kali a. Interest Expense Ratio
11581565 Untuk mendapatkan hasil perputaran piutang
Berdasarkan perhitungan di atas pada dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Leverage Multiplier tahun 2012 Triwulan Interest Expense
pertama sebesar 14,63 kali. Artinya setiap Rp. Interest Expense
100 kemampuan manajemen dalam mengelola Ratio = X100%
asetnya harus dibayar sebanyak 14,63 kali akibat Total Deposit
penggunaan aktiva sebesar Rp. 14,63.Triwulan - Interest Expense : Total beban bunga
kedua Leverage Multiplier sebesar 13,94 kali. - Total Deposit : Total penjumlahan giro,
Artinya setiap Rp. 100 kemampuan manajemen tabungan dan deposito berjangka.
dalam mengelola asetnya harus dibayar 13,94
kali akibat penggunaan aktiva sebesar Rp. 13,94. Tabel 4.2.9
Sedangkan triwulan ketiga dan ketiga sebesar Perhitungan berdasarkan Interest Expense
13,63 dan 13,03 kali. Artinya setiap Rp. 100 Ratio tiap Triwulan
total pembiayaan dijamin oleh modal sebesar Rp. (Dalam Persen)
13,63 dan 13,03. Tahun 2013 besarnya Leverage Tahun/
Multiplier yaitu 3,02 triwulan pertama, 1,50 Triwul I II III IV
triwulan kedua, 1,69 triwulan ketiga dan 1,66 an
triwulan keempat. Artinya setiap Rp. 100 2012 1% 2% 3% 4%
kemampuan manajemen dalam mengelola 2013 1% 2% 3% 6%
asetnya harus dibayar 3,02 kali, 1,50 kali, 1,69 2014 1% 3% 4% 6%
kali dan 1,66 kali akibat penggunaan aktiva 2015 2% 3% 5% 6%
sebesar Rp. 3,02, Rp. 1,50, Rp. 1,69 dan Rp. 2016 2% 3% 5% 7%
1,66. Tahun 2014 besarnya mencapai 1,14 pada 2017 2% 4% 5% 7%
triwulan pertama dan kedua, sedangkan 1,21 dan Sumber : Diolah Penulis (2018)
1,20 pada triwulan ketiga dan keempat. Artinya Interest Expense Ratio dapat dihitung dengan
setiap Rp. 100 kemampuan manajemen dalam triwulan per tahun sebagai berikut :
mengelola asetnya harus dibayar 1,14 kali Tahun 2012 Triwulan 1 :
akibat penggunaan aktiva sebesar Rp. 1,14 pada 1592427 X 100% = 1%
triwulan pertama dan kedua kemudian triwulan 128699772
ketiga dan keempat sebesar Rp. 100 kemampuan Berdasarkan perhitungan diatas berupa
manajemen dalam mengelola asetnya harus presentase Interest Expense Ratio ini pada tahun
dibayar 1,21 kali dan 1,20 kali akibat 2012 Triwulan pertama sebesar 1%. Artinya
penggunaan aktiva sebesar Rp. 1,21 dan Rp 1,20. besarnya persentase antara bunga yang dibayar
Tahun 2015 sebesar 1,28 triwulan pertama, 1,21 kepada para deposan dengan total deposit Rp. 1
triwulan kedua, 1,20 triwulan ketiga dan 1,17 yang ada dibank sebesar Rp. 100. Tahun 2012
triwulan keempat. Artinya setiap Rp. 100 triwulan kedua sebesar 2%. Artinya besarnya
kemampuan manajemen dalam mengelola persentase antara bunga yang dibayar kepada
asetnya harus dibayar 1,28 kali, 1,21 kali, 1,20 para deposan dengan total deposit Rp. 1 yang ada
kali dan 1,17 kali akibat penggunaan aktiva dibank sebesar Rp. 100. Sedangkan triwulan
sebesar Rp. 1,28, Rp. 1,21, Rp. 1,20 dan Rp. ketiga dan keempat sebesar 3% dan 4%. Artinya
1,17. Tahun 2016 mencapai sebesar 0,90 kali besarnya persentase antara bunga yang dibayar
pada triwulan pertama, 1,05 triwulan kedua, 0,92 kepada para deposan dengan total deposit Rp. 3
triwulan ketiga dan 0,90 triwulan keempat. dan Rp. 4 yang ada dibank sebesar Rp. 100.
Artinya setiap Rp. 100 kemampuan manajemen Tahun 2013 presentase Interest Expense Ratio
dalam mengelola asetnya harus dibayar 1,05 kali sebesar 1% triwulan pertama, 2% triwulan kedua
akibat penggunaan aktiva sebesar Rp. 1,05 pada 3% triwulan ketiga, dan 6% triwulan keempat.
triwulan kedua. Sedangkan tahun Tahun 2017 Artinya besarnya persentase antara bunga yang
sebesar 0,92 triwulan pertama, 0,93 triwulan dibayar kepada para deposan dengan total
kedua, 1,23 triwulan ketiga dan 1,20 triwulan deposit Rp. 1, Rp. 2, Rp. 3, Rp. 6 yang ada
keempat. Artinya setiap Rp. 100 kemampuan dibank sebesar Rp. 100. Tahun 2014 presentase
manajemen dalam mengelola asetnya harus Interest Expense Ratio sebesar 1% triwulan
dibayar 0,92 kali, 0,93 kali, 1,23 kali dan 1,20 pertama, 3% triwulan kedua, 4% triwulan ketiga
kali akibat penggunaan aktiva sebesar Rp. 0,92, dan 6% triwulan keempat. Artinya besarnya
Rp. 0,93, Rp. 1,23 dan Rp. 1,20. persentase antara bunga yang dibayar kepada
para deposan dengan total deposit Rp. 1, Rp. 3,
Rp. 4, dan Rp. 6. Tahun 2015 presentase Interest

147
Expense Ratio sebesar 2% triwulan pertama, 3% setiap Rp. 100 total dana dijamin oleh Rp. 6
triwulan kedua, 5% triwulan ketiga, 6% triwulan biaya bunga. Cost Of Fund pada tahun 2013
keempat. Artinya besarnya persentase antara Triwulan pertama yaitu sebesar 1%, triwulan
bunga yang dibayar kepada para deposan dengan kedua 2%, triwulan ketiga 3% dan triwulan
total deposit Rp. 2, Rp. 3, Rp. 5, dan Rp. 6. keempat 6%. Artinya bank memiliki biaya bunga
Tahun 2016 presentase Interest Expense Ratio sebanyak 1%, 2%, 3% dan 6% dari total dana,
sebesar 2% triwulan pertama, 3% triwulan atau dengan kata lain bahwa setiap Rp. 100 total
kedua, 5% triwulan ketiga, 7% triwulan keempat. dana dijamin oleh Rp. 1, Rp. 2, Rp. 3 dan Rp. 6
Artinya besarnya persentase antara bunga yang biaya bunga. Tahun 2014 besarnya Cost Of Fund
dibayar kepada para deposan dengan total adalah 1% triwulan pertama 3% triwulan kedua,
deposit Rp. 2, Rp. 3, Rp. 5, dan Rp. 7. 4% triwulan ketiga dan 5% triwulan keempat.
Sedangkan tahun 2017 presentase Interest Artinya bank memiliki biaya bunga sebanyak
Expense Ratio sebesar 2% triwulan pertama, 4% 1%, 3%, 4% dan 5% dari total dana, atau dengan
triwulan kedua, 5% triwulan ketiga, 7% triwulan kata lain bahwa setiap Rp. 100 total dana dijamin
keempat. Artinya besarnya persentase antara oleh Rp. 1, Rp. 3, Rp. 4 dan Rp. 5 biaya bunga.
bunga yang dibayar kepada para deposan dengan Tahun 2015 sebesar 1% triwulan pertama, 3%
total deposit Rp. 2, Rp. 4, Rp. 5, dan Rp. 7. triwulan kedua, 4% triwulan ketiga dan 6%
triwulan keempat. Artinya bank memiliki biaya
b. Cost of Fund bunga sebanyak 1%, 3%, 4% dan 6% dari total
Interest Expense dana, atau dengan kata lain bahwa setiap Rp. 100
Cost of Fund = X 100 % total dana dijamin oleh Rp. 1, Rp. 3, Rp. 4 dan
Total Liabilities Rp. 6 biaya bunga. Tahun 2016 sebesar 2%
- Interest Expense : Total beban bunga triwulan pertama, 3% triwulan kedua, 5%
- Total Liabilities : Total pejumlahan giro, triwulan ketiga dan 6% triwulan keempat.
kewajiban yang harus dibayar, tabungan, Artinya bank memiliki biaya bunga sebanyak
deposito berjangka, pinjaman yang diterima, 2%, 3%, 5% dan 6% dari total dana, atau dengan
setoran jaminan dan rupa-rupa. kata lain bahwa setiap Rp. 100 total dana dijamin
oleh Rp. 2, Rp. 3, Rp. 5 dan Rp. 6 biaya bunga.
Tabel 4.2.10 Sedangkan tahun 2016 sebesar 2% triwulan
Perhitungan berdasarkan Cost Of Fund tiap pertama, 3% triwulan kedua, 5% triwulan ketiga
Triwulan dan 6% triwulan keempat. Artinya bank
(Dalam Persen) memiliki biaya bunga sebanyak 2%, 3%, 5% dan
Tahun 6% dari total dana, atau dengan kata lain bahwa
/ setiap Rp. 100 total dana dijamin oleh Rp. 2, Rp.
I II III IV
Triwul 3, Rp. 5 dan Rp. 6 biaya bunga.
an
2012 1% 2% 3% 4% Analisis Kinerja Keuangan dengan
2013 1% 2% 3% 6% Membandingkan Laporan Keuangan
2014 1% 3% 4% 5% Menggunakan Standar Ketetapan Bank
2015 1% 3% 4% 6% Indonesia
2016 2% 3% 5% 6%
2017 2% 3% 5% 6% 1. Rasio Likuiditas
Sumber : Diolah Penulis (2018) Berikut tabel penjelasan kinerja keuangan
Cost of Fund dapat dihitung dengan triwulan per berdasarkan perhitungan diatas yaitu :
tahun sebagai berikut :
Tahun 2012 Triwulan 1 :
1592427 X 100% = 1%
137149811
Berdasarkan perhitungan diatas berupa
presentase Cost Of Fund pada tahun 2012
Triwulan pertama yaitu sebesar 1%. Artinya
bank memiliki biaya bunga sebanyak 1% dari
total dana (1 : 1), atau dengan kata lain bahwa
setiap Rp. 100 total dana dijamin oleh Rp. 1
biaya bunga. Pada tahun 2013 Triwulan keempat
nilai Cost Of Fund yang dicapai sebesar 6%.
Artinya bank memiliki biaya bunga sebanyak 6%
dari total dana, atau dengan kata lain bahwa

148
yang sangat tidak stabil sebesar 59,75% pada
Tabel 4.2.11 tahun 2016. Tahun 2017 sebesar 51,5%. Dilihat
Kinerja Keuangan PT. Bank CIMB Niaga, dari rata-rata setiap tahun termasuk kedalam
Tbk kategori baik/sehat pada tahun 2012, 2013 dan
(Dalam Persen) 2015 karena memenuhi standar ketetapan rasio
Bank Indonesia yaitu >80%. Jadi bisa
Ras disimpulkan bawasanya Bank CIMB Niaga
Ra
io
Lik 2012 2013 2014 2015 2016 2017
ta- dikatakan baik/sehat dilihat dari sisi Cash Ratio
rat rata-rata selama 6 tahun terakhir sebesar 90,5%
uidi
a
tas karena memenuhi standar ketetapan rasio Bank
Qui Indonesia.
16,
ck
Rati
19% 22% 15% 10% 14% 16,5% 09 Berdasarkan perhitungan tahun 2012
% besarnya LDR adalah 131,5%. Pada tahun 2013
o
Cas mengalami kenaikan pada besarnya rasio LDR
90,
h 82,25 188,5 59,75 yaitu 173,25%. Tahun 2014 besarnya LDR
86% 75% 51,5% 5
Rati % % % 209%. Sedangkan pada tahun 2015 besarnya
%
o
Loa rasio LDR tetap stabil dengan peningkatan
n to 20 sebesar 209% dan tahun 2015 sebesar 230%.
Dep 131,5 173,25
209%
230 241,75 255,25 6,7 Tahun 2016 sebesar 241,75%. Tahun terakhir
osit % % % % % 9 2017 sebesar 255,25%. Rata-rata selama 6 tahun
Rati %
o sebesar 206,79% Termasuk kategori tidak
Ass baik/tidak sehat, karena standart yang digunakan
ets Bank Indonesia untuk rasio LDR adalah 78%-
to 12, 92% Jadi hasil perhitungan LDR dari tahun 2012
2,75 11,75 10,75 13,25 16,25
Loa 22% 80
n
% % % % %
%
sampai 2017 Bank CIMB Niaga ini dikatakan
Rati tidak baik/tidak sehat. Jika LDR pada bank
o terlalu tinggi, maka hal itu perlu diperhatikan.
Bila kredit yang disalurkan menunjukkan over
Sumber : Diolah Penulis (2018) atau terlalu banyak, ditakutkan jika kredit
Berdasarkan tabel 4.2.11 diatas maka tersebut mengalami macet, maka hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa perhitungan Quick akan berimbas pada kerugian bank.
Ratio pada tahun 2012 tingkat likuiditasnya Assets to Loan (LAR) digunakan untuk
adalah sebesar 19%. Pada tahun 2013 mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan
mengalami kenaikan likuiditasnya sebesar 22%. jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi
Tahun 2014 menurun dan tingkat likuiditasnya rasio ini maka tingkat likuiditasnya semakin
mencapai 15%. 2015 tahun keempat dan 2016 kecil karena jumlah asset (aktiva) yang
menurun sebesar 10% dan 14%. Pada tahun diperlukan untuk membayar kreditnya semakin
2017 sebesar 16,5%. Keadaan dimana bank ini besar dan asset banyak tersalur ke kredit. LAR
termasuk kedalam kategori baik/sehat selama 3 pada tahun 2012 sebesar 2,75%, tahun 2013
tahun pada tahun 2012, 2014 dan 2017 karena sebesar 11,75%, tahun 2014 Assets to Loan Ratio
sudah memenuhi standar rasio yang ditetapkan menunjukkan presentase sebesar 10,75% . Pada
oleh Bank Indonesia yaitu 15%-20%. Rata-rata tahun 2015 menunjukkan prosentase sebesar
selama 6 tahun sebesar 16,09%. Jadi bisa 13,25%, tahun 2016 sebesar 16,25%. Sedangkan
disimpulkan dari sisi Quick Ratio selama 6 tahun pada tahun terakhir 2017 sebesar 22%. Jadi rata-
bank CIMB Niaga termasuk kedalam kategori rata dari sisi Assets to Loan Ratio selama 6 tahun
baik/sehat. Dikatakan baik/ atau sehat karena sebesar 12,80%. Kemungkinan yang terjadi
menunjukkan dana yang digunakan tidak dalam peningkatan likuiditas dari suatu bank
mengagur, bila dikatakan tidak baik/tidak sehat. akan mempengaruhi jumlah aset bank. Jadi
Maka bisa disimpulkan bawasannya dana dalam semakin tinggi rasio Assets to Loan yang
bank menunjukkan Idle Cash atau dana yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit maka
menganggur. semakin kecil jumlah aset yang digunakan untuk
Berdasarkan Cash Ratio 2012 tingkat menyalurkan kredit suatu bank.
likuiditasnya sebesar 86%. Pada tahun 2013
tingkat pencapaian likuiditasnya menurun 2. Rasio Solvabilitas
sebesar 82,25%. Tahun 2014 mengalami Berikut tabel penjelasan kinerja keuangan
penurunan lagi sebesar 75%. Sedangkan pada berdasarkan perhitungan diatas yaitu :
tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 188,5%
dan pada tahun terakhir mengalami penurunan

149
Tabel 4.2.12 20% saja. Sisanya diharapkan dari dana pihak
Kinerja Keuangan PT. Bank CIMBNiaga, ketiga atau masyarakat.
Tbk (Dalam Persen) Berdasarkan perhitungan Secondary Risk
Sumber : Diolah Penulis (2018) Ratio tahun 2012 yaitu sebesar 2,76%. Pada
tahun 2013 nilai Secondary Risk Ratio sebesar
Rat 7,58%. Pada tahun 2014 sebesar 8,16% dan
Rasio
201 201 201 201 201 201 a- mengalami penurunan 2 tahun terakhir pada
Solvabi
2 3 4 5 6 7 rat tahun 2015 dan 2016 yaitu sebesar 6,62% dan
litas
a 6,75%. Tahun terakhir 2017 sebesar 4,33%. Jadi
54, 87, 82, 109 94, 72, bisa disimpulkan kinerja keuangan bank dari sisi
Primar 7,2
75 25 75 ,5 75 71 Secondary Risk Ratio selama 6 tahun sebesar
y Ratio 5%
% % % % % % 6,04% termasuk kategori tidak baik/tidak sehat
- - karena tidak sesuai dengan standar rasio Bank
10, - Indonesia yaitu ≥10%. Pertumbuhan kinerja
Capital 11 209 29,
9% 25 5,7 9% keuangan dilihat selama 6 tahun terakhir ini bank
Ratio % ,5 34
% 5% CIMB Niaga mengalami penurunan kinerja
% %
Second keuangan. Secondary Risk Ratio merupakan rasio
2,7 7,5 8,1 6,6 6,7 4,3 6,0 yang digunakan untuk mengukur penurunan aset
ary Risk
6% 8% 6% 2% 5% 3% 4% yang mempunyai risiko lebih tinggi. Ketika suatu
Ratio
Bank mengalami penurunan asetnya , maka
Berdasarkan tabel 4.2.12 diatas maka risiko yang dialami bank semakin tinggi.
dapat disimpulkan bahwa perhitungan Primary
Ratio pada tahun 2012 yaitu sebesar 7,25%. 3. Rasio Rentabilitas
Tahun 2013 menurun sebesar 54,75%. Kenaikan Berikut tabel penjelasan rekapitulasi hasil
perhitungan Primary Ratio dilihat pada tahun perhitungan tingkat rasio efisiensi sebagai
ketiga 2014 sampai 2016 yaitu sebesar 87,25%, berikut :
82,75% dan 109,5%. Pada tahun terakhir 2017 Tabel 4.2.13
sebesar 94,75%. Jadi bisa disimpulkan rata-rata Kinerja Keuangan PT. Bank CIMB Niaga,
dari sisi Primary Ratio selama 6 tahun dalam
kinerja keuangan Bank CIMB Niaga sebesar Rasio Rat
201 20 201 201 201 201
72,71% termasuk kedalam kategori bank yang Rentabili a-
2 13 4 5 6 7
baik/sehat karena sesuai dengan standar tas rata
ketetapan rasio Bank Indonesia yaitu ≥8%. Interest
13,8 1,9 1,07
Berdasarkan perhitungan Capital Expense 1,15 1,22 0,94 3,73
1 7 5
Ratio pada tahun 2012 yaitu sebesar 9%. Pada Ratio
tahun 2013 perhitungan Capital Ratio yaitu Cost of 2,5 3 3,5 4,25 4,5 3,63
4%
sebesar 10,25%. Tahun 2014 perhitunganya Fund % % % % % %
sebesar 11%. Sedangkan tahun terakhir pada Leverage 2,5 3 3,25 3,5 3,78
Multiplier 4% 4%
2015 dan 2016 mengalami penurunan yang tidak % % % % %
stabil sebesar -5,75% dan -209,5%. Pada tahun Tbk
2017 sebesar 9%. Bank termasuk kategori (Dalam Persen)
baik/sehat pada 2 tahun 2013 dan 2014 karena Sumber : Diolah Penulis (2018)
sesuai dengan standar ketetapan rasio Bank Berdasarkan tabel 4.2.13 data olahan berupa
Indonesia yaitu 10%-20%. Sedangkan ditahun presentase Rasio Rentabilitas pada Bank CIMB
2012, 2015, 2016 dan 2017 dikatakan tidak Niaga Periode 2012-2017, dapat diketahui bahwa
baik/tidak sehat karena tidak sesuai dengan : Interst Expense Ratio pada tahun 2013
ketetapan Bank Indonesia yaitu 10%-20%. Jadi mengalami penurunan sebesar 1,97%
bisa disimpulkan bawasanya rata-rata dari sisi dibandingkan pada tahun 2012 sebesar 13,81%.
Capital Ratio selama 6 tahun terakhir ini sampai Interst Expense Ratio pada tahun 2014-2017
tahun 2017 kinerja keuangan bank yang dilihat mengalami penurunan yang fluktuasi sebesar
menggunakan Capital Ratio sebesar 29,34% 1,15%, 1,22%,0,94% dan 1,075. Cost of Fund
dikatakan tidak baik/tidak sehat karena tidak pada tahun 2013mengalami kenaikan sebesar
sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia. 3%. Dibandingkan pada tahun 2012 yaitu 2,5%.
Ketetapan Bank Indonesia bahwa Capital Ratio Cost of Fund mengalami kenaikan yang stabil
yang merupakan perbandingan Equity Capital pada 3 tahun terakhir yaitu 2014,2015,2016 dan
dengan total loan yang baik adalah berkisar 2017 sebesar 3,5% , 4%,4,25% dan 4,5%
antara 10-20%, karena diharapkan loan yang Leverage Multiplier pada tahun 2012 sebesar
dibiayai oleh Equity Capital hanya sebesar 10- 2,5%. Pada tahun 2013-2017 Leverage

150
Multiplier mengalami kenaikan sebesar 3%, mencari dana untuk membiayai kegiatannya.
3,25%, 3,5%,4% dan 4%. Jadi rata-rata rasio Bisa juga untuk melihat kekayaan bank dan
rentabilitas dilihat dari sisi Interst Expense Ratio melihat efisiensi keuangan bagi pihak
sebesar 3,73, dilihat dari sisi rasio Cost of Fund manajemen bank tersebut. Pentingnya menilai
sebesar 3,63% dan dilihat dari sisi rasio Leverage kinerja keuangan bank ini adalah untuk
Multiplier sebesar 3,78%. Rasio rentabilitas ini mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu
disimpulkan bawasanya selama 6 tahun terakhir kemampuan perusahaan untuk memenuhi
ini kinerja keuanganya baik atau sehat, karena kewajiban keuangannya apabila perusahaan
pada tahun ini tanggal 24 Januari 2018 tersebut dilikuidasi baik kewajiban keuangan
bawasannya Analis Eksekutif Departemen jangka pendek maupun jangka panjang. Cara
Pengembangan Pengawasan dan Manajemen yang harus dilakukan bank untuk menjaga
Krisis OJK menjelaskan Bank besar mempunyai kestabilan permodalan bank adalah dengan
sumber daya manusia, teknologi dan jaringan memperhatikan resiko dalam menanggung
kantor yang lebih baik. rasio rentabilitas atau perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena
disebut dengan profitabilitas bank ini diproyeksi kredit macet atau gagal ditagih. Resiko ini sangat
2,3%-2,5% pada tahun ini. mempengaruhi kinerja keuangan bank yang tidak
sehat.
Pembahasan Kinerja Keuangan PT. Bank
CIMB Niaga, Tbk Selama 6 Tahun 3. Rasio Rentabilitas
1. Rasio Likuiditas Berdasarkan hasil dari analisis kinerja
Berdasarkan hasil dari analisis kinerja keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk selama 6
keuangan menggunakan rasio likuiditas. Bank tahun periode 2012-2017 dengan menggunakan
CIMB Niaga termasuk kedalam kategori bank rasio keungan bank adalah tidak stabilnya bunga
yang baik/sehat selama 6 tahun pada periode yang diperoleh oleh bank. Posisi naik dan
2012-2017. Bank sudah memenuhi standar rasio turunya bunga yang di dapatkan oleh suatu bank
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Disisi lain mengalami penurunan yang berfluktuasi. Pada
masih ada kekurangan yang harus diperbaiki tahun ini tanggal 24 Januari 2018 bawasannya
untuk menstabilkan tingkat likuiditas. Analis Eksekutif Departemen Pengembangan
Pentingnya menilai kinerja keuangan bank Pengawasan dan Manajemen Krisis OJK
dengan rasio keuangan salah satunya adalah menjelaskan Bank besar mempunyai sumber
untuk mengukur prestasi yang dapat dicapai daya manusia, teknologi dan jaringan kantor
oleh suatu organisasi atau perusahaan dalam yang lebih baik. rasio rentabilitas atau disebut
suatu periode tertentu. Kinerja keuangan bank dengan profitabilitas bank ini diproyeksi 2,3%-
merupakan suatu gambaran tentang kondisi 2,5% pada tahun ini. Hal ini harus sangat
keuangan suatu perusahaan. Tujuan dari menilai diperhatikan oleh bank karena posisi beban
kinerja keuangan suatu bank adalah untuk bunga dalam laporan arus kas biasanya berada
memperoleh kewajiban keuangannya yang harus pada kas operasi, inventasi maupun pendanaan.
segera dipenuhi atau kemampuan bank untuk Tujuannya untuk menjaga profitabilitas bank
memenuhi keuangannya pada saat ditagih. PT. dalam memperoleh bunga dan meningkatkan
Bank CIMB Niaga, Tbk harus tetap selalu efisiensi usaha dan menghasilkan laba selama
menjaga tingkat likuiditasnya, karena bila periode tertentu. Jadi, jika bank tidak
likuiditas bank menurun atau melebihi tingkat memperhatikan tingkat naik turunya profitabiltas
dari standar ketetapan Bank Indonesia, maka bank tiap tahun. Bank bisa memiliki resiko yang
bank harus memperbaiki kinerja keunganya. Hal sangat tinggi. Bila profitabilitas bank menurun
ini sangat penting agar sumber daya yang maka akan mempengaruhi tingkat efisiensi usaha
digunakan secara optimal dalam menghadapi bank.
perubahan lingkungan.

2. Rasio Solvabilitas
Berdasarkan hasil dari analisis kinerja
keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk selama 6
tahun periode 2012-2017 adalah bank dikatakan
tidak baik/tidak sehat, maka dari ini kinerja
keuangan yang ada di bank tersebut perlu adanya
perbaikan. Bank yang tidak sehat memiliki
resiko kinerja keuangan yang tidak baik/tidak
sehat. Rasio solvabilitas digunakan untuk melihat
atau mengukur kemampuan suatu bank dalam

151
KESIMPULAN DAN SARAN terlalu tinggi atau rendah, karena dapat
Kesimpulan menyebabkan pembiayaan bermasalah. Semakin
1. Rasio Likuiditas periode 2012-2017 pada tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk dalam keadaan pula resiko kerugian yang dihadapi oleh bank,
likuid, karena PT. Bank CIMB Niaga, Tbk tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba
mampu membayar setiap kewajiban atau yang besar. Sebaliknya apabila bank memiliki
utang lancarnya tepat waktu dan kinerja rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai
keuangan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk sesuai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini
dengan standar rasio yang ditetapkan Bank juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil
Indonesia (BI), termasuk kategori baik/sehat. pengembalian (return) pada saat perekonomian
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio tinggi. Dilihat dari rasio rentabilitas, PT. Bank
likuiditas PT. Bank CIMB Niaga, Tbk pada CIMB Niaga, Tbk harus memperhatikan naik
tahun 2012-2017 selama 6 tahun sebesar turunnya bunga yang diperoleh untuk
16,09%. Jadi bisa disimpulkan dari sisi Quick meningkatkan profitabilitas bank.
Ratio selama 6 tahun Bank termasuk kedalam 2. Bagi Peneliti Berikutnya
kategori baik/sehat dan Bank CIMB Niaga Kepada peneliti berikutnya, khususnya
dikatakan baik/sehat dilihat dari sisi Cash yang berminat meneliti analisis kinerja keuangan
Ratio rata-rata selama 6 tahun terakhir dengan menggunakan rasio likuiditas,
sebesar 90,5% karena memenuhi standar solvabilitas dan rentabilitas disarankan agar
ketetapan rasio Bank Indonesia. melakukan penelitian lanjutan dengan beberapa
2. Rasio Solvabilitas periode 2012-2017 PT. bank dengan beberapa periode tidak hanya 6
Bank CIMB Niaga, Tbk dalam keadaan tidak tahun saja mungkin bisa lebih. Peneliti
solvable, karena tidak mampu menutupi selanjutnya juga disarankan tidak hanya
kemungkinan kegagalan dalam pemberian mengukur rasio likuiditas bukan hanya Quick
pembiayaan dan juga dalam menyangga Ratio, Cash Ratio, LDR dan LAR, tetapi bisa
sejumlah pinjaman dari nasabah. Jadi dapat menggunkan rasio lainnya yang sesuai dengan
disimpulkan bahwa rasio solvabilitas PT. likuiditas. Begitu juga dengan rasio solvabilitas
Bank CIMB Niaga, Tbk pada tahun 2012- bukan hanya dengan Primary Ratio, Capital
2017 adalah tidak baik/tidak sehat sehingga Ratio dan Secondary Ratio saja dan rasio
aktiva lancar perlu untuk dikurangi. rentabilitas yaitu Interest Expense Ratio, Cost of
3. Begitupun dengan Rasio Rentabilitas yang Fund dan Leverage Multiplier.
menunjukan bahwa PT. Bank CIMB Niaga,
Tbk dalam keadaan baik atau sehat karena DAFTAR PUSTAKA
mengalami peningkatan. Terlihat dari sisi Agus Indriyo, Gitosudarmo dan Basri. 2002.
rasio Interest Expense Ratio, Cost of Fund Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
dan Leverage Multiplier rata-rata selama 6 Ahmad Sulaiman (2009). “Analisis Rasio
tahun dari periode 2012-2017 dengan posisi Keuangan Untuk Melihat Kinerja Keuangan
fluktuasi, bunga yang diperoleh oleh suatu Bank studi pada Bank BRI”
bank tidak stabil setiap tahunnya. Jadi, jika Arikunto,2012, prosedur penelitian : suatu
bank tidak memperthatikan tingkat naik pendekatan praktek, Jakarta, Rineka Cipta.
turunnya profitabilitas bank tiap tahun, maka Baridwan Zaki.1999. Intermediate
bank bisa memiliki resiko yang sangat tinggi Accountting.yogyakarta:BPFE, hal 17
dengan adanya profitabilitas bank menurun Bastian, Indra danSuhardjono,2006. Akuntansi
yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi Perbankan, Salemba Empat Jakarta. 274
usaha bank. Erich.A. Helfert. 1996. Teknik analisis
Saran keuangan. Penerbit erlangga.hal 67
1. Bagi Pihak Bank Fahmi, Irfan.2011. Analisis Laporan
Dilihat dari rasio likuiditas, PT. Bank Keuangan.Bandung.Alfabet
CIMB Niaga, Tbk dalam keadaan likuid, maka Hery, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta:
pihak bank harus mempertahankan kondisi bank Caps, 2015), hlm.97.
yang dalam keadaan likuid dengan cara Hery, Analisis Laporan Keuangan Pendekatan
memanfaatkan kelebihan dana dengan Rasio Keuangan (Yogyakarta : CAPS, 2015)
menetapkan dana pada bidang yang Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar
menguntungkan dan mempunyai keamanan. Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Dilihat dari rasio solvabilitas, PT. Bank CIMB Indrianto dan supomo.2002.metodologi
Niaga, Tbk dalam keadaan tidak solvable dengan penelitian bisnis .yogyakarta
cara pembiayaan yang diberikan harus selalu :BPFE.hal.30
dikontrol atau sesuai dengan porsinya yaitu tidak

152
I Made Sundana, Manajemen Keuangan https://www.bi.go.id/id/peraturan/ssk/Pages/pbi_
Perusahaan. Penerbit Erlangga. 2001. 171115.aspx
Hal 20
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta :
Bumi Aksara, 2014). Hal 240
Kasmir. 2007. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.
. 2010.Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
.2012 Manajemen Perbankan Edisi
Revisi Jakarta : Rajawali Perrs, Hal. 315
. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainya. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
. 2016. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Martani.Dwi,2012.Akuntansi Keuangan
Menengah.Salemba. Hal : 33
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Liberti.
_____ . 2010.Analisis Laporan Keuangan.Edisi
4. Yogyakarta. Liberty
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor :
Ghalia Indonesia.
Na’im , Ainun.1988.Akuntansi
keuangan.yogyakarta:BPFE,hal 47
Nur Indrianto dan Bambang Supomo. 1999.
Metode Penelitian
Bisnis;Yogyakarta.Hal : 66
Rohmatul Amaliah (2017).“ Analisis Rasio
Keuangan untuk Menilai Kinerja
Keuangan Pada Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (KPRI) Eko Kapti
Malang”
Rudianto (2008:14), Akuntansi Manajemen
Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets and
Liability Management. Edisis Ketiga.
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Suciati Hapsari (2016). “ Analisis Perbedaan
Kinerja Keuangan Perusahaan sebelum dan
Sesudah Marger (Kasus pada Bank Cimb Niaga
yang terdaftardi BEI)”
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
_____ .2008. Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: Alfabeta.
_____ .2016.Metode Peneitian Kuantitatif
danKualitatif. Bandung: Alfabeta.
Supranto,1997.Metode Riset : Apliansinya
Dalam Pemasaran.hal.6
http://www.cimbniaga.com.
Undang-undang no 10 tahun 1998 tanggal 10
November. Tentang Perbankan
Tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/7701-
kinerja-bank.html
www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/kesehatan-
bank/

153

Anda mungkin juga menyukai