Anda di halaman 1dari 8

Penemuan Islam Terkait IPTEK dan Riset

Islam memberikan apresiasi yang amat tinggi terhadap akal. Demikian


tingginya sehingga akal menempati posisi yang urgen dan vital dalam pergumulan
wacana keislaman. Oleh karena itu, akal sering kali disandingkan dengan wahyu
dalam banyak kesempatan dan pembahasan. Dengan demikian, maka wajarlah
jika dikatakan bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan. Tentu saja
produk dari pendayagunaan akal adalah ilmu pengetahuan. Dari akal dan daya
pikir yang telah dianugerahkan oleh Allah, manusia dapat menggali berbagai
pengetahuan yang ada di alam semesta, baik yang bersifat makro maupun mikro.
Dengan demikian munculllah berbagai disiplin ilmu. Hal ini dalam sejarah Islam
dibuktikan dengan maraknya perkembangan ilmu dari berbagai bidang dan
munculnya ratusan bahkan ribuan sarjanasarjana Muslim. Penghargaan Islam
terhadap akal dan ilmu pengetahuan bukan hanya basa-basi, karena hal itu telah
dilaksanakan dan dipraktekkan oleh para ulama, atau kaum terpelajar Islam, yang
luar biasa jumlahnya.
Keadaan yang kondusif seperti itu telah berhasil menampilkan beberapa
filosof muslim terkemuka, seperti al-Kindī (801-873 M), al-Farabī (870-950 M),
al-Rāzī (864- 930 M atau 251-313 H), Ibn Tufail (1105-1185 M), Ibn Bajjah
(1085-1138 M), dan sejumlah pakar pada bidangknya masing-masing, seperti Ibn
Rushd (1126- 1198 M), Ibn al-Haytham (965-1040 M atau 354-430 H), dan Jabir
ibn Hayyan (721-815 M) serta pakar etika muslim, Ibn Maskawaih (932-1030 M
atau 330 - 421 H). Sebenarnya banyak sekali sarjana-sarjana muslim yang tampil
dalam panggung sejarah. Dalam kitab Uyūn al-Anbā’ fi Ṭabaqat al-Aṭibba’
karangan Ibn Abi Ushaybi’ah, seorang ahli kedokteran abad ketiga belas, dimuat
informasi dan biografi lebih dari tiga ratus lima puluh ilmuwan muslim.
Ada ahli kedokteran, ahli kimia, geometri, geologi, geografi, matematika,
astronomi dan sebagainya. Padahal yang dikenal masih segelintir saja. Hanya
sayangnya, karena sistem pendidikan yang masih bercermin dan berkiblat ke
Barat, sedangkan Barat menyembunyikan jasa-jasa Islam dalam arena ilmu
pengetahuan, maka publik pada dasarnya tidak mengenal tokoh-tokoh Islam yang
sebenarnya sangat besar dan terkenal. Padahal perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan di Barat merupakan imbas dan terpengaruh oleh kemajuan yang
terjadi di dunia Islam, terutama setelah adanya gerakan Averroisme yang
membumi di Eropa. Barat mendapatkan pengaruh positif dalam ilmu pengetahuan
dari dunia Islam.
Averroisme merupakan sebuah gerakan pemikiran yang berupaya
menghidupkan kembali gagasan-gagasan Ibn Rushd, yang memiliki nama lengkap
al-Qāḍī Abū al-Walīd Muḥammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rushd.
Debutnya dalam dunia filsafat dapat dilihat dalam Muhammad Yūsuf Mūsā, Bain
al-Dīn wa ’l-Falsafah fī Ra’yi Ibn Rushd wa Falasifah fī ‘Ashr al-Wāsiṭ (Mesir:
Dār alMa’ārif, t.th.), dan al-Nash’at al-‘Aqliyyah fī Falsafah Ibn Rushd (Mesir:
Dār al-Ma’ārif, t.th.).
Sejarah ilmu pengetahuan Islam mengenal
banyak hakim (jamak: hukama`), yakni sarjana yang menguasai beberapa ilmu
sekaligus tanpa memiliki spesialisasi khusus. Di Barat mereka dikenal dengan
nama polymath dan di era Renaisans mereka dikenal dengan nama Renaissance
Men seperti Leonardo da Vinci.[1] Di antara yang paling terkenal adalah Al-
Biruni, Al-Jahiz, Al-Kindi, Ibn Sina (Avicenna), Al-Idrisi, Ibn Bajjah, Ibn Zuhr,
Ibn Thufayl, Ibn Rusyd (Averroes), Jabir bin Hayyan, Abbas bin Firnas, Ibn al-
Haytsam (Alhazen), Ibn al-Nafis, Ibn Khaldun, Al-Khawarizmi, Al-Mas’udi, Al-
Muqaddasi dan Nashiruddin al-Thusi. Ibn al-Haytsam dapat dianggap sebagai
pionir di bidang fisika eksperimental yang meneruskan tradisi eksperimental
Ptolemius. Ibn al-Haytsam juga menulis The Book of Optics di mana dia
menyumbanglan banyak gagasan seputar ilmu optik dan membuat
kamera obscura.
Di antara inovasi para ilmuwan Muslim adalah pembangkit tenaga angin
dan air untuk menggerakkan penggilingan yang digunakan sejak abad ke-7 M
dalam berbagai bentuknya. Pada abad ke-11 M, perangkat-perangkat penggilingan
telah beroperasi dari Andalusia dan Afrika Utara sampai ke Timur Tengah dan
Asia Tengah. Para insunyur Muslim juga berhasil membuat poros engkol dan
turbin air, memprakarsai penggunaan waduk air untuk pembangkit tenaga
air. Transfer teknologi-teknologi ini ke Eropa pada Abad Pertengahan berperan
besar dalam membangkitkan Revolusi Industri di kawasan tersebut pada abad
awal ke-16. Para ilmuwan Muslim juga berperan mengembangkan instrumen-
instrumen astronomi, pembuatan keramik, rumus-rumus kimia, teknologi
penyulingan air, jam, kaca, mesin berpenggerak udara dan angin, mosaik, kertas,
farmasi, tekstil, pembuatan besi dan baja dan lain sebagainya. Misalnya, pabrik
kaca pertama di Eropa didirikan oleh pengusaha Mesir di Yunani.
Paul Valley mencatat beberapa penemuan lain yang dibuat oleh para
ilmuwan Muslim adalah kamera obscura, kopi, sabun, pasta gigi, alkohol hasil
distilasi, berbagai jenis asam, katup, peta bumi dan sebagainya. Di bidang
astronomi, ilmuwan Muslim tercatat sebagai yang pertama menggunakan
observatorium pertama bernama Maragha. Para sejarawan kemudian menyebut
peristiwa pendirian observatorium Maragha dengan revolusi
Maragha. Observatorium ini didirikan di masa Khalifah Al-Ma’mun di bawah
arahan Nashiruddin al-Thusi. Di bidang kimia, nama Jabir bin Hayyan (Geber)
tercatat sebagai salah satu kampiun dalam eksperimen-eksperimen menyangkut
proses-proses kimiawi seperti penyulingan, kristalisasi, oksidasi dan
penguapan. Abu Rayhan al-Biruni menolak klaim para ahli kimia sebelumnya
tentang transmutasi metal. Nashiruddin al-Thusi mengemukakan versi lain tentang
hukum konservasi massa dengan menyatakan bahwa materi dapat berubah tapi
tidak dapat hilang.[8] Akibat begitu banyaknya sumbangan para ilmuwan Muslim
di bidang kimia maka Alexander von Humboldt[9] dan Will Durant menganggap
bahwa para kimiawan Muslim abad pertengahan sebagai peletak dasar kimia
modern.
Ahli matematika Muslim, al-Khawarizmi, tercatat sebagai penemu
algebra, algoritme dan trigonometri. Omar Khayyam juga dianggap sebagai
pencetus algebra geometris, sedangkan Nashiruddin al-Thusi berhasil membantah
geometri Euclidean dan postulat paralel. Para sarjana Islam menyumbang banyak
terhadap ilmu kedokteran terutama di bidang anatomi, kedokteran eksperimental,
patologi, farmasi, pembedahan dan sebagainya. Ibnu Sina hingga kini disepakati
sebagai ilmuwan kedokteran Muslim yang meletakkan dasar-dasar ilmu
kedokteran dan metode klinik melalui bukunya yang sangat terkenal, al-Qanun.
Rumah sakit dan sekolah kedokteran pertama juga didirikan oleh kalangan
ilmuwan Muslim. Abul Qasim (Abulcasis) merupakan ilmuwan yang merancang
ilmu bedah dalam bukunya yang berjudul ‘Ilm Al-Tashrif. Di buku itu pula dia
merancang sejumlah instrumen bedah seperti gunting bedah, jarum suntik, senar,
retraktor, benang jahit dan sebagainya. Al-Biruni adalah ilmuwan Muslim yang
memperkenalkan metode saintifik dalam ilmu mekanika. Hukum-hukum gerak
Newton dianggap banyak berpijak pada hasil-hasil eksperimen al-Biruni. Al-
Biruni juga dianggap sebagai pionir di bidang geodesi dan antropologi.

Sumber :
Imam Amrusi Jailani. 2018. Kontribusi Ilmuwan Muslim Dalam Perkembangan
Sains Modern. Jurnal Theologia. 29(01) : 165-166.
Tyan Suhesti. “Dampak Positif Dan Negatif Pada Perkembangan IPTEK”.
(http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/ diakses pada 3 April 2020)
Ahlubait Indonesia. “Sekilas Tentang Sumbangsih Muslim Di Bidang Ilmu
Pengetahuan Bag. 2”. 8 April 2014 (https://www.ahlulbaitindonesia.or.id/ diakses
pada 3 April 2020)
Pengaruh IPTEK & Riset bagi masyarakat

Ilmu pengetahuan memberikan dampak yang besar dalam penemuan baru


di bidang teknologi. Pada akhir abad ke-15 muncul gerakan yang bertujuan
mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang dikenal dengan istilah
renaisans, yaitu suatu gerakan yang ingin melahirkan kembali kebudayaan Yunani
dan Romawi Kuno. Renaisans menjunjung tinggi kemampuan manusia, baik cara
berfikir atau menemukan dan menciptakan. Dengan adanya gerakan ini, semua
orang bebas berfikir untuk menghasilkan penemuan baru di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain gerakan renaisans, juga muncul gerakan yang
disebut dengan humanisme, yaitu suatu gerakan yang bertujuan mempelajari dan
mengembangkan kebudayaan dan ilmu pengetahuan untuk diabdikan bagi
kepentingan manusia. Memasuki abad ke-18, ilmu pengetahuan berkembang pesat
hingga abad ini sering di sebut dengan abad pemikiran. Abad ke-18 merupakan
abad penemuan berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam,
ilmu pengetahuan sosial, maupun teknologi.
Di Indonesia, ilmu pengetahuan dan teknologi mulai berkembang sejak
masa kolonial Belanda. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada
masa kolonial Belanda ini ditandai dengan berdirinya perusahaan swasta asing,
misi keagamaan dan pendidikan Barat. Semuanya itu merupakan bagian dari
eksploitasi ekonomi. Sejak pertengahan abad ke-19, perkembangan ilmu
pengetahuan barat telah tersebar di Indonesia dengan melalui pembukaan sekolah-
sekolah barat bagi penduduk bumiputra.
Berikut adalah dampak-dampak dari perkembangan Ilmu Pengetahuan
Teknologi :
Dampak Positif Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi
1. Memberikan Berbagai Kemudahan Perkembangan IPTEK mampu
membantu manusia dalam beraktifitas. Terutama yang berhubungan
dengan kegiatan perindustrian dan telekomunikasi. Namun, dampak dari
perkembangan IPTEK juga berdampak ke berbagai hal seperti kegiatan
pertanian, yang dulunya membajak sawah dengan menggunakan alat
tradisional, kini sudah menggunakan peralatan mesin.sehingga aktifitas
penanaman dapat lebih cepat di laksanakan tanpa memakan waktu yang
lama dan tidak pula terlalu membutuhkan tenaga yang banyak. Ini adalah
contoh kecil efek positif perkembangan IPTEK di dalam membantu
aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mempermudah Meluasnya Berbagai Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi kita, dimana tanpa
informasi kita akan serba ketinggaln. terlebih lagi ketika berbagai media
cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini memaksa kita untuk mau
tidak mau harus bisa dan selalu mendapatkan berbagai informasi. Pada
masa dahulu, kegiatan pengiriman berita sangat lambat, hal ini di
karenakan kegiatan tersebut masih di lakukan secara tradisional baik itu
secara lisan maupun dengan menggunakan sepucuk surat. Namun sekarang
kegiatan semacam ini sudah hampir punah, dimana perkembangan IPTEK
telah merubah segalanya, dan kita pun tidak perlu menunggu lama untuk
mengirim atau menerima berita.
3. Bertambahnya Pengetahuan dan Wawasan
Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana
hanya orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi
menggunakannya. Namun seiring dengan perkembangan iptek, peralatan
elektronik seperti computer, internet, dan handphone (Hp) sudah menjadi
benda yang menjamur. Dimana tidak hanya orang-orang tertentu yang
mampu menggunakannya, bahkan anak-anak di bawah umurpun dapat
menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan iptek di era
globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat kita
Dampak Negatif Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi
1. Mempengaruhi Pola Berpikir Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang agresif dan penasaran serta suka dengan
hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada
berbagai peralatan elektronik. Namun ternyata perkembangan tersebut
tidak hanya berdampak terhadap pola berpikir anak, juga berdampak
terhadap pola berpikir orang dewasa dan orang tua. Terlebih lagi setiap
harinya masyarakat kita di sajikan dengan berbagai siaran yang kurang
bermanfaat dari berbagi media elektronik.
2. Hilangnya Budaya Tradisional
Dengan berdirinya berbagai gedung mewah seperti mal, perhotelan dll,
mengakibatkan hilangnya budaya tradisional seperti kegiatan dalam
perdagangan yang dulunya lebih di kenal sebagai pasar tradisional kini
berubah menjadi pasar modern. Begitu juga terhadap pergaulan anak-anak
dan remaja yang sekarang sudah mengarah kepada pergaulan bebas.
3. Banyak Menimbulkan Berbagai Kerusakan
Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alamnya,
namun hingga akhir ini, Indonesia lebih di kenal sebagai Negara yang
sedang berkembang dan terus berkembang entah sampai kapan. Dan kita
juga tidak mengetahui kapan istilah Negara berkembang tersebut berubah
menjadi Negara maju. Salah satu contoh kecil yang lebih spesifik adalah
beberapa tahun yang lalu sekitar di bawah tahun 2004, kota pekanbaru
yang terletak di propinsi Riau, lebih di kenal sebagi kota “Seribu Hutan”,
namun dalam waktu yang relative singkat, istilah seribu hutan kini telah
berubah menjadi istilah yang lebih modern, yakni kota “Seribu Ruko” di
mana dalam waktu yang singkat, perkembangan pembangunan di kota ini
amat sangat pesat. Mulaialah berdiri berbagai kegiatan industri,
Perhotelan, Mal, dan Gedung-gedung bertingkat serta perumahan berdiri
di mana-mana.akibatnya aktifitas tradisional lumpuh, hutan gundul
sehingga banyak menimbulkan berbagai macam bencana seperti banjir,
tanah longsor serta polusi terjadi di mana-mana. Inilah dampak yang harus
di terima masyarakat kita hingga ke anak cucu.

Anda mungkin juga menyukai