Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KERJA PRAKTEK

STUDI PEMBUMIAN PERALATAN DAN SISTEM


INSTALASI LISTRIK PADA GEDUNG KANTOR
BICT PT. PELINDO 1 (PERSERO) BELAWAN

Disusun Oleh :

DJOKO DWI SUTRISNO


1710003421063

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji kehadirat ALLAH SWT atas rahmat, nikmat dan
taufiknya, sehingga penulis dapat menyeselesaikan Laporan Kerja Praktek yang
berjudul “Studi Pembumian Peralatan Dan Sistem Instalasi Listrik Pada Gedung
Kantor BICT PT. Pelindo 1 (Persero) ”. laporan kerja Praktek ini penulis buat
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1) Universitas
Ekasakti Padang, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Program Studi Teknik
Elektro.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Otong Rosadi, SH, M.Hum. selaku Rektor Universitas
Ekasakti Padang.
2. Bapak Drs. Risal Abu, ST, M.Eng, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Ekasakti Padang.
3. Ibu Rosnita Rauf, ST,.MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Ekasakti Padang.
4. Bapak Budiman, ST, MT, Selaku pembimbing dalam pembuatan
Laporan Kerja Praktek.
5. Selanjutnya semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
telah banyak membantu selama proses pembuatan Proposal Skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penelitian


dan penulisan Laporan Kerja Praktek ini, untuk itu saran dan kritik yang
konstruktif akan sangat membantu agar Laporan Kerja Praktek ini dapat menjadi
lebih baik.

Padang, Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................iii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah ............................................................................1


1.2 Rumusan masalah .....................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian ......................................................................................2
1.4 Manfaat penelitian ....................................................................................3
1.5 Batasan masalah .......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................4

2.1 Sistem Pembumian....................................................................................4


2.2 Bagian Dalam Sistem Pentanahan.............................................................5
2.2.1 Jenis jenis pentanahan......................................................................6
2.2.2 Bagian Bagian Pentanahan ..............................................................7
2.3 Tahanan Pembumian ................................................................................11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................13

3.1 Tujuan Pembumian Netral Generator .......................................................13


3.1.1 Jenis Elektroda Yang di Perunakan Di Gedung Kantor BICT.........14
3.2 Sistem Pembumian Di Gedung Kantor BICT...........................................14
3.3 Menghitung Tahanan Elektroda................................................................17
BAB IV PENUTUP..............................................................................................20

4.1 Kesimpulan ...............................................................................................20


4.2 Saran..........................................................................................................20

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Elektroda Batang ...............................................................................8


Gambar 2 Elektroda pelat....................................................................................9
Gambar 3 Elektroda Pita ....................................................................................9
Gambar 4 Elektroda Jembatan............................................................................10
Gambar 5 Bak Kontrol........................................................................................10
Gambar 6 Busbar ................................................................................................11
Gambar 7 Rangkaian Ekivalen Pembumian secara lansung ..............................13
Gambar 8 Simtem Pembumian Pada Gedung Kantor BICT...............................15
Gambar 9 Rangkaian Pembumian Netral ...........................................................15
Gambar 10 Rangkaian Pemasangan Elektroda Pada Gedung BICT...................16
Gambar 11 Diagram Satu Garis Pembumian Kelistrikan Pada Gedung BICT ..16
Gambar 12 Alat Ukur Tester...............................................................................17

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Rata Rata Resitensi Tanah ..........................................................12

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sistem pentanahan mulai di kenal pada tahun 1990 sebelumnya sistem
sistem tenaga listrik tidak di tanahkan karena ukurannya masih kecil dan tidak
membahayakan namun setelah sitem sistem tenaga listrik berkembang semakin
besar dengan tegangan yang semakin tinggi dan jarak jangkauan semakin jauh,
baru di perlukan pentanahan. Kalau tidak, hal ini bisa menimbulkan bahaya listrik
yang sangat tinggi , baik bagi manusia maupun peralatan elektronik.

Salah satu usaha yang dilakukan manusia untuk mencegah bahaya listrik
adalah membuat pembumian dari peralatan listrik dengan terlebih dahulu
melakukan pembumian dibagian netral agar pembumian peralatan listrik dapat
berfungsi dengan baik. Adapun pengertian pembumian secara umum adalah
melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi.Dengan adanya sistem
pentanahan maka keandalan sistem untuk pemanfaattan daya listrik dapat terjamin
dengan baik. Sistem pentanahan atau pembumian yang kurang baik dapat
menyebabkan penurunan kualitas tenaga listrik.

Seperti kita ketahui bahwa bumi atau tanah ini memiliki netral yang paling
baik artinya dapat menetralisir lonjakan tegangan listrik yang sangat tinggi.
Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan
sistem, badan peralatan dan instalasi dengan tanah sehingga dapat mengamankan
manusia dan peralatan dari bahaya tegangan listrik yang abnormal.

PT. Pelindo 1(Persero)Belawanadalah Badan Usaha Milik Negara


Indonesia yang bergerak dibidang jasa kepelabuhan.Penelitian dilakukan di
Gedung Kantor Belawan International Container Terminal (BICT) dimana
sebelumnya di kantor ini telah ada sistem instalasi listriknya. Namun dalam
penelitian ini dilakukan pengujian dan pengukuran tahanan pentanahan pada
bagian elektroda untuk memastikan kelayakan dari pada pembumian
peralatannya dan dapat berfungsi dengan baik.Pengukuran dilakukan dengan

1
menggunakan alat ukur Earth Tester. Earth Tester adalah alat untuk mengukur
nilai resistansi dari grounding.

Dengan menggunakan alat ini hasil pengukuran yang didapat lebih


akurat. Selain itudalam sistem pembumian dibutuhkan suatu elektroda yang
baik untuk dapat mempengaruhi efektifitas hantaran arus bocor yang akan di
salurkan ke tanah.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas dapat dirumuskan
masalahnya sebagai berikut ;
1. Bagaimana cara yang di lakukan untuk menentukan besar tahanan pada
gedung kantor BICT?
2. Bagaimana sistem pembumian yang ada pada gedung kantor BICT?

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan yang di ambil dalam penulisan ini adalah;
1. Untuk mengeatahui sistem pentanahan peralatan pada bangunan BICT
2. Memberikan kepastian tentang bagaimana pentanahan peralatan sangat di
perlukan dalam sebuah bangunan.

1.4 Batasan masalah

Dalam penulisan laporan ini membatasi masalah sebagai berikut;

1. Hanya membahas bagian pembumian pada peralatan gedung


2. Hanya membahas pengukuran pentanahan pada elektroda

1.5 Manfaat

Adapun manfaat dalam pembuatan laporan ini yaitu ;

1. Bagi penulis,sebagai bahan bacaan untuk ilmu pengetahuan tentang


pentanahan

2
2. Bagi kampus, sebagai referensi untuk laporan kerja praktek berikutnya.
3. Bagi masyrakat luas agar perlunya suatu pentanahan pada banguanan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pembumian


Dalam PUIL 2011 (PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik) dikenal
beberapa jenis pembumian antara lain pembumian fungsional, pembumian paralel
dan pembumian proteksi. Secara umum sistem pembumian adalah suatu
rangkaian atau jaringan mulai dari kutub pembumian / elektroda, hantaran
penghubung/conductor sampai terminal pembumian yang berfungsi untuk
menyalurkan arus lebih ke bumi sehingga dapat memberikan proteksi terhadap
manusia dari sengatan listrik dan mengamankan komponen komponen instalasi
agar terhindar dari bahaya arus dan tegangan asing, serta perangkat dapat
beroperasi sesuai dengan ketentuan teknis yang semestinya.

Sistem pembumian adalah suatu rangkaian atau jaringan mulai dari kutub
pembumian atau elektroda, hantaran penghubung atau conductor sampai
terminal pembumian yang berfungsi untuk menyalurkan arus lebih ke bumi
sehingga dapat memberikanproteksi terhadap manusia dari sengatan listrik
(shock), dan mengamankan komponen-komponen instalasi agar dapat terhindar
dari bahaya arus dan teganganasing, serta perangkat dapat beroperasi sesuai
dengan ketentuan teknis yang semestinya.

Pembumian adalah sistem pengaman terhadap perangkat perangkat yang


mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga dari lonjakan arus listrik dan
sistem pembumian atau grounding sistem ini digambarkan sebagai hubungan
antara suatu peralatan atau sirkit listrik dengan bumi. Dengan adanya sistem
pembumian ini maka keandalan sistem untuk pemanfaatan daya listrik dapat
terjamin dengan baik.
Sedangkan Tujuan sistem pentanahan (grounding) adalah sebagai berikut :

 Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan


yang diperbolehkan

4
 Menjaga keselamatan orang dari sengatan listrik baik dalam keadaan
normal atau tidak dari sengatan sentuh atau sengatan langkah.

 Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi


terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan
bumi.

 Menjamin kerja peralatan listrik/elektronik.

 Mencegah kerusakan peralatan listrik/elektronik.

 Menyalurkan energi serangan petir ketanah.

 Menstabilkan tegangan dan memperkecil kemungkinan terjadinya


flashover.

2.2 Bagian Dalam Sistem Pentanahan

Perilaku tahanan sistem pentanahan sangat tergantung pada frekuensi (dasar


dan harmonisanya) dari arus yang mengalir ke sistem pentanahan tersebut.
Beberapa jenis kontur tanah mempengaruhi pemilihan jenis alat pentanahan dan
perencanaan grounding sistemnya. Tanah liat, tanah sawah, tanah uruk tanah
tambak masing masing memiliki niaipentanahan yang berbeda - beda juga. Dalam
suatupentanahan baik penangkal petir atau pentanahan netral sistem tenaga adalah
berapa besar impedansi sistem pentanahan tersebut. Besar impedansi (tahanan)
pentanahan tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

1. Faktor internal meliputi :

Dimensi konduktor pentanahan (diameter atau panjangnya).

Resistivitas ( nilai tahanan) relative tanah.

Konfigurasi sistem pentanahan.

5
2. Faktor eksternal meliputi :

Bentuk arusnya (pulsa, sinusoidal, searah).

Frekuensi yang mengalir ke dalam sistem pentanahan

2.2.1 Jenis jenis Pentanahan

Secara garis besar sistem pentanahan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu;

a. Pentanahan sistem

b. Pentanahan peralatan

c. Pentanahan penangkal petir

a. Pentanahan sistem

Sistem dengan titik netral ditanahkan adalah suatu sistem yang titik netral
dari sistem tersebut sengaja dihubungkan ke tanah, baik melalui impedansi
maupun secara langsung. Adapun tujuan pentanahan titik netral sistem adalah
sebagai berikut :

1. Menghilangkan gejala gejala busur api pada suatu sistem

2. Membatasi tegangan tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada fasa
yang sehat)

3. Meningkatkan keandalan pelayanan dan penyaluran tenaga listrik.

4. Mengurangi atau membatasi tegangan lebih transient yang di sebabkan oleh


penyalaan bunga api yang berulang ulang.

5. Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan dalam


menentukan lokasi gangguan.

b. Pentanahan peralatan

6
Pentanahan peralatan sistem pentanahan netral pengaman (PNP) adalah
tindakan pengamanan dengan cara menghubungkan badan peralatan / instalasi
yang diproteksi dengan hantaran netral yang ditanahkan sedemikian rupa sehingga
apabila terjadi kegagalan isolasi tidak terjadi tegangan sentuh yang tinggi sampai
bekerjanya alat pengaman arus lebih.

Yang dimaksud bagian dari peralatan ini adalah bagian-bagian mesin yang
secara normal tidak dilalui arus listrik namun dalam kondisi abnormal
dimungkinkan dilalui arus listrik.

Pentanahan Peralatan bertujuan:

1. Untuk membatasi tegangan antara bagian bagian peralatan yang tidak dilalui
arus dan antara bagian-bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga
yang aman untuk semua kondisi operasi normal atau tidak normal.

2. Untuk memperoleh impedansi yang kecil atau rendah dari jalan balik arus
hubung singkat ke tanah.

c. Pentanahan penangkal petir

Untuk menghindari timbulnya kecelakaan atau kerugian akibat sambaran


petir, maka diadakan usaha pemasangan instalasi penangkal petir pada bangunan
akibat sambaran petir ini akan mengakibatkan ke langsung objek tersambar.
Dengan adanya instalasi penangkal petir, maka diharapkan sambaran petir dapat
dikendalikan melalui instalasi penangkal petir yang diteruskan kebumi tanpa
merusak benda disekitarnya.

2.2.2 Bagian Bagian Pentanahan

Beberapa bagian peralatan dalam sistem pentanahan adalah elektroda,kabel


konduktor dan beberapa perlengkapan sistem pentanahan.

a. Elektroda

Elektroda pentanahan adalah penghantar yang ditanam dalam tanah dan


membuat kontak langsung dengan tanah. Adanya kontak langsung tersebut

7
bertujuan agar diperoleh laluan arus yang sebaik-baiknya apabila terjadi
gangguan sehingga arus tersebut disalurkan ketanah. Untuk bahan elektroda
pentanahan biasanya digunakan bahan tembaga, atau baja yang bergalvanis atau
dilapisi tembaga. Jenis-jenis elektroda yang digunakan dalam pentanahan adalah
sebagai berikut

b. Elektroda Batang

Elektroda batang elektroda yang pertama kali di guanakan dan teori teori
yang berawal dari elektroda jenis ini. Elektroda ini banyak di gunakan di gardu -
gardu induk. Secara teknis, elektroda ini mudah pemasangannya yaitu tinggal
memancangkan ke dalam tanah. Di samping itu elektroda ini tidak memerlukan
lahan yang luas. Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir
maupun untuk pentanahan lain.

Gambar .1 Elektroda Batang

c. Elektroda Pelat

Elektroda pelat ialah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau
berlubang) atau dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam.
Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit
diperoleh dengan menggunakan jenis - jenis elektroda yang lain.

8
Gambar .2 Elektroda Pelat

d. Elektroda Pita

Elektrda pita ialah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau
berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya di tanam secara
dangkal. Pemancangan ini akan bermasalah apabila mendapati lapisan-lapisan
tanah yang berbatu, disamping sulit pemancangannya, untuk mendapatkan nilai
tahanan yang rendah juga bermasalah. untuk mengganti pemancangan secara
vertikal ke dalam tanah, dapat dilakukan dengan menanam batang hantaran
secara mendatar (horisontal) dan dangkal.

Gambar 3. Elektroda Pita

9
e. Elektroda Jembatan (Mesh/grounding bridge)
Elektroda jembatan adalah elektroda yag terbuat dari strip plat yang di
rangkai menyerupai jembatan yang biasanya di pasang di bawah tower transmisi
gardu induk.

Gambar 4. Eletroda Jembatan


f. Bak control
Bak kontrol adalah bak yang berfungsi untuk tempat interkoneksi Kabel BC
yang terhubung dengan Copper Rod yang satu dengan yang lain dan bak kontrol
ini berfungsi sebagai titik pengukuran nilai tahanan tanah dimanagrounding telah
dipasang.

Gambar 5. Bak Kotrol dan Kabel BC

g. Kabel BC

Kabel BC adalah kabel listrik yang terbuat dari logam tembaga tanpa
pelindung yang digunakan untuk grounding. Kabel BC tidak dianjurkan dipakai

10
sebagai penghantar phase listrik karena dapat berbahaya jika terkena sentuhan
atau terjadi hubung singkat.

h. Busbar

BusBar adalah Batang konduktor, biasanya terbuat dari lempeng tembaga


panjang yang dipergunakan sebagai konektor antara kabel BC yang masuk ke
elektrodapentanahan dengan kabel BC yang masuk ke peralatan maupun busbar
yang terintegrasi dengan sistem pentanahan yang lainnya.

Gambar 6. Busbar Tembaga

2.3 Tahanan Pembumian

Tahanan pentanahan harus sekecil mungkin untuk menghindari bahaya-


bahaya yang ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah. Nilai standar
mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2011 (peraturan
yang sesuai dan berlaku hingga saat ini) yaitu kurang dari atau sama dengan 5
(lima) ohm. Dijelaskan bahwa nilai sebesar 5 ohm merupakan nilai maksimal atau
batas tertinggi dari hasil resistan pembumian (grounding) yang masih bisa
ditoleransi.

Nilai resistansi / tahanan pentanahan dalam sistem pentanahan merupakan


komposisi dari:

 Resistansi elektroda batang.

 Resistansi kontak antara permuakaan elektroda batang dan tanah


disekitarnya.

11
 Resistansi bagian tanah di sekitar elektroda batang pentanahan.

Umumnya resistansi elektroda batang dan resistansi kontak nilainya kecil


dan dapat diabaikan dengan resistansi bagian tanah disekitarelektrodapentanahan.
Nilai resistans jenis tanah sangat berbeda tergantung komposisi tanah seperti
dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Dimana Nilai-nilai pada Tabel seluruhnya
berlaku untuk tanah lembab sampai basah. Pasir kering mutlak atau batu adalah
suatu bahan isolasi yang bagus, sama seperti air destilasi.

Table 1 Nilai Rata Rata Resitensi Tanah

12
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Tujuan Pembumian Netral Generator


Dari pengalaman-pengalaman pada sistem yang tidak dibumikan banyak
motor-motor listrik dalam instalasi industri mengalami kerusakan-kerusakan
yang disebabkan oleh tegagan lebih yang timbul karena terjadinya busur listrik.
Untuk mencegah terjadinya tegangan lebih tersebut maka generator atau sistem
tenaga listrik ditanahkan.
Biasanya dilakukan pentanahan secara langsung yang sangat efektif untuk
membatasi tegangan fasa ke tanah maksimum, juga beban-beban yang terpasang
diantara fasa dan netral tetap dapat dilayani tanpa menimbulkan bahaya tegangan
antara netral dengan tanah pada saat mengalami gangguan tanah.
Adapun tujuan pembumian netral antara lain adalah :
1. Untuk mengurangi kerusakan pada titik ganguan.
2. Untuk membatasi tegangan lebih transien..
3. Mendeteksi dengan peka terhadap kerusakan titik netral.
4. Menstabilkan titik netral yaitu menjaga supaya titik netral berada pada
didekat potensial tanah.
Metode pembumian netral yang digunakan di Gedung Kantor BICT
(Belawan International Container Terminal) adalah pembumian netral secara
langsung, sebab pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang dipergunakan
menggunakan generator sistem hubung bintang.

Gambar 7. Rangkaian Eqivalen Pembumian Secara lansung

13
Pembumian netral secara langsung adalah sistem yang netralnya
ditanahkan secara langsung atau tanpa impedansi, bila terjadi gangguan fasa ke
fasa maka gangguan tersebut harus diisolir dengan membuka pemutus tenaga
atau alat proteksi dapat bekerja saat terjadi gangguan.
Salah satu tujuan dengan pembumian netral secara langsung adalah untuk
membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu bila terjadi gangguan
fasa ke tanah. Pembumian netral secara langsung biasanya digunakan pada
sistem yang bertegangan rendah ( 0 – 600 V ), dan bisa juga digunakan pada
sistem bertegangan menengah.

3.1.1 Jenis Elektroda Yang dipergunakan Di Gedung Kantor BICT

Jenis elektroda yang dipergunakan dalam instalasi pembumian di Gedung


kantor BICT (Belawan International Container Terminal) PT Pelindo I (Persero)
Belawan adalah elektroda batang yang terbuat dari campuran kuningan dan
tembaga.
Untuk pembumian elektroda batang pada umumnya berbentuk pipa atau
elektroda batang dengan panjang 3 meter.Dalam pemasangan instalasi listrik
biasanya elektroda pembumian ditanamkan didalam tanah secara tegak (vertikal)
dengan ujung atas terbenam kira-kira 25 cm dari permukaan tanah.
Letak elektroda didalam tanah harus diusahakan sedekat mungkin dengan
tempat dimana akan diletakkan KWH meter atau kas sekring sependek mungkin,
sehingga hambatan kawat dapat dibuang sekecil mungkin.

3.2 Sistem Pembumian Pada Gedung Kantor BICT PT. Pelindo 1


(Persero)
Sistem instalasi atau biasa disebut sebagai grounding adalah sistem
pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai
sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir. Pada gambar 6 tampak sistem istalasi
pembumian yang ada pada pada gedung kantor BICT PT. Pelindo I (Persero)
Cabang Belawan.

14
Gambar 8. Sistem Pembumian Pada Gedung Kantor BICT PT. Pelindo 1
(Persero)

Rangkaian pembumian netral pada pembangkit listrik secara diesel


(PLTD) digunakan di Gedung Kantor BICT (Belawan International Container
Terminal).

Gambar 9. Rangkaian Pembumian Netral BICT

15
Gambar 10. Rangkaian Pemasangan Elektroda Pada Gedung Kantor BICT

Gambar 11. Diagram Satu Garis Pembumian Kelistrikan Pada Gedung Kantor
BICT PT. Pelindo 1( persero)
Dalam melakukan pengukuran tahanan pembumian pada elektroda yang
telah terpasang maka di butuhkan suatu alat yaitu Earth Tester sebagai alat
instrumen atau acuan dalam melakuakan pengukuran tahanan elektroda
pembumian.

16
Gambar 3.5 Alat Ukur Earth Tester
3.3 Menghitung Tahanan Elektroda
Untuk menentukan besar tahanan elektroda dapat menggunakan rumus
berikut ini.

𝜌 𝐿
R= In
𝜋𝐿 𝑎

Besar tahanan pada lokasi pembumian di gedung kantor BICT PT. pelindo
di mana diketahui:
L= Panjang elektroda 3 meter.
α = Diameter elektroda 1,5 cm = 0,015
ρ = Tahanan jenis tanah 6 ohm-m
Untuk mengetahui tahanan jenis tanah pada beberapa hasil dari pengukuran
tahanan elektroda pembumian di BICT maka berikut rumus perhitungan nya.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Pembumian di perlukan untuk menghindarkan tegangan sentuh yang tinggi
pada peralatan listrik.
2. Pembumian dapat lebih efektif jika tahanan elektroda yang di tanam dalam
tanah adalah rendah, atau semakin baik untuk hantaran arus terhadap bumi
dalam gangguan hubung singkat.
3. Untuk memperkecil tahanan pembumian maka di lakukan dengan cara :
a. Memperalelkan elektroda
b. Menanam elektroda lebih dalam
c. Memperbesar elektroda dari pada elektroda
4. Bagian bagian yang di bumikan adalah :
a. Titik netral dalam sistem distribusi
b.Titik netral dari generator
c. Body dari peralatan
5. Sistem pembumian pada gedung kantor BICT PT. Pelindo 1 (persero)
belawan yaitu mempergunakan elektroda batang dengan diameter 0,015 meter dan
panjang 3-4 meter maka besar tahanan pembumian adalah 1,06 ohm.
4.2 Saran
1. Evaluasi sistem pentanahan sebaiknya di lakukan secara berkala untuk
menjamin ke amanan sistem pentanahan.
2. Pada penulis selanjutnya dapat menambah reveresnsi lain dalam bidang
sistem pentanahan

18
DAFTAR PUSTAKA

Daud Salemba, 2010, Hubungan Antara Pentanahan (Grounding) Dan Semua


Penghantar Penghubung Titik-Titik pentanahan (Bonding ) terhadap Efektifitas Alat
Pelindung Sambaran Petir, Media elektrik Volume 5, nomor 1.

Hutauruk, T.S. 1995. Pengetanahan Sistem Tenaga dan Pengetanahan


Peralatan. Jakarta. Erlangga.

https://orlandogint ing.webs.com/apps/blog/show/4137684

PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011),


Ir Jamaaluddin, MM, Petunjuk praktis Perancangan Pentanahan Sistem
tenaga listrik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2017
Simon patabang. 2016. “Sistem pentanahan”https://www.slideshare.net

19

Anda mungkin juga menyukai