Anda di halaman 1dari 7

Surah An-Nisa ayat 36

‫ب‬ِ ‫ب بِ ْال َج ْن‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬


ِ ‫ب َوالصَّا ِح‬ ِ ‫ار ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْال َج‬ ِ ‫ين َو ْال َج‬
ِ ‫َوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا ۖ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن إِحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِك‬
َ
‫َت أ ْي َمانُ ُك ْم ۗ إِ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخورًا‬
ْ ‫َواب ِْن ال َّسبِي ِل َو َما َملَك‬

Artinya

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

Kandungan ayat

Keajiban menyembah Allah

Larangan menyembah selain Allah

Kewajiban berbuat baik kepada kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahaya

Larangan memiliki sifat sombong

Luqman ayat 13

ِ ‫ي اَل تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ ۖ إِ َّن ال ِّشرْ كَ لَظُ ْل ٌم ع‬


‫َظي ٌم‬ َّ َ‫َوإِ ْذ قَا َل لُ ْق َمانُ اِل ْبنِ ِه َوه َُو يَ ِعظُهُ يَا بُن‬

Artinya

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar".
Isi kandungan ayat

Orang tua harus memberikan pendidikan aqidah kepada anaknya

Orang tua harus mengajarkan anaknya untuk tidak menyekutukan Allah

Perbuatan menyekutukan Allah merupakan perbuatan yang sangat dhalim

Surah Al Baqarah ayat 83

َّ ‫اس ُح ْسنًا َوأَقِي ُموا ال‬


‫صاَل ةَ َوآتُوا‬ ِ َّ‫ين َوقُولُوا لِلن‬ ِ ‫يل اَل تَ ْعبُ ُدونَ إِاَّل هَّللا َ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن إِحْ َسانًا َو ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِك‬ ْ َ‫َوإِ ْذ أ‬
َ ‫خَذنَا ِميثَا‬
َ ِ‫ق بَنِي إِ ْس َرائ‬
َ‫ْرضُون‬ ِ ‫ال َّزكَاةَ ثُ َّم تَ َولَّ ْيتُ ْم إِاَّل قَلِياًل ِم ْن ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم ُمع‬

Artinya

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain
Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang
miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling.

Isi kandungan ayat

Larangan menyembah selain kepada Allah

Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, fakir miskin

Berbicara dengan sopan kepada sesama manusia

Perintah melaksakaan shalat

perintah membayar zakat

-Surah Al Isra ayat 23


ُ
ِ ‫ك ْال ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َما أَوْ ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُلْ لَهُ َما أفٍّ َواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَهُ َما قَوْ اًل ك‬
‫َري ًما‬ َ ‫ض ٰى َربُّكَ أَاَّل تَ ْعبُدُوا إِاَّل إِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا ۚ إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْن َد‬
َ َ‫َوق‬

Artinya

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia.

Kandungan Ayat

-Perintah hanya menyembah kepada Allah S.W.T

-Tidak sembahan selain kepada Allah

-Kita wajib berbuat baik kepada orang tua.

-Haram berkata hal yang menyakitkan hati kedua orang tua walaupun itu hanya kata 'ah"

-Allah melarang kita membentak kedua orang tua

-Ketika berbicara dengan orang tua harus menggunakan perkataan yang lembut dan baik

-Ayat ini juga sebagai dalil wajib berbakti kepada orang tua

HADIST ORTU

Pertama,

َ ‫ص َحابَتِي قَا َل أُ ُّم‬


‫ك‬ َ ‫اس بِ ُح ْس ِن‬ ِ َّ‫ق الن‬ ُّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل يَا َرسُو َل هَّللا ِ َم ْن أَ َح‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ِ ‫ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر‬
ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قَا َل َجا َء َر ُج ٌل إِلَى َرس‬
َ ‫ك قَا َل ثُ َّم َم ْن قَا َل ثُ َّم أَبُو‬
‫ك‬ ُ
َ ‫ال ثُ َّم أ ُّم‬
َ َ‫ال ثُ َّم َم ْن ق‬ ُ
َ َ‫ال ثُ َّم َم ْن قَا َل ثُ َّم أ ُّمكَ ق‬
َ َ‫ق‬
Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku
berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau
menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya
lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua,

َ َ‫ى ق‬
« ‫ال‬ ّ َ‫قَا َل ثُ َّم أ‬. » ‫ قَا َل ثُ َّم أَىُّ قَا َل « ثُ َّم بِرُّ ْال َوالِ َد ْي ِن‬. » ‫صالَةُ َعلَى َو ْقتِهَا‬ َ َ‫ى – صلى هللا عليه وسلم – أَىُّ ْال َع َم ِل أَ َحبُّ إِلَى هَّللا ِ ق‬
َّ ‫ال « ال‬ ُ ‫َسأ َ ْل‬
َّ ِ‫ت النَّب‬
‫ قَا َل َح َّدثَنِى بِ ِه َّن َولَ ِو ا ْستَ َز ْدتُهُ لَزَ ا َدنِى‬. » ِ ‫ْال ِجهَا ُد فِى َسبِي ِل هَّللا‬

Artinya: “Aku bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling dicintai
oleh Allah ‘azza wa jalla?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya’. Lalu
aku bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Kemudian berbakti
kepada kedua orang tua.’ Lalu aku mengatakan, ‘Kemudian apa lagi?’ Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengatakan, ‘Berjihad di jalan Allah’.” Lalu Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku bertanya lagi, pasti beliau akan
menambahkan (jawabannya).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga,

َ َ‫ق ْال َوالِ َدي ِْن ) َو َجل‬


‫س‬ ُ ْ‫ك بِاهللِ َو ُعقُو‬ ُ ‫ ( ا ِإل ْش َرا‬: ‫لى يَا َرسُوْ َل هللاِ قَا َل‬ َ َ‫ ب‬: ‫ قَالُوْ ا‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَالَ أُنَبِّئُ ُك ْم بِأ َ ْكبَ ِر ْال َكبَائِ ِر ؟) ثَالَثًا‬ َ َ‫ق‬
َ ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬
ُ ‫ى قُ ْل‬
َ‫ت لَ ْيتَهُ َسكَت‬ َّ َ‫ت‬ ‫ح‬ ‫َا‬ ‫ه‬ ‫ر‬ُ ِّ‫ر‬ َ
‫ك‬ ُ ‫ي‬ ‫ل‬
َ ‫َا‬
‫ز‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ ) ‫ر‬
ُ ْ‫و‬ ُّ
‫الز‬ ‫ل‬ُ ْ‫و‬َ ‫ق‬‫و‬َ َ ‫ال‬َ ‫أ‬ ( ‫ا‬ً ‫ئ‬ ‫ك‬ َّ
ِ ُ ‫ت‬ ‫م‬ َ‫ان‬‫ك‬َ ‫و‬
َ

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau kuberitahu mengenai
dosa yang paling besar?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “(Dosa
terbesar adalah) mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Beliau mengucapkan
hal itu sambil duduk bertelekan [pada tangannya]. (Tiba-tiba beliau menegakkan duduknya dan
berkata), “Dan juga ucapan (sumpah) palsu.” Beliau mengulang-ulang perkataan itu sampai saya berkata
(dalam hati), “Duhai, seandainya beliau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Yuk, renungi hadis-hadis nabi di atas dan berbaktilah kepada orang tua secara maksimal. Agar Allah
selalu menjadikan kita anak-anak yang selalu berbakti kepada orang tua dan kelak akan masuk ke surga-
Nya. Amin.

Hadis Pertama:

}‫ َو َس َخطُ هللاِ فِ ْي َس َخ ِط ْال َوالِ ِد‬،‫ضا ْال َوالِ ِد‬


َ ‫ضا الرَّبِّ فِ ْي ِر‬ ِ :‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫{ر‬ َ ‫ال النَّبِ ُّي‬
َ َ‫ق‬

Nabi saw. bersabda, “Ridha Tuhan itu di dalam ridhanya orang tua, dan ketidak ridhaan Allah itu di
dalam ketidak ridhaan orang tua.” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Al-Hakim dan imam At-Tirmidzi dari
sahabat Abdullah bin Amr r.a. Hanya saja dengan menggunakan redaksi wa sakhatur rabb.

Hadis Kedua:

َّ ‫م تَبُ َّر ُك ْم أَ ْبنَا ُؤ ُك ْم َو ِعفّوا ت َِع‬sْ ‫ {بُرُّ وا آبَا َء ُك‬:‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم‬
}‫ف نِ َسا ُؤ ُك ْم‬ َّ ‫ َوقَا َل َعلَ ْي ِه ال‬.

Nabi saw. bersabda, “Berbuat baiklah kepada orang tua-orang tua kalian maka anak-anak kalian akan
berbuat baik kepada kalian, dan jagalah diri kalian (dari zina), maka istri-istri kalian akan terjaga (dari
zina).” Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ath-Thabarani dari sahabat Ibnu Umar r.a.

Hadis Ketiga:

‫ت لَهُ أَب َْوابُ ال َجنَّ ِة َو َم ْن أ ْم َسى َولَهُ أَبَ َوا ِن َسا ِخطَا ِن َعلَ ْي ِه‬
ْ ‫ان َع ْنهُ أَوْ أَ َح ُدهُ َما فُتِ َح‬ ِ ‫ { َم ْن أَصْ بَ َح َولَهُ أبَ َوا ِن َر‬:‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم‬
ِ َ‫اضي‬ َّ ‫ال َعلَ ْي ِه ال‬
َ َ‫َوق‬
ْ ‫أَوْ أ َح ُدهُ َما فُتِ َح‬.
}‫ت لَهُ أ ْب َوابُ َجهَنَّ َم‬

Nabi saw. bersabda, “Siapa yang dipagi hari kedua orang tuanya atau salah satunya ridha padanya maka
pintu-pintu surga telah dibuka untuknya dan siapa yang di sore harinya kedua orang tuanya atau salah
satunya marah (benci) padanya, maka pintu-pintu neraka jahannam telah dibuka untuknya.”
Berdasarkan penelusuran kami, kami belum menemukan periwayat hadis ini. Begitu pula dengan imam
An-Nawawi Al-Bantani ketika mensyarah hadis ini tidak menjelaskan periwayatnya.

CERITA ORTU

Di Yaman, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak, tubuhnya
belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepadanya Ibunya.
Ibunya adalah seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua
permintaan Ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan
haji,” pinta Ibunya. Uwais tercenung, perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh melewati padang pasir
tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan.
Namun Uwais sangat miskin dan tak memiliki kendaraan.

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seeokar anak lembu, Kira-kira untuk apa
anak lembu itu? Tidak mungkinkan pergi Haji naik lembu. Olala, ternyata Uwais membuatkan kandang di
puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. “Uwais gila..
Uwais gila…” kata orang-orang. Yah, kelakuan Uwais memang sungguh aneh.

Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik turun bukit. Makin hari anak lembu
itu makin besar, dan makin besar tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak
lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan
otot Uwais yang makin membesar. Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang
apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.

Uwais menggendong ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Mekkah! Subhanallah, alangkah besar cinta
Uwais pada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata
telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa. “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,”
kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu?” tanya ibunya heran. Uwais menjawab, “Dengan
terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari Ibu yang akan membawa aku
ke surga.”

Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan
karunianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih
ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuk? itulah tanda untuk Umar
bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat utama Rasulullah SAW untuk mengenali Uwais.
Beliau berdua sengaja mencari Uwais di sekitar Ka’bah karena Rasullah SAW berpesan “Di zaman kamu
nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan
datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau
berjumpa dengan dia minta tolong dia berdua untuk kamu berdua.”

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan
meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak
bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR.
Bukhari dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai