Anda di halaman 1dari 2

Nama : Abdiel Ewaldo Pailang

NIM : D 101 18 165

Mata Kuliah : Hukum Keuangan Negara

Kelas : C (BT11)

Review Sistem Pengelolaan Keuangan Negara menurut UUD 1945

Keuangan Negara menurut UUD 1945 maka kita akan mencermati pasal-pasal yang ada
didalam BAB VII dan BAB VIIIA UUD 1945. Pasal tersebut dimulai dari pasal 23 ayat (1)
dan berakhir di pasal 236. Ada 13 norma yang terkandung dalam pasal tersebut. Pada
kesempatan kali ini akan dibahas secara spesifik pasal 23 ayat (2) UUD 1945. Ayat (2)
menegaskan “Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(RAPBN) diajukan oleh Presiden untuk mendapat persetujuan bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD”. Ada 3 lembaga yang disebutkan peranannya, yaitu
Presiden, DPR, dan DPD. Ditegaskan bahwa RAPBN diajukan oleh presiden untuk dibahas
dengan DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD. RAPBN harus diajukan oleh
Presiden. Mengapa harus Presiden yang mengajukan? Cara menjawabnya harus dikaitkan
dengan pasal-pasal lain didalam konstitusi atau UUD 1945. Di pasal 5 ayat (1) ditegaskan
bahwa Presiden berhak mengajukan rancangan Undang-undang kepada DPR. Dalam pasal 4
ayat (1) ditegaskan bahwa Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD,
kata kuncinya adalah kekuasaan pemerintahan, RAPBN adalah bagian dari kekuasaan
pemerintahan, maka Presiden-lah yang harus mengajukan RAPBN untuk dibahas bersama
DPR. Yang kedua peran dan fungsi DPR dalam pasal 23 ayat (2) yaitu membahas rancangan
yang diajukan oleh Presiden. Peran DPR terkait dengan pasal-pasal lain UUD 1945. Dalam
pasal 20A ayat (1) menegaskan bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. Bisa juga dikaitkan dengan teori Trias Politica (Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif). Fungsi DPD yaitu memberikan pertimbangan ke DPR mengenai RAPBN. DPD
hanya memberikan pertimbangan dan tidak ikut membahas bersama Presiden dan DPR.
Dalam pasal 22D ayat (1) dan (2) ada tiga kualitas keterlibatan DPD dalam RAPBN yaitu
yang pertama DPD mengajukan rancangan UU kepada DPR yang dibatasi UU tertentu
(contoh : otonomi daerah). Yang kedua yaitu DPD berwenang ikut membahas suatu UU.
Yang ketiga yaitu memberikan pertimbangan kepada DPR, salah satunya memberikan
pertimbangan mengenai RAPBN.

Sistem pengelolaan keuangan Negara terdapat 3 lembaga Negara yang terlibat yaitu Presiden
sebagai yang mengajukan rancangan UU, DPR yang membahas jika disetujui maka akan
ditetapkan sebagai UU, dan dalam proses pembahasan tersebut DPD memiliki wewenang
memberikan pertimbangan berdasarkan pasal 23 ayat (2) dan pasal 22D ayat (2) UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai