Disusun Oleh:
KELAS : D (BT 4)
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS HUKUM
2020
TUGAS – 1
PERJANJIAN BILATERAL
Contoh :
Tenaga kerja Indonesia atau yang lebih sering disebut dengan TKI adalah merupakan salah satu
dari berbagai macam bentuk kerjasama yang diadakan oleh Indonesia dengan Malaysia. Banyak
TKI yang bekerja di Malaysia. Salah satu Negara yang paling banyak menjadi pilihan bagi para
TKI. Salah satu alasan mengapa TKI lebih banyak memilih bekerja di Malaysia adalah
dikarenakan jarak tempuh yang dihitung sangatlah dekat dari Indonesia dan yang kedua adalah
mengenai bahasa yang sangat mirip dengan bahasa Indonesia. kedua alasan tersebut yang
membuat Negara Malaysia menjadi Negara favorit bagi para pekerja Indonesia yang ingin
merubah nasib atau memperbaiki taraf ekonominya di Negara lain. Pemerintah membuat
kesepakatan dengan Malaysia untuk mengadakan perjanjian diantara keduanya. Pemerintah
Indonesia dengan Malaysia menandatangani perjanjian kerjasama penempatan tenaga kerja
Indonesia di Malaysia. Penandatanganan (MoU) tersebut dilakukan pada tahun 2004.
Kepengurusan ketenagakerjaan khususnya membantu para pekerja/buruh Indonesia yang berada
di luar negeri, maka ditempatkan petugas ketenagakerjaan perwakilan RI yaitu di KBRI Kuala
lumpur. Selain Undang-Undang tentang ketenagakerjaan, pemerintah juga mengeluarkan
Undang-undang No.39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia
di luar negeri, agar lebih memudahkan untuk TKI yang akan bekerja di luar negeri.
PERJANJIAN MULTILATERAL
Contoh :
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (Bahasa Inggris:United Nations
Convention on the Law of the Sea) disingkat (UNCLOS), juga disebut Konvensi Hukum Laut
atau Hukum perjanjian Laut, adalah perjanjian internasional yang dihasilkan dari Konferensi
Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut yang ketiga (UNCLOS III ) yang berlangsung
dari tahun 1973 sampai dengan tahun 1982. Konvensi Hukum Laut ini mendefinisikan hak dan
tanggung jawab negara dalam penggunaan lautan di dunia serta menetapkan pedoman untuk
bisnis, lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam laut. Konvensi kesimpulkan pada tahun
1982, menggantikan perjanjian internasional mengenai laut tahun 1958. UNCLOS diberlakukan
pada tahun 1994, setahun setelah Guyana menjadi negara ke 60 untuk menandatangani
perjanjian.
Untuk saat ini sudah 158 negara dan Masyarakat Eropa telah bergabung dalam Konvensi.
Sedangkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa menerima instrumen ratifikasi dan
aksesi dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyediakan dukungan untuk pertemuan negara pihak
Konvensi, PBB tidak memiliki peran operasional langsung dalam pelaksanaan Konvensi. Ada,
bagaimanapun, peran yang dimainkan oleh organisasi-organisasi seperti Organisasi Maritim
Internasional, Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional, dan Otorita Dasar laut Internasional
(yang terakhir yang didirikan oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa).
TUGAS 2