Anda di halaman 1dari 15

TUGAS HUKUM PARPOL DAN PEMILU

Disusun Oleh:

NAMA : ABDIEL EWALDO PAILANG

NIM : D101 18 165

KELAS : D (BT 4)

Mata Kuliah : Hukum Parpol dan Pemilu

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS HUKUM

2019

1
Kata Pengantar

Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua ke jalan
kebenaran yang diridhoi Allah SWT.

Maksud saya membuat makalah ini, adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Parpol dan pemilu yang diamanatkan oleh dosen. saya menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini banyak sekali kekurangannya, baik dalam cara penyusunan maupun dalam isi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi saya dan umumnya bagi yang
membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan Hukum Parpol dan Pemilu. Amin.

PENYUSUN,

Abdiel Ewaldo
Pailang

(D101 18 165)

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................. 3
I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang...................................................................................4
B.     Rumusan Masalah............................................................................ 4
C.     Tujuan.............................................................................................. 5

II.                 PEMBAHASAN
1. Pengertian Partai Politik................................................................................ 6
2.  Fungsi Partai Politk...................................................................................... 7
3.  Pengertian Pemilu………………………...….……………………………..9
4. Dasar Hukum Pelaksanaan Pemilu Di Indonesia…………………………..9
III.               PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Partai politik adalah sebuah organisasi yang terstruktur yang menjadi salah satu pilar
demokrasi sedangkan pemilihan umum menjadi salah satu kunci demokratisasi dalam
sebuah Negara. Masyarakat diberikan kebebasan untuk berperan serta aktif menentukan
pilihan pemimpin yang layak menjadi kepala pemerintahan.
Partai politik dan sistem pemilihan umum memiliki keterkaitan yang sangat erat. Dalam
pemilihan seperti presiden, wakil presiden, wakil rakyat DPR/DPRD diperlukannya
kelembagaan sebagai mesin politik. Peserta pemilihan umum walaupun bersifat pribadi
bukan kelompok tetaplah memerlukan partai politik. Partai politik yaitu organisasi yang
bersifat kelembagaan secara sengaja dibentuk untuk tujuan-tujuan yang bersifat politiik,
seperti untuk requitmenn politik, komunikasi politik dan sebagainya. Lembaga yang
menyelenggarakan sistem pemilihan umum di Indonesia disebut Komisi Pemilihan
Umum (disingkat KPU). Ibarat sebuah bangunan partai politik adalah wadah atau pondasi
sedangkan sistem pemilihan umum sebagai tiang dalam suatu demokrasi. Demokrasi
suatu Negara tidak akan berjalan jika tidak ada kedua sistem atau lembaga tersebut.
Hukum Tata Negara mengatur struktur Negara, mengatur struktur organisasi publik,
mengatur tugas dan wewenang serta mengatur lembaga Negara. partai politik dan sistem
pemilihan umum adalah bagian dari kajian ilmu hukum tata Negara, untuk itu tugas,
wewenang serta fungsi dari suatu organisasi Negara dan lembaga Negara harus dikaji
terlebih dahulu.

B.   Rumusan Masalah
Makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Partai Politik ?
2. Apa fungsi dari Partai Politik ?
3. Apa pengertian dari Pemilu ?
4. Apa dasar hukum pelaksanaan Pemilu di Indonesia ?

4
C.    Tujuan
Makalah ini juga mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian dari Partai Politik
2. Mengetahui fungsi Partai Politik
3. Mengetahui pengertian Pemilu
4. Mengetahui dasar hukum pelaksanaan Pemilu di Indoensia

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PARTAI POLITIK


Partai politik secara umum dapat di definisikan dengan, sekumpulan kelompok orang
yang mempunyai tujuan ataupun kepentingan yang sama. Dengan tujuan memperoleh
kekuasaan politik dan merebut kekuasaan politik. Biasanya dengan cara konstitusional
untuk melaksanakan kebijaksanaan mereka. Berbagai pengertian atau definisi dari partai
politik menurut beberapa para ahli, yaitu:
- Carl. J. Friedrich :
Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan
partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya
kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materiil.
- R.H. Soltau :
Partai politik adalah sekelompok warga Negara yang sedikit banyak terorganisir,
yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan yang dengan memanfaatkan
kekuasaannya untuk memilih bertujuan menguasai pemerintahan dan melaksanakan
kebijaksanaan umum mereka.
- Menurut Undang- Undang :
Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008. Partai politik adalah
organisasi yang bersifat nasional dan di bentuk oleh sekelompok warga Negara Indonesia
secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan
membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan Negara, serta memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

- Pengertian Partai Politik Secara Umum yaitu : Suatu kelompok yang terorganisir
yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama.

6
2. FUNGSI PARTAI POLITIK
Sesuai dengan isi pada Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945 bahwa
Indonesia menganut sistem multi partai yaitu sistem yang pada pemilihan kepala negara
atau pemilihan wakil-wakil rakyatnya dengan melalui pemilihan umum yang diikuti oleh
banyak partai. Sistem multi partai dianut karena keanekaragaman yang dimiliki oleh
negara Indonesia sebagai negar kepulaaan yang di dalamnya terdapat perbedaan ras,
agama, atau suku bangsa adalah kuat,golongan-golongan masyarakat lebih cenderung
untuk menyalurkan ikatan-ikatan terbatas (primodial) tadi dalam saru wadah saja.
Di dalam sistem demokrasi yang ada di Indonesia. Partai politik diselenggarakan dengan
tujuan sebagai berikut:
- Partai sebagai sarana komunikasi politik
Partai politik mempunyai tugas adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan inspirasi
masyarakat dan mengatur daripada kesimpangsiuran pendapat dari masyarakat
berkurang. Pendapat yang telah disalurkan akan ditampung dan disatuikan agar tercipta
kesamaan tujuan. Proses penggabungan pendapat dan inspirasi tersebut dinamakan
penggabungan kepentingan (interest aggregation). Sesudah penggabungan tersebut
Di sisi lain partai politik juga sebagai bahan perbincangan dalam menyebarluaskan
kebijakan-kebijakan pemerintah. Di sisi ini politik sebagai wahana perantara anatara
pemerintah dengan warga negara. Dimana wahana ini berfungsi sebagai pendengar bagi
pemerinytah dan sebagai pengeras suara bagi masyarakat.
- Partai sebagai sarana sosialisasi politik
Partai politik memiliki peranan yaitu sebagai sarana sosialisasi politik. Di dalam ilmu
poltik, Sosialisasi Politik diartikan sebagai proses melalaui mana seseorang memperoleh
sikap dan orientsi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat
di mana ia berada. Biasanya proses sosialisasi berjalan secara berangsur-angsur dari mssa
kanak-kanak sampai dewasa.
Dalam hal ini partai politik sebagai salah satu sarana sosialisasi politik. Dalam menguasai
pemerintah melalui kemenangan dalam pemilihan umum, dan partai harus mendapat
dukungan secara seluas-luasnya.

7
- Partai sebagai sarana recruitment politik
Partai politik juga berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk
turut dalam kegiatan politik sebagai anggota partai (political recruitment). Dengan
demikian partai turut memperluas partisipasi politik. Caranya dengan melalui kotak
pribadi, persuasi dan lain-lain. Dan partai politik juga, berfungsi juga dalam mendidik
kader-kader muda untuk menggantikan kader yang lama.
- Partai sebagai sarana pengatur konflik
Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat
merupakan soal yang wajar. Jika sampai terjadi konflik, partai politik berusaha dalam
mengatasinya.
Dengan demikian dapat diketahui, bahwa partai politik memiliki beberapa fungsi yaitu
sebagai sarana pendidikan politik, artikulasi politik, komunikasi politik, sosialisasi
politik, agregasi politik, dan rekrutmen. sehingga partai politik mempengaruhi sistem
politik untuk pencapaian Negara yang demokratis dan warga Negara masyarakat
Indonesia akan memiliki kesadaran dalam kehidupan berpolitik.
 Adapun tujuan dari partai politik seperti yang tercantum dalam Undang-undang Nomor. 2
Tahun 2008 pasal 10 Ayat 1-3 tentang Partai Politik yang menunjukkan tujuan dari partai
politik yakni tujuan partai politik tersebut dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
Tujuan umum partai politik adalah :
A. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;
B. Menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
C. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Secara khusus tujuan dari partai politik adalah :
A. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan;

8
B. Memperjuangkan cita-cita Partai Politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; dan
C. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

3. PENGERTIAN PEMILU

Sistem Pemilihan umum ialah suatu proses pemilihan orang-orang yang


diselenggrakan dalam suatu lembaga yang terstruktur untuk mengisi jabatan-jabatan
politik tertentu, seperti presiden, wakil presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat
pemerintahan, sampai yang paling sederhana atau paling kecil yaitu kepala desa. Pada
konteks yang lebih luas, pemilihan umum juga dapat berarti proses mengisi jabatan-
jabatan tertentu. Pemilihan umum harus dilakukan secara demokratis.
Menurut Austin Ranney, Pemilu dikatakan demokratis apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
         Penyelenggaraan secara periodik (regular election),
         Pilihan yang bermakna (meaningful choices),
         Kebebasan untuk mengusulkan calon (freedom to put forth candidate),
         Hak pilih umum bagi kaum dewasa (universal adult suffrage),
         Kesetaraan bobot suara (equal weighting votes),
         Kebebasan untuk memilih (free registration oh choice),
       Kejujuran dalam perhitungan suara dan pelaporan hasil (accurate counting of choices
and reporting of results)

4. DASAR HUKUM PELAKSANAAN PEMILU DI INDONESIA

Berbeda dengan Konstitusi RIS dan UUDS 1950, UUD 1945 dalam pasal-
pasalnya tidak secara jelas mengatur tentang pemilihan umum. Ketentuan pemilihan
umum itu hanya dikembangakan dari:

1. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan “Kedaulatan ada ditangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR.” Syarat kedaulatan rakyat adalah Pemilihan Umum;

9
2. Pasal 7 UUD 1945 yang menyatakan, “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya
selama 5 tahun dan sesudahnya dapat dipih kembali;”

3. Penjelasan Pasal 3 UUD 1945 yang menyatakan, “…sekali dalam 5 tahun Majelis
memerhatikan segala halyang terjadi…” Dari butir 2 dan 3 dapat dapat dikembangakan
bahwa pemilu di Indonesia dilaksanakan sekali dalam lima tahun.

4. Pasal 19 UUD 1945, susunan DPR ditetapkan dengan undang-undang. Undang – undang
yang dimaksud berarti mengatur pemilihan umum.

Dari ke empat pasal tersebut diatas itu merupakan dasar awal undang-undang
yang mengatur tentang pemilihan umum di Indonesia namun undang-undang tersebut
masih bersifat abstrak artinya belum ada ketentuan kongkrit dalam melaksanakan
pemilihan umum dan dimungkinkan masih bersifat multi tafsir dalam memahami undang-
undang tersebut.

Tetapi keinginan untuk melaksanakan pemilihan umum oleh pembentukan UUD


1945 tercermin dalam Aturan Tanbahan yang berbunyi: “ Dalam enam bulan sesudah
berakhirnya peperangan Asia Timur, Presiden Indonesia mengatur dan
menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan oleh undang-undang dasar ini.” Di
samping itu menurut Sri Soemantri M., landasan berpijak lainnya mengenai pemilu yang
juga mendasar adalah demokrasi Pansacila yang secara tersirat dan tersurat juga
ditemukan dalam pembukan UUD 1945, paragraph ke empat. Sila ke empat menyatakan,
“ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan.”

Akan tetapi, karena keadaan ketatanegaraan yang belum memungkinkan ketika


itu, selama berlakunya UUD 194 yang pertama ini pemilu belum dapat dilaksanakan .
baru setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1950, disusun
sebuah Konstitusi (UUDS 1950 ) yang mengatur penyelenggaraan pemilihan yang dalam
pasal 53 menyatakan, “Kemauan rakyat adalah dasar kekuasaan penguasa, kemauan itu
dinyatakan dalam pemilihan berkala yang jujur dan yang dilakukan menurut hak pilih
yang bersifat umum dan kebersamaan serta dalam pemungutan suara yang rahasia
ataupun menurut cara yang juga menjamin kebebasan mengeluarkan suara.” Atas dasar
pasal ini pemerintah dan DPR membentuk UU No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilihan

10
Anggota Konstituante dan Anggota DPR, dan pada tanggal 29 September 1955
diselenggarakan pemilu yang pertama.

Setelah lahirnya UU No. 15 Tahun 1969 dan UU No. 16 Tahun 1969 tersebut,
pemilu berikutnya menggunkan pijakan yuridis, di antaranya :

1. UU No. 4 Tahun 1975 tentang Perubahan atas UU No. 15 Tahun 1969;


2. UU No. 5 Tahun 1975 tentang perubaan UU No. 16 Tahun 1969;
3. UU No. 2 Tahun 1980 tentang Perubahan atas UU No. 15 tahun 1969 tentang
Pemilihan Umum Anggota Badan Permusyawaratan / Perwakilan Rakyat
sebagaiman telah diubah dengan UU No. 4 Tahun 1975;
4. UU No. 1 Tahun 1985 tentang Perubahan atas UU No. 15 Tahun 1969 tentang
Pemilihan Umum Anggota Badan Permusyawaratan/Perwakilan Rakyat
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 4 Tahun 1975 dan UU No. 2 Tahun
1980
5. UU No. 2 Tahun 1985 tentang Perubahan atas UU No. 16 Tahun 1969 tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD sebgai ana telah diubah dengan
UU No. 5 Tahun 1975;
6. UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilu;
7. UU No. 12 Tahun 2003 tenang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD.

Setelah diadakannya Perubahan UUD 1945 oleh MPR pada Sidang Tahunan
2001, masalah pemilu mulai diatur secara tegas dalam UUD 1945 Bab VIIB tetang
Pemilu. Pasal 22E berbunyi sebagai berikut.

1) Pemilihan umum diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil
setiap lima tahun sekali.

2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,


Dewan Perakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.

3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.

11
4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah
perseorangan.

5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemiihan umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri.

6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.

Adanya ketentuan mengenai pemilihan umum dalam UUD 1945 dimaksudkan


untuk memberikan landasan hokum yang lebih kuat bagi pemilu sebagai salah satu
wahana pelaksanaan kedaulatan rakyat. Dengan adanya ketentuan itu dalam UUD 1945,
maka lebih menjamin waktu penyelenggaraan pemilu secara teratur regular (per lima
tahun) maupun menjamin proses dan mekanisme serta kualitas penyelenggaraan pemilu
yang langsung, umum, bebas, dan rahasia (luber), serta jujur dan adil (jurdil).

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Partai Politik merupakan perkumpulan (segolongan orang-orang) yang seasas,
sehaluan, setujuan, (terutama di bidang politik). Baik yang berdasarkan partai kader
atau struktur kepartaian yang dimonopoli oleh sekelompok anggota partai yang
terkemuka; maupun yang berdasarkan partai massa, yaitu partai politik yang
mengutamakan kekuatan berdasarkan keunggulan jumlah anggotanya.
Perkembangan partai politik di Indonesia merupakan hal yang sudah lama dan
menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia itu sendiri yaitu sejak adanya
penjajah belanda datang ke Inodesia sampai saat sekarang pasca refomasi yang mana
dinamika pergolakannya semakin tinggi.
Dasar dari penyelenggaraan pemilu di Indonesia terdapat pada Undang Undang dasar
1945 yaitu : Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan “Kedaulatan ada ditangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.” Syarat kedaulatan rakyat adalah
Pemilihan Umum”.

B. SARAN

Dengan memahami sebagian dari materi hokum parpol dan pemilu, mari kita mulai
lebih mendalami lagi agara dapat menjadi pedoman dan referensi kita dalam
berpartisipasi dalam kehidupan berdemokrasi di Negara Indonesia

13
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Mirriam, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Rudy, Teuku May. Pengantar Ilmu Politik-cet. pertama. Bandung: Eresco, 1993

Sanit, Arbi. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

14
15

Anda mungkin juga menyukai