Fisiologi Hewan
Fisiologi Hewan
Fisiologi Hewan
.
Gambar 7. Perubahan tekanan intrapulmonal, tekanan intrapleura, dan volume tidal
selama inspirasi dan ekspirasi
Kecepatan napas atau frekuensi napas adalah jumlah napas dalam 1 menit. Kecepatan
napas normal untuk dewasa tenang adalah 12 – 18 x /menit atau kira-kira 1 kali setiap 4
kali denyut jantung. Anak-anak bernafas lebih cepat sekitar 18 – 20 x /menit.6
E. Volume Paru dan Kapasitas Paru
Volume dan kapasitas seluruh paru tiap orang berbeda - beda, pada wanita kira - kira 20
sampai 25 persen lebih kecil dibandingkan pria, dan lebih besar lagi pada orang yang
bertubuh atletis dan bertubuh besar dibandingkan orang yang astenis dan bertubuh kecil.
1. Volume Paru
Terdapat empat volume paru yang didefinisikan dan bila keempatnya dijumlahkan
akan menghasilkan volume maksimal paru yang mengembang. Secara umum, nilai -
nilai volume untuk wanita sedikit lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Volume paru yang dapat diukur adalah sebagai berikut :
a. Volume alun napas atau volume tidal (tidal volume)
Adalah volume udara yang masuk atau keluar aru selama satu kali bernapas
normal, besarnya yaitu 6-7 ml/kgBB atau rerata sekitar 500 ml pada orang
dewasa.
b. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume)
Adalah volume udara cadangan tambahan yang masih dapat secara maksimal
dihirup diatas volume tidal. IRV dicapai dengan inspirasi paksa. Nilai IRV
biasanya mencapai 3000 ml.
c. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume)
Adalah volume udara cadangan tambahan yang secara aktif dapat dihembuskan
dengan mengkontraksikan otot-otot ekspirasi (ekspirasi paksa) melebihi udara
yang secara normal dihembuskan secara pasif. Nilai ERV rerata adalah 1000 ml.
d. Volume residu atau volume sisa (residual volume)
Volume udara yang tetap tersisa dalam paru meskipun telah dilakukan ekspirasi
maksimal, ±1200 ml pada laki-laki dan ±1100 ml pada perempuan. Volume
minimal adalah komponen dari volume residu yaitu volume udara yang tetap
tersisa di paru meskipun paru kolaps, jumlahnya ±30-120 ml. volume minimal
tidak dapat diperiksa pada orang sehat. Volume minimal terjadi karena adanya
surfactan yang melapisi alveoli. Volume respirasi semenit yaitu jumlah total udara
baru yang masuk ke dalam saluran napas tiap menit, disimbolkan dengan VE,
didapat dengan mengalikan frekuensi napas (f) dengan volume tidal (VT).
Volume tidal normal kira - kira 500 ml dan frekuensi napas normal kira - kira 12
kali permenit. Oleh karena itu rata – rata volume respirasi semenit dalam keadaan
tenang yaitu sekitar 6 liter per menit.
2. Kapasitas Paru-paru
a. Kapasitas Inspirasi (inspiratory capacity)
Volume maksimal udara yang dapat diinspirasi setelah selesainya suatu siklus
nafas tenang. Kapasitas inspirasi adalah jumlah dari volume tidal dan volume
cadangan inspirasi.
b. Kapasitas Sisa Fungsional (functional residual capacity)
Volume udara yang tersisa di paru pada akhir siklus nafas tenang, merupakan
jumlah dari volume cadangan ekspirasi dan volume residu.
c. Kapasitas Vital (vital capacity)
Volume udara yang dapat diinspirasi maksimal dan diekspirasi maksimal pada
satu siklus nafas, merupakan penjumlahan dari volume cadangan ekspirasi,
volume tidal, dan volume cadangan inspirasi. volumenya ± 4500 ml pada laki-laki
dan ± 3500 ml pada perempuan.
d. Kapasitas Paru Total (total lung capacity)
Volume paru total yang dihitung dari jumlah kapasitas vital dan volume sisa.
Kapasitas paru total pada laki-laki ± 6000 ml dan pada perempuan ±4500 ml.
Dalam keadaan tenang ventilasi alveolar (VA) sekitar 4200ml per menit, didapatkan dari
frekuensi napas tenang (12 kali per menit) dikalikan selisih volume tidal dengan volume
dead spaceparu (350 ml).2,6
G. Pertukaran Gas
Pertukaran gas di tingkat kapiler paru dan kapiler jaringan berlangsung secara difusi pasif
sederhana O2 dan CO2 menuruni gradien tekanan parsial. Peristiwa difusi merupakan
peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi ekstra. Tidak terdapat mekanisme transport
aktif dalam pertukaran gas-gas ini. Suatu tekanan yang ditimbulkan secara independen
atau tersendiri oleh masing-masing gas dalam suatu campuran gas disebut tekanan parsial
gas.
1. Hukum Dalton Tentang Tekanan Parsial Gas
Dalam Hukum Dalton disebutkan bahwa total tekanan suatu campuran gas adalah
sama dengan jumlah tekanan parsial dari masing-masing bagian gas.6 Sebagai
contoh, udara yang kita hirup merupakan campuran gas, terdiri dari Nitrogen (N2)
79%, Oksigen (O2) 21%, dan 1% terdiri dariuap air (H2O), karbondioksida (CO2)
dan gas lain-lain. Berdasarkan hal tersebut maka 79% dari tekanan atmosfer 760
mmHg (sekitar 600 mmHg) ditimbulkan oleh molekul N2, begitu juga dengan
oksigen yaitu21% dari tekanan atmosfer (sekitar 160 mmHg) ditimbulkan oleh
molekul O2 di udara. Untuk tekanan udara atmosfer dapat dituliskan sebagai PN2 +
PO2 + PH2O + PCO2 + Pgaslain = 760 mmHg.
2. Tekanan Parsial O2 dan CO2Di Alveolus
Saat udara melewati rongga hidung, udara difiltrasi, dihangatkan dan dilembabkan.
Filtrasi dan pelembaban udara berlanjut selama udara melalui faring, trachea, dan
bronkus. Semua hal tadi akan merubah karakteristik udara atmosfer ketika memasuki
jalan napas. Saat mencapai alveoli, udara yang baru masuk akan bercampur dengan
udara residu alveoli dari siklus napas sebelumnya. Udara alveoli mengandung lebih
banyak CO2 dan lebih sedikit O2 dibanding udara atmosfer.
Selama ekspirasi, udara yang keluar dari alveoli bercampur dengan 150 ml udara di
dead space menghasilkan campuran udara yang berbeda dengan udara atmosfer dan
udara alveoli. Saat udara atmosfer memasuki jalan napas yang lembab, maka segera
udara tersebut akan jenuh oleh H2O. Pada suhu tubuh tekanan parsial H2O sekitar 47
mmHg. Sehingga masing-masing gas dalam campuran gas udara atmosfer akan
“diencerkan” oleh tekanan uap air kemudian tekanannya akan menurun, dengan kata
lain tekanan campuran gas berubah menjadi 713 mmHg dalam saluran napas. Maka
dapat diperkirakan dalam udara lembab PN2 sekitar 563 mmHg dan PO2 150 mmHg.
Pada akhir inspirasi, kurang 15% udara di alveolus adalah udara segar karena udara
yang masuk selain mengalami pelembaban juga bercampur dengan udara sisa
ekspirasi sebelumnya dan udara di dead space paru. Akibat dari pelembaban dan
pertukaran udara alveolus yang rendah maka PO2 di alveolus rerata adalah 100
mmHg.
Pada CO2 terjadi situasi serupa tetapi berkebalikan dengan O2 pada jalur napas.
Alveoli mengandung lebih banyak CO2 dan lebih sedikit O2 dibanding udara
atmosfer akibat produksi CO2 sebagai sisa metabolisme. Di kapiler paru CO2
berdifusi menuruni gradien tekanannya dari darah ke alveoli, maka sewaktu di alveoli
konsentrasi CO2 di alveoli ditambahkan dengan konsentrasi CO2 yang
terkandungdalam udara inspirasi sehingga tekanannya pun meningkat. Seperti halnya
PO2, PCO2 di alveoli juga relatif tetap tetapi dengan nilai yang berbeda yaitu 40
mmHg.
TABEL
3. Gradien PO2 dan PCO2 Menembus Kapiler Paru
Kelarutan gas dalam cairan dijelaskan dalam Hukum Henry. Dalam Hukum Henry
disebutkan bahwa, pada temperatur konstansemakin besar tekanan parsial suatu gas
dan semakin besar tingkat kelarutanya maka semakin banyak gas yang terlarut dalam
cairan tubuh. Ini berarti perbedaan tekanan parsial yang tinggi akan memudahkan
kelarutan suatu gas.
Ventilasi secara terus-menerus mengganti O2 alveolus dan mengeluarkan CO2
sehingga gradien parsial antara darah dan alveolus dipertahankan. Darah yang masuk
ke kapiler paru berasal dari vena sistemik yang relatif kekurangan O2 (PO2
40mmHg) dan relatif kaya CO2 (PCO2 46mmHg). Karena PO2 di alveolus lebih
tinggi dibandingkan PO2 di kapiler paru yaitu 100 mmHg, maka O2 berdifusi
menuruni gradien memasuki kapiler paru hingga tidak ada lagi gradien tekanan
parsial. Sehingga sewaktu meninggalkan kapiler kembali ke sirkulasi, darah memiliki
PO2 sama dengan alveolus yaitu 100 mmHg.
Gradien PCO2 memiliki arah yang berlawanan, yaitu darah yang memasuki kapiler
paru memiliki PCO2 lebih tinggi (46 mmHg) dibandingkan PCO2 di alveolus (40
mmHg), sehingga terjadi difusi CO2 dari darah ke dalam alveolus sampai tidak ada
lagi gradien tekanan parsial. Setelah meninggalkan kapiler kembali ke sirkulasi, darah
kini memiliki PCO2 sebesar 40 mmHg.2,6Secara sistemik dapat dikatakan bahwa
pada darah arteri terdapat PO2 sebesar 100 mmHg dan PCO2 sebesar 40 mmHg,
sedangkan pada vena terdapat PO2 sebesar 40 mmHg dan PCO2 sebesar 46 mmHg.