Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya jika manusia tidak tahu

adanya bahaya yang mengancam atau menimpa dirinya. Adanya bahaya dapat

diketahui dengan jalan melihat, mendengar, dan mencium. Inilah yang disebut

sebagai sistem sensorik. Sistem ini menerima ribuan informasi kecil dari berbagai

organ sensoris, kemudian mengintegrasikan untuk menentukan reaksi yang harus

dilakukan tubuh. Sebagian terbesar kegiatan sistem saraf  berasal dari pengalaman

sensoris dari reseptor sensoris, baik berupa reseptor visual, reseptor auditorius,

reseptor raba di permukaan tubuh, atau jenis reseptor lain. Pengalaman sensoris

ini dapat menyebabkan suatu reaksi segera, atau kenangannya dapat disimpan di

dalam otak dan dapat membantu menentukan reaksi tubuh di masa yang akan

datang.

Proses awal dari pengamatan disebut dengan perhatian, sedangkan proses

akhir disebut persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang

situasi sekarang atas dasar pengalaman yang lalu. Persepsi merupakan bentuk

pengalaman yang belum disadari sebelumnya sehingga individu belum mampu

membedakan dan melakukan pemisahan apa yang dihayati. Apabila pengalaman

tersebut telah disadari  sehingga individu sudah mampu membedakan dan

melakukan pemisahan antara  subjek dengan objek, maka hal tersebut disebut

apersepsi. Apersepsi mengutamakan kualitas objek dalam pengamatan.

1
Usia dini merupakan usia pada masa keemasan seorang anak. Pada masa

ini segala potensi pada usia ini harus dikembangkan secara menyeluruh dari segi

kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan fisik motorik. Sehubungan dengan

potensinya dalam perkembangan fisik motorik, anak usia dini memiliki energi

yang tinggi. Energi ini dibutuhkan untuk melakukan berbagai kegiatan yang

diperlukan dalam meningkatkan keterampilan fisik, baik yang berkaitan dengan

peningkatan keterampilan motorik kasar maupun motorik halus. Kegiatan fisik

dan pelepasan energi dalam jumlah besar merupakan karakteristik aktivitas anak

pada masa ini. Hal itu disebabkan oleh energi yang dimiliki anak dalam jumlah

yang besar tersebut memerlukan penyaluran melalui berbagai aktivitas fisik, baik

kegiatan fisik yang berkaitan dengan gerakan motorik kasar maupun gerakan

motorik halus. Pada bahan ajar ini akan disajikan tentang pengertian

perkembangan motorik, prinsip-prinsip perkembangan motorik, kategori fungsi

keterampilan motorik.

Materi yang dituangkan bahan ajar ini diharapkan dapat dijadikan dasar

pegangan bagi pendidik, guru serta lingkungan terkait yang melibatkan peserta

didik pada anak usia dini guna mengembangkan keterampilan motorik dan kontrol

gerak sehingga anak dapat menyelesaikan tugas motoriknya dengan baik. Hal lain

juga diharapkan anak dapat menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan

tingkat keberhasilan tertentu tidak hanya bagi anak tetapi juga untuk pendidik,

guru dan orang tua nantinya.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1.      Apa pengertian proses sensoris pada manusia?

2.      Apa pengertian kontrol gerak atau motorik?

3.      Apa pengertian closed loop theory?

4.      Bagaimana kontribusi closed loop theory pada gerak motorik?

5.      Bagaimana kontribusi closed loop theory pada gerak motorik pada penjas?

C. TUJUAN

1.      Untuk mengetahui pengertian proses sensoris pada manusia.

2.      Untuk mengetahui pengertian closed loop theory.

3.      Untuk mengetahui kontribusi closed loop theory pada gerak motorik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sensori
A.    Sensori

1.      Pengertian Proses Sensori

Proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau

mengorganisasikan input sensorik yang diterima. Biasanya proses ini terjadi

secara otomatis, misalnya ketika mendengar suara  kicauan  burung,  otak 

langsung  menterjemahkan  sebagai  bahasa  atau  suara  binatang. Secara umum

proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses masuknya rangsang melalui

alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan

berakhir dengan perbuatan.

Proses sensoris disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal  benda-

benda  di sekitar  dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan  dengan

anggapan atau respon memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat

stimulus atau rangsangan mengenai indera dan menghasilkan kesadaran dan

pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran setelah stimulus tidak

ada.

Proses awal dari pengamatan disebut dengan perhatian, sedangkan proses

akhir disebut persepsi yang menyebabkan seseorang mempunyai pengertian

tentang situasi sekarang atas dasar pengalaman yang lalu. Persepsi merupakan

bentuk pengalaman yang belum disadari sebelumnya, sehingga individu belum

mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa yang dihayati. Apabila

4
pengalaman tersebut telah disadari  sehingga individu sudah mampu

membedakan dan melakukan pemisahan antara  subjek dengan objek. Hal

tersebut disebut dengan apersepsi. Apersepsi merupakan yang mengutamakan

pengamatan pada kualitas objek dan bukan kuantitas  objek.  Secara  psikolog

perbedaan benda  yang diamati  bersifat  kualitatif dengan tidak mengabaikan

proses fisiologi secara psikologi sikap seseorang dalam situasi itulah yang akan

memberi arti.

2.      Macam-Macam Sensori pada Manusia

Ada lima macam alat indera pada tubuh manusia yaitu, indera penglihatan,

indera penciuman, indera peraba, indera pendengaran, indera pengecap. Alat

indera berfungsi untuk mensensor keadaan diluar, apa yang dilihat, apa yang

didengar, apa yang dicium, apa yang dirasakan, apa yang didengar dapat

mempengaruhi perilaku keadaan sesesorang.

a.       Indera Penglihat

Mekanisme atau cara kerja indera penglihat (mata) adalah jika suatu benda

terkena cahaya, benda akan memantulkan berkas-berkas cahaya tersebut.

Pantulan cahaya tersebut masuk melalui lensa mata serta bagian-bagian lainnya

menuju ke retina. Pada mata yang normal, bayangan benda akan jatuh tepat di

bintik kuning pada retina. Rangsangan cahaya yang diterima oleh retina tersebut

selanjutnya akan diteruskan oleh urat saraf penglihatan ke pusat penglihatan di

otak untuk diinterpretasikan atau diterjemahkan. Akhirnya, dapat melihat benda

tersebut. Mata normal (emetrop) merupakan mata yang dapat memfokuskan

5
cahaya yang masuk tepat pada bintik kuning. Mata normal dapat melihat benda

yang jauh maupun yang dekat. Jarak benda terjauh yang masih dapat dilihat

dengan jelas oleh mata disebut titik jauh. Jarak benda terdekat yang masih dapat

dilihat dengan jelas oleh mata disebut titik dekat. Titik dekat pada anak-anak

umumnya masih dekat. Makin tua titik dekatnya umumnya makin jauh.

b.      Indera Pembau (Pencium)

Indera pembau pada tubuh kita berupa hidung. Di dalam rongga hidung

bagian atas terdapat serabut-serabut saraf pembau dengan sel-sel pembau di

ujungnya. Serabut-serabut saraf itu bergabung menjadi urat saraf pembau yang

menuju pusat pembau di otak. Sel-sel pembau mempunyai rambut-rambut halus

di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap.

Sel-sel pembau peka terhadap zat-zat kimia dalam udara (berupa gas atau uap).

Saat tubuh terserang flu biasanya disertai dengan pilek. Pilek menyebabkan

saluran pernapasan tersumbat, terutama pada bagian hidung. Saat pilek, hidung

tidak peka terhadap bau (aroma) tertentu dan nafsu makan berkurang karena

lidah tidak peka terhadap rasa.

Pada saat menarik napas, udara masuk ke dalam rongga hidung. Gas

memasuki rongga hidung bercampur dengan lendir, kemudian menstimulasi

ujung-ujung saraf. Impuls ini diteruskan ke saraf pembau di pusat saraf, dan

akhirnya diinterpretasikan sebagai bau. Indera pembau (pencium) ini

bersangkutan dengan indera pengecap. Jika terjadi gangguan pada indera

pembau, tidak dapat mengecap dengan baik.

6
c.       Indera Peraba (Kulit)

Indera peraba pada tubuh manusia adalah kulit. Di kulit terdapat beberapa

organ penginderaan khusus disebut reseptor. Reseptor merupakan percabangan

akhir dendrit dari neuron sensorik. Beberapa reseptor tersusun atas beberapa

dendrit dan ada yang mempunyai sel khusus. Tiap reseptor hanya cocok untuk

jenis rangsang tertentu saja. Jika reseptor dirangsang, terjadi impuls sepanjang

dendrit yang diteruskan ke sistem saraf pusat. Ada lima macam reseptor pada

kulit, yaitu reseptor yang khusus untuk menanggapi rangsang yang berupa

sentuhan, tekanan, sakit, panas, atau dingin. Sebagai contoh, reseptor rasa sakit

merupakan reseptor dengan dendrit yang gundul, terdapat di seluruh permukaan

kulit. Jika rangsang cukup kuat, misalnya rangsang mekanik, temperatur, listrik

atau kimiawi, maka reseptor ini akan bereaksi. Sensasi rasa sakit yang timbul

merupakan suatu upaya untuk proteksi (melindungi diri). Hal ini merupakan

sinyal-sinyal (pertanda) bahwa ada ancaman bagi tubuh yang dapat

menyebabkan luka-luka.

d.      Indera Pendengar (Telinga)

Indera pendengar bekerja dengan mekanisme dari gelombang suara yang

akan masuk ke telinga bagian luar melalui saluran pendengaran dan akhirnya

sampai pada membran timpani. Gelombang suara ini menggetarkan membran

dan tulang martil. Selanjutnya tulang landasan dan tulang sangguardi ikut

bergetar. Akhirnya tingkap bundar ikut bergetar juga. Getaran ini akan

menggetarkan cairan di dalam rumah siput. Cairan yang bergetar menstimulasi

ujung-ujung saraf. Impuls dari ujung saraf ini diteruskan ke saraf pendengar di

7
otak besar. Kekhususan pola impuls ditentukan oleh pola gelombang suara yang

diterima. Otak besar menerima impuls ini, kemudian menerjemahkannya dan

kita mempersepsikannya sebagai suara.

e.       Indera Pengecap (Lidah)

Indera pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Pada

manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah.

Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di

bagian depan hingga belakang. Makanan yang dikunyah bersama air liur

memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Makanan akan

merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut, dari ujung tersebut pesan akan

dibawa ke otak. Kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat

mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut. Manusia hanya mampu

mengecap empat macam cita rasa, yaitu rasa asam, asin, manis, dan pahit.

Kuncup pengecap pada lidah untuk masing-masing rasa tersebut terletak di

daerah yang berbeda. Untuk cita rasa manis berada di bagian ujung lidah

sedangkan depan lidah untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa asam ada di

sisi lidah. Kuncup pengecap untuk cita rasa pahit berada di bagian belakang

lidah. Inilah sebabnya apabila memakan makanan yang mempunyai rasa manis

dan pahit sekaligus, maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis barulah

kemudian rasa pahit.

8
B.     Kontrol Gerak atau Motorik

1.      Hakikat Kemampuan Motorik

Kemampuan motorik berasal dari bahasa Inggris yaitu motor abilty.

Gerak (motorik) merupakan suatu aktivitas yang sangat penting bagi manusia,

karena dengan gerak (motorik) manusia dapat meraih sesuatu yang menjadi

harapannya. Kemampuan motorik merupakan hasil gerak individu dalam

melakukan gerak, baik gerak yang bukan gerak olahraga maupun gerak dalam

olahraga atau kematangan penampilan keterampilan motorik. Kemampuan

motorik mempunyai pengertian yang sama dengan kemampuan gerak dasar

yang merupakan gambaran umum dari kemampuan seseorang dalam

melakukan aktivitas. Aktivitas tersebut dapat membantu berkembangnya

pertumbuhan anak. Berkembangnya kemampuan motorik ditentukan oleh dua

faktor yaitu, faktor pertumbuhan dan faktor perkembangan. Menurut

Sukintaka (2001: 47) kemampuan motorik merupakan perkembangan unsur

kematangan dan pengendalian gerak tubuh, keterampilan motorik dan kontrol

motorik. Keterampilan anak tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan

kontrol motorik. Kontrol motorik tidak akan optimal tanpa kebugaran tubuh.

Kebugaran tubuh tidak akan tercapai tanpa latihan fisik. Aspek-aspek yang

perlu dikembangkan untuk anak adalah motorik, kognitif, emosi, sosial,

moralitas dan kepribadian

Sukadiyanto (1997: 70) mengemukakan bahwa kemampuan gerak

adalah suatu kemampuan seseorang dalam menampilkan ketrampilan gerak

yang lebih luas serta diperjelas bahwa kemampuan motorik suatu kemampuan

9
umum yang berkaitan dengan penampilan berbagai keterampilan atau tugas

gerak. Dengan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa kemampuan motorik

adalah suatu kemampuan yang diperoleh dari keterampilan gerak umum, yang

menjadi dasar untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan serta

keterampilan gerak. Seseorang yang memiliki tingkat kemampuan motorik

yang tinggi dapat diartikan bahwa orang tersebut memiliki potensi atau

kemampuan untuk melakukan keterampilan gerak yang lebih baik

dibandingkan dengan orang yang memiliki kemampuan motorik rendah.

Amung Ma’mun & Yudha M. Saputra (2000: 20) menyatakan bahwa

kemampuan gerak merupakan kemampuan yang biasa orang lakukan guna

meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu:

a.       Kemampuan Lokomotor

Kemampuan lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu

tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat

dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping,

melompat, meluncur, dan lari seperti kuda berlari (gallop). Dalam bola voli

kemampuan lokomotor contohnya adalah lompatan smash, berlari mengejar

bola untuk di passing.

b.      Kemampuan Nonlokomotor

Kemampuan nonlokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak

yang memadai. Kemampuan non lokomotor terdiri dari menekuk dan

meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat,

10
memutar, melingkar, melambungkan dan lain-lain. Dalam Bola voli

kemampuan nonlokomotor contohnya adalah menekuk dalam  posisi siap

untuk  passing bawah dengan kedua kaki ditekuk, melambungkan bola dalam

mengumpan.

c.       Kemampuan Manipulatif

Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak telah

menguasai macam-macam obyek. Kemampuan manipulatif lebih banyak

melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat

digunakan. Manipulasi objek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata-

kaki dan tangan-mata, yang mana cukup penting untuk item: berjalan

(gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk latihan manipulatif terdiri

dari:

1)      Gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang).

2)      Gerakan menerima (menangkap) objek adalah kemampuan 

penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari

bantalan karet (bola medicine) atau macam bola yang lain.

3)      Gerakan memantul-matulkan bola atau mengiring bola.

2.      Unsur-Unsur Kemampuan Motorik

Kemampuan motorik seseorang berbeda-beda tergantung pada

banyaknya pengalaman melakukan gerakan yang dikuasainya.

Kemampuan-kemampuan yang terdapat dalam kemampuan fisik yang

dapat dirangkum menjadi lima komponen, yaitu kekuatan, kecepatan,

11
keseimbangan, kelincahan dan koordinasi. Adapun unsur-unsur yang

terkandung dalam kemampuan motorik menurut Muthohir dan Gusril

(2004: 50) adalah sebagai berikut:

a.       Kekuatan

Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot untuk menimbulkan

tenaga sewaktu konstraksi. Kekuatan otot harus dipunyai oleh anak sejak

usia dini. Apabila anak tidak mempunyai kekuatan tentu dia tidak dapat

melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti berjalan,

berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung,  dan mendorong.

b.      Koordinasi

Koordinasi adalah kemampuan untuk mempersatukan atau

memisahkan dalam suatu tugas kerja yang kompleks, dengan ketentuan

bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dan

sistem saraf. Anak dalam melakukan lemparan harus ada koordinasi

seluruh anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan baik koordinasi

gerakannya apabila anak mampu bergerak dengan mudah dan lancar dalam

rangkaian dan irama gerakannya terkontrol dengan baik.

c.       Kecepatan

Kecepatan adalah sebagai kemampuan berdasarkan kelentukan

dalam satuan waktu tertentu. Dalam melakukan lari 4 detik, semakin jauh

jarak yang ditempuh semakin tinggi kecepatan.

d.      Keseimbangan

12
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang untuk

mempertahankan tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan dibagi

dalam dua bentuk, yaitu: keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis.

Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga keseimbangan tubuh ketika

berdiri pada suatu tempat, keseimbangan dinamis adalah kemampuan

untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke

tempat lain.

e.       Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah arah dan

posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak pada satu titik ke

titik lain dalam melakukan lari zig-zag. Semakin cepat waktu yang

ditempuh maka semakin tinggi kelincahannya

3.      Fungsi Kemampuan Motorik

Rusli Lutan (2001: 45-47) menyatakan bahwa pengembangan

keterampilan dasar pada siswa Sekolah Dasar ditekankan pada

pengembangan dan pengayakan keterampilan geraknya. Semakin banyak

perbendaharaan gerak dasarnya, semakin terampil anak melaksanakan

keterampilan lainnya, seperti dalam olahraga atau dalam kehidupan sehari-

hari, termasuk keterampilan di tempat mereka bekerja.

Muthohir dan Gusril (Ikhsan, 2005: 34) mengemukakan bahwa

fungsi utama kemampuan gerak adalah untuk mengembangkan kesanggupan dan

kemampuan setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja.

Dengan mempunyai kemampuan gerak yang baik, seseorang mempunyai landasan

13
untuk menguasai tugas keterampilan gerak yang khusus. Unsur-unsur kemampuan

gerak motorik akan semakin terlatih apabila siswa semakin banyak mengalami

berbagai pengalaman aktivitas gerak yang bermacam-macam. Ingatan akan selalu

menyimpan pengalaman yang akan dipergunakan untuk kesempatan yang lain,

jika melakukan gerakan yang sama. Dengan banyaknya pengalaman gerak yang

dilakukan siswa Sekolah Dasar akan menambah kematangan dalam melakukan

aktivitas gerak motorik.

4.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan fisik dan motorik seseorang menurut Endang Rini Sukamti

(2007: 40-41) ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap laju

perkembangan motorik seseorang, antara lain:

a.       Sifat dasar genetik, termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan

mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap laju perkembangan

motorik.

b.      Seandainya dalam awal kehidupan pasca lahir tidak ada

hambatan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, semakin aktif

janin semakin cepat perkembangan motorik anak.

c.       Kondisi  pralahir yang menyenangkan, khususnya gizi

makanan sang ibu, lebih mendorong perkembangan motorik yang lebih

cepat pada masa pasca lahir, ketimbang kondisi pralahir yang tidak

menyenangkan.

14
d.      Kelahiran yang sukar, khususnya apabila ada kerusakan pada

otak akan memperlambat perkembangan motorik.

e.       Seandainya tidak ada gangguan lingkungan, maka kesehatan

dan gizi yang baik pada awal kehidupan pasca lahir akan mempercepat

perkembangan motorik.

f.       Anak yang IQ tinggi menunjukkan perkembangan yang lebih

cepat dibandingkan anak yang IQ-nya normal atau di bawah normal.

g.      Adanya rangsangan, dorongan, dan kesempatan untuk

menggerakkan semua bagian tubuh akan mempercepat perkembangan

motorik.

h.      Perlindungan yang berlebihan akan melumpuhkan kesiapan

berkembangnya kemampuan motorik.

i.        Karena rangsangan dan dorongan yang lebih banyak dari orang

tua, maka perkembangan motorik anak yang pertama cenderung lebih baik

ketimbang perkembangan anak yang lahir kemudian.

j.        Kelahiran sebelum waktunya biasanya memperlambat

perkembangan

motorik. Hal ini dikarenakan tingkat perkembangan motorik pada

waktu lahir berada di bawah tigkat perkembangan bayi yang lahir tepat

waktunya.

k.      Cacat fisik, seperti kebutaan akan memperlambat

perkembangan motorik.

15
l.        Dalam perkembangan motorik, perbedaan jenis kelamin, warna

kulit dan sosial ekonomi lebih banyak disebabkan oleh perbedaan motivasi

dan pelatihan ketimbang anak karena perbedaan bawaan.

C.    Kontribusi Sensori pada Kontrol Motorik

1.      Sumbangan Indera terhadap Keterampilan

Indera  manusia merupakan faktor penting dalam pembuatan gerak yang

berorientasi pada keterampilan, baik untuk keterampilan-keterampilan sederhana

maupun keterampilan tingkat tinggi. Fungsi dari indera tentu saja terutama

berhubungan dengan sumbangannya terhadap keberhasilan gerak, sebab gerak

sendiri merupakan hasil dari proses  pengolahan informasi yang diserap oleh

indera manusia. Keberhasilan dalam keterampilan-keterampilan tingkat tinggi

bergantung pada bagaimana pelaku mampu mendeteksi, menerima, serta

memanfaatkan informasi yang bersifat inderawi. Buktinya, seringkali pemenang

dari suatu lomba adalah orang atau tim yang memang telah mendeteksi

kemampuan lawan, pola permainan lawan, serta kesiapan lawan. Demikian juga

untuk olahraga-olahraga seperti senam dan lompat indah, pemain yang

memenangkan kejuaraan dalam cabang ini adalah  pemain yang mampu

menguasai gerakan tubuhnya setepat mungkin secara lebih baik. Sedangkan dalam

cabang olahraga yang memerlukan kecepatan dan ketepatan, latihan yang

dilakukan benar-benar harus diarahkan pada peningkatan kemampuan untuk

mendeteksi serta memproses informasi inderawi.

2.      Sumber-Sumber Informasi Inderawi

16
Informasi untuk keterampilan timbul dari beberapa sumber dasar,

walaupun bagian terbesar dari informasi tersebut datang dari lingkungan. Sumber

informasi tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a.       Informasi Exteroceptive

Kata awal extero berarti bahwa informasi yang diterima bersumber dari

luar tubuh. Informasi yang paling umum dalam exteroceptive adalah yang

berhubungan dengan mata (vision).  Vision  memberikan informasi tentang

gerakan objek-objek dalam lingkungan, seperti jalur layangan bola, juga

kecepatannya. Fungsi lain dari vision adalah mendeteksi gerakan sendiri dalam

lingkungan, seperti jalur ke arah suatu benda atau target dan berapa waktu kira-

kira akan akan tiba. Dalam konteks ini, vision memberikan dasar bagi antisipasi

tetang sebuah kejadian yang akan datang. Fungsi lain dari vision adalah

membantu dalam mendeteksi aspek spatial dan temporal dari gerakan  sendiri di

dalam lingkungan, seperti ayunan raket, melangkah dan naik ke dalam kereta,

melompati pagar dan lain-lain.

Informasi exteroceptive umum yang kedua adalah datang dari pendengaran

atau audition. Meskipun keterlibatannya dalam keterampilan tidak sejelas vision,

banyak kegiatan yang tergantung pada keterampilan auditory yang

terkembangkan secara baik, seperti menggunakan suara anjungan dari kapal layar

yang bergerak di air untuk memperkirakan kecepatan kapal. Audisi juga

merupakan sumber penting dari informasi sensorik untuk orang-orang yang

memiliki keterbatasan fungsi visual.

17
b.      Informasi Proprioceptive atau Kinestetik

Sumber informasi yang kedua adalah yang datang dari gerakan tubuh

sendiri, itulah yang disebut proprioceptive. Kata awal proprio mengindikasikan

informasi dari dalam tubuh, seperti posisi persendian, daya dalam otot-otot,

orientasi dalam ruang (misalnya apakah terbalik atau tidak). Istilah proprioceptive

ini sering juga disebut dengan istilah kinesthesis. Awalan kines berarti gerakan,

dan  thesis berarti rasa. Jadi istilah ini menunjuk pada rasa gerakan dari

persendian atau tegangan otot-otot yang memberikan data tentang aksi kita

sendiri. Sumber informasi sensoris terutama penting dalam olahraga seperti senam

dan lompat indah.

Beberapa reseptor penting menyediakan sistem neuromuskuler dengan

informasi kinestetis. Vestibular aparatus dalam telinga bagian dalam telinga

mendeteksi gerakan kepala dan sangat sensitif terhadap gravitasi. Informasi yang

disediakan oleh struktur reseptor ini penting untuk postur dan keseimbangan.

Reseptor lain menyediakan informasi tentang anggota tubuh. Reseptor ini

terletak dalam persendian dan di sekitar  kapsul sendi  (joint receptors) yang

memberi tanda tentang posisi sendi, terutama pada jarak gerak sendi yang

ekstrem. Kemudian di dalam pusat otot rangka, terdapat juga reseptor yang

disebut kumparan otot (muscle spindles), dinamai demikian karena berbentuk

kumparan, yang meregang jika otot berkonstraksi dan memberikan informasi

tentang jarak konstraksi di samping perubahan posisi persendian. Lalu di dekat

persimpangan antara otot dan tendon terdapat juga reseptor yang diketahui

sebagai golgi tendon organs, yang memberi tanda tentang tingkat daya dalam

18
bagian yang bermacam-macam dalam otot. Dalam wilayah kulit juga ditemukan

cutaneous receptors. Cutaneous receptors termasuk beberapa macam detektor

khusus untuk mengetahui tekanan, suhu, sentuhan. Reseptor ini terutama

bertanggung jawab untuk memberikan informasi sentuhan.

Masing-masing reseptor ini memberikan lebih dari satu jenis informasi

sensoris. Misalnya, muscle spindle memberikan informasi tentang posisi sendi,

kecepatan otot, tegangan otot, dan orientasi anggota tubuh dalam hubungannya

dengan gaya tarik bumi. Karenanya, tidak seperti vision dan audision yang

menyajikan rasa khusus, kinestetis mencakup kombinasi input yang kompleks dari

berbagai reseptor yang harus dipadukan oleh sistem syaraf pusat.

D.    Sistem Pengontrolan Loop Tertutup (Closed Loop)

Suatu cara yang penting untuk menggambarkan bagaimana informasi dari

indera berfungsi dalam perilaku gerak adalah dengan menyamakannya dengan

sistem kontrol closed loop. Loop diartikan sebagai cekungan atau putaran. Dengan

demikian, dengan sistem pengontrol closed loop diartikan sebagai suatu sistem

yang tidak terputus, tetapi melingkar lagi ke awal. Ini digambarkan seperti suatu

sistem pengatur ruangan yang dilengkapi dengan alat pengontrolnya. Pengatur

suhu akan mengembalikan suhu udara ke suhu yang diinginkan jika alat

pengontrolnya mendeteksi bahwa suhu tersebut tidak lagi dalam kondisi yang

diinginkan. Proses tersebut terus berjalan demikian, kecuali kalau alat

pengontrolnya rusak. Dalam kaitan itu, pengontrol tersebut selalu memberikan

feedback (umpan balik) kepada alat pengatur, sehingga membentuk mekanisme

19
yang mengatur sistem pengontrolan itu. Mekanisme demikian di sebagian teori

disebut juga teori cybernetic.

Proses closed loop bekerja juga dalam penampilan gerak manusia, seperti

dalam menangkap bola. Informasi visual tentang tangan yang bergerak ke arah

bola memberikan feedback. Perbedaan antara arah tangan dan arah yang

diinginkan dianggap sebagai kesalahan. Karena pengontrol menemukan kesalahan

tersebut maka segera dikirim informasi ke pelaksana gerak dalam bentuk

feedback,

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Proses sensorik adalah kemampuan untuk memproses atau

mengorganisasikan input sensorik yang diterima. Biasanya proses ini terjadi

secara otomatis, misalnya ketika mendengar suara  kicauan  burung,  otak 

langsung  menterjemahkan  sebagai  bahasa  atau  suara  binatang. Secara umum

proses sensorik juga dapat diartikan sebagai proses masuknya rangsang melalui

alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan

berakhir dengan perbuatan.

Proses sensoris disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal  benda-

benda  di sekitar  dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan  dengan

anggapan atau respon memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat

stimulus atau rangsangan mengenai indera dan menghasilkan kesadaran dan

pikiran. Respon yaitu proses terjadinya kesan dari pikiran setelah stimulus tidak

ada.

Proses awal dari pengamatan disebut dengan perhatian, sedangkan proses


akhir disebut persepsi yang menyebabkan seseorang mempunyai pengertian
tentang situasi sekarang atas dasar pengalaman yang lalu. Persepsi merupakan
bentuk pengalaman yang belum disadari sebelumnya, sehingga individu belum
mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa yang dihayat

21
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19630824198903
1-
AGUS_MAHENDRA/SIlabus_MK_TBM_Agus_Mahendra/Presentasi_Belajar_
Motorik_2.pdf

http://irpan91.blogspot.com/2010/12/belajar-motorik-dasar_28.html

22

Anda mungkin juga menyukai