Anda di halaman 1dari 14

JAUR, 3 (1) Oktober 2019 ISSN 2085-6601 (Print) ISSN 2502-4590 (Online)

DOI: 10.31289/jaur.v3i1.2912

JAUR
(Journal of Architecture and Urbanism Research)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jaur

Analisis Arsitektur pada Rumah Tradisional Batak Toba


di Kabupaten Toba Samosir, Balige

Architectural Analysis of the Toba Batak Traditional House


in Toba Samosir Regency, Balige

Yunita Syafitri Rambe*


Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area, Indonesia

Diterima: September 2019; Disetujui: Oktober 2019; Dipublikasi: Oktober 2019


*Corresponding author: E-mail : yunirambe@staff.uma.ac.id
Abstrak
Suku Batak adalah salah satu Kebudayan Arsitektur yang terdapat di daerah Sumatera Utara yang
dalam perkembangannya telah mengalami perubahan dan pertumbuhan dalam hal kebudayaan dari
masa kemasa dalam rentang waktu yang cukup lama. Keragaman agama, budaya dan bahasa yang
terdapat di daerah tersebut merupakan salah satu yang biasa di jadikan referensi dari perkembangan
kebudayaan tersebut. Ditinjau dari segi sejarahnya, suku Batak merupakan daerah yang sudah
memiliki salah satu peradaban cukup tua di dunia.Suku Batak terdiri dari enam kelompok yang
sebagian besar menempati daerah Sumatera Utara, terdiri dari Batak Karo, Simalungun, Pak-Pak, Toba,
Angkola dan Mandailing. Suku Batak Toba adalah masyarakat Batak Toba yang bertempat tinggal
sebagai penduduk asli disekitar Danau Toba di Tapanuli Utara, pola perkampungan pada umumnya
berkelompok. Salah satu peninggalan arsitektur yang masih ada yang memiliki nilai sejarah adalah
keberadaan rumah Tradisional Batak Toba yang terdapat di Kab.Toba Samosir, Balige. Dan ini
merupakan lokasi penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan Survei lapangan ini dilakukan dengan
cara Observasi, untuk mendapatkan data fisik tentang rumah tinggal tradisional batak toba.
Kata Kunci : Kajian Arsitektur, Rumah Tradisional, Batak Toba

Abstract
The Batak tribe is one of the Architectural Cultures found in the North Sumatra area which in its
development has experienced changes and growth in terms of culture from the time of time in a long
period of time. The diversity of religions, cultures and languages found in the area is one that is
commonly used as a reference for the development of that culture. In terms of history, the Batak tribe is
an area that already has one of the world's oldest civilizations. The Batak tribe consists of six groups,
which mostly occupy the North Sumatra area, consisting of Karo Batak, Simalungun, Pak-Pak, Toba,
Angkola and Mandailing . The Toba Batak tribe is a Toba Batak community who live as native people
around Lake Toba in North Tapanuli, a settlement pattern in general in groups. One of the architectural
heritage that still has historical value is the existence of a Toba Batak Traditional house located in Toba
Samosir Regency, Balige. And this is a research location. In this study using a field survey conducted by
observation, to obtain physical data about the traditional Batak toba dwelling.
Keywords: Architectural Studies, Traditional Houses, Toba Bataks

How to Cite: R. S. Yunita, (2019), Arsitektur Rumah Tradisional Batak Toba di Kabupaten Toba Samosir, Balige
ournal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1): Hal 47-60.
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 47-60

PENDAHULUAN memiliki salah satu peradaban cukup tua


Pertumbuhan dan perkembangan di dunia.Suku Batak terdiri dari enam
suatu suku bangsa selalu diikuti oleh kelompok Puak yang sebagian besar
pertumbuhan dan perkembangan menempati daerah Sumatera Utara, terdiri
penduduknya terutama dari tradisi dari Batak Karo, Simalungun, Pak-Pak,
kebudayaan yang selalu mengalami Toba, Angkola dan Mandailing. Suku Batak
pertumbuhan dan perkembangan sejalan Toba adalah masyarakat Batak Toba yang
dengan pesatnya era informasi dan bertempat tinggal sebagai penduduk asli
globalisasi, baik itu perubahan karena disekitar Danau Toba di Tapanuli Utara,
pengaruh dari luar daerah tersebut, pola perkampungan pada umumnya
sehingga kadang kala kebudayaan asli berkelompok.
menjadi kehilangan jati dirinya atau Akibat dari berbaurnya atau
bahkan hilang sama sekali karena akulturasi dari berbagai budaya yang
pengaruh dari dalam maupun dari luar telah menciptakan sebuah bentukan
daerah itu sendiri diantaranya arsitektur symbol –symbol bagi dunia arsitektur itu
tradisional yang merupakan cermin sendiri khususnya di Pulau Samosir.Salah
kebudayaan masyarakat untuk di satu peninggalan arsitektur yang masih
Indonesia. ada yang memiliki nilai sejarah adalah
Suku Batak adalah salah satu keberadaan rumah Tradisional Batak Toba
Kebudayan Arsitektur yang terdapat di yang terdapat di Kab.Toba Samosir, Balige.
daerah Sumatera Utara yang dalam Di mana pada bentukan dan tampilan
perkembangannya telah mengalami Rumah Adat Batak ini terdapat struktur
perubahan dan pertumbuhan dalam hal bangunan, ornamen atau pun simbol yang
kebudayaan dari masa kemasa dalam menjadikannya pembeda jika ditinjau dari
rentang waktu yang cukup lama. segi ilmu arsitekturnya, yang
Keragaman agama, sukubangsa, budaya menggambarkan kewibawaan dan
dan bahasa yang terdapat di daerah kharisma tersendiri. Ornamen-ornamen
tersebut merupakan salah satu yang biasa tersebut berupa orang yang menarik
di jadikan referensi dari perkembangan kerbau melambangkan kehidupan dan
kebudayaan tersebut. semangat kerja orang Batak, ornamen-
Ditinjau dari segi sejarahnya, suku ornamen perang dan sebagainya. Dimana
Batak merupakan daerah yang sudah budaya dan arsitektur yang tampak lebih

48
Yunita Syafitri Rambe, Arsitektur Rumah Tradisional Batak Toba di Kabupaten Toba Samosir, Balige

dominan dipengaruhi oleh bentuk teknik sudah sangat berkurang hanya dapat
ragam hias terdiri dari dua cara, yaitu ditemukan didaerah tertentu saja.
dengan teknik ukir teknik lukis. Untuk Tinggi dari tanah kelantai rumah adat
mengukir digunakan pisau tajam dengan batak sampai 1,85m di atas tanah dan
alat pemukulnya (pasak-pasak) dari kayu. bagian bawah dipergunakan untuk
Sedang kan teknik lukis bahannya diolah memelihara hewan, seperti babi, ayam,
sendiri dari batu-batuan atau pun tanaga dan sebagainya. Pintu masuk rumah adat
yang keras dan arangkan. ini, dahulunya memiliki 2 macam daun
pintu yaitu daun pintu yang horizontal dan
Tinjauan Arsitektur Rumah Tradisional vertikal, tapi sekarang daun pintu yang
Batak Toba di Kab.Toba Samosir horizontal tak dipakai lagi. Ruangan dalam
Balige. rumah adat merupakan ruangan terbuka
Rumah Batak mempunyai bentuk tanpa kamar - kamar, walaupun
arsitektur bangunan yang menggunakan bersamaan disitu lebih dari satu keluarga,
bahan kayu yang khas serta dihiasi tapi bukan berarti tidak ada pembagian
ornamen indah yang punya makna ruangan. Karena dalam rumah adat ini
tertentu berkaitan dengan kesejahteraan, pembagian ruangan dibatasi oleh adat
keselamatan dan perlindungan mereka yang kuat.
penghuninya dan desanya. Motif yang Ruangan di belakang sudut sebelah
banyak ditemukan antara lain : gorga, kanan dinamakan jabu bong, yang
singa singa dan gajah dumpak. Rumah ditempati oleh kepala rumah atau porjabu
tradisional Batak Toba di Balige ada 2 jenis bong, dengan isteri dan anak-anak yang
yaitu Ruma dan Sopo, Ruma adalah rumah masih kecil. Namun di sudut kiri
tradisional Batak untuk tempat tinggal. berhadapan dengan Jabu bong dinamakan
Sementara Sopo adalah rumah tradisional Jabu Soding, yang dikhususkan untuk anak
Batak untuk menyimpan padi ( lumbung perempuan yang telah menikah tapi belum
padi ) pada jaman dulu, tetapi sekarang mempunyai rumah sendiri. Sedangkan
dijadikan tempat tinggal. Pada masa lalu untuk sudut kiri depan dinamakan Jabu
atap rumah Batak dibuat dari ijuk, Suhat, diperuntukkan bagi anak laki - laki
sekarang banyak yang menggunakan seng. tertua yang sudah nikah dan di
Pada umumnya rumah dan desa Batak seberangnya disebut Tampar Piring
diperuntukkan bagi tamu.Jika keluarga

49
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 47-60

besar maka diadakan tempat di antara dua Samosir (Balige). Rumah adat Kabupaten
ruang atau jabu yang berdempetan, Toba Samosir (Balige), berbentuk
sehingga ruangan bertambah dua lagi dan panggung dengan atap pelana yang
ruangan ini disebut Jabu Tonga-ronga ni bubungannya melengkung. Bentuk
jabu rona. Walaupun rumah tersebut lengkung ini didapatkan dari kelenturan
berdempetan, tiap keluarga mempunyai dari bahan kayu yang dirangkai dengan
dapur sendiri yang terletak di belakang konstruksi kuda - kuda atap secara tekan -
rumah, berupa bangunan tambahan. Dan tarik. Stabilitas yang tercapai dengan
di antara dua deretan ruangan yakni di bentuk struktur bertekanan ini disangga
tengah - tengah rumah merupakan daerah oleh struktur rangka yang membingkai
netral yang disebut telaga dan berfungsi dinding rumah.
sebagai tempat bermusyawarah. Rumah Kolong rumah panggung biasanya
adat Batak Toba berdasarkan fungsinya digunakan sebagai kandang ternak.
dapat dibedakan ke dalam rumah yang Ketinggian lantai rumah bervariasi
digunakan untuk tempat tinggal keluarga berdasarkan keinginan memelihara
disebut Ruma, dan rumah yang digunakan ternak. Hewan kecil seperti kambing
sebagai tempat penyimpanan (lumbung) menyebabkan ketinggian lantai sebuah
disebut Sopo. Bahan-bahan bangunan rumah lebih rendah dari rumah lain yang
terdiri dari kayu dengan tiang - tiang yang memelihara hewan besar seperti kerbau.
besar dan kokoh. Dinding dari papan atau Karena dipergunakan sebagai kandang
tepas, lantai juga dari papan sedangkan ternak, maka kolong ini selain diperkuat
atap dari ijuk atau daun rumbiah. Tipe dengan struktur utama tiang - tiang
khas rumah adat Batak Toba adalah penyangga rumah, dilengkapi juga dengan
bentuk atapnya yang melengkung dan tiang - tiang dan balok - balok tambahan
pada ujung atap sebelah depan. lain.
Sub etnis Batak Toba yang disebut Rumah Batak Toba yang struktur
pula dengan Batak Samosir berdiam utamanya dari kayu, dibuat dengan
disekitar danau Toba dan Pulau Samosir. terlebih dahulu mengumpulkan bahan -
Akan tetapi seiring berkembangnya waktu bahannya. Setelah semua kayu terkumpul,
Batak Toba Samosir terbagi menjadi 2 dipanggillah tukang (pande) untuk
kabupaten yang telah dimekarkan yaitu memilah bahan tersebut. kayu yang
kabupaten Samosir dan Kabupaten Toba dipukul dan bersuara paling nyaring

50
Yunita Syafitri Rambe, Arsitektur Rumah Tradisional Batak Toba di Kabupaten Toba Samosir, Balige

digunakan sebagai tiang - tiang struktur Pola Perkampungan (Huta) Batak Toba
utama. Dalam membuat pahatan juga di Kab.Balige
memiliki aturan untuk memahat tiang Pola perkampungan (bentuk)
utama tersebut sebelum membuat pahatan kampung atau huta pada umumnya adalah
di bagian konstruksi rumah lainnya. mengelompok. Kelompok bangunan dalam
Untuk memasuki rumah Batak Toba suatu kampung umumnya dua baris, yaitu
dibuat tangga dengan posisi pada lubang barisan Utara dan Selatan. Pada barisan
yang ada di bawah lantai panggung. Secara Utara terdiri dari lumbung atau sopo
adat telah ditentukan bahwa tangga ini (bahasa Batak Toba) yaitu tempat
selayaknya berjumlah ganjil. Tangga yang penyimpanan padi. Barisan Selatan terdiri
cepat aus merupakan kebanggaan bagi dari rumah adat atau jabu (bahasa Batak
pemillik rumah bahwa banyak orang dan Toba) dan ruma (sebutan rumah tinggal
tamu yang telah memasuki rumahnya. dibalige) .Kedua barisan bangunan
Tangga ini diberi nama ’tangga rege - rege’. bangunan ini dipisahkan oleh pelataran
Ornamentasi dan dekorasi dari rumah adat yang lebar disebut halaman tempat anak -
Batak Toba mengandung nilai filosofi bagi anak bermain - main, tempat acara suka
keselamatan penghuni. Lokasi elemen dan duka dalam kampung dan tempat
rumah yang dihias berada pada gevel, menjemur sesuatu. Di belakang rumah
pintu masuk, sudut - sudut rumah, bahkan atau lumbung ada tempat kosong yang
ada yang sampai berada di keseluruhan biasanya dijadikan kebun, sekeliling
dinding. Hiasan ini dapat berupa ukiran, kampung di dinding / dibentuk dengan
dapat diberi warna, atau hanya berupa tanah ditanami parik, sehingga bentuk
gambar saja. Tiga elemen warna yang persegi panjang. Di atasnya ditanamai
penting adalah merah, putih dan hitam. pohon-pohon bambu. Pada ujung utara ada
Merah melambangkan satu pintu gerbang, demikian pula pada
pengetahuan/kecerdasan, putih ujung utara ada satu pintu gerbang sering
melambangkan kejujuran/kesucian dan disebut Bahal (bahasa Batak Toba).
hitam melambangkan Dimuka gerbang selalu ditanam pohon-
kewibawaan/kepemimpinan. pohon yang mereka anggap bertuah, yaitu :
Pohon Hariara, Bintatar dan Beringin.
Pohon Hariara merupakan lambang
kehidupan, maksud pohon tersebut

51
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 47-60

ditanam kemungkinan untuk menjaga bertambah, sehingga terbentuk


ketertiban kosmos terhadap huta ( perkampungan yang lebih ramai. Sering
kampung ). Pohon tersebut ditanam dalam pula kampung itu terdiri dari beberapa
tanah dan dikelilingi tembok dengan kelompok kampung-kampung kecil, yang
ukuran 1 kali 2 meter disebut juga dengan hanya dipisahkan pagar bambu yang
istilah “Partumomoan”. Partumomoan ini ditanam dipinggiran kampung.
diperhitungkan dapat menjadi pintu
gerbang (bahal) huta yang didirikan. METODE PENELITIAN
Tempat ini kemudian akan menjadi tempat Studi Literatur, mempelajari data
mengadakan musyawarah, rapat diskusi, berupa tulisan–tulisan maupun photo–
tentang kehidupan adat atau hal-hal yang photo yang dapat menggambarkan rumah
dianggap mereka penting, tempat ini juga tinggal tradisioanal batak toba. Tulisan dan
dinamai “Partungkoan”. Lesung tempat photo - photo selain di peroleh dari
menumbuk padi juga terletak di tengah- literatur cetakan juga dilakukan pencarian
tengah halaman, tetapi ada juga yang ke situs–situs yang ada untuk mencari data
berada di belakang rumah. sebanyak–banyaknya yang berfungsi
Oleh karena Huta didiami oleh sebagai referensi untuk laporan ini
sekelompok orang yang semarga, maka Survey Lapangan, ini dilakukan
ikatan kekeluargaan sangat erat di Huta dengan cara Observasi, untuk
itu. Mereka secara gotong royong mendapatkan data fisik tentang rumah
membangun dan memperbaiki rumah, tinggal tradisional batak toba. Dalam
secara bersama - sama memperbaiki observasi dilakukan pengambilan gambar
pancuran tempat mandi, memperbaiki dari lapangan dengan mempertimbangkan
pengairan, mengerjakan ladang dan sawah, dari segi tampak, perspektif maupun
dan bersama - sama pula memetik detail–detail yang mampu memberikan
hasilnya. Biasanya Huta hanya didiami data bagi pengidentifikasi.
beberapa anggota keluarga yang berasal Wawancara, dilakukan kepada orang–
dari satu leluhur. Disebabkan oleh orang yang dapat memberikan informasi/
pertambahan penduduk, kemudian data baik dari orang - orang yang
dibangunlah rumah dekat rumah leleuhur menempati rumah tinggal tradisional
atau ayah yang pertama. Demikian batak toba, maupun orang-orang penatua
seterusnya bangunan rumah makin “Raja Parhata” yang berkecimpung di adat-

52
Yunita Syafitri Rambe, Arsitektur Rumah Tradisional Batak Toba di Kabupaten Toba Samosir, Balige

adat resmi dan non resmi, dengan tetap Untuk lebih jelasnya orang Batak itu
berdasarkan sumber tertulis yang ada. mendiami daerah dataran tinggi Karo,
Data-data yang diperoleh terlebih dahulu Dairi, Toba, Humbang, Silindung, Barus,
di kelompokkan dengan klasifikasi sebagai Angkola dan Mandailing. Suku Batak Toba,
berikut : Batak Angkola, Batak Mandailing, pada
a. Melihat bangunannya secara langsung. umumnya mendiami daerah Tapanuli yang
b. Meneliti objek yang dianggap sebagai merupakan rentetan suku Batak Karo di
studi kasus. Kabupaten Karo, Batak Simalungun
c. Data-data yang dapat dari hasil studi mendiami daerah Kabupaten Simalungun
literatur. dan yang terakhir Batak Pakpak Dairi yang
d. Sejarah tentang bangunan itu sendiri. mendiami Kabupaten Dairi.
e. Mengidentifikasi Data Pada umumnya daerah Batak Toba
f. Membandingkan data – data yang Kab. Toba Samosir ini terkena iklim
diperoleh antara satu dengan yang musim. Tanah-tanah datar di antara
lainya. pegunungan dan pantai merupakan daerah
g. Menyatukan data – data yang telah di subur untuk pertanian. Sedangkan daerah
pilih. pegunungan terdiri dari padang-padang
h. Menganalisa data penelitian. rumput yang kurang baik tanahnya.
i. Menyimpulkan hasil penelitian. Daerah pegunungan ini masih dapat
memberikan hidup kepada penghuninya
HASIL DAN PEMBAHASAN berkat penggunaan pupuk terhadap
Letak dan keadaan Alam, sebagian tanam-tanaman tertentu. Biasanya daerah-
besar suku Batak mendiami daerah daerah yang tidak begitu baik dijadikan
pegunungan di Sumatera Utara, mulau dari sebagai daerah pertanian padi, maka
perbatasan daerah Istimewa Aceh di ditanamlah kacang, bawang, sayur-
bagian Utara sampai dengan perbatasan sayuran, buah-buahan, nilam beserta hasil-
Riau di bagian Selatan Pulau Sumatera. hasik hutan lainnya.
Selain dari suku bangsa Batak juga Pada lereng-lereng gunung sekitar
mendiami tanah datar berada di antara daerah Kab. Toba samosir banyak terdapat
daerah pegunungan hingga pantai Timur kayu-kayu besar, rotan besar dan kecil.
Sumatera Utara. Sejak dahulu kayunya diambil, untuk
keperluan bahan bangunan. Disampin gitu

53
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 47-60

digunakan juga sebagai bahan untuk Di belakang Jabu atau Sopo ada
pembuatan sampan besar yang digunakan tempat kosong yang biasanya dijadikan
sebagai alat pengangkutan di daerah kebun, sekeliling kampung di dinding
danau Toba. Selain banyak kayu - kayu dibentuk dengan tanah ditanami parik,
yang terdapat di lereng gunung, juga sehingga bentuk persegi panjang. Di
disana banyak dijumpai kebun, seperti atasnya ditanami pohon-pohon bambu.
kebun cengkeh, , kopi, kemenyan, dan lain- Pada ujung utara dan ujung selatan
lain. Kerbau digunakan untuk menarik terdapat masing-masing satu pintu
bajak pada waktu musim turun ke sawah. gerbang sering disebut Bahal. Di muka
Sapi digunakan untuk menarik pedati besi gerbang selalu ditanam pohon-pohon yang
berisi kayu atau hasil-hasil pertanian mereka anggap bertuah, yaitu : Pohon
lainnya. Sedangkan kuda untuk menarik Hariara, Bintatar dan Beringin.
sado atau untuk dijadikan kuda Partumoan adalah menjadi pintu
tunggangan, disamping itu kotorannya bisa gerbang bahal huta yang didirikan. Tempat
dijadikan pupuk. ini kemudian akan menjadi tempat
Berdasarkan Analisa Perkampungan, mengadakan musyawarah, rapat diskusi,
pola perkampungan rumah tradisional tentang kehidupan adat atau hal-hal yang
batak toba di Balige antara lain Bentuk dianggap mereka penting, tempat ini juga
kampung atau Huta adalah mengelompok. dinamai “Partungkoan”.
Kelompok bangunan dalam suatu Huta didiami oleh sekelompok orang
kampung umumnya dua baris, yaitu yang semarga, maka ikatan kekeluargaan
barisan Utara dan Selatan. Pada barisan sangat erat di Huta itu. Mereka secara
Utara terdiri dari lumbung atau sopo, gotong royong membangun dan
barisan Selatan terdiri dari rumah tinggal memperbaiki rumah, secara bersama -
atau ruma atau jabu. sama memperbaiki pancuran tempat
Kedua barisan bangunan - bangunan mandi, memperbaiki pengairan,
ini dipisahkan oleh pelataran yang lebar mengerjakan ladang dan sawah, dan
disebut halaman tempat anak - anak bersama - sama pula memetik hasilnya.
bermain - main, tempat acara suka dan
duka dalam kampung dan tempat
menjemur sesuatu.

54
Yunita Syafitri Rambe, Arsitektur Rumah Tradisional Batak Toba di Kabupaten Toba Samosir, Balige

rumah makin bertambah, sehingga


terbentuk perkampungan yang lebih
ramai. Sering pula kampung itu terdiri dari
beberapa kelompok kampong - kampung
kecil, yang hanya dipisahkan pagar bambu
Gambar 1. Huta Batak,
Sumber : Museum TB.Silalahi. Desa Pagar Batu, yang ditanam dipinggiran kampung.
Balige, Toba Samosir.
Analisa Bangunan Adat, Ruma
Huta hanya didiami beberapa
(Tempat tinggal rumah tradisional Balige),
anggota keluarga yang berasal dari satu
Pada bagian Ruang (Analisa Denah), Ruma
leluhur. Disebabkan oleh pertambahan
tidak memiliki kamar atau dinding
penduduk, kemudian dibangunlah rumah
pembatas akan tetapi ada wilayah yang
dekat rumah leleuhur atau ayah yang
diatur oleh hukum - hukum adat.
pertama. Demikian seterusnya bangunan

Talaga Pandur-duran.
Lobang tempat
pembuangan sampah.
Jabu Soding ialah daerah sudut
kiri di belakang pintu rumah.
Bahagian ini di tempati oleh anak Jabu Bona, daerah sudut kanan di
anak yang belum akil balik sebelah belakang dari pintu masuk
(gadis) rumah, daerah ini biasa di tempati
oleh keluarga tuan rumah.

Jabu Suhat, daerah sudut kiri Jabu Tampar Piring, ialah daerah
dibahagian depan dekat pintu sudut kanan di bagian depan dekat
masuk. Daerah ini di tempati dengan pintu masuk. Daerah ini biasa
oleh anak tertua yang sudah disiapkan untuk para tamu, juga
berkeluarga, karena zaman daerah ini sering di sebut jabu tampar
dahulu belum ada rumah yang di piring atau jabu soding jolo - jolo.
ongkos (kontrak) makanya anak
tertua yang belum memiliki
rumah menempati Jabu Suhat.

Gambar 2. Denah Ruma/ Jabu,

55
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 47-60

- Vertikal rumah, dilengkapi juga dengan tiang -


tiang dan balok - balok tambahan lain.
Tangga rege - rege adalah Untuk
memasuki tangga dengan posisi pada
lubang yang ada di bawah lantai
panggung. Secara adat ditentukan bahwa
tangga ini selayaknya berjumlah ganjil.
Tangga yang cepat aus jadi kebanggaan
bagi pemillik rumah bahwa banyak orang
dan tamu yang telah memasuki rumahnya.
Gambar 3. Potongan melintang, Sumber : (Survey
Lapangan Huta Jangga Dolok, Balige Kab.Toba Songkor adalah ruangan kecil
Samosir).
berbentuk panggung (mirip balkon) yang
berfungsi tempat penabuh gendang pada
acara pesta tertentu.
Para-para sebagai tempat ijuk yang
kegunaannya untuk menyisip atap rumah
jika bocor, letaknya melintang dibagian
tengah ban gunan.
Parlabian digunakan tempat rotan
Gambar 4. Potongan memanjang, Sumber : (Survey dan alat - alat pertukangan sepserti
Lapangan Huta Jangga Dolok, Balige Kab.Toba
Samosir). hortuk, baliung dan baji - baji dan lain
sebagainya, letaknya dibawah para - para.
Kolong rumah panggung digunakan Secara Horizontal, Jabu Bona ialah
sebagai kandang ternak. Ketinggian lantai
daerah sudut kanan di sebelah belakang
rumah bervariasi berdasarkan keinginan dari pintu masuk rumah, daerah ini biasa
memelihara ternak. Hewan kecil seperti di tempapti oleh keluarga tuan rumah.
kambing menyebabkan ketinggian lantai Jabu Soding ialah daerah sudut kiri di
sebuah rumah lebih rendah dari rumah belakang pintu rumah. Bahagian ini di
lain yang memelihara hewan besar seperti tempati oleh anak anak yang belum akil
kerbau, kolong ini selain diperkuat dengan balik (gadis).
struktur utama tiang - tiang penyangga Jabu Tampar Piring, ialah daerah
sudut kanan di bagian depan dekat

56
Yunita Syafitri Rambe, Arsitektur Rumah Tradisional Batak Toba di Kabupaten Toba Samosir, Balige

dengan pintu masuk. Daerah ini biasa Pallas ( Tiang pada ruma atau sopo ),
disiapkan untuk para tamu, juga daerah adalah kayu yang keras antara Batu
ini sering di sebut jabu tampar piring atau Ojahan dan pallas juga dibuat suatu
jabu soding jolo - jolo. pemisah dari ijuk, fungsi ijuk ini adalah
Untuk menjaga kebersihan rumah, di sebagai pencegah air dari batu merambat
bagian tengah agak ke belakang dekat kegalang sehingga tetap awet.
tungku tempat bertanak ada dibuat lobang Struktur Tengah ( struktur dunia
yang disebut dengan “talaga”. tengah ) Halang ( Galang) adalah galang
Disebelah belakang rumah dibangun rumah yang terbuat cari kayu yang kuat
juga ruangan berbentuk panggung yang dan keras, kayu galang ini dikupas dan
disebut “pangabang”, dipergunakan untuk dibuat bersisi-sisi, jumlah sisi-sisi ini tidak
tempat menyimpan padi, biasanya sama sebab besar dari kayu ini tidak sama.
dimasukkan dalam “bahul-bahul”. Bila Pengupasan kulit kayu dan pembuatan
ukuran tempat padi itu lebih besar disebut sisi-sisi pada kayu ini menggunakan
dengan “ompon”. Hal itu penyebab maka sejenis alat yang disebut Baliung. Galang
penghuni rumah yang tingkat pertama diletakkan diatas batu Pallas dan
kehidupannya sejahtera dijuluki sebagai kemudian ditindih dengan galang yang
“Parbahul-bahul na bolon”. laindan galang yang teratas disebut
Secara struktur, Struktur Bawah ( Tustus. Pangkal dan ujung galang
struktur dunia bawah) dibagi atas Batu dilubangi untuk tempat pen (pasi). Ada hal
Ojahan (Pondasi ) adalah Pondasi tapak yang harus diperhatikan dalam menyusun
yang terbuat dari batu gunung atau batu perletakan galang yaitu galang yang
kali (Batu Tangiang ). membujur harus galang disebelah timur
dan ujungnya disebelah barat serta yang
melintang pangkal galang disebelah utara
dan ujungnya disebelah selatan.
Penempatan pangkal dan ujung galang
mempunyai ikatan dengan sejarah
masyarakat dan mempunyai nilai budaya
spiritual.
Pamogong atau Gulang-gulang
adalah selembar papan tebal, bahannya
Gambar 5. Detail Pondasi
57
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 47-60

terbuat dari kayu yang kuat dan keras. sekaligus melambangkan


Fungsinya untuk memperkokoh dan keramahtamahan.
mempersatukan tiang dengan galang Dangulang
bangunan. Dangulang adalah kerangka atas
Galogar adalah kayu bulat yang lantai bawah dari kayu bulat dipasang
besarnya rata-rata Ø 5 - 6 cm, panjangnya menurut lebarnya.
disesuaikan dengan lebar bangunan.
Fungsinya adalah untuk memperkokoh
lantai agar musuh tidak dapat masuk dari
kolong rumah. Galogar ini diletakkan
diatas balok Tustus lalu diikat dengan Gambar 6. Dangulang(krangka atas lantai bawah)
Sumber: Photo lapangan di Huta Jangga Dolok, Kec.
kuat. Lumban Julu, Balige, Toba Samosir
Lambe-lambe adalah balok yang
dipasang diatas tiang yang telah diberi Gulang-gulang. berfungsi sebagai

pen atau pasi, antara tiang dan lambe- bantalan dari kayu bulat dipasang

lambe diletakkan kain putih sebagai alas menurut panjang bangunan.

lambe-lambe tersebut, hal ini Dasaor adalah lantai yang terbuat

dimaksudkan agar penghuni didalam dari bilah-bilah papan, dipasang diatas

rumah selalu mendapatkan rejeki dan gulang-gulang sejajar dengan lebar

panjang umur. bangunan dan dapat digantikan dengan

Lalaon adalah bantalan kaso yang bahan lain seperti bambu.

disebut rusuk dan terbuat dari bahan kayu Halussir adalah tiang-tiang ruma dari

bulat yang bersisi, lalaon dibuat sepanjang kayu yang keras dan kuat. Tiang dibentuk

bangunan dan lalaon dibuat lubang untuk persegi agar mudah terlihat, pada pangkal

memasukkan pen kaso, jarak lubang dan ujungnya dubuat pen. Fungsi pen

sebesar 50 s/d 60 cm dan ini harus adalah pemersatu dan pengikat galang-

disesuaikan dengan lebar bangunan. galang. Panjang pasi tergantung pada

Sambahou terdiri dari papan tebal ketinggian galang yang disusun.

sebagai bantalan dinding dan pada Tohang adalah balok yang dipasang

pangkal sambahou dibuat simbol wajah diatas lambe-lambe, berbentuk bulat

manusia yang disebut Bohi-bohi yang bersisi yang berfungsi sebagai penahan

digunakan untuk mengusir roh jahat dan tiang bubungan dan dipasang pada tiang

58
Yunita Syafitri Rambe, Arsitektur Rumah Tradisional Batak Toba di Kabupaten Toba Samosir, Balige

tengah. Perletakan antara tohang dan Russuk sesuai dengan kaso dari kayu
tiang bubungan diletakkan kain putih bulat ukurannya lebih kecil dari kayu
sebagai alas. bukkulan, panjang russuk disesuaikan
Halussir Bukkulan adalah tiang dengan panjang pengatapan pangkal
penopang bubungan dari kayu kuat russuk, mempunyai pen ( pasi ). Mula-
dibentuk seperti tiang, tiang bubungan mula cara merangkai russuk diusahakan
dipasang pada tohang tengah dan kedalam lubang lalaon dan kemudian
kemudian pada pertengahannya dibuat disandarkan pada dong-dongan, ujung
lobang empat jurusan tembus. Berfungsi diatur rapi pada hubungannya lalu diikat
untuk tempat dong-dongan, tiap bubungan dengan tali tutor.
sering diukir berbentuk simbol yang
berguna bagi kehidupn manusia. SIMPULAN
Pertumbuhan dan perkembangan
satu suku bangsa selalu diikuti oleh
pertumbuhan dan perkembangan
penduduknya terutama dari tradisi
kebudayaan yang selalu mengalami
pertumbuhan dan perkembangan sejalan
dengan pesatnya era informasi dan
Gambar 7. Halussir(Tiang ruma)
Sumber: Photo lapangan di Huta Jangga Dolok, Kec. globalisasi, baik itu perubahan karena
Lumban Julu, Balige, Toba Samosir
pengaruh dari luar daerah tersebut,

Struktur atas ( struktur dunia atas), sehingga kadang kala kebudayaan asli

Dong-dongan dapat juga disebut Bikuha menjadi kehilangan jati dirinya atau

yang berfungsi untuk penahan beban atap bahkan hilang sama sekali karena

dan sekalian membuat kemiringan atap. pengaruh dari dalam maupun dari luar

Bahannya dipilih dari kayu kuat yang daerah itu sendiri diantaranya arsitektur

sudah tua dan kering. Cara pemasangan tradisional yang merupakan cermin

dong-dongan, kayu bulat dibentuk menjadi kebudayaan masyarakat untuk di

persegi dan kemudian dimasukkan Indonesia. Akibat dari berbaurnya atau

kelobang tiang yang telah disiapkan, satu akulturasi dari berbagai budaya yang

kearah memanjang dan satunya lagi telah menciptakan sebuah bentukan

kearah yang melebar. symbol –symbol bagi dunia arsitektur itu

59
Journal of Architecture and Urbanism Research, 3 (1) Oktober 2019: 47-60

sendiri khususnya di Pulau Samosir.Salah dapat ditemukan didaerah tertentu saja.Di


satu peninggalan arsitektur yang masih mana pada bentukan dan tampilan Rumah
ada yang memiliki nilai sejarah adalah Adat Batak ini terdapat struktur
keberadaan rumah Tradisional Batak bangunan, ornamen atau pun simbol yang
Toba yang terdapat di Kab.Toba Samosir, menjadikannya pembeda jika ditinjau dari
Balige. Rumah Batak mempunyai bentuk segi ilmu arsitekturnya, yang
arsitektur bangunan yang menggunakan menggambarkan kewibawaan dan
bahan kayu yang khas serta dihiasi kharisma tersendiri.
ornamen indah yang punya makna
tertentu berkaitan dengan kesejahteraan, DAFTAR PUSTAKA
keselamatan dan perlindungan Tjahjono. 1991. “Teori - Teori Perkembangan
Kebudayaan”. cetakan ke-5. Kanisius,
penghuninya dan desanya. Motif yang Yogyakarta.
Kluckhohn dalam Koentjaraningrat. 1979. “ Ilmu
banyak ditemukan antara lain : gorga, anteropologi”. Dian Rakyat. Jakarta,
Amost Rapoport. 1994. “Budaya Rakyat” (folk
singa singa dan gajah dumpak. Rumah culture) dan “budaya nasional” (national
tradisional Batak Toba di Balige ada 2 culture).
Van Peursen. 1976. “Perkembangan Kebudayaan”.
jenis yaitu Ruma dan Sopo, Ruma adalah Park dan Burgess (dalam Poerwanto, 1997).
“Perkembangan Kebudayaan”.
rumah tradisional Batak untuk tempat A. Kroeber & C. Kluchkohn (dalam Poerwanto.
1997). Perkembangan Kebudayaan.
tinggal. Sementara Sopo adalah rumah Oliver dalam Martana. 2006. “Vernakular
Architecture”.
tradisional Batak untuk menyimpan padi ( Depdikbud Direktur Jenderal Kebudayaan proyek
lumbung padi ) pada jaman dulu, tetapi Pengembangan Media Kebudayaan
1992/1993. Album Arsitektur Tradisional
sekarang dijadikan tempat tinggal. Pada Sumut.
Spradley. 1999. “Antropologi Goodenough”.
masa lalu atap rumah Batak dibuat dari Depdikbud Dirjen Kebudayaan Meseum Propinsi
Sumatera utara. 1995. Ragam Hias
ijuk, sekarang banyak yang menggunakan (Ornament) Rumah Tradisional Adat Batak
Toba, Medan.
seng. Pada umumnya rumah dan desa S. Andareas Lingga. 1991. Buku Petunjuk (Guide
Batak sudah sangat berkurang hanya Book), Meseum TB. Silalahi, Kabupaten
Toba samosir.

60

Anda mungkin juga menyukai