Anda di halaman 1dari 3

1.

Konsep Pemerintahan Elektronik

Dalam konsep E-Governmant, paradigma pelayanan publik harus dirubah total dari face to face,
satu atap, formulir, loket, antrian, bising, tidak nyaman, tanda tangan dan kegiatan pelayanan
sebagaimana biasa kita lihat atau alami harus segera ditinggalkan. Sebagai gantinya adalah komputer.

Menurut Bank Dunia (World Bank, 2012) Definisi E-Governmant merujuk pada teknologi
informasi di lembaga pemerintah atau lembaga publik. Dalam prakteknya, e-Government adalah
penggunaan Internet untuk melaksanakan urusan pemerintah dan penyediaan pelayanan publik yang
lebih baik dan cara yang berorientasi pada pelayanan masyarakat. Tujuannya adalah agar hubungan
dalam tata pemerintahan (governance) yang melibatkan pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat
dapat tercipta lebih efisien, efektif, produktif dan responsif. Dengan demikian hasil yang diperoleh
melalui E-Governmant yaitu terciptanya pemerintahan yang baik, mencegah terjadinya korupsi,
transparansi yang meningkat, kenyamanan yang lebih baik, peningkatan penerimaan negara, dan/atau
pengurangan biaya

Tujuan e-Government adalah untuk meningkatkan akses warga negara terhadap jasa-jasa
layanan publik atau pemerintah, meningkatkan akses masyarakat ke sumber-sumber informasi yang
dimiliki pemerintah, menangani keluhan masyarakat dan juga persamaan kualitas layanan yang
diharapkan oleh seluruh warga negara. Dengan adanya E-Governmant, berarti harus ada standarisasi
kualitas layanan yang bisa dinikmati masyarakat.

2. Perubahan Paradigma Serta Kebutuhan Akan Implementasi Pemerintahan Elektronik

Pengimplementasian e-government diyakini akan memperbaiki kinerja pengelolaan


pemerintahan di Indonesia. Maraknya korupsi di Indonesia dan rendahnya kepercayaan investor asing
terhadap pemerintah Indonesia menunjukkan rendahnya kualitas manajemen pemerintahan Indonesia.
Karena itu, diperlukan suatu manajemen pemerintah yang sangat menonjolkan unsur transparansi,
sebagai salah factor penting untuk menghilangkan KKN (kolusi, kompsi, nepotisme) di pemerintahan.
Rendahnya transparansi ini menyebabkan sukarnya mekanisme pengawasan berjalan dengan lancar.
Salah satu solusi dan alternatif yang menjanjikan untuk menciptakan transparansi adalah sistem
pengelolaan pemerintahan secara elektronik atau electronic government (e-government). Pengelolaan
lembaga/instansi secara elektronik baik swasta maupun pemerintahan selain meningkatkan
transparansi, juga bisa meningkatkan efisiensi (menurunkan biaya dan meningkatkan
efektivitas/meningkatkan daya hasil,.

Penyelengara pemerintahan memutuskan untuk mengimplementasikan e-Governmat karena


percaya bahwa dengan melibatkan teknologi informasi di dalam kerangka manajemen pemerintahan
maka akan memberikan sejumlah manfaat seperti :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat dan komunitas Negara


lainnya.
2. Memperbaiki proses transparansi dan akuntabilitas di kalangan penyelenggara pemerintahan
3. Mereduksi biaya transaksi, komunikasi, dan interaksi yang terjadi dalam proses pemerintahan
4. Menciptakan masyarakat berbasis komunitas informasi yang lebih berkualitas.

3.Komponen-Komponen Pemerintahan Elektronik

ada 6 (enam) komponen penting harus diperhatikan dalam penerapan e- Government :

1. Content Development, menyangkut pengembangan aplikasi (perangkat lunak), pemilihan


standar teknis, penggunaan bahasa pemrograman, spesifikasi system basis data, kesepakatan
user interface, dan lain sebagainya
2. Competency Building, menyangkut pengadaan SDM, pelatihan dan pengembangan kompetensi
maupun keahlian seluruh jajaran sumber daya manusia di berbagai lini pemerintahan
3. Connectivity, menyangkut ketersediaan infrastruktur komunikasi dan teknologi informasi di
lokasi dimana e-Government diterapkan
4. Cyber Laws, menyangkut keberadaan kerangka dan perangkat hokum yang telah diberlakukan
terkait dengan seluk beluk aktivitas e-Government
5. Citizen Interfaces, menyangkut pengadaan SDM dan pengembangan berbagai kanal akses (multi
access channels) yang dapat dipergunakan oleh seluruh masyarakat dan stakehoder e-
Government dimana saja dan kapan saja mereka inginkan
6. Capital, menyangkut pola permodalan proyek e-Government yang dilakukan terutama berkaitan
dengan biaya setelah proyek selesai dilakukan seperti untuk keperluan pemeliharaan dan
perkembangan, di sini tim harus memikirkan jenis-jenis model pendapatan (revenue model)
yang mungkin untuk diterapkan di pemerintahan

4. Tahapan tahapan E-Government

1. Tahap inisiasi sebagian besar melibatkan persiapan besar-besaran yang diperlukan untuk
transformasi ini. Sebelum adopsi teknologi, persiapan adalah tugas yang sangat penting untuk
mengadopsi e-Government. Persiapan ini meliputi pelatihan dan pengembangan kesiapan antar
pengguna, pengembangan pola pikir yang tepat, penataanorganisasi dan prosedur, dan sebagainya.
Pada tahap awal, e-Government terbatas terjadi dengan penyebaran informasi satu arah oleh organisasi
melalui halaman wees statis

2. Tahap interaksi, pertukaran informasi atau layanan terjadi dengan warga negara melalui
situs web, di mana warga dapat memperoleh informasi dan sumber daya dari basis data pemerintah dan
menanyakan tentang kebutuhan mereka dan layanan yang tersedia.

3. Tahap transaksi, warga negara dapat melakukan transaksi keuangan dan berhubungan
dengan pemerintah, seperti membayar pajakdan tagihan pemerintah, atau mendapatkan skema
manfaat sosial. Pada tahap ini, diperlukan implementasi teknologi yang lebih canggih yang mencakup
gateway pembayaran yang aman dan mekanisme pemrosesan yang handal.
4. Tahap integrasi, lembaga eGovernment mulai mengintegrasikan dan tingkat kolaborasi antar
lembaga untuk menghindari duplikasi, dan bekerja menuju titik kontak satu atap. Ketika integrasi telah
selesai maka transformasi nyata dalam organisasi dimulai, sehingga dapat mengakomodasi perubahan
struktur organisasi, proses bisnis, dan berfungsinya pemerintahan. Sementara biaya dan upaya investasi
tinggi pada tahap selanjutnya, manfaatnya juga tinggi karena efek integrasi dan otomatisasi yang
dihasilkan.

5.Tahap transformasi kolaborasi. Pada tahapan ini, pemerintah telah berhasil


mentransformasikan pelaksanaan fungsi pemerintahannya menjadi pemerintahan berbasis elektronik.
Hal ini ditandai dengan berbagai proses dan pelayanan pemerintahan berbasis elektronik yang telah
berjalan dengan efisien dan efektif

6. Pada tahap terakhir dan paling maju (eksplorasi), eGovernment mencapai maturity. Ketika
organisasi mulai menuai keuntungan, mereka mencari pendekatan yang lebih inovatif untuk
memanfaatkan peluang teknologi baru guna memberi pemerintah keunggulan kompetitif atas organisasi
dan negara lain. Di sinilah inovasi baru dan peningkatan tingkat keterlibatan warga dieksplorasi dengan
menggunakan media sosial dan alat lainnya(Pemerintah 2.0)

Referensi

[1] Nurjati W, 2016, Pengembangan e-Government di Pemerintahan Daerah Dalam Rangka Mewujudkan
Smart City (Studi di Pemerintah Daerah Kota Malang), Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP), Vol. 2 No.
4 pp-227-235, 2016

[2] Subhan, 2012, Meneropong Kualitas Pelayanan Publik Di Kota Makassar,


http://rakyatsulsel.com/meneropong-kualitas-pelayanan-publik-di-kota-makassar 3.html, diakses tnggal
5 Februari 2018

[3] Dwiyanto, A. 2005, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Gajahmada Universiti Press.

[4] Bovaird, T. dan E. Loffler (ed). 2005. Public Management and Governance. Rutledge.London.

[5] Bowman, Ann O’M. 2003. “Policy Implementation, in Encyclopedia of Public Administration and
Public Policy: First Update Supplement” (Jack Rabin, ed.,pp.209-212). Boca Raton, FL:Taylor & Francis
Group.

[6] Chan, Calvin ML., et al. 2008. “E-government implementation: A macro analysis of Singapore's e-
government initiatives”. Government Information Quarterly 25

Anda mungkin juga menyukai