Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Human Papilloma Virus (HPV) adalah jenis virus yang cukup lazim.
Jenis yang berbeda dapat menyebabkan kutil atau pertumbuhan sel yang tidak
normal (displasia) dalam atau di sekitar leher rahim atau dubur yang dapat
menyebabkan kanker leher rahim atau dubur. Kutil-kutil ini pada umumnya
tumbuh di permukaan kulit yang lembab dan di daerah sekitar alat kelamin
sehingga disebut kutil kulit dan kutil kelamin. Infeksi HPV pada alat kelamin
dapat disebarkan melalui hubungan seks, sedangkan penularan kutil kulit
pada tangan atau kaki dapat terjadi tanpa hubungan seks (penularannya dapat
melalui sentuhan atau penggunaan barang secara bersama).
Untuk mencegah penyebarannya dapat dilakukan dilakukan tes Pap
untuk mendeteksi  pertumbuhan tidak normal dari sel pada leher rahim sejak
awal atau pun dengan melakukan sekret vagina. Tes ini dapat memeriksa
dubur laki-laki dan perempuan. Walaupun tes Pap tampaknya merupakan
cara terbaik untuk menemukan kanker leher rahim secara dini,  pemeriksaan
fisik dengan hati-hati mungkin merupakan cara terbaik untuk menemukan
kanker dubur. Sedangkan untuk mencegah penularannya, sebaiknya menjaga
kebersihan diri dan jangan melakukan seks dengan lebih dari satu orang.
Tanda infeksi HPV (kutil atau displisia) sebaiknya diobati sesegera mungkin
setelah dideteksi sebelum masalah manjadi lebih besar dan mungkin kambuh
setelah diobati.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang Definisi Human Papillomavirus ?
1.2.2 Bagaimana Prevalensi/Insidensi Human Papillomavirus ?
1.2.3 Apa Etiologi Human Papillomavirus ?
1.2.4 Bagaimana Tanda Gejala Human Papillomavirus ?
1.2.5 Bagaimana Patofisiologi Human Papillomavirus ?
1.2.6 Apa saja Pemeriksaan Penunjang Human Papillomavirus ?
1.2.7 Bagaimana Penatalaksanaan Human Papillomavirus ?
1.2.8 Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Human Papillomavirus ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memahami Definisi Human Papillomavirus
1.3.2 Untuk memahami Bagaimana Prevalensi/Insidensi Human
Papillomavirus
1.3.3 Untuk memahami Etiologi Human Papillomavirus
1.3.4 Untuk mengetahui Tanda Gejala Human Papillomavirus
1.3.5 Untuk memahami Patofisiologi Human Papillomavirus
1.3.6 Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang Human Papillomavirus
1.3.7 Untuk mengetahui Penatalaksanaan Human Papillomavirus
1.3.8 Untuk memahami Konsep Asuhan Keperawatan Human
Papillomavirus

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Human papillomavirus (HPV) adalah virus deoxyribonucleic acid
(DNA) untaian ganda yang menular secara seksual dan menginfeksi
permukaan kulit dan mukosa epitel (Kahn, 2009). Infeksi HPV pada genitalia
merupakan infeksi yang sering terjadi dan bersifat asimtomatik (Rusmil,
2008). Terdapat 100 tipe HPV yang telah diketahui. Beberapa diantaranya
berperan dalam terbentuknya lesi prakanker, kanker leher rahim, dan kutil
kelamin (WHO, 2007).
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan virus yang menyebabkan
keganasan kanker serviks. Virus ini bersifatonkogenik yang berpotensi
menyebabkan kanker serviks. Angka prevalensi di dunia mengenai karsinoma
servik adalah 99,7% (Sukaca, 2009). Terdapat sekitar 130 tipe HPV yang
telah berhasil diidentifikasi dan lebih dari 40 tipe HPV dapat menginfeksi
area genital laki laki dan perempuan, mulut, serta tenggorokan. Virus ini
terutama ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya
dari virus ini adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
HPV merupakan virus yang menginfeksi kulit (epidermis) dan
membran mukosa manusia, seperti mukosa oral, esofagus, laring, trakea,
konjungtiva, genital, dan anus. HPV tidak pernah menginfeksi mukosa
saluran cerna. Virus ini terutama ditularkan melalui hubungan seksual
termasuk oral sex, anal sex, dan hand sex. Virus ini juga dapat menular
melalui kontak nonseksual seperti transmisi vertical ibu kepada bayinya
(sangat jarang terjadi), penggunaan alat-alat yang telah terkontaminasi seperti
handuk, sarung tangan, dan pakaian. Virus menular melalui kontak langsung
dengan lesi yang telah terinfeksi. Masa inkubasi HPV 3-4 bulan (bervariasi 1
bulan hingga 2 tahun). HPV membelah berkali-kali bila respon imun rendah,
misalnya pada kasus HIV, merokok, hamil, dan malnutrisi. HPV tidak dapat
disembuhkan, individu yang terinfeksi akan selalu membawa virus.

3
2.2 Prevalensi/ insidensi
Angka infeksi HPV tinggi dan mengalami peningkatan, lebih dari 40
juta orang dewasa yang aktif secara seksual di Amerika Serikat mengidap
virus ini. Didapatkan sekitar 500.000 kasus pertahunnya. Sekitar 30–60%
orang akan mengalami infeksi HPV di kehidupannya, tetapi prevalensi klinis
kurang daripada 1%. Prevalensi kutil genital populasi umum sangat terbatas.
Lima persen wanita menikah pada King County, Washington, dilaporkan
memiliki riwayat kutil genital. Infeksi subklinik biasa terjadi.
DNA HPV ditemukan pada sekitar 6% pria dan 10% wanita tanpa tanda
klinis infeksi. Kebanyakan kasus terdiagnosis pada dewasa muda usia 16–25
tahun. Adanya faktorfaktor seperti kehamilan, pasangan seksual multipel,
infeksi vagina (seperti kandidiasis, trikomoniasis atau vaginosis bakterial),
immunosupresi dan pasien diabetik akan meningkatkan risiko angka kejadian
infeksi.Tahun 1996, infeksi HPV adalah diagnosis tersering penyakit menular
seksual viral di Inggris.
Di Amerika Serikat kenaikan sekitar delapan kali insiden kutil genital
pada periode 1950–1954 dan 1975–1978 (dari 13 per 100.000 menjadi 106
per 100.000), selama tahun-tahun ini juga terdapat kenaikan penyakit
menular seksual lainnya di Eropa dan Amerika Utara dan terjadi juga
peningkatan populasi dewasa muda yang aktif secara seksual.
Di Kuopio, Finlandia tahun 1985–1986 dengan focus wanita usia 22
tahun melalui pemeriksaan sitologik Pap smear didapatkan prevalensi infeksi
HPV sekitar 3% dari 1.289 wanita pada awal penelitian dan insiden 1.069
wanita yang diikuti selama setahun diperkirakan menjadi 7%. Penelitian
Rochester (1970), Minnesota dilaporkan insiden kutil genital sekitar 1,06 dari
1.000 populasi. Di Boras, Swedia (1990), insiden kutil genital diperkirakan
2,4 per 1.000 populasi. Penelitian di Rochester dan Boras, insiden kutil
genital 30% sampai 40% lebih tinggi wanita dibandingkan pria. Walaupun
penelitian ini berbasis populasi, insiden akan diperkirakan lebih rendah,
karena sensitivitas sitologik dan diagnosis klinis kedua infeksi ini, lebih
rendah daripada sensitifitas diagnosis berdasarkan deteksi DNA dari HPV.

4
Disayangkan, populasi berbasis insiden deteksi DNA HPV tidak pernah
dipublikasikan.

2.3 Etiology
Human Papilloma Virus (HPV) adalah kondisi yang menular secara
seksual. Virus masih bisa menyebar walaupun orang yang membawa virus
tidak memiliki gejala atau tidak merasa sakit apapun. Kutil dan kanker
serviks dapat terbentuk dalam beberapa tahun setelah paparan HPV.
Infeksi HPV sangat mudah menular dan dapat terjadi pada siapa saja.
Terdapat sejumlah faktor yang berpotensi meningkatkan risiko seseorang
untuk terkena virus ini. Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
 Sering berganti pasangan. Berhubungan seks dengan lebih dari satu
pasangan akan mempertinggi risiko Anda.
 Berbagi pemakaian barang pribadi, seperti handuk, saputangan, atau
kaus kaki.
 Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya mengidap HIV/AIDS
atau menjalani kemoterapi.
 Kulit yang rusak, contohnya pada luka terbuka.
 Usia. Kutil biasa umum diderita oleh anak-anak, sementara kutil plantar
dan kelamin lebih sering terjadi pada remaja dan kalangan dewasa muda.
 Tidak menjaga kebersihan, misalnya ke kamar mandi umum tanpa
mengenakan alas kaki.
Human Papilloma Virus (HPV) tergolong family Papovaviridae.
Penyebab infeksi tersering adalah HPV serotipe 6 dan 11. HPV adalah virus
DNA epiteliotropik (menginfeksi epitel, menginduksi proliferasi sel epitel
atau papilloma), juga menyebabkan lesi mukokutaneus genital pria maupun
wanita. 2,4,7,8. Infeksi terjadi spesifik genus atau spesies dan partikel virus
nonenveloped, mempunyai simetri icosahedral encapsidate dengan genom
untai ganda sirkular yang berhubungan dengan histon seluler. Berbeda
dengan kelompok virus lainnya, tipe tidak berdasarkan perbedaan antigen
tetapi lebih ke homologi DNA. Berdasarkan kriteria Papillomavirus

5
Nomenclature Committee dinyatakan bahwa penetapan tipe, paling sedikit
memiliki 90% homologi kumpulan E6, E7 dan L1 ORF (Open Reading
Frame) DNA sekuens. Sekitar ratusan HPV dideteksi dengan PCR
(Polymerase Chain Reaction) dan sekitar 75 tipe genom secara molekuler
diklon dan disekuens secara lengkap. Lebih 30 tipe HPV menginfeksi traktus
genital. 8 HPV yang mempunyai risiko keganasan, terbagi menjadi risiko
rendah onkovirus yaitu HPV tipe 6, 11,42, 43, dan 44; risiko intermediate
onkovirus, yaitu HPV tipe 31, 33, 35, 51, 52 dan 58, sedangkan risiko tinggi
onkovirus adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.

2.4 Tanda Gejala


Tanda-tanda terserang HPV sering hanya ditunjukkan oleh tumbuhnya
kutil. Kutil yang tumbuh mungkin berwarna merah muda, putih, abu-abu
ataupun cokelat. Awalnya hanya berupa bintil-bintil kecil yang kemudian
bersatu membentuk kutil yang lebih besar. Semakin lama kutil dapat menjadi
semakin besar. Perumbuhan kutil akan semakin besar dan banyak jika
tumbuh di kulit lembab akibat kelembaban kulit kurang dijaga.
Kutil-kutil ini dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal sehingga
membuat tidak nyaman dan sering kali baru disadari keberadaannya saat
jumlahnya sudah bertambah banyak dan besar. Kutil dapat bertumbuh dengan
cepat segera setelah terinfeksi ataupun beberapa bulan bahkan beberapa tahun
setelah terinfeksi HPV, dan bahkan tidak pernah tumbuh sampai dinyatakan
kita terinfeksi HPV (atau sampai kita menyadari bahwa kita terinfeksi HPV).
2.4.1 Gejala Fisik yang Terlihat pada Wanita
 Kutil pada organ kelamin, dubur/anus atau pada permukaan vagina
 Pendarahan yang tidak normal
 Vagina menjadi gatal, panas atau sakit
2.4.2 Gejala Fisik yang Terlihat pada Pria
 Kutil pada penis, anus atau skrotum
 Kutil pada uretra (mungkin terjadi penurunan jumlah urin)

6
Oleh karenanya, untuk menjaga segala sesuatu yang tidak diinginkan
maka dianjurkan untuk rutin melakukan Pap Smear/tes Pap minimal setahun
sekali bagi wanita di atas usia 21 tahun. Umumnya dokter dapat menentukan
apakah kita mempunyai kutil kelamin dengan melihatnya. Kadang kala alat
yang disebut anoskop dipakai untuk memeriksa daerah dubur.

2.5 Patophysiology/ WOC


HPV merupakan kelompok virus DNA double-strand. Sekitar 30 jenis
HPV dapat menginfeksi traktus anogenital. Virus ini menyebabkan lokal
infeksi danmuncul sebagai lesi kondiloma papilomatous. Infeksi HPV
menular melaluiaktivitas seksual.
HPV yang berhubungan dengan traktus genital dibagi dalam kelompok
resiko rendah dan resiko tinggi yang didasarkan atas genotipe masing-masing.
Sebagian besar kondiloma genital diinfeksi oleh tipe HPV-6 atau HPV-11.
Sementara tipe 16, 18, 31, 33, 45, 51, 52, 56, 68, 89 merupakan resiko tinggi.
Papiloma virus bersifat epiteliotropik dan reflikasinya tergantung dari
adanya epitel skuamosa yang berdeferensisasi. DNA virus dapat ditemui pada
lapisan bawah epitel, namun struktur protein virus tidak ditemukan. Lapisan
basalsel yang terkena ditandai dengan batas yang jelas pada dermis. Lapisan
menjadi hiperplasia (akantosis), pars papilare pada dermis memanjang.
Gambaran hiperkeratosis tidak selalu ada, kecuali bila kutil telah ditemui
pada waktu yang lama atau pengobatan yang tidak berhasil, dimana stratum
korneum hanyamengandung 2 lapisan sel yang parakeratosis. Koibeytes
terpancar – pencar keluar dari lapisan terluar dari kutil genialia. Merupakan
sel skuamosa yang zona matureperinuclear yang luas dibatasi dari peripheral
sitoplasma. Intinya bisa diperluasdan hyperchromasi, 2 atau lebih nuclei / inti
bisa terlihat. Penelitian ultrastruktural menunjukkan adanya partikel-partikel
virus pada suatu bagian nuclei sel.Koilositosis muncul untuk menunjukkan
kembali suatu efek cytopathic spesifik dari HPV.
Papillomavirus menyerang epitel gepeng (daerah yang peka infeksi) pada
kulitdan mukosa → inokulasi virus pada sel basal → diferensiasi sel menjadi

7
selkeratinosit → kepekaan sel berubah→ memungkinkan virus berkembang
secaravegetatif sehingga infeksi menjadi produktif → perubahan
morfologi danhiperplasia akibat percepatan proliferasi dan terhambatnya
diferensiasi sel → sifat kelainan yang ada tetap jinak dan ditandai oleh batas
yang tegas dengan jaringannormal. Ada pula yang menjadi displastik dan
ditandai oleh atipi inti sel, mitosistak terkontrol dan perubahan kromosom.
Beberapa diantaranya berlanjut menjadikarsinoma dan ditandai oleh invasi sel
ke jaringan sekitarnya ataupun metastasejauh ke organ lain

8
2.6 Pathway

9
2.7 Pemeriksaan Penunjang
 Pap Smear Atau Papanicolaou Smear
Pemeriksaan kesehatan seperti pap smear atau Papanicolaou
smear bisa dilakukan, biasanya dokter akan mengambil contoh sel-sel
yang ada pada leher rahim melalui proses pengerikan dan kemudian
memeriksanya di laboratorium. Pemeriksaan tersebut dilakukan guna
mengetahui adanya infeksi, peradangan, atau kemunculan sel yang tidak
normal.
Pap smear dapat dikata telah mengurangi angka kematian pada
wanita akibat kanker serviks. Istilah medis untuk pap smear sendiri
sebenarnya diambil berdasarkan nama seorang dokter asal Yunani, yaitu
George N. Papanicolaou. Sebuah lembaga kanker di Amerika Serikat
menyarankan agar tes demikian dilakukan saat Anda berumur 18 tahun,
tepatnya kali pertama setelah melakukan hubungan seksual.
Organisasi Kesehatan Dunia juga mengatakan bahwa melakukan
tes sitologis (pemeriksaan sel tubuh) adalah cara yang paling efisien
dalam mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh HPV pada
umumnya. Namun jika metode pap smear tidak membuahkan hasil yang
diinginkan, ada pemeriksaan lanjutan berupa prosedur kolposkopi.
Prosedur medis ini dilakukan dengan bantuan alat dengan lensa
pembesar yang dirancang untuk mengamati bagian tubuh yang terinfeksi.
Metode ini dilakukan guna menentukan adanya luka atau lesi, bila ada
maka dilanjutkan dengan biopsy, dan pengobatan pun dimulai. Namun,
seraya berkembangnya teknologi modern, tes laboratorium jadi lebih
canggih dan proses dalam menemukan keberadaan HPV jadi lebih cepat.

 Tes Larutan Asam (Vinegar/Acetic Acid Solution Test)


HPV yang mudah dikenali ialah yang menyebabkan kutil kelamin
atau Genital wart, pada kasus ini jika gejala HPV tidak tampak seringkali
dilakukan Tes Larutan Asam (Vinegar/Acetic Acid Solution Test)

10
dengan meneteskan larutan cuka pada area yang dicurigai terinfeksi HPV,
jika positif terjangkit kulit akan berubah menjadi putih.
Beberapa kasus HPV juga menunjukan adanya luka pada mulut
dan rongga atas pada saluran pernapasan, lidah, amandel, laring dan
hidung. Kasus HPV tidak hanya mengakibatkan kanker serviks, beragam
kanker lainnya seperti: kanker anus, kanker mulut, dan saluran
pernapasan.

2.7 Penatalaksanaan
 Pengobatan HPV
1. Pengobatan yang di lakukan adalah dengan memberikan obat antivirus
oral bila tidak membuahkan hasil dapat di lanjutkan dengan bedah
listrik atau bedah beku. Di berikan juga obat-obatan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Apabila faktor pemberatnya adalah kelainan genetic yang membuat
daya tahan tubuhnya rendah maka penderita di berikan obat untuk
meningkatkan daya tahan tubuhnya selama seumur hidup.
 Pengobatan Kutil biasa
1. Obat yang mengandung asam salisilat atau glutaraldehida sering
cukup efektif, digunakan obat oles paling tidak selama 3 bulan,
sebelum pindah ke cara pengobatan lain.
2. Krioterapi dengan nitrogen cair digunakan pada kutil yang tidak
berhasil diobati dengan obat olesan dan bedah beku, atau laser dapat
digunakan untuk mengangkat kutil yang membandel atau tampak
buruk, atau kutil di daerah genital atau esofagus.
3. Dengan cara sederhana berupa benang katun yang dililitkan sekitar
ujung lidi sebesar tangkai jeruk, kemudian alat ini dimasukan de
dalam nitrogen cair dan kemudian di tutulkan pada kutil sampai kutil
dan alat sekitar yang mengelilingnya membeku. Atau dengan
menggunakan semprotan nitrogen cair.

11
4. Kutil yang multiple biasanya memerlukan lebih dari sekali tindakan,
dengan jarak optimum antara 2 – 3 minggu.
5. Kutil akan menghilang sendiri setelah sistem imun terangsang untuk
mengenalinya. Hal ini biasanya terjadi setelah vaskularisasi atau
perdarahan kutil.

12
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan Keperawatan Dengan Human Papillomavirus


3.1.1 Pengkajian
a. Identitas pasien : Nama, jenis kelamin, Tempat tanggal lahir, umur,
pekerjaan, pendidikan, alamat.
b. Keluhan Utama Merupakan alasan utama pasien untuk datang dan
apa-apa saja yang keluhan dirasakan.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
d. Riwayat Penyakit Dahulu
e. Riwayat Penyakit Keluarga
f. Riwayat Perjalanan penyakit
g. Faktor psikologis
h. Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas/ istirahat seperti penurunan kekuatan, keterbatasan
rentang gerak, gangguan masa otot, perubahan tonus.
2. Sirkulasi
3. Integritas ego : Masalah tentang keluarga, pekerjaan,
keuangan, kecacatan, ansietas, menangis, menyangkal, menarik
diri, marah
4. Neurosensori
5. Nyeri/ ketidaknyamanan
6. Pernafasan
7. Pemeriksaan genetalia
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan
reproduksi pasien selama pasien menderita penyakit ini. Pada
pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari rasa nyeri
yang selalu dirasakan pada saat melakukan hubungan seksual
(dispareuni) serta adanya perdarahan setelah berhubungan.Serta
keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari vagina.

13
 Genitalia Eksterna dan Rambut Pubis
Pada genitalia eksterna pemeriksa dapat melakukan penilaian
antara mons veneris untuk melihat adanya lesi atau
pembengkakan.Rambut pubis untuk melihat polanya. Kulit vulva untuk
melihat adanya kemerahan, ekskoriasi, massa, leukoplakia, dan
pigmentasi. Jika menemukan kelainan harus dilanjutkan dengan palpasi.
 Labia Mayor dan Minor
Sampaikan kepada pasien bahwa anda akan membuka labia,
dengan tangan kanan, labia mayor dan minor dibuka terpisah oleh ibu jari
dan jari telunjuk tangan kanan. Periksalah introitus vagina. Catat setiap
lesi peradangan, ulserasi, secret parut, kutil, trauma, bengkak, perubahan
atropik ataupun massa.
 Klitoris
Diperiksa untuk melihat ukuran dan adanya lesi. Ukuran normal 3-
4 mm
 Meatus Uretra
Lihat apakah ada pus atau peradangan
 Kelenjar Bartholini
Sampaikan kepada pasien bahwa akan melakukan pemeriksaan
palpasi kelenjar bartholin di labia. Palpasi daerah kelenjar kanan pada
posisi jam 7-8 dengan memegang bagian posterior labia kanan diantara jari
telunjuk kanan di dalam vagina dan ibu jari kanan di luar. Perhatikan
adanya keluhan nyeri tekan, bengkak, atau pus. Pakailah tangan kiri untuk
memeriksa daerah kelenjar kiri pada posisi jam 4-5.
 Perineum
Perineum dan anus diperiksa untuk melihat adanya massa, parut,
fisura atau fistel , dan warna. Periksa pula anus untuk melihat adanya
hemorrhoid, iritasi dan fissure.
 Relaksasi Pelvis
Dengan labia terpisah lebar minta pasien untuk mengejan atau
batuk. Jika ada relaksasi vagina, mungkin akan terlihat penggembungan

14
dinding anterior (sistokel) atau posterior (rektokel). Jika ada inkontenesia
stress. Batuk atau mengejan akan menyebabkan menyemprotnya urin dari
uretra
8. Pemeriksaan lab
 Biopsy : dilakukan untuk diagnosis dan menggambarkan pengobatan,
Biopsi memerlukan prosedur diagnostik yang penting sekalipun sitologi
apusan serviks menunjukkan karsinoma. Spesimen diambil dari daerah
tumor yang berbatasan dengan jaringan normal. Jaringan yang diambil
diawetkan dengan formalin selanjutnya diproses melalui beberapa
tahapan hingga jaringan menjadi sediaan yang siap untuk diperiksa
secara mikroskopis(Aziz, M.F., 2002)
 Hitung darah lengkap
 Pap smear

3.1.2 Diagnosis Keperawatan


1) Kerusakan integritas kulit b.d trauma, kerusakan permukaan kulit
karena destruksi lapisan kulit (parsial)
2) Gangguan citra tubuh b.d proses penyakit, kecacatan
3) Ansietas b.d krisis situasi (koping tidak adekuat, kecacatan)
4) Defisit pengetahuan b.d Kurang pengetahuan tentang kondisinya
5) Resiko infeksi b.d penyebaran proses infeksi virus

15
3.1.3 Perencanaan
NO Diagnosa NOC NIC Rasional
Kerusakan 1. Tissue integrity : 1. Mandikan dengan 1. Mempertahankan
integritas kulit skin and mucous air hangat dan sabun kebersihan tanpa
b.d trauma, membranes ringan mengiritasi kulit
kerusakan 2. Hemodyalis akses
permukaan 2. Dorong pasien untuk 2. Membantu
kulit karena Kriteria hasil : menghindari mencegah friksi/
destruksi 1. Intregitas kulit yang menggaruk kulit trauma kulit
lapisan kulit baik bisa
(parsial) diprtahankan 3. Balikan/ ubah posisi 3. Meningkatkan
(sensasi, elastisitas, dengan sering sirkulasi dan
temperatur, hidrasi, mencegah
pigmentasi) tekanan pada
2. Tidak ada luka/lesi kulit
pada kulit
1.
3. Perfusi jaringan 4. Anjurkan klien 4. Dapat
baik untuk menghindari meningkatkan
4. Menunjukkan krim kulit apapun iritasi
pemahaman dalam tanpa resep dokter
proses perbaikan
kulit dan mencegah 5. Terlalu lembab 5. Berikan
terjadinya cedera merusak dan perawatan kulit
berulang mempercepat sering,
5. Mampu melindungi kerusakan kulit meminimalkan
kulit dan dengan
mempertahankan kelembaban
kelembaban kulit
dan perawatan
alami
2. Gangguan citra 1. Body image 1. Berikan penguatan 1. Kata-kata
tubuh b.d 2. Self esteem positif terhadap penguatan dapat
proses klien mendukung
penyakit, Kriteria hasil : terjadinya
kecacatan 1. Body image positif perilaku koping
2. Mampu positif
mengidentifikasi
kekuatan personal 2. Bantu dengan 2. Mempertahankan
3. Mendiskripsikan kebutuhan penampilan yang
secara faktual perawatan yang dapat

16
perubahan fungsi diperlukan meningkatkan
tubuh citra diri
3. Diskusikan persepsi
pasien mengenai 3. Isyarat verbal/
bagaimana orang non verbal orang
terdekat menerima terdekat dapat
keterbatasan mempunyai
pengaruh mayor
bagaimana pasien
memandang diri
sendiri

4. Kaji makna 4. Mengidentifikasi


kehilangan pada bagaimana
pasien penyakit
mempengaruhi
persepsi diri dan
interaksi dengan
orang lain

5. Terima dan akui 5. Penerimaan


ekspresi frustasi perasaan sebagai
respon normal
terhadap apa
yang terjadi
membantu
perbaikan

6. Catat factor budaya 6. Harapan budaya


yang mempengaruhi sesuai pria/wanita
perubahan peran pada peran sakit
dapat
menentukan
bagaimana pasien
atau orang
terdekat bereaksi
terhadap dan
menerima
perubahan
3. Ansietas b.d 1. Anxiety self-control 1. Dorong pasien untuk 1. Memberikan

17
krisis situasi 2. Anxiety level mengungkapkan kesempatan
(koping tidak Kriteria hasil : pikiran dan perasaan untuk memeriksa
adekuat, 1. Klien mampu rasa takut realistis
kecacatan) mengidentifikasi dan kesalahan
dan konsep
mengungkapkan menentang
gejala cemas diagnosa
2. Mengidentifikasi,
mengungkapkan 2. Berikan lingkungan 2. Membantu klien
dan menunjukkan terbuka dimana untuk merasa
tekhnik untuk pasien merasa aman diterima pada
mengontrol cemas untuk kondisi tanpa
3. Vital sign dalm mendiskusikan perasaan
batas normal perasaan dihakimi
4. Postur tubuh,
ekspresi wajah, 3. Identifikasi dan 3. Berbagi
bahasa tubuh dan ketahui persepsi informasi
tingkat aktivitas pasien terhadap membentuk
menunjukkan ancaman/ situasi dukungan dan
berkurangnya dapat
kecemasan menghilangkan
ketegangan

4. Dorong pasien untuk 4. Memberikan


mengkomunikasikan kesempatan pada
dengan seseorang pasien untuk
tentang masalah mencakup
yang dialami informasi dan
mengasumsi
control

5. Berikan penguatan 5. Penting untuk


penjelasan factor pembuatan
resiko rencana instruksi
individu

6. Kaji tingkat 6. Agar tidak lupa


pengetahuan klien dan meningkat
terhadap penyakit pemahaman
pasien

18
7. Memberikan 7. Informasi
informasi dalam memberikan
bentuk tulisan bagi dasar untuk
pasien/ keluarga identifikasi
perawatan
individual
Defisit 1. Knowledge : 1. Jelaskan rasional 1. Dapat
pengetahuan disease process pengobatan, dosis, meningkatkan
b.d kurang 2. Knowledge : dan efek samping kerja sama
dengan terapi
pengetahuan health behavior pengobatan
obat
tentang
kondisinya Kriteria hasil : 2. Berikan 2. Menurunkan
1. Pasien dan informasinyang jelas ansietas dan
keluarga dan akurat dalam dapat
menyatakan cara yang nyata menimbulkan
pemahaman perbaikan
tentang penyakit, partisipasi pada
kondisi, prognosis, rencana
pengobatan
dan program
pengobatan 3. Berikan penjelaskan 3. Membantu
2. Pasien dan proses penyakit penilaian
4. keluarga mampu individu diagnose
melaksanakan penyakit,
prosedur yang memberikan
dijelaskan secara informasi yang
diperlukan
benar
selama
3. Pasien dan pengonbatan
keluarga mampu
menjelaskan 4. Berikan kembali 4. Membantu dalam
kembali apa yang informasi yang menciptakan
dijelaskan harapan yang
berhubungan dengan
perawat/tim realistis dan
proses trauma dan meningkat kan
kesehatan lainnya pengaruh pemahaman pada
sesudahnya keadaan saat ini
dan
kebutuhannya

19
3.1.4 Implementasi
Implementasi (Pelaksaan Intervensi) adalah melaksanakan tindakan
keperawatan yang disesuaikan dengan rencanatindakan keperawatan yang
telah disusun.

3.1.5 Evaluasi
1. Klien memahami tentang penyakitnya, dan tingkat kecemasan klien
akan berkurang.
2. Klein merasa tenang karena masih ada pihak yang membantu untuk
menyembuhkan penyakitnya
3. Setelah di lakukan operasi kutil akan hilang, akan tetapi tidak 100%
penyakit itu akan sembuh total. Kemungkinan untuk timbul lagi kutil
tersebut masih ada.
4. Walaupun sudah di lakukan operasi, pengobatan akan di lakukan
secara rawat jalan, karena untuk melihat perkembangan dari penyakit
tersebut.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Human papillomavirus (HPV) adalah virus deoxyribonucleic acid (DNA)
untaian ganda yang menular secara seksual dan menginfeksi permukaan kulit
dan mukosa epitel.
Virus masih bisa menyebar walaupun orang yang membawa virus tidak
memiliki gejala atau tidak merasa sakit apapun.
Tanda-tanda terserang HPV sering hanya ditunjukkan oleh tumbuhnya
kutil. Perumbuhan kutil akan semakin besar dan banyak jika tumbuh di kulit
lembab akibat kelembaban kulit kurang dijaga.
Pemeriksaan kesehatan seperti pap smear atau Papanicolaou smear,
Biopsy, hitung darah lengkap, Tes Larutan Asam (Vinegar/Acetic Acid
Solution Test)

4.2 SARAN
Diharapkan mahasiswi agar berhati-hati dengan pergaulan bebas yang
berkelanjutan dengan seks bebas. Pencegahan penyakit yang disebabkan oleh
HPV ialah melalui pengendalian yang meliputi pemeriksaan serologis dan
pengobatan penderita. Dan peran kita sebagai tenaga medis dapat
meningkatkan pengetahuan keterampilan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, selain itu meningkatkan perhatiannya untuk melindungi diri
sendiri dan pasiennya kelak, sehingga angka kesakitan akibat HPV dapat
menurun.

21
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Huda Amin., Kusuma Hardi.2015.ASUHAN KEPERAWATAN


BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS DAN NANDA NIC-
NOC.Jogjakarta.Mediaction

Prayitno, Sunyoto. 2014.Buku Lengkap Kesehatan Organ Reproduksi


W a n i t a.Jogjakarta.Saufa

Setiawati, Dewi.2014.Human Papilloma Virus Dan Kanker Serviks.Public Health


Science Journal.VOLUME VI, NO.2.450-459

Behrman, Kliegman, & Arvin.2012.NELSON TEXTBOOK OF


PEDIATRICS.Jakarta.EGC

22

Anda mungkin juga menyukai