(STIKes PERTAMEDIKA)
Adinda Malicha Putri 21120003/AKT X/2020
Program Profesi S1 Keperawatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE
A. Definisi
Menurut Wagiyo & Putrono (2016) Ante Natal Care (ANC) adalah suatu
pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil,
misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses
persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai
orangtua.
Ante Natal Care (ANC) ialah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman
dan memuaskan (Walyani, 2015).
Antenatal care(ANC) merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur
dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas
(Wignjosastro,2012).
B. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan (ANC/AntenatalCare)
Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan RI (2010)
adalah :
1. TujuanUmum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal
yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat,
bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
2. TujuanKhusus
a. Meminimalkan “missed opportunity” pada ibu hamil dengan
menyediakan pelayanan antenatal yang terpadu, komprehensif, serta
berkualitas.
b. Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,
c. Konseling kb dan pemberian asi
d. Mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit yang diderita
ibu hamil serta dapat melakukan intervensi yang tepat tehadap
kelainan atau penyakit sedini mungkin pada ibu hamil sehingga
dapat melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada.
e. Sebagai ajang promosi kesehatan dan pendidikan tentang kehamilan,
persalinan, dan persiapan menjadi orang tua (simpson &creehan,
2008 dalam novita, 2011).
C. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care
Menurut Walyani (2015) jadwal pemeriksaan ANC adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Pemeriksaan ulang
a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6-7 bulan
b. Seetiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan
c. Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalinan.
D. Standar Asuhan Pelayanan PemeriksaanKehamilan/ANC
1. Ukur Tinggi Badan dan Timbang Berat Badan
Tinggi badan untuk mengetahui Bila tinggi badan < 145 cm, maka
factor risko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara
normal (Prawirohardjo,2013).
Berat badan Untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu selama hamil.
Semakin besar kehamilan janin yang dikandung ibu seharusnya juga
semakin tumbuh dan berkembang secara normal tanpa hambatan
dengan demikian berat badan ibu akan bertambah dari sebelumya.
(Prawirohardjo, 2011).
Peningkatan berat badan ibu hamil tiap trimester :
a. Trimester I : kenaikan berat badan 0,7-1,4 kg
b. Trimester II : kenaikan berat badan antara 0,3-0,4 kg/hari
c. Trimester ke III : kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari 0,5
kg/minggu.(Husni,2014).
Kenaikan rata-rata berat badan normal ibu hamil yaitu 6,5-16 kg.
(Prawirohardjo, 2010).
Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks
Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah
hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri
untuk menghitung IMT anda yakni (Prawihardjo, 2013).
Rendah
< 19,8 12,5 – 18
(Underweight)
Normal
19,8 – 26 11,5 – 16
(Normoweight)
Tinggi
26-29 7 – 11,5
(Overweight)
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli 16 – 20,5
Sumber :(Prawirahardjo,2010)
E. Klasifikasi
Menurut Yuni Kusmiyati,dkk (2010) menyatakan, usia kehamilan dibagi
menjadi:
1. Kehamilan Triwulan I: 0- 12 minggu
2. Kehamilan Triwulan II: 12- 28 minggu
3. Kehamilan Triwulan III: 28-40 minggu
f) Goodell Sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita
merasa ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada
perabaan selunak bibir atau ujung bawah daun.
20 5 bulan
23 6 bulan
26 7 bulan
30 8 bulan
33 9 bulan
Sumber: Wirakusumah dkk (2012)
½ simfisis-pusat 16 minggu
2/3 diatas simfisis atau 3 jari dibawah pusat 20 minggu
Sumber : (Walyani,2015)
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin.
6. Pemberian imunisasi TT
Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus
neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerah
merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikkan. Ini
akan sembuh tanpa pengobatan.
Selang Waktu
Imunisasi TT Minimal Pemberian Lama Perlindungan
Imunisasi
TT 1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 25 tahun/ seumur hidup
8. Tes Laboratorium
h. Sistem Muskuloskletal
Sendi pelvik pada kehamilan sedikit bergerak. Perubahan tubuh secara
bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan
cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi
abdomen yang membuat panggul miring ke depan, penurunan tonus
otot dan peningkatan beban berat badan pada akhir kehamilan
membutuhkan penyesuaian ulang. Pusat gravitasi wanita bergeser ke
depan.
i. Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan, jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar
antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan
masa nifas berkisar 14000-16000. Penyebab peningkatan ini belum
diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah
melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga akan mengalami
perubahan. Terutama trimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah
granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit.
j. Sistem integument
Kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan
paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum. Multipara, selain
striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis berwarna perak
berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Kebanyakan
perempuan kulit digaris pertengahan perut akan berubah menjadi hitam
kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang muncul
dalam ukuran yang variasi pada wajah dan leher yang disebut dengan
chloasma atau melasma gravidarum, selain itu pada areola dan daerah
genetalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi
yang berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan.
k. Sistem Metabolisme
Wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi. BMR meningkat
hingga 15-20% yang umumnya terjadi pada triwulan terakhir. Akan
tetapi pula dibutuhkan dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan kalori
dalam pekerjaan seharihari. BMR kembali setelah hari ke-5 atau ke-6
pasca partum. Peningkatan BMR mencerminkan kebutuhan oksigen
pada janin, plasenta, uterus serta peningkatan konsumsi oksigen akibat
peningkatan kerja jantung ibu. Kehamilan tahap awal banyak wanita
mengeluh merasa lemah dan letih setelah melakukan aktifitas ringan.
Terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang
mendasar, dimana kebutuhan nutrisi semakin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan memberikan ASI.
f) Kram Perut
J. PATHWAY
Konsepsi fertilitas Implantasi
Ansietas
Embriogenesis
Khawatir
Maturasi Janin akan kehamilan
Mudah lelah
Uterus
membesar
Terbentuk striae Penurunan tonus otot GI Asam lambung Keletihan
gravidarum Menekan
Peristaltik usus Nausea vesika urinaria
Gangguan
citra tubuh Peningkatan
Disfungsi motilitas GI frekuensi BAK
Konstipasi
Gg. Eliminasi urin
TRIMESTER II
Inotropik Sekresi aldosteron Vaskularisasi Estrogen Progesterone BB janin Desakan uterus Proses adaptasi
meningkat serviks & meningkat meningkat meningkat ke
Hiperpegmintasi vagina diafragma Persiapan anggota
Retensi H2O & Na+ Kulit meregang Saliva & asam Postur tubuh baru dlam
Perub.body image volume plasma Sensitifitas serviks lambung berubah Ekspansi paru keluarga
meningkat meningkat Striae gravidarum meningkat tidak
Perub.cardiac output Lordosis maksimal Ansietas
TD meningkat Rangsang seksual Perub.body Peristaltic menurun berlebihan Perub.peran
Resiko cidera janin & image Gangguan
maternal Sakit kepala Perub.pola Pengosongan Nyeri pola nafas
seksual lambung lambat
Nyeri
Kembung, mual,
muntah
Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
TRIMESTER III
1. Perdarahan
2. Pre-eklampsia/eklampsia
3. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4. Hidramnion
5. Ketuban Pecah Dini
Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
1. Penyakit Jantung
2. Tuberculosis
3. Anemia
4. Malaria
Komplikasi yang tidak berhubungan dengan obstetrik komplikasi
akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).
a. Pengkajian
1. Anamnesa
a) Ciptakan hubungan terapeutik perawat dan klien
b) Ada Planing terlebih dahulu
c) Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan
data, interpretasi pasien terhadap status kesehatan ( data
Subyektif), hasil observasi perawat.
N: N:
5. Anjurkan pasien diet 5. Untuk meningkatkan
tinggi serat motilitas usus
6. Berikan enema atau 6. Merangsang peristaltic
irigasi fekal bila perlu usus dan defekasi untuk
mengatasi konstipasi
E: E:
7. Jelaskan etiologi masalah 7. Agar pasien mengatahui
dan alasan tindakan penyebab dari konstipasi
8. Latih buang air besar 8. Agar pasien tidak
secara teratur mengalami konstipasi
kembali
9. Ajarkan cara mengatasi 9. Agar pasien terlatih dalam
konstipasi/impaksi mengatasi konstipasi yang
di alami
10. Anjurkan peningkatan 10. Untuk meningkatkan
asupan cairan peristaltic usus
C: C:
11. Kolaborasikan obat 11. Untuk melunakkan feses
pencahar, jika perlu pasien
5. Ansietas berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan O: O:
krisis situasional (kehamilan) keperawatan diharapkan 7. Identifikasi tanda dan 1. Untuk mengetahui
ansietas pasien dapat teratasi gejala retensi atau keparahan ansietas
dengan kriteria hasil : inkontinensia urine yang dimiliki klien
1. Verbalisasi 8. Identifikasi factor yang 2. Untuk menilai
kebingungan menyebabkan retensi atau kemampuan mengambil
menurun inkontinensia urine keputusan klien
2. Verbalisasi 9. Monitor eliminasi urine 3. Untuk mengontrol
kekhawatiran akibat tanda-tanda ansietas
kondisi yang dihadapi N:
menurun 10. Catat waktu dan keluaran N:
3. Perilaku gelisah berkemih klien 4. Untuk meningkatkan
menurun 11. Ambil sampel urine rasa percaya pasien
4. Perilaku tegang tengah atau kultur pada perawat
menurun E:
12. Ajarkan terapi modalitas 5. Agar pasien merasa
penguatan otot-otot tidak kesepian dan
panggul atau perkemihan kecemasan pasien
C:- berkurang
6. Untuk mencegah
ansietas lebih parah lagi
7. Untuk mempersiapkan
pasien menghadapi
peristiwa yang akan
dating
E:
8. Agar pasien tidak
merasa kesepian dan
ansietas berkurang
9. Agar pasien dapat
terbuka akan masalah
yang dihadapi
10. Untuk mengurangi
ketegangan
11. Untuk membuat klien
merasa tenang
6. Keletihan berhubungan Setelah diberikan asuhan O: O:
dengan kondisi fisiologis keperawatan diharapkan 1. Identifikasi gangguan fungsi 1. Untuk mengetahui bagian
(kehamilan) keletihan dapat teratasi tubuh yang mengakibatkan tubuh pasien yang
dengan kriteria hasil: kelelahan. bermasalah dan berdampak
1. Verbalisasi kepulihan 2. Monitor kelelahan fisik dan pada kelelahan.
energi meningkat. emosional. 2. Untuk mengontrol
2. Tenaga meningkat. 3. Monitor pola dan jam tidur. kelelahan fisik dan
3. Kemampuan melakukan 4. Monitor lokasi dan emosional pada ibu hamil.
aktivitas rutin meningkat. ketidaknyamanan selama 3. Untuk mengatasi masalah
4. Verbalisasi lelah melakukan aktivitas. gangguan pola tidur.
menurun. 4. Untuk menghindari faktor
N:
5. Lesu menurun. pemberat kelelahan.
5. Sediakan lingkungan nyaman
dan rendah stimulus.
6. Berikan aktivitas distraksi N:
yang menenangkan. 5. Untuk memberikan rasa
tenang pada ibu hamil.
E:
6. Untuk mengurangi
7. Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap. kelelahan pada ibu hamil.
8. Anjurkan menghubungi
E:
perawat jika tanda dan gejala
7. Untuk membiasakan ibu
kelelahan tidak berkurang.
dalam melakukan aktivitas
9. Ajarkan strategi koping untuk
tanpa kelelahan secara
mengurangi kelelahan.
bertahap.
C: 8. Agar perawat mampu
10. Kolaborasi dengan ahli gizi melakukan pengkajian
tentang cara meningkatkan ulang jika terjadi
asupan makanan. keabnormalan.
9. Untuk meminimalisir
kelelahan.
C:
10. Untuk memenuhi
kebutuhan energi ibu hamil.